Anda di halaman 1dari 3

Sejarah “Hari Statistik” mempertajam cara pandang, memperluas

Oleh Suwandhi, AIS-5 wawasan serta menanamkan budaya kerja


yang paripurna.
Latar Belakang Hal-hal tersebut tentunya sangat
Dewasa ini dengan segala upaya BPS diharapkan agar mampu memacu gairah
telah melakukan penyebaran-luasan dan menuju kesatuan tekad dalam menyajikan
pemasyarakatan statistik secara terus statistik yang andal, lengkap, tepat, akurat
menerus melalui penerangan langsung pada dan terpercaya.
setiap menjelang kegiatan lapang sensus/
survei dan penyebaran publikasi BPS secara Sejarah Kegiatan Statistik
lebih popular yang berorientasi kepada Pada masa pemerintahan Hindia
kosumne data. Data yang disajikan harus Belanda sekitar bulan Februari 1920 Kantor
lebih atraktif dan mudah dipahami, serta Statistik untuk pertama kali didirikan oleh
‘friendly’ bagi konsumen data. Direktur Pertanian dan Perdagangan
Sejalan dengan langkah-langkah (Directeur van Landbouw Nijverheid en
tersebut di atas, maka Kepala BPS (Sugito Handel) dan berkedudukan di Bogor. Pada
Suwito) telah memohon kepada Bapak bulan Maret 1923 dibentuk suatu komisi
Presiden Suharto berkenan menetapkan yang bernama Komisi untuk Statistik yang
“Hari Statistik”. Dengan penetapan tersebut anggotanya merupakan wakil-wakil dari
diharapkan dapat digunakan untuk tiap-tiap departemen. Komisi tersebut diberi
memberdayakan masyarakat agar makin tugas merencanakan tindakan yang
menyadari arti dan kegunaan statistik. mengarah sejauh mungkin pencapaian
Hari Statistik juga telah dimiliki oleh kesatuan dalam kegiatan bidang statistik di
negara berkembang dan negara maju. Indonesia. Pada tanggal 24 September 1924
Bahkan pihak PBB sudah lama ingin nama lembaga tersebut diganti dengan nama
mencanangkan Hari Statistik yang bersifat Centraal Kantoor voor de Statistiek (CKS)
internasional, walaupun sampai saat ini atau Kantor Pusat Statistik dan dipindahkan
belum ada kesepakatan dari seluruh negara ke Jakarta. Bersamaan dengan itu beralih
anggota menganai penetapan tangalnya. pula pekerjaan mekanisasi Statistik
Pada dasarnya wadah kegiatan statistik Perdagangan yang semula dilakukan oleh
di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1920 Kantor Invoer-Uitvoer en Accijsen (IUA)
walaupun system kelembagaan yang bersifat yang sekarang disebut Kantor Bea dan
sentralisasi belum terbentuk. Dimulai Cukai, diserahkan ke CKS.
dengan terbentuknya CKS (Centraal Pada bulan Juni 1942 Pemerintah
Kantoor vor de Statiistiek), secara Jepang mengaktifkan kembali kegiatan
kelembagaan wadah dan kegiatan statistik statistik yang difokuskan untuk memenuhi
terus berubah dan berkembang. Oleh karena kebutuhan perang/militer. CKS diganti
itu, Hari Statistik dipilih dan ditetapkan atau namanya menjadi Shomubu Chosasitsu
didasarkan kepada peristiwa yang dinilai Gunseikanbu.
signifikan dengan perjalanan sejarah Setelah Proklamasi Kemerdekaan
lembaga statistik ini. Republik Indonesia tanggal 17 Agustus
1945 kegiatan statistik tidak lagi ditangani
Tujuan oleh Chosasitsu Gunseikanbu tetapi oleh
Penetapan “Hari Statistik” dimaksudkan lembaga/instansi baru sesuai dengan suasana
untuk meningkatkan kesadaran statistik bagi kemerdekaan yaitu Kantor Penyelidikan
para responden, produsen dan konsumen Perangkaan Umum Republik Indonesia
data agar dapat memberdayakan secara (KAPPURI). Tahun 1946 kantor KAPPURI
maksimal semua pelaku menuju dipindahkan ke Yogyakarta sebagai
terwujudnya Sistem Statistik Nasional. konsekuensi dari Perjanjian Linggarjati.
Bagi petugas statistik, pemberdayaan Sementara itu Pemerintah Belanda (NICA)
tersebut dilakukan antara lain dengan di Jakarta mengaktifkan kembali CKS.
Berdasarkan surat Edaran Kementerian setiap daerah administrasi kecamatan, dapat
Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 Nomor diangkat seorang atau lebih pegawai yang
219/S.C, KAPPURI dan CKS dilebur merupakan pegawai KSS di tingkat II dan
menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan ditempatkan di bawah Camat.
berada dibawah dan bertanggungjawab
kepada Menteri Kemakmuran. Filosofi
Dengan surat Menteri Perekonomian Yang dimaksud sadar statistik adalah
tanggal 1 Mei 1952 nomor P/44, lembaga terciptanya appresiasi yang tinggi dari
KPS berada di bawah dan bertanggungjawab masyarakat terhadap pentingnya arti dan
kepada Menteri Perekonomian. Selanjutnya kegunaan statistik, dimana setiap anggota
dengan keputusan Menteri Perekonomian masyarakat menyadari, menghayati dan
tanggal 24 Desember 1953 Nomor sekaligus memiliki pengetahuan statistik
18.099/M, KPS dibagi menjadi 2 (dua) yang cukup, sehingga terbentuk perilaku
bagian, yaitu Bagian Riset yang disebut warga Indonesia yang “menyukai statistik”.
Afdeling A dan Bagian Penyelenggaraan dan Dengan meresapnya sadar statistik
Tata Usaha yang disebut Afdeling B. tersebut di dalam jiwa masyarakat, maka
Dengan Keputusan Presiden RI Nomor penyelenggaraan kegiatan statistik akan
131 tahun 1957, Kementerian Perekonomian menjadi mudah dan lancar.
dipecah menjadi Kementerian Perdagangan Pada tanggal 28 Juni 1996 Kepala BPS
dan Kementerian Perindustrian. Terhitung menghadap Bapak Presiden guna
mulai 1 Juni 1957 KPS diubah menjadi Biro melaporkan berbagai kegiatan statistik,
Pusat Statistik (BPS), dan urusan statistik termasuk memohon petunjuk penetapan Hari
yang semula menjadi tanggung jawab dan Statistik. Disamping itu dengan surat Nomor
wewenang Menteri Perekonomian dialihkan 03240.0103 tanggal 22 Juli 1996, Kepala
menjadi wewenang BPS dan berada dibawah BPS memohon persetujuan Bapak Menteri
Perdana Menteri. Berdasarkan Keputusan Sekretaris Negara Republik Indonesia untuk
Presiden ini pula secara formal nama Biro menyelenggarakan peringatan Hari Statistik
Pusat Statistik dipergunakan. pada tanggal 26 September 1996.
Memenuhi anjuran PBB agar setiap Berdasarkan surat nomor
negara anggota menyelenggarakan Sensus B.259/M.Sesneg/1996 tanggal 12 Agustus
Penduduk secara serentak, maka pada 1996 disetujui tanggal 26 September sebagai
tanggal 24 September 1960 diundangkan Hari Statistik.
Undang-undang Nomor 6 tahun 1960 Pertama kali Hari Statistik diperingati
tentang Sensus, sebagai pengganti pada 26 September 1996, pada hari tersebut
Volkstelling Ordonantie 1930. disosialisaikan Logo Hari Statistik dan
Dalam rangka memperhatikan dicantumkan pada kulit buku, sticker
kebutuhan data bagi Perencanaan ataupun surat-menyurat selama bulan
Pembangunan Semesta Berencana dan September 1996. Dalam penetapan
mengingat Statistiek Ordonantie 1934 Responden Teladan dipilih sebanyak 30
dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan (tiga puluh) orang responden dari sektor
cepatnya kemajuan yang dicapai negara kita, industri, konstruksi, perkebunan, hotel serta
maka pada tanggal 26 September 1960 pedagang. Kepada mereka dilakukan dialog
diundangkan Undang-undang nomor 7 tahun mengenai pengalaman menjadi responden
1960 tentang Statistik. dan ditetapkan pula siapa-siapa yang
Berdasarkan keputusan Presidium menjadi responden teladan. Dalam rangka
Kabinet Republik Indonesia Nomor Aa/C/9 pemberdayaan produsen juga dipilih mantri
tahun 1965, maka setiap daerah tingkat I dan statistik teladan di tingkat kabupaten,
tingkat II dibentuk Kantor Cabang Biro propinsi dan nasional. Kegiatan yang sama
Pusat Statistik dengan nama Kantor Sensus berlanjut pada Hari Statistik 1997 yang
dan Statistik (KSS) yang bertugas kemudian berhenti dan hanya diperingati
menjalankan kegiatan statistik di daerah. Di secara sangat sederhana.
Swd-1004

Anda mungkin juga menyukai