Anda di halaman 1dari 28

V.

ASPEK MANAJEMEN PRODUKSI TANAMAN


5.1. Pengertian Manajemen, Produksi, Manajemen
Produksi, Tanaman, Perkebunan, Pertanian
 Manajemen
 Rangkaian dari beberapa kegiatan yang dilaksanakan
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
menggunakan/mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan
orang lain.
 Perpaduan antara Ilmu dan Seni.
Sebagai ilmu – dapat dipelajari, dipahami, diteliti,
dimodifikasi, ditingkatkan dan dibuktikan kebenarannya.
Sebagai suatu seni – berupa kekuatan pribadi yang
kreatif ditambah dengan keterampilan (skill) yang timbul
dari pengalaman sebagai hasil pengamatan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
 Produksi
 Barang dan/jasa yang dihasilkan dari proses pengalihan
(transformasi) masukan (input) berupa sumber daya
(resources) menjadi keluaran (output) atau produk
perusahaan (Handoko, 2000).
 Manajemen Produksi
 Usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan
sumber daya-sumber daya (sering disebut faktor-faktor
produksi) dalam proses transformasi bahan mentah dan
tenaga kerja menjadi berbagai produk dan/jasa
(Handoko, 2000).
 Pertanian
 Suatu usaha untuk mengadakan suatu ekosistem buatan
yang bertugas menyediakan bahan makanan bagi
manusia (Nasoetion, 2007)
 Ekosistem
 Saling pengaruh-mempengaruhi antara masyarakat
makhluk hidup dengan lingkungannya yang tidak hidup
(Nasoetion, 2007).
 Tanaman
 Tumbuhan yang dipelihara manusia dengan sengaja
agar dapat memberikan manfaat (Nasoetion, 2007).
 Manajemen merupakan suatu aktivitas, sedangkan manajer
adalah orang yang melaksanakan manajemen.
 Seorang manajer adalah seorang ilmuwan sekaligus
seorang seniman.
 Tidak semua permasalahan yang dihadapi dapat
dipecahkan dengan ilmu manajemen. Dalam kasus-kasus
tertentu manajer harus mengandalkan diri pada seni –
firasat – keyakinan – motivasi - kreativitas – inovasi –
koordinasi - dengan penerapan yang baik.
 Dalam melaksanakan aktivitas manajemen sangat berguna
menerapkan konsep P. I. R. O.
People = manusia/orang
Ideas = ide-ide/gagasan
Resources = sumber daya-sumber daya
Objectives = sasaran-sasaran/tujuan
5.2. Tujuan Aspek Manajemen
Untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi
bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan,
sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak, atau
sebaliknya.
5.3. Fungsi Fundamental Proses Manajemen
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Penggerakan (Actuating)
4. Pengendalian (Controlling)
Aspek-aspek : MANAJEMEN
1. Teknik
2. Komersial/Pemasaran Resources (Sarana) :
3. Ekonomi/Keuangan 6M:
4. Organisasi/Manajerial MANAJER Men, Materials, Machines
5. Sos/Bud/Pol/Huk/ Methods, Money, Market
Han-Kam ?, ?, ?, ?

P. O. A. C.

Tugas/Kewajiban :
Decision Making Process
- Masalah-masalah yang
dihadapi ?
- Meliputi Aspek :
T. K. E. O. S. OBJECTIVES (GOAL) =
SASARAN

Pengertian Dasar Manajemen (Terry, 1977)


5.4. Perkebunan dalam ”Sistem Pertanian” Indonesia
 Definisi Pertanian
 Unsur-unsurnya :

ORANG SDM

LAHAN – Tanah-Air-Iklim SDA

TANAMAN/HEWAN/ORGANISME SDH

TEKNOLOGI + MANAJEMEN

PRODUK FISIK
Untuk memenuhi kebutuhan UANG
 Jenis Kelompok Tanaman/Hewan/Organisme (Sumber Daya
Hayati):
1. Tanaman Pangan + Hortikultura
2. Tanaman Perkebunan
3. Tanaman Hutan
4. Ikan
5. Hewan + Ternak
6. Lain-lain (mikroba, jamur, kerang, rumput laut, dll)

 Definisi Perkebunan (Plantation)


 Suatu UNIT EKONOMI, yang menghasilkan AGRICULTURAL
COMMODITIES for SALE (= cashcrops – uang) yang
biasanya memperkerjakan (employing) LARGE NUMBER of
UNSKILLED LABOR dan oleh karenanya memerlukan
SUPERVISI (ORGANISASI) yang baik dan menggunakan
TEKNOLOGI TINGGI (HIGH TECHNOLOGY) Jones (1968).
 UNIT EKONOMI
- Modal besar
Capital finance/modal
- Mencari untung
- Kegiatan sekelompok orang-orang SDM

- Menggunakan sarana + teknologi SDA + SDH + High Tech


 AGRICULTURAL COMMODITIES
- Semua produk pertanian termasuk hortikultura
di luar livestocks

- ada masalah/penunjang,
dan lain-lain, dan perlu SWOT Analysis
dipenuhi persyaratan-
persyaratannya.
• for SALE Ekspor + pasar domestik,
bagaimana prospeknya ?
• Aspek teknisnya Agronomi + Teknologi

• Aspek Ekonomi/ Prospek ekonomi +


Perdagangan pemasaran + cost/benefits
• Organisasi Manajemen
 Banyak TENAGA KERJA diperlukan Tantangan bagi para TEKNISI
dan apa SUBTITUSINYA ?
 SUPERVISI dan ORGANISASINYA Manajemen
1. PERENCANAAN
 Pengertian
 Tindakan pemilihan obyek, kebijakan, program dan
prosedur untuk mencapai tujuan (sasaran) dengan
menggunakan data, fakta, asumsi, ramalan (forecasting)
terhadap lingkungan yang mempengaruhi rencana
tersebut.
 Merupakan dasar dari proses manajemen dan harus
dilakukan lebih dahulu dalam setiap usaha.
 Diperlukan pada setiap fungsi fundamental proses
manajemen (O. A. C.).
 Pedoman untuk bertindak :
- Apa yang akan dikerjakan
- Berapa banyak yang akan dikerjakan, berapa biayanya
- Siapa yang akan mengerjakan
- Kapan dikerjakannya
- Bagaimana mengerjakannya
 Tanpa perencanaan
- Tujuan tidak tercapai atau dicapai dalam jangka lama.
- Prosedur lebih panjang, tidak efisien, tidak efektif dan lebih
mahal.
 Macam Perencanaan
 Berdasarkan jangka waktu:
- Perencanaan jangka panjang ( 10 tahun).
Contoh : • Pembangunan kebun/usaha baru.
- Perencanaan jangka menengah (5 tahunan).
Contoh : • Arah usaha
• Intensifikasi
• Rehabilitasi
• Diversifikasi
• Perluasan
- Perencanaan jangka pendek (Rutin  satu tahunan).
Contoh : • Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
(RAPB)
• Rencana Kegiatan dan Anggaran Perusahaan
(RKAP)
 Berdasarkan Tingkat Manajemen
• Perencanaan Strategis
- Bagian dari Manajemen Strategis
- Lebih terfokus pada bagaimana manajemen puncak
menentukan visi, misi falsafah dan strategi perusahaan
untuk mencapai tujuan perusahaan dalam jangka panjang.
• Perencanaan Operasional
- Bagian dari Strategi Opeasional
- Lebih mengarah pada bidang fungsional perusahaan
- Berfungsi memperjelas makna suatu strategi utama dengan
identifikasi rincian yang sifatnya spesifik dan berjangka
pendek, yang memiliki program-program kerja yang
diimplementasikan dalam bentuk kegiatan usaha sehari-
hari.
 Pembangunan Kebun/Usaha Baru
 Untuk perencanaan pembangunan kebun/usaha baru harus
melalui tahap-tahap :
(1) Identifikasi Proyek (IP)
(2) Pra Studi Kelayakan (Pra-SK/Pre Feasibility Study)
(3) Studi Kelayakan (SK/Feasibility Study)
(4) Penyusunan Usulan Proyek Pembangunan
(UP/Development Project Proposal)
(5) Evaluasi Proyek (EP)
(6) Pelaksanaan Investasi (PI)
(7) Evaluasi dan Perencanaan Ulang/Penyesuaian.
 Semakin luas cakupan proyek, semakin besar pula nilai
investasi modal yang harus dilakukan.
 Untuk proyek-proyek besar:
- Perencanaan harus lebih teliti
- Tahap-tahap perencanaan perlu dikerjakan sebaik-baiknya.
 Untuk proyek sedang atau sederhana:
- Sekurang-kurangnya Pra-SK, SK, serta penyusunan dan
penilaian UP harus dilalui, sebelum dilaksanakan investasi.
 Untuk proyek yang kecil :
- SK dibuat sedemikian rupa, sehingga laporannya mampu
menyajikan UP yang mencakup seluruh tugas dari tahap (1)
sampai (5).
 Perdefinisi
 Proyek : kegiatan dengan batas waktu pelaksanaan
tertentu (ada titik awal dan titik akhir), yang
memerlukan korbanan besar untuk mencapai manfaat
yang ditargetkan.
 Kelayakan Proyek dinilai atas dasar keseimbangan
perbandingan antara manfaat (benefits) dan
pengorbanan (biaya = cost).
 Studi Kelayakan (SK/FS) : kegiatan yang merupakan
tahap awal dari suatu perencanaan untuk investasi
modal dalam rangka penjajakan tingkat kelayakannya.
 Evaluasi Proyek (EP) : kegiatan/cara menilai kelayakan
proyek berdasarkan aspek-aspek yang terkait (ekonomi,
keuangan, teknis, manajerial/pengorganisasian).
 Empat aspek utama dan beberapa aspek penunjang yang
perlu dikaji dalam setiap SK :
1. Aspek komersial/pemasaran “output – input”
2. Aspek teknis
3. Aspek ekonomi-keuangan
4. Aspek manajerial/pengorganisasian
5. Aspek sosial/politik/budaya/hukum/han-kam

1. Aspek Komersial/Pemasaran
- Kondisi permintaan dan penawaran produk (input dan
output), prospek harga, pesaing produk sejenis atau
substitusi, prospek pasar domestik dan ekspor.
2. Aspek Teknis
(1) Kesesuaian Lahan
- Kesuburan fisik : jenis tanah/lahan, kedalaman efektif
tanah, topografi, kemudahan diolah, kemudahan
konservasi, dsb.
- Kesuburan kimia : status unsur hara tanah, derajat
kemasaman, kadar bahan organik, dsb.
- Luas lahan: setiap jenis tanaman memiliki skala usaha
minimal, yaitu luas lahan yang diusahakan dimana
penerimaan sama dengan pengeluaran atau sampai
mencapai titik impas (Break Even Point).
(2) Kesesuaian Iklim
- Ketinggian tempat dan suhu, curah hujan, cahaya
matahari, angin, dsb.

(3) Tanaman
- Klon/varietas unggul, sumber benih/bibit, jarak tanam dan
populasi tanaman, pemeliharaan tanaman, pola tanam, pola
panen dan produksi, serta pengolahan hasil.
(4) Peralatan, Mesin-mesin Pra dan Pasca Panen
- Pengolah lahan, pengelolaan tanaman, pengolah produk
(5) Bahan
- Pupuk, pestisida, zat pengatur tumbuh, dll. (Sumber,
jumlah, harga)
(6) Tenaga Kerja
- Sumber, jumlah, kualifikasi, sistem perekrutan, dsb.
(8) Prasarana dan Sarana Tranportasi
- Kondisi jalan, jenis angkutan, kemudahan akses, dll.
3. Aspek Ekonomi-Keuangan
- Suatu proyek yang dijalankan harus menguntungkan baik
secara mikro (komersial) maupun makro (sosial).
- Kelayakan komersial/keuangan dilihat dari kepentingan
pelaksana (pengusaha/ petani) commercial
benefits.
- Kelayakan ekonomi/sosial dilihat dari kepentingan
negara/masyarakat luas economic/social benefits.
- Tolok Ukur Umum :
B – C > 0, Benefits – Cost positif
- Kriteria Kelayakan :
(1) Net Benefit/Cost (B/C)
• Angka perbandingan antara PV (+) dan PV (-)
• Berarti setiap satu satuan biaya yang telah
dikeluarkan selama umur proyek mampu
menghasilkan satuan manfaat (keuntungan) bersih.
• Net B/C > 1, NPV > 0, usaha layak
< 1, NPV < 0, usaha tidak layak
= 1, NPV = 0, usaha layak, tetapi
hanya sebesar opportunity cost-nya.

NPV (+)
• Net B/C =
NPV ( - )

Keterangan : NPV ( + ) = Nilai sekarang yang bernilai positif


NPV ( - ) = Nilai sekarang yang bernilai negatif
(2) Net Present Value (NPV = NKB = Nilai Kini Bersih)
• Selisih antara PV arus manfaat (Benefit) dengan PV arus
biaya (Cost)
• Menunjukkan manfaat bersih yang diterima dari suatu usaha
selama umur usaha tersebut pada tingkat Discount Rate
tertentu.
• Jika NPV > 0, usaha layak
= 0, layak tetapi tidak menguntungkan atau
merugikan
< 0, tidak layak

n -n
• NPV =  NBi (1 – i)
i=1

Keterangan : NPV = Net Present Value


NB = Net Benefit = Benefit – Cost
n = umur proyek
i = tingkat suku bunga
(3) Internal Rate of Return (1RR = TKI = Tingkat
Keuntungan Internal)
• Suatu tingkat Discount Rate yang menghasilkan NPV = 0
• Untuk menghitung IRR (%), harus dihitung NPV1 (+) dan
NPV2 (-)
• Jika 1RR = i (nilai Discount Rate), maka NPV = 0
< i, maka NPV < 0, tidak layak
> i, maka NPV > 0, layak

NPV1
• IRR = i1 + - (i1 – i2)
(NPV1 – NPV2)

Keterangan : IRR = Internal Rate of Return


i1 = tingkat discount rate yang
menghasilkan NPV1
i2 = tingkat discount rate yang
menghasilkan NPV2
(4) Payback Period (PP = MPI = Masa
Pengembalian Investasi) sekecil-kecilnya. t*.
 Jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan
seluruh biaya (dan beban bunganya), yang telah
dikeluarkan dalam investasi suatu proyek (usaha), dapat
ditandai dengan perubahan dari NPV t* = 0 dan
t1< t* < t2

Nilai Investasi
 PP = x 1 tahun
Kas Masuk Bersih
- Analisis Biaya-Manfaat dilakukan atas dasar:
(A) Arus Pendapatan/Penerimaan (Cash Inflow)
• Volume produk (Y)
 Harga jual (h)
 Penerimaan (Revenue = R) = Y x h
 Faktor Y dipengaruhi oleh teknis produksi,
sedangkan faktor h dipengaruhi oleh faktor-faktor
perdagangan, ekonomi dan nilai uang.
(B) Arus Biaya (Cash Outflow)
• Investasi
 Eksploitasi (Operasional)
 Satuan biaya (C) sangat dipengaruhi faktor-faktor
teknis (satuan-satuan input), faktor perdagangan
dan perkembangan ekonomi serta nilai uang.
(C) Bunga Modal/Bank (i)
• 12 %, 15 %, 18 %,…., dst per tahun.
 Biaya Investasi : biaya yang dipakai untuk membiayai
pendirian suatu perusahaan, untuk memperluas volume
perusahaan atau untuk mengganti peralatan (mesin-mesin,
bangunan, barang-barang modal lainnya (Kadarsan, 1992).
 Biaya Operasional (Modal Kerja) : biaya yang dipakai untuk
membiayai semua pengeluaran yang menyebabkan
perusahaan aktif beroperasi, terdiri atas biaya rutin untuk
menghasilkan produk (Kadarsan, 1992).
 Biaya Operasional :

(1) Biaya variabel, yaitu biaya yang jumlahnya dapat


berubah dan dipengaruhi oleh output. Contoh : sarana
produksi (pupuk, pestisida),, dll.
(2) Biaya tetap, yaitu biaya yang jumlahnya tidak
dipengaruhi oleh jumlah output yang dihasilkan pada
suatu periode tertentu. Contoh : sewa lahan, tenaga
kerja pemeliharaan. listrik
BAHAN DISKUSI
1. Dalam menjalankan usaha agribisnis baik di bidang on farm
maupun off farm, seorang manajer perlu menerapkan
manajemen berupa perpaduan antara unsur ilmu dan
unsur seni. Jelaskan dan berikan contoh pada kasus-kasus
apa manajemen sebagai ilmu dan seni digunakan !
2. Jelaskan bagaimana konsep P. I. R. O. diterapkan pada
aktivitas Manajemen Produksi Tanaman !
3. Apa pendapat Saudara terhadap resources (sumber daya =
sarana) yang dikelola dalam proses manajemen di bidang
industri (6 M) dibandingkan dengan proses manajemen di
bidang produksi tanaman ?
4. Sebagai salah satu fungsi dasar dari proses manajemen,
perencanaan merupakan fungsi dasar yang vital dan harus
dilakukan lebih dahulu dalam setiap usaha. Jelaskan apa
pendapat Saudara !
5. Apa sasaran akhir dari manajemen di bidang produksi
tanaman yang Saudara pelajari ?
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T. H. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan
Operasi. Edisi I. BPFE. Yogyakarta. 463 hal.
Nasoetion, A. H. 2007. Pengantar Ilmu-ilmu Pertanian. PT
Pustaka Litera AntarNusa. Bogor. 178 hal.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 1994. Pengantar Manajemen
Perkebunan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Medan. 142 hal.
Umar H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi 2. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta. 462 ha.

Anda mungkin juga menyukai