Ketika Amirul Mukminin menyatakan maksud untuk memerangi kaum Khariji, kepadanya
dikatakan bahwa mereka telah menyeberangi sungai. Maka ia pun berkata:
Tempat jatuhnya mereka adalah di sisi sungai itu. Demi Allah, bahkan tak sampai
sepuluh dari mereka yang akan luput dari kematian, sementara di pihak Anda bahkan
tak sampai sepuluh orang yang akan terbunuh.[1]
Sayid Radhi berkata: Dalam Khotbah ini nutfah mengandung arti Sungai Efrat; bagi
air, ini adalah ungkapan yang paling bagus walaupun airnya banyak. �
[1] Ramalan ini tak dapat dikatakan sebagai hasil kecerdasan dan pandangan jauh,
karena mata yang berpandangan jauh mungkin meramalkan kemenangan atau kekalahan
dan memperkirakan hasil peperangan, tetapi mengatakan tentang jumlah yang tepat
dari orang-orang yang terbunuh pada masing-masing pihak terletak di luar kemampuan
mereka. Ini hanya dapat dilakukan oleh orang yang dapat mengungkapkan tabir masa
depan yang gaib dan melihat pemandangan yang akan datang dengan matanya dan
melihat sketsa-sketsa yang masih akan muncul pada lembaran masa depan dengan
pertolongan mata pengetahuan yang dimilikinya sebagai imam. Sesuai dengan itu,
peristiwa terjadi tepat sebagaimana telah dikatakan ahli waris pengetahuan Nabi
ini, dan dari kalangan Khariji, selain sembilan orang, semuanya tewas. Dua di
antara mereka melarikan diri ke 'Oman, dua ke Sajistan, dua ke Kirman, dan dua ke
al-Jazirah, sementara seorang lari ke Tall Mauzan. Hanya delapan orang dari pihak
Amirul Mukminin yang gugur.