Anda di halaman 1dari 7

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI MOBILE LEARNING

BERBASIS JAVA

Bambang Riyanto, briyanto@lskk-svr1.ee.itb.ac.id *)


Muh. Tamimuddin H., muh_tamim@yahoo.com **)
Sri Widayati, widwid79@yahoo.com **)

* STEI-INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


** PPPPTK MATEMATIKA YOGYAKARTA

ABSTRAK

Perkembangan teknologi mobile seluler sudah sedemikian cepat dan dapat dirasakan di seluruh dunia dan
dimanfaatkan dalam berbagai bidang kehidupan. Perkembangan ini dapat dimanfaatkan pula dalam dunia
pendidikan dan memungkinkan terobosan baru dalam belajar secara mobile menggunakan perangkat IT
genggam atau disebut mobile learning (m-learning). M-learning memiliki beberapa kelebihan di antaranya
adalah independensi dalam pembelajaran. Namun, di sisi lain, perangkat pembelajaran m-learning
memiliki keterbatasan sumber daya dan keragaman platform sehingga diperlukan rancangan yang mampu
menjamin kompatibilitas dan interoperabilitas.

Kata kunci: m-learning,e-learning, OOP, Java, XML, XML-RPC

1. PENDAHULUAN • Tuntutan kebutuhan konsumen.

Perkembangan teknologi telah menciptakan Tidak seperti e-learning tradisional, sumber daya
pengembangan terobosan-terobos an dalam (computing resources ) pada lingkungan m-
pembelajaran. Di tengah perkembangan ini learning sangat terbatas. Divais bergerak yang
learner (pembel ajar) bersinggungan dengan digunakan sebagai media belajar memiliki
perangkat-perangkat teknologi komunikasi beberapa keterbatasan, seperti catu daya,
bergerak dan teknologi internet telah menjadi kapasitas penyimpan, pemroses, layar tampilan
gelombang kecenderungan baru yang dan sarana masukan/keluaran. Di samping itu,
memungkinkan pembelajaran secara mobile atau divais bergerak memiliki platform yang beragam,
lebih dikenal sebagai mobile learning (m- begitu pula dengan platform server yang dipakai
learning). Kombinasi teknologi telekomunikasi sebagai pengelola sumber daya pembelajaran.
dan internet memungkinkan pengembangan Kenyataan ini menyebabkan sistem m-learning
sistem m-learning yang pada sisi klien harus dikembangkan secara khusus dan
memanfaatkan divais begerak, berinteraksi dioptimasi sedemikian rupa untuk dapat
dengan sisi server, yaitu web server. kompatibel pada platform dan divais yang
beragam dan sumber daya yang terbatas serta
Meskipun saat ini m-learning masih berada pada memiliki interoperabilitas yang tinggi.
tahap awal pengembangan dan para peneliti
masih mengeksplorasi setiap aspeknya, m- Java yang merupakan open standard yang
learning diperkirakan akan menjadi cukup pesat portable telah memberikan dukungan bagi
dan viabel dalam jangka waktu dekat. Hal ini pengembangan aplikasi yang beragam, dari
didukung oleh beberapa faktor berikut. aplikasi enterprise berbasis web menggunakan
• Divais makin banyak, murah dan canggih J2EE sampai aplikasi yang berjalan pada
serta kenyataan bahwa pengguna divais perangkat bergerak dengan J2ME dan dapat
bergerak lebih banyak dari pengguna berjalan pada banyak platform mesin, sistem
komputer. operasi dan divais. Implementasi m-learning
• Perkembangan teknologi wireless/seluler menggunakan Java diharapkan dapat menjamin
(2G, 2.5G, 3G). kompatibilitas yang tinggi mengingat aplikasi
Java dapat ditanam pada divais dan mesin yang
beragam. Sedangkan untuk menjamin adanya
interoperabilitas digunakan teknologi XML yang
telah menjadi sebuah standar pertukaran data
yang sudah cukup mapan (mature) dan telah
diterima secara luas. Teknologi XML yang
diimplementasikan pada sistem m-learning
menawarkan sistem yang lebih terbuka, bebas
platform dan interoperabel. Untuk mendukung
semua ini diperlukan arsitektur pembelajaran
yang netral dan dapat diadopsi secara fl eksibel.
Pada penelitian ini digunakan acuan arsitektur GAMBAR 2.1. SKEMA DARI BENTUK M-LEARNING
pembelajaran LTSA. Sedangkan Proses
pengembangan aplikasi menggunakan RUP Meski memiliki beberapa kel ebihan, m-learning
(Rational Unified Process) sebagai metodologi tidak akan sepenuhnya menggantikan e-learning
dan UML (Unified Modelling Language) sebagai tradisional. Dengan keterbatas an computing
bahasa untuk memodelkan sistem. resources, m-learning tidak dapat menyediakan
dan/atau mengakses sumber daya pembelajaran
2. M-LEARNING yang sama dengan sumber daya pada e-learning.
M-learning akan sangat mungkin untuk
Istilah mobile learning (m-learning) mengacu digunakan sebagai suplemen bagi e-learning
kepada penggunaan perangkat IT genggam dan maupun bagi lingkungan pembelajaran tradisonal
bergerak, seperti PDA, telepon genggam, laptop di mana computer aided learning tidak ters edia
dan tablet PC, dalam pengajaran dan [2].
pembelajaran[1]. M-learning adalah
pembelajaran yang unik karena pembelajar dapat Sementara itu karakteristik pengguna sendiri
mengakses materi pembelajaran, arahan dan cukup bervariasi. Pengguna yang terbiasa dengan
aplikasi yang berkaitan dengan course kapan- penggunaan PC sebagai media bel ajar ternyata
pun dan dimana-pun. Hal ini akan m eningkatkan lebih suka tetap memakai PC, sedangkan mereka
perhatian pada materi pembel ajaran, membuat yang tidak familier dengan PC merasa
pembelajaran menjadi pervasi f, dan dapat penggunaan divais bergerak lebih atrakti f dan
mendorong motivasi pembelajar kepada lebih dapat diterima [4]. Sistem yang optimal
pembelajaran sepanj ang hayat (lifelong learning). adalah menggabungkan m-learning dengan e-
Selain itu, dibandingkan pembelajaran learning, di mana ada alternati f proses
konvensional, m-learning memungkinkan adanya pembelajaran dilakukan dengan perangkat
lebih banyak kesempatan untuk kolaborasi komputer dan/atau divais bergerak [2] atau
secara ad hoc dan berinteraksi secara inform al di dikombinasikan dengan sistem pembelajaran
antara pembelajar[2]. tradisional.

Dalam pembelajaran e-learning, independensi 2.1 Klasifikasi m-Learning


waktu dan tempat menjadi faktor penting yang M-Learning dapat dikelompokkan dalam
sering ditekankan. Namun, dalam e-learning beberapa klasi fikasi tergantung dari beberapa
tradisional kebutuhan minimum tetap sebuah PC sudut pandang [5]. Dari sisi teknologi ICT yang
yang dengan demikian memiliki konsekuensi digunakan, maka mlearning dapat diklasifikasi
bahwa independensi waktu dan tempat tidak berdas ar indikator utama;
sepenuhnya terpenuhi. Independensi ini masih • tipe perangkat yang didukung- laptop,
belum dapat dipenuhi dengan penggunaan tabletPC, PDA, telepon seluler atau
notebook (komputer portabel), karena smartphone;
independensi waktu dan t empat yang • tipe komunikasi nirkabel yang digunakan
sesungguhnya berarti seseorang dapat belaj ar untuk mengakses materi pembelajaran
dimana-pun kapan-pun dia membutuhkan akses maupun inform asi administratif - GSM,
pada materi pembelajaran [2]. M-learning GPRS, IEEE 802.11, Bluetooth, IrDA.
merupakan bagian dari e-learning sehingga,
dengan sendirinya, juga merupakan bagian dari Dari sudut pandang teknologi pengajaran maka
d-learning (distance learning) [3]. m-learning dapat diklasifikasikan berdas ar
indikator berikut;
o mendukung pembelajaran asynchronous dan yang terbatas. Dengan keterbat asan
atau synchronous; hardware ini hal-hal yang perlu diperhatikan
• mendukung e-learning standar; adalah perlunya pemilihan penggunaan
• ketersedi aan koneksi internet perm anen pustaka pengembangan yang tepat,
antara sistem dan pengguna; pengurangan footprint aplikasi, serta
• lokasi pengguna; pemanfaatan portal yang mendelegasikan
• layanan akses ke materi pembelajaran pekerjaan-pekerj aan yang kompleks dan
dan/atau administrasi. memerlukan sumber daya bes ar.
2. Keterbatasan Jaringan. Jaringan seluler
Menurut waktu dari pengajar dan siswa berbagi relati f lambat, tak dapat diandalkan dan
inform asi, m-learning dapat diklasifikasi seperti tidak aman. Keadaan ini menyebabkan
berikut; pengembangan aplikasi m-learning harus
memanfaatkan sumber daya jaringan
• sistem yang mendukung pembelajaran
semaksimal mungkin. Aplikasi harus
synchronous di mana antara pengajar dan
siswa maupun antar siswa dapat mampu memberi dukungan operasi secara
offline sehingga tidak harus terhubung
berkomunikasi secara real-time, misalnya
menggunakan komunikasi suara, teks (chat) secara terus menerus dengan server serta
mekanisme download yang efisien dan dapat
atau video conference;
diandalkan. Sedangkan ketidak-amanan data
• sistem yang mendukung pembelajaran
dapat di atasi dengan implementasi enkripsi.
asynchronous, di mana komunikasi tidak
3. Divais yang Pervasif. Perangkat bergerak
dapat dilakukan secara real-time. Dalam
memiliki bentuk kecil yang beragam dan
berkomunikasi asynchronous dapat
dapat selalu dibawa ke mana-mana oleh
digunakan email, bulletin board/forum, atau
pengguna dan dengan mudah berpindah
SMS.
tangan sehingga menjadi merupakan
• sistem yang mendukung pembelajaran persoalan yang lebih rumit, baik persoalan
synchronous dan asynchronous sekaligus.
sosial maupun persoalan teknis. Kenyataan
ini memerlukan adanya mekanisme proteksi
on-device untuk melindungi data sensitive.
Selain itu diperlukan adanya optimasi bagi
aplikasi untuk dijalankan pada plat form
berbeda (devi ce-independent ).
4. Skema Integrasi. Banyak aplikasi nirkabel
bergerak yang membutuhkan integrasi
dengan banyak sistem back-end atau
middleware berbeda. Saat ini terdapat
beberapa teknologi yang dapat digunakan,
diantaranya adalah Protokol biner
GAMBAR 2.2 KLASIFIKASI M-LEARNING [5]
proprietary, Framework RPC, messaging
serta XML web services. Masing-masing
2.2 Aspek Rancangan m-Learning teknologi memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Semakin
Karakt eristik perangkat maupun pengguna m- longgar kopling integrasinya (loosly couple)
learning yang khusus dan unik memerlukan akan semakin besar pula footprint dan
disain yang juga khusus. Sistem e-learning yang ukuran aplikasi serta data yang ditransfer.
ada sekali-pun tidak dapat dengan begitu saja Pada lingkungan m-learning yang memiliki
ditrans fer ke lingkungan m-learning. keterbat asan sumber daya, pemilihan
Keterbatasan divais pembelajaran dalam m- teknologi integasi yang benar-benar tepat
learning memerlukan perhatian dan menjadi sangat vital.
pertimbangan yang khusus dalam membuat 5. Kenyamanan Pengguna. Merancang
aplikasi yang nyaman digunakan dan sesuai
sebuah rancangan aplikasi m-learning. Beberapa
aspek yang menjadi perhatian dalam merancang karakteristik pengguna merupakan tantangan
besar bagi para pengembang. Beberapa isu
aplikasi m-learning adalah sebagai berikut [6].
perlu untuk diperhatikan. Di antaranya
adalah perlunya ant armuka yang kaya,
1. Keterbatasan Hardware. Perangkat
bergerak memiliki computing resources tampilan yang tidak terlalu padat (satu layar
setiap saat), pemanfaatan thread untuk
proses yang lama, penyimpanan preferensi
pengguna dan penyediaan deployment
descriptor untuk kemudahan instalasi.

3. ANALISIS SISTEM

3.1 Sistem M-Learning Yang Dikembangkan


Sistem yang dikembangkan dalam penelitian ini
bernama Ganesa Mobile Learning (GML). GAMBAR 3.2 ARSITEKTUR
Sistem ini terbagi menjadi dua buah sub-sistem, PEMBELAJARAN GML
yaitu GML Provider dan GML Client. GML
Provider merupakan sebuah sub-sistem GML
yang dijalankan pada web server yang Secara fisik, arsitektur GML dibagi menjadi dua
menyediakan ser vice m-l earning yang dapat bagian, yaitu GML Provider dan GML Client.
diakses dan dijalankan oleh sub-sistem lain, Pertukaran pesan antara GML Provider dan
yaitu GML Client. Rancangan kedua sub-sistem GML Client menggunakan format XML dan
ini menggunakan acuan Object Oriented Design protokol XML-RPC. Penggunaan protokol ini
(OOD). dimaksudkan agar pengembangan dua subsistem
ini dapat bersi fat loosly couple. Sedangkan
Arsitektur pembelajaran GML mengacu kepada protokol transport menggunakan protokol HTTP
arsitektur Learning Technology System over GPRS yang sudah cukup mapan (well
Architecture (LTSA) yang usulkan oleh IEEE established).
1484 Learning Technology Systems Committee
(LTSC). Standar ini meliputi wilayah yang luas
dari sistem, umumnya dikenal sebagai teknologi
pembelajaran, teknologi pendidikan dan
pelatihan, pelatihan berbasis komputer (CBT),
computer assisted instruction, intelligent
tutoring, metadata, dan sebagainya. Standar ini
netral secara pedagogis, netral tehadap konten, GAMBAR 3.3 ARSITEKTUR FISIK GML
netral secara kultural dan netral plat form
[LTSA]. Arsitektur LTSA ini dipetakan ke 3.2. Fungsi Sistem
dalam lingkungan pembelajaran m-learning Mendefinisikan fungsi dari sistem merupakan
(Gambar 3.1). langkah awal dalam analisis sistem. Fungsi-
fungsi yang dapat diidenti fikasi dari GML adalah
sistem mampu untuk:
• menyediakan fungsi registrasi sistem,
• melayani fungsi course browsing,
• melayani fungsi registrasi course,
• menyimpan data course dan data pembelaj ar
dan pengajar yang mengikuti course tersebut,
• mengirimkan konten pembelajaran yang
tepat,
• menyediakan ujian dan mekanisme untuk
evaluasi,
• mengolah hasil evaluasi,
GAMBAR 3.1 PEMETAAN LTSA KE ARSITEKTUR GML • menyediakan fasilitas interaksi antar sesama
learner maupun dengan coach.
Pada rancangan GML ini karakteristik yang
membedakannya dengan sistem e-learning 3.3 Use-Case Diagram
tradisional terutama adalah pada penggunaan Use-cas e diagram menggambarkan aktor
mobile device yang dipakai oleh pengajar dan eksternal dan hubungannya dengan use-cas e.
pembelajar untuk mengakses learning object Use-cas e mendeskripsikan fungsi yang
maupun behaviour, termasuk dalam berinteraksi. disediakan sistem.
4. DISAIN SISTEM
4.1 Disain Sub-Sistem GML Provider
4.1.1 Disain Arsitektur GML Provider

Disain arsitektur GML Provider mengacu pada


three-tier architecture. Dalam arsitektur ini
bagian-bagi an sistem dipisahkan antara
presentation, business logic dan data store
(Gambar 3.1.). Lapisan presentation pada sistem
ini adalah XML-RPC interface yang merupakan
kumpulan prosedur yang di-publish dan dapat
dipanggil oleh aplikasi lain secara r emote
melalui protokol HTTP. Servis GML Provider
tidak dimaksudkan untuk dikonsumsi pengguna GAMBAR 4.2. KOMPONEN GML PROVIDER
secara langsung.
Sistem GML menggunakan learning object
berupa file XML yang di-upload dan dikelola di
server. Penambahan atau pengubahan materi
dilakukan dengan membuat atau mengedit file
XML ini. Materi pembelajaran dapat
dimasukkan dalam file XML at au diletakkan di
lokasi lain, namun tetap dirujuk dari file ini,
artinya jika learning object yang digunakan
berada di file lain, misalnya file gambar, maka
dalam file XML harus ditunjukkan rujukan/link
ke file gambar tersebut. Informasi selain
learning object disimpan dalam sebuah database
relasional.

4.1.4. Disain XML-RPC Interface


GAMBAR 4.1. ARSITEKTUR SUB-SISTEM GML
PROVIDER
XML-RPC interface merupakan ser vice endpoint
Lapisan business logic tier merupakan bagian interface yang mendeklarasikan metoda/pros edur
yang menangani proses -proses inti dari sistem. yang di-publish dan dapat dipanggil oleh remote
Lapisan ini terdiri dari beberapa modul, yaitu client dan merupakan pemetaan dari use case
deliverable module, interaction module, learning diagram. Sebagian XML-RPC Interface yang
activity module, person management module dan didefinisikan pada sistem GML ditunjukkan oleh
content management module. Tabel 3.1.
Lapisan data store adalah l apisan penyimpan
TABEL 4.1. XML-RPC INTERFACE
data sistem. Pada sistem GML Provider data
disimpan dalam database dan dokumen XML. Use Case Aktor XML-RPC
Untuk mengakses database digunakan JDBC, Interface
sedangkan untuk mengakses dokumen XML Login/logout Learner login() logout()
digunakan SAX dan DOM. Coach
Register to Learner, registerSystem()
4.1.2 Disain Komponen System Coach
Register to Learner listCourse()
Secara umum, komponen dari GML Provider Course registerCourse()
digambarkan oleh Gambar 4.2. Take Learner selectCourseOff()
CourseOfferin listCourseOff()
g
Take Lesson Learner selectLesson()
Take Pre-Test Learner selectPreTestSheet(
)
makePreTestSolutio
n()
4.1.5. Pemodelan Rancangan 5. IMPLEMENTASI

Rancangan GML Provider dimodelkan dengan 5.1 Implementasi GML Provider


diagram UML. Diagram-diagram yang Disain m-learning diimplementasikan dalam
digunakan adalah interaction diagram, class lingkungan pemrograman Java, baik pada sisi
diagram,component diagram dan deployment server maupun klien. GML Provider
dagram. diimplementasikan pada platform J2EE (Java 2
Enterprise Edition) dengan databas e HSQL.
4.2 Arsitektur Sub-Sistem GML Client Protokol XML-RPC pada sisi ini
diimplementasikan dengan dukungan pustaka
Sub-sistem GML Client difokuskan untuk Apache XML-RPC.
menjembatani keseluruhan sistem dengan Sub-sistem GML Provider dilengkapi dengan
pengguna (end user). Beberapa kompleksitas data fitur pengelolaan administrasi yang dimaksudkan
dan pemrosesan dapat dikurangi secara signifikan untuk mengelola sistem secara global terutama
dengan memanfaatkan servis XML-RPC dari dalam pengelolaan course dan pengelolaan
GML Provider. Namun demikian, sub-sistem pengguna. Fungsi administrasi ini berbasis web
GML Client masih memerlukan manajemen dan diakses melalui PC yang terkoneksi internet.
pengelolaan data pada divais, utamanya untuk
mendukung aplikasi yang dapat dijalankan pada 5.2 Implementasi GML Client
mode offline. Arsitektur GML Client mengacu GML Client diimplementasikan pada platform
kepada arsitektur MVC (Model View Controller) J2ME (Java 2 Micro Edition). Protokol XML-
dan ditunjukkan oleh Gambar 4.6. RPC pada klien diimplementasikan dengan
memanfaatkan pustaka kXML-RPC. Pada
penelitian ini digunakan perangkat klien
menggunakan smartphone Nokia 6600 yang
termasuk kategori Nokia Series 60 dan memiliki
spesifikasi konfigurasi CLDC 1.0 dan profile
MIDP 2.0. Koneksi antara klien dengan server
menggunakan teknologi GPRS. Obyek
pembelajaran yang dapat ditangani berbentuk
teks dan gambar dan dapat diakses secara online
maupun didownload dan disimpan ke memori
perangkat sehingga dapat diakses secara offline.
GAMBAR 4.3 ARSITEKTUR SUB-SISTEM GML
CLIENT 6. KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat diambil beberapa
Arsitektur model komponen terdiri dari: kesimpulan berikut.
• FacadeModel, merupakan komponen • M-Learning merupakan pembelajaran yang
menangani semua aksi dari komponen cukup prospektif dan viable untuk
model ke controller. diimplementasikan.
• LocalModel, merupakan komponen yang • Kendala pengembangan aplikasi m-learning
bertugas untuk menangani aksi yang adalah keterbatasan sumber daya dan
mengakses media penyimpanan lokal pada keragaman platform sehingga perlu
device. rancangan yang mampu mengatasi kendala
• Dispatcher, merupakan komponen yang ini.
bertugas untuk menangani pemilahan data. • Rancangan OOP yang dapat
• RemoteModel, merupakan komponen yang diimplementsikan ke platforfm Java dan
bertugas untuk menangani aksi yang protokol berbasis XML diharapkan dapat
memerlukan akses ke remote server. mengatasi keragaman plat form dan
RemoteModel merupakan XML-RPC memberikan tingkat interoperabilitas yang
Interface. lebih baik.
Dari komponen-komponen ini kemudian
dilakukan pengembangan komponen yang lebih 7. REFERENSI
detil dan penambahan komponen lain yang
diperlukan, seperti komponen antarmuka. [1] Wood, Karen, Introduction to Mobile
Learning (M Learning), Ferl, Becta (British 2004.
Educational Communications and Technology
Agency), 2003. [5] Georgi ev, Tsvetozar, Evgeniya Georgieva,
http://ferl.becta.org.uk/display.cfm?page=65&cat Angel Smrikarov, A General Classification of
id=192&resid=5194. Diakses tanggal 19 Mobile Learning Systems, International
Nopember 2005. Conference on Computer Systems and
Technologies - CompSysTech’ 2005,
[2] Holzinger, Andreas, Alexander Nischelwitzer, http://ecet.ecs.ru.acad.bg/cst05/Docs/cp/sIV/IV.1
dan Matthias Meisenberger, Mobile Phones as a 4.pdf, Diakses tanggal 9 Agustus 2006.
Challenge for m-Learning:Experiences with the
Mobile Learning Engine (MLE) using Mobile
Interactive Learning Objects (MILOs), [6] Juntao Yuan, Michael, Enterprise J2ME :
Developing Mobile Java Applications, Prentice
[3] Georgiev, T., E.Georgieva, A.Smrikarov. M- Hall, 2004.
Learning - A New Stage of E-Learning,
International Conference on Computer Systems
and Technologies - CompSysTech’ 2004, [LTSA] _________, IEEE P1484.1/D9, 2001-
http://ecet.ecs.ru.acad.bg/cst04/Docs/sIV/428.pdf. 11-30 Draft Standard for Learning Technology,
Diakses tanggal 9 Agustus 2006. Learning Technology System Architecture
(LTSA), http://edutools.com/ltsa
[4] Virvon, Maria dan Eythimios Alepis, Mobile
versus desktop facilities for an e-learning [6]________, XML-RPC Spesification, Userland
system: users’ perspective, IEEE International Software,,http://www.xmlrpc.com. Diakses
Conference on Systems, Man and Cybernetica, tanggal 19 November 2005.

Anda mungkin juga menyukai