Anda di halaman 1dari 13

Ê Ê

   

A.‘ Latar Belakang Masalah

Dalam pengetahuan kebahasaan kita mengenal istilah mendengar,

mendengarkan dan menyimak.. Ketiga kata ini tentu mempunyai makna yang

berbeda. Secara sekilas, mendengar adalah proses kegiatan menerima bunyi-

bunyian yang dilakukan tanpa sengaja atau secara kebetulan saja.

Mendengarkan adalah proses kegiatan menerima bunyi bahasa yang dilakukan

dengan senagaja tetapi belum ada unsur pemahaman. Sedangkan menyimak

adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh

perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh

informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang

telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan

(HG.Tarigan : 28).

B.‘ Identifikasi Masalah

Suasana dalam menyimak diartikan segala sesuatu yang menyertai

peristiwa menyimak di luar pembicara, pembicaraan, dan menyimak. Suasana

tersebut sangatlah berpengaruh dan menentukan kefektifan menyimak.

Beberapa hal yan pantas diperhatikan, yang termasuk kategori situasi dalam

proses menyimak, antara lain:

a.‘ Ruangan: Ruangan atau tempat berlangsungnya peristiwa menyimak harus

menunjang. Ruangan yan menunjang adalah ruangan yang memenuhi

persyaratan akustik, ventilasi, penerangan, penataan tempat duduk

c
pendengar, tempat pembicara, warna ruangan, luas ruangan dan

sebagainya.

b.‘ £aktu: waktu berlangsungnya peristiwa menyimak harus diperhatikan dan

diperhitungkan sebaiknya pada saat yang tepat misalnya pagi-pagi, saat-

saat pendengar masih segar, rileks, dan sebagainya.

c.‘ Tenang: Suasana dan lingkungan yang tenang, jauh dari kebisingan,

pemandangan yang tidak mengganggu konsentrasi, suasana yang baik

antar kelompok pendengar sangat menunjang keefektifan menyimak.

d.‘ Peralatan: Peralatan yang digunakan dalam peristiwa menyimak haruslah

yang mudah dioperasikan, baik produksi suasananya dan berguna dalam

melancarkan kegiatan menyimak.

Peristiwa menyimak yang berlangsung dalam ruangan yang baik,

waktu yang tepat, suasana tenteram, nyaman, dan menyenangkan serta

dilengkapi dengan peralatan yang fungsional dapat diharapkan hasilnya yang

efektif


Ê Ê


Ê  

‘   


Dalam kehidupan sehari-hari, kata menyimak sering dipergunakan

bukan untuk pancaindera telinga saja bahkan dipakai pula indera mata dan

hati. Dalam bab ini secara terperinci akan dijelaskan bahasan dan pengertian

menyimak, berikut ini akan diuraikan beberapa pendapat dari beberapa pakar

mengenai batasan pembahasan pengertian menyimak adapun diantaranya

adalah sebagai berikut: Russel & Russel, 1959; Anderson, 1972

³Menyatakan bahwa menyimak bermakna mendengarkan dengan

penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. ´Harimurti K.

1981³Menyimak adalah mendengarkan, memperhatikan, mengikuti, menurut,

mengindahkan, dan memperdulikan.´

£.J.S. Poerwadorminto ³Menyimak adalah mendengarkan (

memperhatikan apa yang diucapkan atau dibaca orang, meninjau ataupun

memeriksa).´ Djago Tarigan ³Menyimak mencakup mendengarkan dan

disertai usaha pemahaman, dan adanya unsur kesengajaan dan penuh perhatian

dan minat.´ Guntur Tarigan ³Menyimak adalah suatu proses kegiatan

mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,

apresiasi, serta interprestasi, untuk memperoleh informasi, menangkap isi,

serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh melalui

ujaran atau bahasa lisan.´ Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, kita dapat

menyusun batasan yang lebih lengkap yaitu: Menyimak merupakan suatu

º
proses kegiatan mendengarkan bunyi-bunyi bahasa dan nonbahasa dengan

penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, dan interprestasi untuk memperoleh

informasi, sekaligus menangkap isi atau pesan , serta mampu memahami

makna komunikasi yang telah disampaikan oleh manusia dan atau sumber

lainnya.

Ê ‘  

Kalau suasana komunikasi defensif kerap kali ditimbulkan oleh pesan-

pesan manipulatif dari pihak pembicara, maka suasana komunikasi suportif

atau suasana komunikasi yang bersifat mendukung atau menunjang justru

timbul dari Keenam butir perangsang atau pemancing komunikasi suportif

adalah sebagai berikut. 

Α Deskripsi. Apabila sang pembicara dalam ujarannya mengimplikasikan

pemerian atau deskripsi yang lebih banyak.

Α årientasi permasalahan. Ujaran atau pembicaraan yang berorientasi pada

berbagai permasalahan dapat menjadi suasana menyimak suportif.

Α Spontanitas. Pembicara dapat memanfaatka µspontanitas¶ dalam ujaran

atau ucapannya jelas akan membuat para menyimak lebih mudah

mencerna isi pesan.

Α pmpati. Ketegasan merupakan unsure pentingyang harus dimanfaatkan

pembicara dalam menyampaikan pesan.

Α pkualitas. Unsur lain dalam ujaran yang dapat menjelmakan suasana

suportif adalah ekualitas atau persamaan (hak).

 
Α Provisionalisme. Ketepatan, ketentuan, walaupun bersifat sementara

merupakan salah satu unsure pembentuk suasan suportif.

 ‘ 


Banyak sekali situasi dalam kehidupan ini yang menuntut untuk

bertahan kalau kita tidak mau menemui kegagalan, kekalahan, dan

kehancuran. Suasana-suasana dalam menyimak terdiri dua, yaitu menyimak

defensif dan menyimak sportif. Berikut penulis akan menguraikannya :

Menyimak Defensif

Menyimak defensif atau bertahan biasanya dimanipulasikan dalam pesan-

pesan lisan yang mengandung maksud yang bersungguh-sungguh dan tersirat,

antara lain pesan-pesan bersifat :

Α pvaluatif. Hal ini biasanya terjadi pada seorang penyimak saksama yang

telah mendengar dengan jelas dari ujaran seorang pembicara, yang secara

sadar memancing penilaian khusus.

Α Mengawasi. Pesan-pesan disampaikan oleh sang pembicara adakalanya

membuat para penyimak bersiap-siap untuk mengontrol benar-tidaknya

ujaran itu.

Α Strategis. Para penyimak akan siap memasang siasat atau pertahanan yang

strategis.

Α ?etral. Pesan yang disampaikan pembicara, merangsang penyimak untuk

berpikir secara netral.

Α Superior. Menganggap diri sendiri lebih unggul dari orang lain.


Α Pasti dan Tentu. Pembicara mengemukakan sesuatu yang pasti, yang

sudah tertentu.

 ‘ 
 !

*iri-ciri penyimak ideal biasanya diterapkan kepada orang lain.

Artinya, bila seseorang menilai apakah orang lain penyimak ideal atau tidak,

maka penilai memeriksa karakteristik penyimak yang dinilainya. Patokan

penilaian adalah ciri penyimak yang sudah dibicarakan. Ada kalanya

seseorang ingin pula menilai, mengetahui, dan mendapat gambaran

kemampuan menyimaknya. Tentang hal itu dia tidak ingin dicampuri atau

diketahui orang lain. Keinginan seperti itu dapat dipenuhi melalui ³*hecking

up on my listening´, yang disadur secara bebas menjadi duga daya simak diri.

Berikut upaya agar kita dapat meningkatkan diri kita menjadi yang lebih tepat

guna. 

Α Kembangkanlah suatu kemauan atau kesudian menyimak Tanpa kemauan

tidak ada pekerjaan yang akan beres apalagi mendatangkan hasil yang

memuaskan.

Α Menyimaklah lebih lama

Bila ada orang memberi ceramah, sebaiknya kita menengarkan dari awal

sampai akhir dengan suatu keikhlasan, sebab dari dalamnya dapat kita

temukan beberapa ide yang berharga.

Α Menyimaklah lebih sering

A
Keberhasilan orang menyimak, selain ditentukan oleh lamanya, juga

ditentukan oleh kekerapannya, keseringannya. Menyimaklah dengan

penuh respek

Α Adanya kesediaan dan kesudian untuk menyimak, berarti adanya

keyakinan bahwa pembicara mempunyai kelebihan topic itu. Menyimak

dengan umpan balik

Α Dalam kegiatan menyimak sadar atau tidak, sebenarnya kita ingin

membandingkan pengetahuan sang pembicara dengan pembicara lainnya,

bahkan dengan pengetahuan kita sendiri.

Α Menyimaklah tanpa penilaian atau keputusan yang premature

Adakalanya sebelum berlangsungnya kegiatan menyimak, seseorang telah

terlebih dahulu menilai atau membuat keputusan terhadap pembicara

besertga materi yang akan dikemukakannya.

Α Menyimaklah dengan tenang dan tenggang hati

Kegelisahan dan prasangka dalam kegiatan memang tidak baik. Begitu

pula dengan menyimak.

Α Menyimaklah secara analisis

Pada saat menyimak perlu pula kita menganalisis butir-butir tertentu dari

materi ujaran sang penyimak itu.

Α Menyimaklah tanpa keadaan membela diri

Membela diri untuk mempertahankan kebenaran, barulah terpuji.

Α Menyimaklah dengan prasangka dan sterotip yang minim

Manusia tidak bisa bebas dari prasangka dan sifat meniru-niru. Tetapi

D
prasangka dan sterotip ini bisa kita kurangu, kita tekan sehingga menjadi

minim.

 ‘  


Setiap manusia dialhirkan dengan sejumlah potensi. Salah satu potensi

pembawaan sejak lahir itu adalah potensi mampu menyimak. Potensi harus

dibina dan dikembangkan. Melalui latihan menyimak yang terarah dan

berkesinambungan, potensi tadi dapat berwujud menjadi kemampuan

menyimak yang nyata. Tanpa pembinaan dan pengembangan, potensi tersebut

tetap berupa potensi tertutup. Tidak timbul, ataumati. £alaupun manusia

berlatih menyimak, kemampuan menyimaknya terbatas. Keterbatasan itu

disebabkan oleh daya tangkapnya yang terbatas dan daya ingatannya terbatas

pula. Para ahli memperkirakan orang yang cukup mendapat latihan menyimak,

dalam kondisi fisik yang segar dan mental yang stabil, hanya dapat

menangkap isi bahan simakan 50%. Dalam dua bulan berikutnya yang diingat

hanya setengahnya. Mungkin dalam dua bulan berikutnya sisanya sudah

menghilang pula. Berikut ini dua tipe perilaku dalam kegiatan menyimak. 

a.‘ Menyimak Faktual

Penguasaan yang mantap terhadap tekhnik-tekhnik menyimak factual ini

justru memudahkan sang penyimak untuk menangkap serta memahami

fakta-fakta, konsep-konsep, serta informasi yang disampaikan sang

pembicara.

0
b.‘ Menyimak pmpatik

Menyimak empatik menolong kita untuk memahami sikap psokologis dan

emosional sang pembicara dan bagaimana sikap tersebut mempengaruhi

ujarannya. Menyimak empatik ini dapat disebut menyimak aktif atau

menyimak pemahaman. Setiap pesan berisi dua bagian, yaitu isi, dan

perasaan atau sikap pembicara terhadap isi tersebut.

c.‘ Meningkatkan Perilaku Menyimak

Menyimak sangat fungsional dalam kehidupan manusia. Melalui

menyimak seseorang memperoleh kemungkinan besar mendapatkan

informasi. Para ahli berpendapat bahwa sebagian besar dari pengetahuan

seseorang dan nilai-nilai yang diyakininya diperoleh melalui kegiatan

menyimak. Karena itu sangatlah beralasan bila setiap orang dituntut

terampil menyimak.

Dibawah ini kita kemukakan beberapa langkah khusus untuk

meningkatkan keterampilan menyimak.

Α Menerima keanehan sang pembicara. Setiap orang mempunyai cirri

khas, keanehan sendiri.

Α Memperbaiki sikap. Suatu peringatan pada diri kita sendiri, peringatan

yang bersifat internal.

Α Memperbaiki lingkungan. Pilihlah tempat yang memungkinkan anda

dapat menyimak lebih baik.

ÿ
Α Jangan dulu memberikan pertimbangan. Ada baiknya kita melatih diri

untuk menahan jangn dulu memperlihatkan tindakan-tindakan yang

mengganggu kegiatan menyimak.

Α Meningkatkan pembuatan catatan. Mencoba membuat celaan yang

terlalu terperincidan bertele-tele dapat menggangggu proses

menyimak.

Α Menyaring tujuan-tujuan menyimak yang spesifik. Menetukan tujuan

khusus dalam menyimak.

Α Memanfaatkan waktu secara bijaksana. Perlu merencanakan

penggunaan waktu secara diferensial.

Α Menyimak secara rasional. Perlu merem atau mengurangi diri sendiri

untuk bereaksi secara emosional.

Α Berlatih menyimak bahan-bahan yang sulit. Penyimak yang baik

menerima dengan senang hati segala tantangan dari bahan-bahan yang

sulit yang diutarakan pembicara.

c
Ê Ê

 

‘  

Menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi-

bunyi bahasa dan nonbahasa dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi,

dan interprestasi untuk memperoleh informasi, sekaligus menangkap isi atau

pesan , serta mampu memahami makna komunikasi yang telah disampaikan

oleh manusia dan atau sumber lainnya.

Banyak sekali situasi dalam kehidupan ini yang menuntut untuk

bertahan kalau kita tidak mau menemui kegagalan, kekalahan, dan

kehancuran. Suasana-suasana dalam menyimak terdiri dua, yaitu menyimak

defensif dan menyimak sportif.

Upaya menyimak tepat guna terdiri dari kesudian menyimak,

menyimak lebih lama, menyimak lebih sering, menyimaklah dengan

prasangka dan sterotip yang minim, dan menyimak tanda-tanda nonvercal dan

carilah hal-hal yang tidak konsekuen.

Perilaku menyimak terdiri dari menyimak faktual dan menyimak

empatik. Adapun upaya untuk meningkatkan perilaku menyimak adalah

menerima keanehan sang pembicara, memperbaiki sikap, jangan dulu

memberikan pertimbangan, memanfaatkan waktu secara bijaksana, dan

berlatih menyimak bahan-bahan yang sulit.

cc
Ê ‘ 

Penulis memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut :

Α Menerapkan dan memahami suasana dalam menyimak

Α Menerapkan menyimak tepat guna dalam kehidupan sehari-hari

Α Melaksanakan perilaku menyimak dalam kegiatan menyimak agar kualitas

menyimak lebih baik.

c
 " #  


Tarigan, Henry Guntur. 1985. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Penerbit Angkasa

Gibb; Jack R. 1961. ³Defensive *ommunication´ dalam The Journal of

*ommunication,

Logan; Lilian M. [et al]. 1972. *reative *ommunication: Teaching The Language

Arts.

Toronto: Mc Graw. Hill Ryerson Ltd

Tarigan, Djago. 1986. Keterampilan Menyimak. Jakarta: Karunia

Simaremare, Rumasi. 2008. Keterampilan Menyimak. Medan: U?IMpD

Anda mungkin juga menyukai