Rancang Bangun Penguat Daya RF
Rancang Bangun Penguat Daya RF
Abstract
The RF power amplifier has been designed and realized to operate at the frequency of
100 MHz with 1000 mW of power output at 12 V supply voltage in this research. Based on this
design, it will be used to design of the RF power amplifier with large output power at desired
frequency operation. The RF power amplifier consist of three stages amplification, with first
amplifier is operated in class A, second and third amplifier are operated in fixture mode class C.
Class A amplifier is designed with using the procedure that presented by Purdie, while fixture
mode class C amplifier is designed by using of large signal transistor impedance. Realizing of the
RF power amplifier can be able to used for amplifying signal of 100 MHz. The measurement of the
RF power amplifier at 12 V supply voltage; maximal output power of 1148,15 mW; second
harmonic distortion of 0,07 %; bandwidth 8 MHz and signal power are larger then noise that
generated by the amplifier.
55
Sapto N, Dwi P. Sasongko, Isnain G., Rancang Bangun…
C1
Impedansi keluaran sinyal kuat
VE
R2 R3a Z C dari transistor daya HF dan VHF
bipolar umumnya diperkirakan dengan
R3b C2 menganggap sebagai hasil kombinasi
paralel antara kapasitansi keluaran
Gambar 2.1. Rangkaian penguat kelas A kolektor Cob dan resistansi beban
[3]
dengan umpan balik emitor (Purdie ). kolektor RL . Menurut Hejhall [5 ] ,
resistansi beban kolektor ditentukan
dengan persamaan
Penguat Mode Campuran Kelas C 2
Penguat daya mode campuran VCC
RL =
kelas C mempunyai efisiensi yang lebih 2 Pout
besar dan rangkaian yang lebih
sederhana dibandingkan dengan penguat dengan VCC adalah tegangan catu yang
daya kelas A. Rangkaian penguat daya diberikan, dan Pout adalah daya keluaran
mode campuran kelas C ditunjukkan yang diinginkan.
pada gambar 2.2.
56
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 6, No. 3, Juli 2003, hal. 55 - 62
57
Sapto N, Dwi P. Sasongko, Isnain G., Rancang Bangun…
58
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 6, No. 3, Juli 2003, hal. 55 - 62
Power Multitester
Supply Digital
9 s/d 13,5 V
D IL U B A N G I
12 V
Penguat Spectrum
Osilator Daya RF Analyzer
Gambar 4.1. Pola jalur PCB hasil
rancangan.
Gambar 5.1. Skema pengujian yang
Pemasangan Komponen pada PCB dilakukan
Pemasangan komponen pada
PCB dimulai dengan komponen- Daya Keluaran Penguat Daya RF
komponen yang berukuran kecil, terhadap Tegangan Catu
kemudian diikuti dengan komponen- Penguat daya RF dirancang
komponen yang berukuran besar. pada tegangan catu 12 V, sehingga
Penghantar yang terdapat pada setiap penalaan rangkaian resonansi dan
komponen dipotong sependek mungkin, jaringan penyesuai impedansi dilakukan
untuk meminimalkan adanya resistansi, pada tegangan catu 12 V. Sinyal
kapasitansi, dan induktansi liar yang masukan penguat daya RF diambil dari
dapat ditimbulkan. Transistor pada keluaran osilator pada frekuensi dasar
penguat II dan penguat III diberi 100 MHz. Variasi tegangan catu dimulai
pendingin untuk menyerap panas yang dari 12 V kemudian diturunkan tiap 0,5
ditimbulkannya. V sampai tegangan catu 9 V. Kemudian
dari 12 V dinaikkan tiap 0,5 V sampai
Realisasi Power Supply tegangan catu 13,5 V. Penalaan
Power supply harus mampu rangkaian hanya dilakukan pada
mengeluarkan daya minimal 1,68 W. tegangan catu 12 V dan tidak dilakukan
Untuk memenuhi hal itu, catu daya DC pada setiap variasi tegangan catu. Hal
yang direalisasikan ditunjukkan pada ini dimaksudkan agar resistansi beban
gambar 4.2. yang dilihat dari kaki kolektor tiap
2N3055
tingkatan penguat adalah tetap. Grafik
220 V 17 V
+V daya keluaran maksimal terhadap
D4 D1
LM7815 1K
tegangan catu diberikan pada gambar
AC
D3 D2
C1 1K C2 5.2.
0
4700 µ F , 50 V 1000µF ,50V
1400
D a y a k e lu a r a n (m W )
59
Sapto N, Dwi P. Sasongko, Isnain G., Rancang Bangun…
D aya K eluaran (m W )
1000
jaringan penyesuai impedansi keluaran 800
penguat III. 600
Distorsi harmonik penguat daya 400
RF digunakan untuk menyatakan 200
perbandingan daya frekuensi harmonisa 0
terhadap daya frekuensi dasar. Frekuensi 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103
Frekuensi (MHz)
harmonisa akan selalu muncul pada
keluaran suatu penguat karena tidak ada Gambar 5.4. Grafik daya keluaran penguat
penguat yang murni linier. Selain itu, daya RF terhadap frekuensi masukan
munculnya frekuensi harmonisa juga
disebabkan oleh adanya frekuensi Grafik daya keluaran penguat
harmonisa dari sinyal yang diinginkan daya RF terhadap frekuensi masukan
pada bagian masukan penguat daya RF. digunakan untuk menunjukkan bahwa
Harmonisa-harmonisa yang muncul rangkaian resonansi pada penguat daya
pada keluaran penguat daya RF tidak RF dapat bekerja sebagaimana mestinya.
dapat dihilangkan, akan tetapi dapat Penguat daya RF dirancang untuk
ditekan sekecil mungkin dengan dioperasikan pada frekuensi 100 MHz,
menggunakan rangkaian filter peredam dan dari data yang diperoleh diketahui
harmonik. Filter peredam harmonik ini bahwa penguat daya RF beresonansi
dapat berupa jaringan penyesuai pada frekuensi 99 sampai 100 MHz,
impedansi. sedangkan untuk frekuensi-frekuensi
Grafik distorsi harmonik kedua diatas dan dibawahnya, daya keluaran
terhadap tegangan catu diberikan pada menurun cukup tajam. Pada frekuensi
gambar 5.3. resonansi, impedansi rangkaian
resonansi yang dilihat adalah nyata
0,4 murni (nilai impedansi minimal)
0,3 sehingga daya yang dilewatkan adalah
D H 2 (% )
60
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 6, No. 3, Juli 2003, hal. 55 - 62
61
Sapto N, Dwi P. Sasongko, Isnain G., Rancang Bangun…
10 nF 10 nF 10 nF
+ VCC
L4
22
10 nF 10 nF
10 nF 10 nF
L1 L2 L3
10K
Q1 Q2 60 pF Q3 60 pF
L2 , 3 L3,0
IN OUT
20 pF 10 nF
60 pF 60 pF 60 pF
150
3K3
RFC 2 RFC 3
220 10 nF
Keterangan:
Q1 =2SC2053 L1 = 0,159 µH L2,3 = 0,058µH RFC2 = 0,672 µH
Q2 =2SC2053 L2 = 0,068 µH L3, 0 = 0,139µH RFC3 = 0,672 µH
Q3 =2SC1970 L3 = 0,066 µH
62
56