BAB I
LATAR BELAKANG
Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis
baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era
globalisasi memperluas pasar produk dari perusahaan Indonesia dan di
sisi lain, keadaan tersebut memunculkan persaingan yang makin ketat
baik antar perusahaan domestic maupun perusahaan asing. Seperti
halnya yang terjadi pada industri ritel Nasional dimana perkembangan
jumlah ritel di Indonesia terus bertambah secara pesat seperti
supermarket, hypermarket, minimarket, dan ritel lainnya yang terus
bermunculan. Peningkatan jumlah ritel tersebut akhir-akhir ini disebabkan
oleh tingginya potensi bisnis ritel di Indonesia yang mencapai angka
Rp.600 trilyun (Info Bisnis, Maret 2007:30), dan masuknya perusahaan
asing yang menanamkan modalnya di Indonesia, sehingga persaingan
bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat.
IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di
atas maka kami mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
RISET PEMASARAN
4
BAB II
TEORI VARIABEL
Perilaku Konsumen
Persepsi Konsumen
Menurut Kotler (1997) persepsi adalah proses memilih, menata,
menafsir stimuli yang dilakukan seseorang agar mempunyai arti tertentu.
Stimuli adalah rangsangan fisik, visual dan komunikasi verbal dan non
verbal yang dapat mempengaruhi respon seseorang (Sodik, 2003). Assael
(1995) dalam Sodik (2003) menyebutkan bahwa persepsi terhadap suatu
produk melalui proses itu sendiri terkait dengan komponennya (kemasan,
bagian produk, bentuk) serta komunikasi yang ditunjukkan untuk
RISET PEMASARAN
8
Keputusan Pembelian
Dalam memahami perilaku konsumen, terdapat banyak pengaruh
yang mendasari seseorang dalam mengambil keputusan pembelian suatu
produk atau merek. Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian
konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan
(stimuli) dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun
rangsangan dari lingkungan yang lain. Rangsangan tersebut kemudian
diproses (diolah) dalam diri, sesuai dengan karakteristik pribadinya,
sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian. Karakteristik pribadi
konsumen yang dipergunakan untuk memproses rangsangan tersebut
sangat komplek, dan salah satunya adalah motivasi konsumen untuk
membeli. Menurut Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Albari (2002)
RISET PEMASARAN
9
Faktor-Faktor Kebudayaan
Budaya
Budaya adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang
paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian
besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah
dipelajari.
Sub Budaya
Sub budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang lebih kecil
yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku
anggotanya. Ada empat macam sub budaya yaitu kelompok kebangsaan,
kelompok keagamaan, kelompok ras dan wilayah geografis.
RISET PEMASARAN
10
Kelas Sosial
Kelas sosial adalah kelompok dalam masyarakat, dimana setiap kelompok
cenderung memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang sama.
Faktor-Faktor Sosial
Kelompok Referensi
Kelompok referensi adalah kelompok-kelompok yang memberikan
pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku
seseorang.
Keluarga
Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap
perilaku pembeli.
Faktor-Faktor Pribadi
Pekerjaan
Dengan adanya kelompok-kelompok pekerjaan, perusahaan dapat
memproduksi produk sesuai dengan kebutuhan kelompok pekerjaan
tertentu.
Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang dapat dilihat dari tingkat pendapatan yang
dapat berpengaruh terhadap pilihan produk.
Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang turut
menentukan perilaku pembelian.
Faktor-Faktor Psikologis
Motivasi
Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk
mengarah seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan
itu.
Persepsi
Seseorang yang termotivasi siap untuk melakukan suatu perbuatan.
Bagaimana seseorang yang termotivasi berbuat sesuatu adalah
dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi yang dihadapinya.
Belajar
Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu
yang bersumber dari pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia
diperoleh dengan mempelajarinya.
RISET PEMASARAN
12
Outlet
Dalam menghadapi persaingan bisnis retail, industri ritel dalam
menjalankan kegiatannya memiliki bauran-bauran pemasaran yang
penting untuk diperhatikan. Bauran pemasaran tersebut adalah: place,
product, price, dan promotion, suasana dalam gerai, personalia, dan
customer service. Dari keterangan tersebut dapat kita ketahui bahwa
store atmosphere merupakan salah satu dari bauran ritel yang penting
untuk di kelola. Suasana lingkungan yang dapat digunakan sebagai alat
untuk membedakan antara satu outlet dengan outlet lainya dan untuk
menarik kelompok yang spesifik dari konsumen yang mencari
keinginannya melalui suasana toko yang menyenangkan. Memuaskan
konsumen merupakan hal yang penting bagi pengecer, pengecer yang
baik akan lebih memfokuskan kegiatan penjualan pada pemenuhan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam upaya memuaskan
kebutuhanya pada suatu toko, konsumen tidak hanya merespon terhadap
produk yang ditawarkan, tetapi juga memberikan responya terhadap
lingkungan tempat pembelian, menurut Utami dalam bukunya
“Manajemen Ritel ” (2006:238) mengatakan bahwa : “Store Atmosphere
adalah desain lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna,
musik, dan wangi-wangian untuk merancang respon emosional dan
persepsi pelanggan dan untuk mempengaruhi pelanggan dalam membeli
barang” Menurut Lamb, Hair and Mcdaniel (2001:96), para pengecer
menggabungkan unsur-unsur bauran eceran untuk menciptakan suatu
metode tunggal untuk menarik pasar sasaran. Bauran eceran ( retailing
mix ) terdiri dari :
RISET PEMASARAN
13
3. Place (Tempat)
4. Price (Harga)
tidak tertata rapih, penggunaan cat yang berselera rendah, lantai yang
tidak bersih maka hal itu akan menimbulkan atmosphere yang akan
mencitrakan bahwa toko tersebut untuk kalangan rendah seperti yang
dikemukakan oleh Sutisna (2002:164) : “Atmosphere toko juga akan
menentukan citra toko itu sendiri”. Menurut Berman dan Evan dalam
bukunya “Retail Management” (2001:604) membagi elemen-elemen store
atmosphere ke dalam 4 elemen, yaitu :
2. General interior
4. Interior display
RISET PEMASARAN
15
BAB III
METODE PENELITIAN REGRESI SEDERHANA
Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk
menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain.
Variabel yang pertama disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel
penjelas, variabel eksplanatorik, variabel independen, atau secara bebas,
variabel X (karena seringkali digambarkan dalam grafik sebagai absis,
atau sumbu X). Variabel yang kedua adalah variabel yang dipengaruhi,
variabel dependen, variabel terikat, atau variabel Y. Kedua variabel ini
dapat merupakan variabel acak (random), namun variabel yang
dipengaruhi harus selalu variabel acak. (sumber: www.wikipedia.org)
Analisis regresi adalah salah satu analisis yang paling populer dan
luas pemakaiannya. Hampir semua bidang ilmu yang memerlukan analisis
sebab-akibat boleh dipastikan mengenal analisis ini. Analisis ini pertama
kali dipergunakan oleh Karl Pearson, seorang matematikawan dan
penyokong ide eugenetika, untuk menganalisis hubungan antara sifat
orang tua dan anaknya.
Dua aspek yang akan disoroti dalam analisis korelasi yaitu apakah
data sampel yang ada menyediakan bukti cukup bahwa ada kaitan antara
variabel-variabel dalam populasi asal sampel. Dan bila ada hubungan,
maka akan dilihat seberapa kuatkah hubungan antar variabel tersebut.
Keeratan hubungan tersebut dinyatakan dalam koefisien korelasi.
RISET PEMASARAN
17
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT YTOT
/METHOD=ENTER XTOT .
Regression
[DataSet0]
Variables Entered/Removed(b)
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 XTOT(a) . Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: YTOT
Model Summary
ANOVA(b)
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression .983 1 .983 .042 .839(a)
Residual 658.019 28 23.501
Total 659.001 29
a Predictors: (Constant), XTOT
b Dependent Variable: YTOT
RISET PEMASARAN
18
Coefficients(a)
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
n Σx y - Σx .Σy
Misalnya:
antara X dan Y
CORRELATIONS
/VARIABLES=X1 X2 X3 X4 X5 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE .
Correlations
[DataSet0]
Correlations
X1 X2 X3 X4 X5 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8
X1 Pearson Correlation 1 .472(**) -.150 .196 .121 -.177 .081 .163 .141 .197 .175 .074 -.156
Sig. (2-tailed) .008 .430 .298 .524 .350 .671 .390 .458 .296 .356 .696 .411
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2 Pearson Correlation .472(**) 1 .088 .189 .210 -.115 -.071 .066 .054 .047 .151 -.112 -.287
Sig. (2-tailed) .008 .644 .317 .265 .545 .710 .729 .776 .803 .426 .556 .124
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X3 Pearson Correlation -.150 .088 1 .086 -.036 -.098 -.202 .031 -.066 -.081 -.255 -.338 -.163
Sig. (2-tailed) .430 .644 .652 .849 .608 .285 .872 .731 .670 .174 .068 .388
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X4 Pearson Correlation .196 .189 .086 1 .302 -.180 -.115 .072 .094 .112 -.148 -.074 -.359
Sig. (2-tailed) .298 .317 .652 .105 .342 .546 .705 .622 .555 .436 .696 .051
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X5 Pearson Correlation .121 .210 -.036 .302 1 .304 .427(*) .106 -.022 .101 .096 .010 -.138
Sig. (2-tailed) .524 .265 .849 .105 .103 .019 .578 .909 .595 .614 .958 .468
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y1 Pearson Correlation -.177 -.115 -.098 -.180 .304 1 .713(**) .406(*) .441(*) .290 .396(*) .297 .512(**)
Sig. (2-tailed) .350 .545 .608 .342 .103 .000 .026 .015 .120 .030 .111 .004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y2 Pearson Correlation .081 -.071 -.202 -.115 .427(*) .713(**) 1 .578(**) .349 .284 .451(*) .536(**) .496(**)
Sig. (2-tailed) .671 .710 .285 .546 .019 .000 .001 .059 .128 .012 .002 .005
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y3 Pearson Correlation .163 .066 .031 .072 .106 .406(*) .578(**) 1 .474(**) .321 .153 .280 .377(*)
Sig. (2-tailed) .390 .729 .872 .705 .578 .026 .001 .008 .084 .420 .134 .040
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y4 Pearson Correlation .141 .054 -.066 .094 -.022 .441(*) .349 .474(**) 1 .521(**) .163 .116 .240
Sig. (2-tailed) .458 .776 .731 .622 .909 .015 .059 .008 .003 .389 .540 .202
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y5 Pearson Correlation .197 .047 -.081 .112 .101 .290 .284 .321 .521(**) 1 .045 -.153 -.136
Sig. (2-tailed) .296 .803 .670 .555 .595 .120 .128 .084 .003 .812 .419 .473
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y6 Pearson Correlation .175 .151 -.255 -.148 .096 .396(*) .451(*) .153 .163 .045 1 .487(**) .230
Sig. (2-tailed) .356 .426 .174 .436 .614 .030 .012 .420 .389 .812 .006 .222
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y7 Pearson Correlation .074 -.112 -.338 -.074 .010 .297 .536(**) .280 .116 -.153 .487(**) 1 .367(*)
Sig. (2-tailed) .696 .556 .068 .696 .958 .111 .002 .134 .540 .419 .006 .046
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y8 Pearson Correlation -.156 -.287 -.163 -.359 -.138 .512(**) .496(**) .377(*) .240 -.136 .230 .367(*) 1
Sig. (2-tailed) .411 .124 .388 .051 .468 .004 .005 .040 .202 .473 .222 .046
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
METODE PENELITIAN REABILITAS
Pengertian Reliabilitas, Sugiono 2005, adalah serangkaian
pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila
pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara
berulang. Kondisi itu ditengarai dengan konsistensi hasil dari penggunaan
alat ukur yang sama yang dilakukan secara berulang dan memberikan
hasil yang relatif sama dan tidak melanggar kelaziman. Untuk
pengukuran subjektif, penilaian yang dilakukan oleh minimal dua orang
bisa memberikan hasil yang relatif sama (reliabilitas antar penilai).
Pengertian Reliabilitas tidak sama dengan pengertian validitas. Artinya
pengukuran yang memiliki reliabilitas dapat mengukur secara konsisten,
tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Variabel X
RELIABILITY
/VARIABLES=X1 X2 X3 X4 X5
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA.
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excluded(
0 .0
a)
Total 30 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.453 5
Dilihat dari nilai cronbach’s alpha sebesar 0.453 berarti variabel X cukup realibel.
Variabel Y
RELIABILITY
/VARIABLES=Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA.
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excluded(
0 .0
a)
Total 30 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.799 8
Dilihat dari nilai cronbach’s alpha sebesar 0.799 berarti variabel Y realibel.
Variabel X dan Y
RELIABILITY
/VARIABLES=X1 X2 X3 X4 X5 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA.
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excluded(
0 .0
a)
Total 30 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.673 13
Dilihat dari nilai cronbach’s alpha sebesar 0.673 berarti variabel X dan Y realibel.
BAB IV
PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
Kami melakukan survey terhadap 30 orang sampel yang kami pilih
secara random namun mereka merupakan konsumen dari J.CO Donuts &
Coffee. Berikut hasil perhitungan dan grafik demografi dari 30 orang
sampel konsumen J.CO Donuts & Coffee yang kami pilih secara random.
DEMOGRAFI
Jenis Kelamin Laki-laki 14
Perempuan 16
Usia 18-20 18
21-23 11
>24 1
Pengeluaran per bulan <Rp499.999,00 7
Rp500.000,00 - Rp999.999,00 14
Rp999.999,00 - Rp 1.
499.999,00 6
>Rp1.500.000,00 3
Cara mendapatkan J.CO membeli di outlet 22
delivery order 0
nitip teman 2
Dibelikan 6
Mengetahui fasilitas lounge Ya 20
Tidak 10
Seberapa seringkah anda mengunjungi outlet J.CO selama sebulan? sangat tidak sering 6
tidak sering 17
cukup sering 7
Sering 0
sangat sering 0
Seberapa jauhkah jarak tempat tinggal anda dengan outlet J.CO? sangat jauh sekali 0
jauh sekali 2
cukup jauh 19
Dekat 9
sangat dekat 0
Jenis Kelamin Usia Responden
Responden
18-20
3%
21-23
37%
47% >24
53% Laki-laki 60%
Perempuan
67%
57%
Bagaimanakah dengan posisi layout pada outlet J.CO dan Sangat tidak
Lounge di tiap mal ? menarik 0
tidak menarik 0
cukup menarik 9
menarik 19
sangat menarik 2
bagaimanakah dengan posisi layout pada outlet J.CO dan sangat tidak
Lounge di tiap mal ? bagus 0
tidak bagus 0
cukup bagus 14
bagus 16
sangat bagus 0
Bagaimanakah dengan fasilitas yang ditawarkan lounge sangat tidak
J.CO ? ( Wifi, AC, Music, smoking area) bagus 0
tidak bagus 1
cukup bagus 8
bagus 17
sangat bagus 4
Bagaimanakah dengan desain eksterior dari outlet J.CO Sangat tidak
( ruangan) menarik 0
tidak menarik 0
cukup menarik 14
menarik 16
sangat menarik 0
Sangat tidak
Bagaimanakah dengan “open kitchen” yang dilakukan J.CO ? menarik 0
tidak menarik 1
cukup menarik 8
menarik 17
sangat menarik 4
Posisi Layout J.CO Lounge di
Setiap Mall
20
10
0
VARIABEL Y
Sangat tidak
Seberapa kuatkah outlet J.CO mempengaruhi minat beli anda ? kuat 3
tidak kuat 7
cukup kuat 14
kuat 6
sangat kuat 0
Seberapa tertarikkah anda dengan kegiatan promosi yang dilakukan Sangat tidak
J.CO ? tertarik 2
Tidak tertarik 10
cukup tertarik 15
tertarik 3
sangat
tertarik 0
Sangat tidak
Seberapa tertarikkah anda dengan harga dari produk J.CO ? tertarik 1
Tidak tertarik 9
cukup tertarik 16
tertarik 4
sangat
tertarik 0
Seberapa tertarikkah anda dengan produk-produk yang ditawarkan Sangat tidak
J.Co ?(dunuts, coffe, youghurt) tertarik 0
Tidak tertarik 3
cukup tertarik 9
tertarik 16
sangat
tertarik 2
Bagaimanakah dengan rasa dari produk produk yang ditawarkan Sangat tidak
J.Co? (dunuts, coffe, youghurt) lezat 0
tidak lezat 1
cukup lezat 6
lezat 19
sangat lezat 4
dengan membeli produk J.CO anda akan merasa modern, dan sangat tidak 3
prestise ? setuju
tidak setuju 6
cukup setuju 13
setuju 8
sangat setuju 0
Seberapa tertarikkah anda untuk mencari informasi tentang produk Sangat tidak
J.CO (nilai gizi, variasi produk, dll) tertarik 2
Tidak tertarik 19
cukup tertarik 7
tertarik 2
sangat
tertarik 0
Setelah membeli produk J.CO, anda akan merekomendasikanya sangat tidak
kepada orang lain ? setuju 0
tidak setuju 6
cukup setuju 17
setuju 7
sangat setuju 0
0
at at at at at
ku ku ku k u ku
t
ak ak k up ga
it d it d n
t cu sa
nga
Sa
Kegiatan Promosi J.CO
10
ik
ik
ik
ri
ri
ar
ar
ar
ta
ta
rt
rt
rt
r
r
te
te
te
te
te
at
ak
ku
da
ng
tid
cu
Ti
sa
ta
ng
Sa
10
0
t
t
t
t
za
za
za
za
za
le
le
le
le
le
t
ak
ak
a
ku
ng
tid
tid
cu
sa
ta
ng
Sa
BAB V
KESIMPULAN
Dilihat dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS
mengenai Pengaruh Atmosfer Outlet J.CO Donuts & Coffee terhadap Minat
Beli Konsumen, maka Atmosfer Outlet J.CO Donuts & Coffee tidak terlalu
berpengaruh terhadap minat beli konsumen terhadap produk-produknya
melainkan karena faktor-faktor lain selain dari atmosfer outlet tersebut.
SARAN
J.CO Donuts & Coffee sebaiknya lebih memperhatikan mengenai
Atmosfer Outlet yang mereka tawarkan kepada konsumen karena
atmosfer outlet yang mereka tawarkan ternyata tidak merangsang
konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk-produk yang
mereka tawarkan padahal atmosfer yang mereka tawarkan sudah sangat
nyaman dan baik dilihat dari design interior, properti dan fasilitas yang
diberikan disana.