Anda di halaman 1dari 16

MODEL-MODEL PEMBANGUNAN DAN PERTUMBUHAN

SERTA PENERAPANNYA

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Ekonomi Pembangunan oleh


dosen A. Jajang W Mahri, M.Si

Dibuat oleh :

Rindu Tiara Ningrum ( 060658 )


Rr. Suci Nurdianti (0606994)
Hasanita Lestari (0607000)
Lucky Nugraha (0607005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI DAN KOPERASI


JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2007

2
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Usaha-usaha pembangunan yang sedang giat dilaksanakan oleh Negara-negara
sedang berkembang di dunia umumnya berorientasi kepada bagaimana memperbaiki atau
mengangkat tingkat hidup masyarakat di Negara-negara tersebut agar mereka bisa hidup
seperti masyarakat-masyarakat di Negara maju. Pembangunan ekonomi merupakan salah
satu jawaban yang seakan-akan menjadi suatu kunci keberhasilan bagi suatu Negara
untuk meningkatkan taraf hidup warga negaranya. Oleh karena itu, Ekonomi
Pembangunan memberikan solusi yang tepat untuk masalah-masalah pembangunan
dengan segala macam perubahan yang terjadi dari tahun ke tahunnya.
Latar belakang penyusun mengkaji model-model pembangunan dan pertumbuhan
karena masalah pembangunan yang begitu kompleks sehingga dibutuhkan adanya model
agar lebih mudah memahaminya.

I.2. Perumusan Masalah


Pembahasan tentang teori-teori pembangunan yang sangat kompleks memang
tidak mudah untuk dipahami begitu saja. Oleh karena itu dibuatlah penyederhanaan teori-
teori tersebut ke dalam sebuah model pembangunan. Adapun isi dari makalah ini
membahas tentang model-model pembangunan dan penerapannya. Pokok
pembahasannya dibatasi pada :
1. Pengertian model, model pembangunan, dan model pertumbuhan.
2. Jenis-jenis model pembangunan dan pertumbuhan
3. Penerapan model-model pembangunan dan pertumbuhan dalam kehidupan nyata

3
I.3. Tujuan Pembuatan Makalah
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain :
a. Sebagai bahan kajian matakuliah Ekonomi Pembangunan
b. Untuk memberikan informasi khususnya tentang apa saja model-model
pembangunan dan pertumbuhan yang sudah ada dan terus berkembang
hingga sekarang

I.4. Metodologi Penyusunan Makalah


Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah dengan
mengumpulkan bahan-bahan dari buku-buku perpustakaan, artikel dari internet,
mengkajinya, lalu menyusunnya untuk menjadi makalah.

4
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Model


Model berasal dari bahasa Italia, yaitu dari kata Modello yang berarti cara, atau
sifat. Dalam arti luas, model dapat diartikan sebagai penguraian sejumlah variabel yang
saling berhubungan dari variabel-variabel tersebut, yang dimaksudkan untuk
menunjukkan beberapa sistem atau proses yang nyata, baik dalam satu keseluruhan
maupun bagian. [ Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah ; 152 ]
Model juga dapat diartikan sebagai penggambaran dari kenyataan. Maksud
penggambaran disini adalah penyederhanaan kenyataan yang bersifat kompleks dan
mengandung banyak detail. Sehingga untuk menjelaskan kenyataan tersebut
digunakanlah sebuah model. [ Kamus Ekonomi ; 329 ]
Williard A Beling dan O Totten mengemukakan ada tiga macam arti fundamental
dari istilah model. Model dapat diartikan sebagai pengganti kata tahap, model dapat
diartikan sebagai pengganti kata strategi, model dapat diartikan sebagai pengganti kata
teori.
Dewasa ini sedikit sulit untuk mengadakan pemisahan antara teori dan model.
Mungkin hal tersebut terjadi karena pemikiran-pemikiran tentang pertumbuhan lazim
disusun dalam bentuk model formal. Sebenarnya antara model dan teori ini tidak perlu
dipermasalahkan secara prinsipal. Suatu teori yang mengandung berbagai konsep
pengertian tentang masalah-masalah ekonomi bisa saja disusun dalam bentuk model.
Model yang bersangkutan merupakan percontohan yang menyajikan penyederhanaan dari
realitas perekonomian yang sangat majemuk.
Relevansi suatu model mengenai pertumbuhan ekonomi bersangkut paut dengan
maksud dan sasaran dalam penyusunan model. Suatu model tentang pertumbuhan
sebenarnya sama sifatnya dengan maksud dan sasaran suatu teori ekonomi pada
umumnya. Model ekonomi mengandung sifat abstraksi dengan menyederhanakan
gambaran tentang realitas ekonomi masyarakat. Model ekonomi, termasuk model
pertumbuhan, harus mengandung arti relevansi yang dapat dipertanggungjawabkan

5
secara ilmiah. Artinya, variabel-variabel dalam model itu harus bisa diuji secara empiris-
kuantitatif.

II.2. Sekilas Tentang Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi


Seringkali model pertumbuhan dianggap sama dengan model pembangunan,
namun perbedaan antara model pertumbuhan dengan model pembangunan dapat
disimpulkan dari perbedaan dalam proses pertumbuhan dengan proses pembangunan itu
sendiri. Komposisi ekonomi yang beraneka ragam, perbedaan dalam reaksi sektoral, dan
reaksi individual dalam setting kemiskinan seringkali diabaikan dalam model
pertumbuhan, tetapi mereka adalah inti dalam pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi bersangkut paut dengan proses peningkatan produksi
barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Dapat dikatakan bahwa
pertumbuhan menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dan diukur dengan
meningkatnya hasil produksi dan pendapatan. Dalam pertumbuhan ekonomi, biasanya
ditelaah proses produksi yang melibatkan sejumlah jenis produk dengan menggunakan
sejumlah sarana produksi tertentu. Model-model mengenai pertumbuhan ekonomi harus
bisa diuji dengan pengukuran empiris-kuantitatif.
Pembangunan mengandung arti yang lebih luas. Peningkatan produksi memang
merupakan salah satu ciri pokok dalam proses pembangunan. Selain itu, segi peningkatan
produksi secara kuantitatif, proses pembangunan mencakup perubahan pada komposisi
produksi, perubahan pada pola penggunaan (alokasi) sumber daya produksi diantara
sektor-sektor kegiatan ekonomi, perubahan pada pola pembagian (distribusi) kekayaan
dan pendapatan di antara berbagai golongan pelaku ekonomi, perubahan pada kerangka
kelembagaan dalam kehidupan masyarakat secara menyeluruh.

II.3. Tujuan Mempelajari Model Pembangunan


Pembangunan adalah hal yang sangat kompleks dan penuh dengan detail, maka
dengan adanya model pembangunan dan pertumbuhan akan membuat kita lebih mudah
untuk memahami keseluruhan seluk beluk pembangunan.
Model pembangunan memaksa kita memusatkan perhatian pada unsur paling
dasar dari proses pembangunan : masukan faktor, hubungan pertumbuhan terhadap
keluaran dan terhadap satu sama lainnya, dan peranan kemajuan teknologinya. Namun,

6
karena kemurnian matematis, model-model pembangunan dan pertumbuhan yang dibuat
secara kuantitatif dan terpadu dengan suatu proses lebih sering tampak membingungkan.
Jelaslah, model-model pertumbuhan dan pembangunan ini tidaklah berpengaruh besar.
Jika memang berpengaruh beberapa kebijakan tentunya telah memecahkan masalah-
masalah pembangunan.

II.4. Jenis-jenis Model Pembangunan, Model Pertumbuhan, dan Penerapannya

II.4.1 Model-model Pembangunan


Williard A Beling dan O Totten mengemukakan ada tiga macam arti fundamental
dari istilah model. Model dapat diartikan sebagai pengganti kata tahap, model dapat
diartikan sebagai pengganti kata strategi, model dapat diartikan sebagai pengganti kata
teori.
Terdapat 4 jenis model pembangunan, yaitu :
A. Model pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan
Tujuan pokok strategi ini adalah untuk meningkatkan laju produksi.
Kenaikan GNP merupakan focus utama dan merupakan parameter ekonomi dan
social yang paling baik untuk mempengaruhi tingkat hidup suatu masyarakat.
Dalam model ini ada 2 variabel teoritis utama, yaitu pertumbuhan yang
seimbang dan pertumbuhan yang tidak seimbang.

1. Model pembangunan seimbang


Dalam model ini diperlukanmodal investasi secara besar-besaran di segala
bidang secara serentak untuk mencapai tahap di mana dapat dicapai suatu
kenaikan laju pertumbuhan secara keseluruhan. Ada asumsi penting dalam
pendekatan ini, yaitu bahwa terdapat pelengkap-pelengkap (complementary)
teknis dan komersial di antara industri-industri baru pada berbagai tahap produksi
dan sebagai sektor dalam ekonomi yang dalam beberapa hal sesuai dengan
external economic dan produksi yang berskala besar. Oleh sebab itu, teori
pembangunan seimbang dinamakan juga sebagai teori usaha besar-besaran (big-

7
push) atau thesis utama minimum krisis (the critical minimum effort thesis) (Mynt
1967 : bab7).
Walaupun kedua teori tersebut mempunyai implikasi kebijaksanaan yang
sama, yaitu sama-sama menekankan perlunya mengadakan penanaman modal
besar—besaran, tetapi hakikat kedua teori tersebut sangatlah berbeda sekali.
Alasan diperlukannya pembangunan seimbang adalah untuk menjaga agar
dalam pembangunan tersebut tidak mengalami hambatan-hambatan dalam hal :
a) Memperoleh bahan mentah, tenaga ahli, sumber tenaga, dan fasilitas
lainnya.
b) Memperoleh pasaran untuk bahan-bahan hasil produksi.
Teori pembangunan seimbang terutama harus kita kaitkan pada pemikiran
Rosentein-Rodan dan Nurkse, karena teori tersebut pertama kali diciptakan oleh
nurkse, yang kemudian dikemukakan oleh Rosentein Rodan, yang menulis
gagasan untuk menciptakan program pembangunan di Eropa selatan dan tenggara,
yaitu dengan mengadakan industrialisasi secara besar-besaran.
Menurut beliau, pembangunan industri secara besar-besaran akan
menciptakan tiga macam ekonomi ekstern, yaitu ekonomi eksternal akibat
perluasan pasar, ekonomi eksternal akibat industri yang berdekatan, dan ekonomi
eksternal akibat adanya industri secara komplementer.
Sedangkan menurut Nurkse, ia menekankan bahwa pembangunan
ekonomi bukan saja menghadapi kesukaran dalam memperoleh modal yang
diperlukan, tetapi juga dalam mendapatkan pasaran untuk barang-barang yang
dihasilkan oleh berbagai industri yang akan dikembangkan. Oleh karena itu,
menurut beliau faktor yang terpenting dalam menentukan luas pasar adalah
produktivitas.
Agar negara-negara berkembang dapat melepaskan diri dari lingkaran
kemiskinan, perlu dilaksanakan program pembangunan seimbang, yaitu dalam
waktu bersamaan dilaksanakan penanaman modal di berbagai industri yang
mempunyai kaitan erat satu sama lain. Dengan cara ini, luas pasar akan dapat
diperbesar, karena kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat yang diperoleh
dari berbagai industri dapat menciptakan permintaan terhadap barang-barang yang

8
dihasilkan oleh berbagai industri yang dibangun. Pembangunan suatu industri
menciptakan pasar bagi industri lain, dan makin banyak industri yang dibangun
sehingga memungkinkan untuk menggunakan modal lebih intensif dan
efisien.dengan demikian pembangunan seimbang akan menjadi perangsang untuk
memperluas permintaan terhadap modal dan perangsang untuk lebih banyak
mengadakan penanaman modal. Oleh sebab itu pembangunan seimbang dapat
didefinisikan sebagai usaha mengatur penanaman modal secara sedemikian rupa,
sehingga sepanjang proses pembangunan tersebut tidak akan timbul hambatan
dari sumber penawaran maupun permintaan.

2. Model pembangunan tidak seimbang


Model pertumbuhan tidak seimbang mengandalkan para forward dan
backward-linkages effect (efek kaitan ke depan dan ke belakang) antara industri-
industri pada berbagai tahap produksi untuk memberikan dorongan bagi
pertumbuhan.
Pertumbuhan biasanya berkaitan dengan modernisasi. Adanya kenaikan
GNP karena adanya peranan teknologi tinggi dan alat padat model modern
menyebabkan hasil produksi sektor modern dapat bersaing dan diekspor.
Kebaikan dari strategi ini adalah :
a) Meningkatkan prestasi kerja dan produktivitas
b) Produksi nasional akan terus meningkat baik mutu, jenis, maupun jumlah
barang yang diproduksi.
c) Teknologi akan terus berkembang karena adanya inovasi
d) Adanya gerakan-gerakan ekonomi yang menyebabkan :
• Pendapatan per kapita meningkat
• Perubahan struktur ekonomi
• Perubahan pada perdagangan internasional.
Pembangunan tidak seimbang diangap lebih sesuai untuk dilaksanakan di
negara-negara berkembang, karena negara-negara tersebut mengalami masalah
keuangan sumber-sumber daya. Dengan melaksanakan program pembangunan
tidak seimbang, usaha pembangunan pada suatu waktu tertentudipusatkan pada

9
beberapa kegiatan yang akan mendorong peranan modal terpengaruh di berbagai
kegiatan lain pada masa berikutnya.
Dalam teori pembangunan tidak seimbang, persoalan pokok analisisnya
adalah bagaimana cara menentukan proyek-proyek yang harus didahulukan
perkembangannya agar penggunaan berbagai sumber daya yang tersedia
menciptakan tingkat perkembangan ekonomi yang maksimal. Ia menganalisis
masalah alokasi sumber-sumber daya diantara sektor Social Overhead Capital
(SOC) dengan sektor Direct Productivity Activity (DPA), yaitu diantara sektor
prasarana dengan setor yang secara langsung menghasilkan barang-barang.
Terdapat tiga cara pendekatan yang mungkin dilakukan dalam
pengembangan sektor prasarana dan sektor produktif, yaitu pembangunan
seimbang diantara kedua sektor tersebut, pembangunan tidak seimbang dimana
sektor prasarana lebih ditekankan, dan pembangunan tidak seimbang dimana
sektor produktif lebih ditekankan.

B. Model pembangunan yang berorientasi pada penciptaan lapangan kerja


Sasaran yang dicapai adalah peningkatan dalam kesempatan kerja
produktif dan meningkatkan produksi. Redistribusi pendapatan dan harta
produktif melalui perluasan lapangan kerja untuk mengurangi pengangguran.
Tekanannya adalah pada sektor informal di perkotaan dan sektor tradisional di
pedesaan melalui pembangunan pedesaan, padat karya di perkotaan, dan
pemanfaatan fasilitas-fasilitas berupa pendidikan, jasa kredit, dan lain-lain.

C. Model Pembangunan yang berorientasi pada penghapusan kemiskinan


Tujuan strategi ini penghapusan kemiskinan, peningkatan kesempatan
kerja produktif dan peningkatan GNP kelompok miskin. Strategi ini dapat
dilakukan dengan redistribusi kekayaan harta produktif melelui kebijakan fiskal
dan kredit, pemanfaatan fasilitas-fasilitas, reorientasi produksi melalui program
padat karya dan realokasi sumber daya produktif yang menguntungkan golongan
miskin melalui pengalihan investasi dan konsumsi serta penekanan sektor
tradisional dan informal di perkotaan.

10
D. Model pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar ( The
basic Neceessty oriented)
Agar dalam melakukan ketidakserentakan di semua sektor melalui
perubahan pada pertumbuhan dan sumber daya produktif dipergunakan dengan
baik, maka harus diusahakan :
(1) a. Tercapainya investasi yang tinggi
b. Pemanfaatan teknologi tepat guna
c. Penggunaan SDA dalam produksi
(2) Perubahan dalam pola redistribusi melalui :
a. Mobilitas penganggur
b. Realokasi pelayanan jasa-jasa umum
c. Landreform
(3) Perubahan kelembagaan (pranata kemasyarakatan) meliputi :
a. Partisipasi masa
b. Dukungan pemerintah
(4) Perubahan dalam tata ekonomi dunia baru, melalui :
a. Pembaharuan struktur perdagangan
b. Pembaharuan kebijaksanaan moneter internasional
c. Pengalihan arus sumberdaya yang lebih banyak dari negara berkembang
d. Peringanan utang luar negeri.
Semua itu bertujuan pada perbaikan kualitas hidup, peningkatan produksi barang-
barang dan jasa, penciptaan lapangan kerja baru dengan upah yang layak, dengan
harapan tercapainya tingkat hidup minimal untuk semua rumah tangga yang
kemudian sampai batas maksimal.

11
II.4.2 Model-model Pertumbuhan
A. Model Harrod-Domar
Model Harrod-Domar didasarkan pada beberapa asumsi-asumsi yang sebagian
besar berdasarkan pada tingkat pertumbuhan pendapatan yang diperlukan bagi
operasi perekonomian secara lancar dan tidak terputus-putus. Sebagian asumsi
yang menjadi dasar gagasan model Harrod-Domar diantaranya :
1. Terdapat tingkat keseimbangan pendapatan dalam
keadaan full employment yang awal.
2. Tidak ada kelambatan penyesuaian antara investasi
dengan penciptaan kapasitas produksi
3. Saving dan investasi berhubungan denganpendapatan
pada tahun yang sama.
4. Terdapat perbandingan tetap antara capital dengan tenaga
kerja dalam proses produksi.
Model Harrod-Domar memberikan suatu pengecekan rencana pembangunan
yang berguna untuk penyesuaian investasi, tingkat tabungan, dan tingkat
pertumbuhan.
Dibawah ini adalah hal-hal yang dikemukakan dalam model Harrod-Domar :
1. Tabungan (S) sebagai fungsi dan bagian proporsional yang konstan dari
pendapatan nasional (Y). S = f(Y) dan S = sY
2. Selama periode t, tabungan ex-ante sama dengan tabungan ex-post dan
sama dengan investasi ex-post. Sa = Sp = Ip.
3. Dalam bentuk aljabar, dimana Y adalah pendapatan nasional, K adalah
modal, I adalah investasi, S adalah tabungan, maka tingkat pertumbuhan
G = ∆ Y/Y, rasio tabungan s = S / Y = I / Y. Menurut definisi, investasi
adalah cadangan modal : ∆ K = I.
Dalam sifat-sifat utamanya, maka model Harrod-Domar memperlihatkan
hubungan dinamis antara cadangan modal dan output tunggal.

12
B. Model Solow
Fungsi produksi yang mendasari model solow dapat dinyatakan dalam
rumus
Y=f (K,L,N,t)
Dimana K adalah modal, L adalah tenaga kerja, N adalah sumber daya
alam, sedangkan t mencerminkan perkembangan teknologi dalam perjalanan
waktu.
Sedangkan dipihak lain ketika modal dan tenaga kerja bertambah disertsi
kemajuan teknologi, maka perubahan pada hasil produksi dapat dinyatakan dalam
rumus sebagai berikut:
Y=v.∆K+w.∆L+Y’
Dalam rumus ini v menunjuk pada produktivitas marginal dari modal, w
pada produktivitas dari tenaga kerja dan Y’ mencerminkan peningkatan produksi
yang berkaitan dengan perkembangan teknologi. Sementara v menyatakan
peningkatan hasil produksi berkenaan dengan tambahan satuan(unit) modal,
dalam kondisi ceteris paribus.
Kondisi di atas tidak berlaku dalam hal incremental capital output
ratio(ICOR). Perihal peranan ICOR, produksi berubah karena adanya perubahan
pada semua faktor produksi, masing-masing dan secara bersamaan. Perbedaan
yang serupa juga berlaku antara produktivitas marginal dari tenaga kerja dengan
labour output ratio.
C. Model Kaldor
Sejumlah asumsi dalam gagasan kaldor meliputi hal-hal sebagai beikut:
1.Pertumbuhan kontinue pada produksi total O (=Y) dan pada produktivitas
tenaga kerja ( hasil produksi per tenaga kerja, Y/L).
2. Pertumbuhan kontinue pada capital-labour ratio (K/L) jumlah modal per
tenaga kerja.
3. Tingkat laba ynag stabil sebagai imbalan jasa bagi peranan modal.
4. Capital-Output ratio(k=K/Y) adalah konstan dalam kurun waktu yang
cukup lama.

13
5. Ada korelasi yang tinggi antara laba sebagai bagian proporsional yang
stabil (konstan) dari pendapatan dan investasi sebagai bagian proporsional yang
stabil (konstan) dari produksi (=pendapatan).
Dalam kurun waktu yang bersangkutan, koefisiensi investasi (bagian
investasi dalam produksi total) juga konstan.
Kelak akan menjadi lebih jelas bahwa di antara asumsi yang ditonjolkan
kaldor, ada beberapa yang sesuai dengan kenyataan empiris,namun ada juga yang
kebenarannya masih dipersoalkan ataupun yang tidak dapat dibenarkan sama sekali.
Dalam model kaldor diungkapkan bahwa besarnya laba dalam pendapatan
nasional (laba sebagai bagian proporsional dari pendapatan nasional) ditentukan
oleh besarnya investasi (investasi sebagai bagian proporsional dari pendapatan
nasional). Dalam saat itu, besarnya investasi tersebut tergantung dari laju
pertumbuhan pendapatan dan oleh capital-output ratio. Dengan kata lain, dapat
dikemukakan bahwa tingkat laba sebagai imbalan jasa modal ditentukan oleh laju
pertumbuhan produksi dan pendapatan.
Kaitan antara laba dan investasi didasarkan atas pendapat bahwa tingkat
tabungan yang bersumber pada penerimaan laba jauh lebih tinggi, dibandingkan
dengan tingkat tabungan yang bersumber pada penerimaan upah.
Yaitu:Y=W+P
S=SP.P+SW.W
SP P > SW W
Dimana Y=pendapatan nasional, W=Wage income, P=Profit, dan sp
P=hasrat menabung dari laba yang diterima dan sw W=hasrat menabung dari upah
yang diterima.

14
BAB III
PENUTUP

III.1 KESIMPULAN

Pertumbahan ekonomi berpokok pada proses peningkatan barang dan jasa


dalam kegiatan ekonomi masyarakat.Paham pertumbuhan digunakan dalam teori
dinamika sebagaimana hal itu dikembangkan oleh para pemikir neo-Keynes dan
neo-Klasik. Pembangunan ekonomi mengandung arti yang lebih luas dan
mencakup perubahan pada tata cara susunan ekonomi masyarakat secara
menyeluruh. Untuk lebih mudah memahami tentang konsep pertumbuhan dan
pembangunan maka digunakanlah model-model pembangunan dan juga model
pertumbuhan. Model pembangunan yang kami sajikan adalah model
pembangunan yang dipaparkan oleh golongan neo-Keynes maupun neo-Klasik.
Model-model pembangunan dan pertumbuhan ini biasanya diterapkan di negara-
negara berkembang untuk mensukseskan pembangunan.
III.2 SARAN
Dengan adanya model-model pembangunan dan pertumbuhan ini
diharapkan negara-negara sedang berkembang dapat menigkatkan taraf hidup dan
mutu kehidupan masyarakatnya agar dapat memenuhi kebutuhan dasar seperti
pangan, sandang, pemukiman, kesehatan dan pendidikan yang selama ini menjadi
kendala di dalam pembangunan negara berkembang.

15
DAFTAR PUSTAKA

Suryana, Dr., M.Si. 2000. Ekonomi Pembangunan, Problematika dan Pendekatan.


Jakarta : Salemba Empat.
Winardi, SE. 1990. Kamus Ekonomi. Bandung : CV Mandar Maju.
Komarudin, Prof., dan Tjuparmah, Yooke, Dra. 2000. Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah.
Jakarta : Yrama Widya.
Tadang, Ambar, Drs. 1984. Ekonomi Pembangunan, Problema Dasar dan Teori
Pembangunan Ekonomi. Ujung Pandang : PT Bina Ilmu.
Herrick, Bruce dan Kindleberger, P. Charles. 1988. Ekonomi Pembangunan. Jakarta :
Bina Aksara.
Todaro, Michael P. 1983. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta : Ghalia
Indonesia.
Djojohadikusumo, Sumitro. 1994. Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi
Pembangunan. Jakarta : LP3ES.

16

Anda mungkin juga menyukai