Anda di halaman 1dari 10

BAHASA INDONESIA II

 KALIMAT EFEKTIF
 TEKNIK
PENULISAN
ILMIAH
 PENULISAN
KREATIF
KALIMAT EFEKTIF
 Menggunakan ejaan, pilihan kata baku
 Struktur frasa/ kalimat baku

 Struktur aktif-pasif yang tepat

 Struktur kalimat yang lengkap

 Menggunakan kata penghubung yang tepat

 Tidak mengandung kontaminasi/ ketaksaan kalimat

 Kata-kata yang boros/ mubazir


Pemakaian Kata-Kata Mubazir
 Agar supaya, lalu kemudian, sangat…sekali, hanya…
saja, demi untuk, seperti misalnya, contohnya seperti,
merupakan contoh kata-kata yang boros.
 Rincian yang sudah didahului dengan kata seperti,
misalnya, contohnya, umpamanya, dan antara lain,
tidak perlu lagi diakhiri dengan ungkapan dan lain-
lain, dan sebagainya, atau dan seterusnya.
 banyak kaset-kaset, para, daftar, aneka, penduduk,
Contoh Aktif-Pasif
 Dalam pertemuan itu memutuskan Arif
diangkat menjadi ketua ikatan alumni
program D-3 Bahasa Arab.
 Dalam pertemuan itu Arief diputuskan
menjadi……
 Pertemuan itu memutuskan Arief
sebagai…
KATA HUBUNG YANG TEPAT
 KATA HUBUNG ANTARKALIMAT
 Walaupun demikian, meskipun demikian,
jadi,oleh karena itu,namun, akan tetapi,
selanjutnya,
 KATA HUBUNG INTRAKALIMAT
 dan, sedangkan, tetapi, jika, atau, karena,
maka , dari, untuk,
PENGGUNAAN KATA DEPAN YANG
TIDAK TEPAT
 Dari hasil penelitian di laboratorium
membuktikan bahwa virus ini tidak
berbahaya. (Salah)
 Hasil penelitian di laboratorium
membuktikan bahwa….
 Dari hasil penelitian di laboratorium
terbukti bahwa….
BAKU DAN TIDAK BAKU
 Karna, tapi, Al-Quran,-nya buku nya,
PARAGRAF DESKRIPSI

 1. Identifikasi
 Paragraf yang berisi keterangan atau penjelasan tentang suatu
objek secara apa adanya.
 2. Tujuan
 Menghadirkan objek yang terdeskripsi sehingga pem­baca seakan-
akan dapat melihat, mendengar, mencium, mencecap, atau
merasakan sendiri apa yang terdeskripsi di dalam paragraf itu.
 3. Teknik Penyusunan
 Menyusun paragraf dengan menyebutkan unsur-unsur atau bagian-
bagian objek secara mendetail sesuai dengan urutan yang
mengesankan (kronologis).
 Menyusun paragraf dengan menyebutkan unsur-unsur atau bagian-
bagian objek secara mendetail dari bagi­an yang kurang penting
sampai ke bagian yang terpenting (klimaks).
Jenis Paragraf

 Deskripsi ekspositoris
 Paragraf deskripsi yang bertujuan untuk memberi­kan
keterangan selengkap-lengkapnya dan meng­u­paya­kan agar
pembaca dapat melihat atau me­rasa­­kan objek yang dides­krip­
si­kan. Perhatikan contoh berikut.
 Begitu masuk ke kamarnya, segera hidungku di­sambut
dengan bau yang tak sedap. Di depan mataku ter­pampang
situasi kamar yang belum pernah kuimpikan untuk kutemui.
Di sudut kamar bertumpukan buku, kertas-kertas, dos-dos tak
ter­pakai, dan tebaran buntalan tas-tas plastik. Di sebelahnya
berserakan beberapa pasang sepatu yang hampir tak kukenali
lagi warna aslinya di­selimuti be­berapa kaos kaki bolong yang
dikerumuni lalat. Di belakang pintu bergantungan kaos dan
baju lusuh yang entah berapa tahun tidak terkena sabun
cuci ...
Deskripsi impresionistis

 Paragraf deskripsi yang bertujuan untuk men­dapat­kan tanggapan


emosional pembaca.

Dari Pasuruan, Jawa Timur, atraksi Inul terus melaju di blantika
musik dangdut nasional sepesat meteor di langit gelap. Goyang
‘ngebor’nya yang aduhai membuat banyak ‘diva dangdut’ merasa
ter­ancam kedudukannya. Se­bagian artis memandang atraksi
panggungnya sebagai tindakan pelecehan terhadap dunia dangdut,
sementara sebagian lagi memandangnya sebagai inovasi dan per­
kembangan mutakhir dunia dangdut. Secara sosiologis dangdut
kopling, koplo dicampur tarling, yang diper­tun­jukkan Inul bukanlah
hal baru dalam perdang­dut­an. Musik dangdut yang sejak awal
perkembangannya identik dengan masyarakat kelas bawah seolah-
olah senantiasa dibayang-bayangi oleh atrak­si panggung yang
mengarah kepada kevulgaran. Bukankah artis-artis dangdut yang
kini telah merasa senior, pada taraf tertentu, dahulu juga
menempuh jalan yang sama seperti yang dilakukan Inul?

Anda mungkin juga menyukai