SERTA PENERAPANNYA
MAKALAH
Dibuat oleh :
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
I.3. Tujuan Pembuatan Makalah
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain :
a. Sebagai bahan kajian matakuliah Ekonomi Pembangunan
b. Untuk memberikan informasi khususnya tentang apa saja model-model
pembangunan dan pertumbuhan yang sudah ada dan terus berkembang
hingga sekarang
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
secara ilmiah. Artinya, variabel-variabel dalam model itu harus bisa diuji secara empiris-
kuantitatif.
6
karena kemurnian matematis, model-model pembangunan dan pertumbuhan yang dibuat
secara kuantitatif dan terpadu dengan suatu proses lebih sering tampak membingungkan.
Jelaslah, model-model pertumbuhan dan pembangunan ini tidaklah berpengaruh besar.
Jika memang berpengaruh beberapa kebijakan tentunya telah memecahkan masalah-
masalah pembangunan.
7
push) atau thesis utama minimum krisis (the critical minimum effort thesis) (Mynt
1967 : bab7).
Walaupun kedua teori tersebut mempunyai implikasi kebijaksanaan yang
sama, yaitu sama-sama menekankan perlunya mengadakan penanaman modal
besar—besaran, tetapi hakikat kedua teori tersebut sangatlah berbeda sekali.
Alasan diperlukannya pembangunan seimbang adalah untuk menjaga agar
dalam pembangunan tersebut tidak mengalami hambatan-hambatan dalam hal :
a) Memperoleh bahan mentah, tenaga ahli, sumber tenaga, dan fasilitas
lainnya.
b) Memperoleh pasaran untuk bahan-bahan hasil produksi.
Teori pembangunan seimbang terutama harus kita kaitkan pada pemikiran
Rosentein-Rodan dan Nurkse, karena teori tersebut pertama kali diciptakan oleh
nurkse, yang kemudian dikemukakan oleh Rosentein Rodan, yang menulis
gagasan untuk menciptakan program pembangunan di Eropa selatan dan tenggara,
yaitu dengan mengadakan industrialisasi secara besar-besaran.
Menurut beliau, pembangunan industri secara besar-besaran akan
menciptakan tiga macam ekonomi ekstern, yaitu ekonomi eksternal akibat
perluasan pasar, ekonomi eksternal akibat industri yang berdekatan, dan ekonomi
eksternal akibat adanya industri secara komplementer.
Sedangkan menurut Nurkse, ia menekankan bahwa pembangunan
ekonomi bukan saja menghadapi kesukaran dalam memperoleh modal yang
diperlukan, tetapi juga dalam mendapatkan pasaran untuk barang-barang yang
dihasilkan oleh berbagai industri yang akan dikembangkan. Oleh karena itu,
menurut beliau faktor yang terpenting dalam menentukan luas pasar adalah
produktivitas.
Agar negara-negara berkembang dapat melepaskan diri dari lingkaran
kemiskinan, perlu dilaksanakan program pembangunan seimbang, yaitu dalam
waktu bersamaan dilaksanakan penanaman modal di berbagai industri yang
mempunyai kaitan erat satu sama lain. Dengan cara ini, luas pasar akan dapat
diperbesar, karena kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat yang diperoleh
dari berbagai industri dapat menciptakan permintaan terhadap barang-barang yang
8
dihasilkan oleh berbagai industri yang dibangun. Pembangunan suatu industri
menciptakan pasar bagi industri lain, dan makin banyak industri yang dibangun
sehingga memungkinkan untuk menggunakan modal lebih intensif dan
efisien.dengan demikian pembangunan seimbang akan menjadi perangsang untuk
memperluas permintaan terhadap modal dan perangsang untuk lebih banyak
mengadakan penanaman modal. Oleh sebab itu pembangunan seimbang dapat
didefinisikan sebagai usaha mengatur penanaman modal secara sedemikian rupa,
sehingga sepanjang proses pembangunan tersebut tidak akan timbul hambatan
dari sumber penawaran maupun permintaan.
9
beberapa kegiatan yang akan mendorong peranan modal terpengaruh di berbagai
kegiatan lain pada masa berikutnya.
Dalam teori pembangunan tidak seimbang, persoalan pokok analisisnya
adalah bagaimana cara menentukan proyek-proyek yang harus didahulukan
perkembangannya agar penggunaan berbagai sumber daya yang tersedia
menciptakan tingkat perkembangan ekonomi yang maksimal. Ia menganalisis
masalah alokasi sumber-sumber daya diantara sektor Social Overhead Capital
(SOC) dengan sektor Direct Productivity Activity (DPA), yaitu diantara sektor
prasarana dengan setor yang secara langsung menghasilkan barang-barang.
Terdapat tiga cara pendekatan yang mungkin dilakukan dalam
pengembangan sektor prasarana dan sektor produktif, yaitu pembangunan
seimbang diantara kedua sektor tersebut, pembangunan tidak seimbang dimana
sektor prasarana lebih ditekankan, dan pembangunan tidak seimbang dimana
sektor produktif lebih ditekankan.
10
D. Model pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar ( The
basic Neceessty oriented)
Agar dalam melakukan ketidakserentakan di semua sektor melalui
perubahan pada pertumbuhan dan sumber daya produktif dipergunakan dengan
baik, maka harus diusahakan :
(1) a. Tercapainya investasi yang tinggi
b. Pemanfaatan teknologi tepat guna
c. Penggunaan SDA dalam produksi
(2) Perubahan dalam pola redistribusi melalui :
a. Mobilitas penganggur
b. Realokasi pelayanan jasa-jasa umum
c. Landreform
(3) Perubahan kelembagaan (pranata kemasyarakatan) meliputi :
a. Partisipasi masa
b. Dukungan pemerintah
(4) Perubahan dalam tata ekonomi dunia baru, melalui :
a. Pembaharuan struktur perdagangan
b. Pembaharuan kebijaksanaan moneter internasional
c. Pengalihan arus sumberdaya yang lebih banyak dari negara berkembang
d. Peringanan utang luar negeri.
Semua itu bertujuan pada perbaikan kualitas hidup, peningkatan produksi barang-
barang dan jasa, penciptaan lapangan kerja baru dengan upah yang layak, dengan
harapan tercapainya tingkat hidup minimal untuk semua rumah tangga yang
kemudian sampai batas maksimal.
11
II.4.2 Model-model Pertumbuhan
A. Model Harrod-Domar
Model Harrod-Domar didasarkan pada beberapa asumsi-asumsi yang sebagian
besar berdasarkan pada tingkat pertumbuhan pendapatan yang diperlukan bagi
operasi perekonomian secara lancar dan tidak terputus-putus. Sebagian asumsi
yang menjadi dasar gagasan model Harrod-Domar diantaranya :
1. Terdapat tingkat keseimbangan pendapatan dalam
keadaan full employment yang awal.
2. Tidak ada kelambatan penyesuaian antara investasi
dengan penciptaan kapasitas produksi
3. Saving dan investasi berhubungan denganpendapatan
pada tahun yang sama.
4. Terdapat perbandingan tetap antara capital dengan tenaga
kerja dalam proses produksi.
Model Harrod-Domar memberikan suatu pengecekan rencana pembangunan
yang berguna untuk penyesuaian investasi, tingkat tabungan, dan tingkat
pertumbuhan.
Dibawah ini adalah hal-hal yang dikemukakan dalam model Harrod-Domar :
1. Tabungan (S) sebagai fungsi dan bagian proporsional yang konstan dari
pendapatan nasional (Y). S = f(Y) dan S = sY
2. Selama periode t, tabungan ex-ante sama dengan tabungan ex-post dan
sama dengan investasi ex-post. Sa = Sp = Ip.
3. Dalam bentuk aljabar, dimana Y adalah pendapatan nasional, K adalah
modal, I adalah investasi, S adalah tabungan, maka tingkat pertumbuhan
G = ∆ Y/Y, rasio tabungan s = S / Y = I / Y. Menurut definisi, investasi
adalah cadangan modal : ∆ K = I.
Dalam sifat-sifat utamanya, maka model Harrod-Domar memperlihatkan
hubungan dinamis antara cadangan modal dan output tunggal.
12
B. Model Solow
Fungsi produksi yang mendasari model solow dapat dinyatakan dalam
rumus
Y=f (K,L,N,t)
Dimana K adalah modal, L adalah tenaga kerja, N adalah sumber daya
alam, sedangkan t mencerminkan perkembangan teknologi dalam perjalanan
waktu.
Sedangkan dipihak lain ketika modal dan tenaga kerja bertambah disertsi
kemajuan teknologi, maka perubahan pada hasil produksi dapat dinyatakan dalam
rumus sebagai berikut:
Y=v.∆K+w.∆L+Y’
Dalam rumus ini v menunjuk pada produktivitas marginal dari modal, w
pada produktivitas dari tenaga kerja dan Y’ mencerminkan peningkatan produksi
yang berkaitan dengan perkembangan teknologi. Sementara v menyatakan
peningkatan hasil produksi berkenaan dengan tambahan satuan(unit) modal,
dalam kondisi ceteris paribus.
Kondisi di atas tidak berlaku dalam hal incremental capital output
ratio(ICOR). Perihal peranan ICOR, produksi berubah karena adanya perubahan
pada semua faktor produksi, masing-masing dan secara bersamaan. Perbedaan
yang serupa juga berlaku antara produktivitas marginal dari tenaga kerja dengan
labour output ratio.
C. Model Kaldor
Sejumlah asumsi dalam gagasan kaldor meliputi hal-hal sebagai beikut:
1.Pertumbuhan kontinue pada produksi total O (=Y) dan pada produktivitas
tenaga kerja ( hasil produksi per tenaga kerja, Y/L).
2. Pertumbuhan kontinue pada capital-labour ratio (K/L) jumlah modal per
tenaga kerja.
3. Tingkat laba ynag stabil sebagai imbalan jasa bagi peranan modal.
4. Capital-Output ratio(k=K/Y) adalah konstan dalam kurun waktu yang
cukup lama.
13
5. Ada korelasi yang tinggi antara laba sebagai bagian proporsional yang
stabil (konstan) dari pendapatan dan investasi sebagai bagian proporsional yang
stabil (konstan) dari produksi (=pendapatan).
Dalam kurun waktu yang bersangkutan, koefisiensi investasi (bagian
investasi dalam produksi total) juga konstan.
Kelak akan menjadi lebih jelas bahwa di antara asumsi yang ditonjolkan
kaldor, ada beberapa yang sesuai dengan kenyataan empiris,namun ada juga yang
kebenarannya masih dipersoalkan ataupun yang tidak dapat dibenarkan sama sekali.
Dalam model kaldor diungkapkan bahwa besarnya laba dalam pendapatan
nasional (laba sebagai bagian proporsional dari pendapatan nasional) ditentukan
oleh besarnya investasi (investasi sebagai bagian proporsional dari pendapatan
nasional). Dalam saat itu, besarnya investasi tersebut tergantung dari laju
pertumbuhan pendapatan dan oleh capital-output ratio. Dengan kata lain, dapat
dikemukakan bahwa tingkat laba sebagai imbalan jasa modal ditentukan oleh laju
pertumbuhan produksi dan pendapatan.
Kaitan antara laba dan investasi didasarkan atas pendapat bahwa tingkat
tabungan yang bersumber pada penerimaan laba jauh lebih tinggi, dibandingkan
dengan tingkat tabungan yang bersumber pada penerimaan upah.
Yaitu:Y=W+P
S=SP.P+SW.W
SP P > SW W
Dimana Y=pendapatan nasional, W=Wage income, P=Profit, dan sp
P=hasrat menabung dari laba yang diterima dan sw W=hasrat menabung dari upah
yang diterima.
14
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
16