Anda di halaman 1dari 2

KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI

AKUNTANSI
FASB menyatakan bahwa relevan dan reliability merupakan dua sifat utama yang membuat
informasi akuntansi berguna bagi pengambilan keputusan. Relevan didefinisikan sebagai
kapasitas dari informasi agar terdapat perbedaan dalam membuat sebuah pilihan oleh
pengguna, dan reliability didefinisikan sebagai sifat yang memberikan jaminan atau kepastian
bahwa informasi tersebut wajar/layak, bebas dari kesalahan dan bias kepentingan, serta
menggambarkan inti/pokok.

 Kegunaan dari informasi untuk pengambilan keputusan:

1. Relevan

Untuk dikatakan relevan, informasi harus berhubungan secara logis terhadap


keputusan yang diberikan. Informasi relevan terhadap keputusan apabila informasi
tersebut dapat mereduksi ketidakpastian mengenai variabel-variabel dalam proses
pengambilan keputusan. Materialitas terutama berhubungan dengan relevan. Apabila
sebuah hal tidak materiil, maka hal tersebut tidak relevan.

- Predictive Value (Nilai untuk memprediksi/peramalan)

- Feedback Value (Nilai Umpan Balik)

- Timeliness (Ketepatan Waktu)

Apabila informasi tidak tersedia pada saat keputusan perlu dibuat, maka hal ini
mengurangi relevansi. Timeliness adalah memperoleh informasi untuk
pengambilan keputusan sebelum informasi ini kehilangan kapasitasnya untuk
mempengaruhi keputusan.

2. Reliability

- Verifiability (Dapat Diuji)

- Neutrality (Tidak memihak kepentingan pihak tertentu)

- Representation Faithfulness (menggambarkan hal yang sebenarnya)

3. Ciri yang kedua adalah dapat dibandingkan dan konsisten yang saling mempengaruhi
dengan relevansi dan reliability.

4. Biaya, manfaat, dan materialitas terbatas pada kegunaan dari informasi. FASB
mendefinisikan materialitas sebagai berikut: “besarnya suatu kelalaian atau salah saji
informasi akuntansi yang membuat adanya kemungkinan pendapat dari orang yang
mengandalkan informasi, akan berubah atau dipengaruhi oleh kelalaian atau salah saji
tersebut”

 Studi Empiris

Sejumlah studi empiris mengenai materialitas telah dilakukan. Studi-studi tersebut dapat
diklasifikasikan berdasarkan yang fokus pada penyusun pelaporan keuangan maupun auditor,
serta yang berkonsentrasi pada pengguna pelaporan keuangan. Investigasi awal jenis yang
pertama kali dilakukan oleh Woolsey. Dia menggunakan kuesioner yang terdiri dari 10
kondisi dimana keputusan mengenai materialitas dibuat. Mayoritas respondennya adalah
CPAs, controllers, dan para akuntan profesional. Kasus yang diteliti adalah melibatkan
kerugian dari gempa bumi. Woolsey menemukan bahwa keputusan materialitas didasarkan
pada rasio jumlah kerugian terhadap pendapatan tahun berjalan. Ia menyarankan bahwa
kisaran 5-15% dari pendapatan sebelum pajak digunakan untuk pengukuran materialitas
dimana item pendapatan dalam kisaran tersebut dapat dianggap material/immaterial. Jumlah
di bawah batas tersebut dianggap immateriil, sedangkan jumlah di atas batas tersebut
dianggap materiil.

Studi lain yang dipusatkan pada kesalahan perhitungan Harga Pokok Produksi, Woolsey
menemukan bahwa 65% dari 176 responden mendasarkan keputusan penilaian materialitas
mereka pada rasio kesalahan terhadap pendapatan sebelum pajak.

 KRITERIA UMUM KUANTITATIF

Di Australia, kriteria kuantitatif khusus untuk menentukan materialitas dari sebuah


informasi telah ditetapkan sebagai berikut:

1. Jumlah lebih dari atau sama dengan 10% dari jumlah keseluruhan yang dijadikan
dasar, dianggap materiil kecuali ada bukti yang bertentangan.

2. Jumlah kurang dari atau sama dengan 5% dari jumlah keseluruhan yang dijadikan
dasar, dianggap immateriil kecuali ada bukti yang bertentangan.

3. Tingkat materialitas dengan jumlah yang berada di antara 5% dan 10% dari jumlah
keseluruhan yang dijadikan dasar merupakan masalah penilaian, bergantung pada
keadaan atau kondisi.

Anda mungkin juga menyukai