Dengan sayapku, aku bisa terbang sangat tinggi diudara, bebas lepas tanpa
beban... aku adalah hewan yang didesain khusus sebagai penerbang ulung dan
pemburu yang handal...
Makanan utamaku berupa mamalia kecil seperti tikus, tupai, kelinci, bahkan jenis
burung lainnya. Namun tak jarang aku menjadikan ikan sebagai makanan utama....
Aku sering dijadikan lambang motivasi dari kebebasan, cekatan, ketelitian dan
kebuasan...
Elang
Elang, hewan yang didesain khusus sebagai penerbang ulung dan pemburu yang handal. Elang
adalah burung yang mampu terbang paling tinggi di dunia, bahkan elang membuat sarangnya di
ketinggian. Elang termasuk hewan berdarah panas, yaitu hewan yang panas tubuhnya berasal
dari hasil metabolisme. Suhu tubuh elang cenderung konstan seperti pada burung lainnya. Elang
merupakan hewan pemangsa. Makanan utamanya berupa mamalia kecil seperti tikus, tupai,
kelinci, bahkan jenis burung lainnya. Selain itu terdapat sebagian elang yang menangkap ikan
sebagai makanan utama mereka. Sebagai pemburu yang heat, elang dilengkapi dengan paruh
yang kuat dan tajam. Paruhnya bengkok, berfungsi sebagai pengoyak mangsanya menjadi
bagian-bagian kecil yang mudah ditelan. Burung ini juga mempunyai sepasang kaki yang kuat
dengan cakar yang tajam untuk mencengkeram mangsa serta daya penglihatan yang tajam untuk
memburu mangsa dari jarak jauh. Elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling
panjang didunia. Umurnya dapat mencapai 70 tahun. Tetapi untuk mencapai umur sepanjang itu
seekor elang harus membuat suatu keputusan yang sangat berat pada umurnya yang ke 40.
Ketika elang berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan
membengkok hingga hampir menyentuh dadanya. Sayapnya menjadi sangat berat karena
bulunya telah tumbuh lebat dan tebal, sehingga sangat menyulitkan waktu terbang. Pada saat itu,
elang hanya mempunyai dua pilihan: Menunggu kematian, atau mengalami suatu proses
transformasi yang sangat menyakitkan, suatu proses transformasi yang panjang selama 150 hari.
Untuk melakukan transformasi itu, elang harus berusaha keras terbang ke atas puncak gunung
untuk kemudian membuat sarang di tepi jurang , berhenti dan tinggal di sana selama proses
transformasi berlangsung.
Pertama-tama, elang harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut
terlepas dari mulutnya, kemudian berdiam beberapa lama menunggu tumbuhnya paruh baru.
Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika
cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu. Suatu proses
yang panjang dan menyakitkan. Lima bulan kemudian, bulu-bulu elang yang baru sudah tumbuh.
Elang mulai dapat terbang kembali.
Elang Laut
Semua orang tahu bahwa elang adalah burung yang mampu terbang paling tinggi di dunia ini.
Elang bahkan membuat sarang di ketinggian. Padahal semua tahu bahwa di ketinggian, angin
selalu bertiup sangat kencang.
Elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang didunia. Umurnya dapat
mencapai 70 tahun. Tetapi untuk mencapai umur sepanjang itu seekor elang harus membuat
suatu keputusan yang sangat berat pada umurnya yang ke 40.
Ketika elang berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan
membengkok hingga hampir menyentuh dadanya. Sayapnya menjadi sangat berat karena
bulunya telah tumbuh lebat dan tebal, sehingga sangat menyulitkan waktu terbang. Pada saat itu,
elang hanya mempunyai dua pilihan: Menunggu kematian, atau mengalami suatu proses
transformasi yang sangat menyakitkan — suatu proses transformasi yang panjang selama 150
hari.
Untuk melakukan transformasi itu, elang harus berusaha keras terbang ke atas puncak gunung
untuk kemudian membuat sarang di tepi jurang , berhenti dan tinggal disana selama proses
transformasi berlangsung.
Pertama-tama, elang harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut
terlepas dari mulutnya, kemudian berdiam beberapa lama menunggu tumbuhnya paruh baru.
Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika
cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu. Suatu proses
yang panjang dan menyakitkan. Lima bulan kemudian, bulu-bulu elang yang baru sudah tumbuh.
Elang mulai dapat terbang kembali.
Elang selama ini menjadi icon bagi banyak motivator trainer untuk menunjukkan bahwa
seseorang perlu memotivasi diri untuk terus terbang ke atas semakin tinggi hingga sampai di atap
dunia. Bahkan ada novel kecil dengan judul “Jonathan Livingstone Seagull”, tentang seekor
Camar yang berusaha untuk terbang lebih tinggi seperti elang.
Ternyata elang tidak mendapatkan semua itu secara serta merta. Bahkan secara genetis saja elang
tidak mendapatkan kemudahan untuk terbang tinggi. Benar bahwa bentuk tubuh, rentang sayap
dan kekuatan kepak dan bulu-bulu sayap memang memungkinkan elang untuk terbang tinggi.
Tetapi kemampuan terbang tinggi itu tidak mudah untuk dipertahankan.
Hanya saja, elang tidak melakukan pilihan. Elang melakukan begitu saja tanpa berfikir. Semua
proses 150 hari tersebut dilakukan tanpa pernah menimbang-nimbang apakah akan terasa
menyakitkan. Bagaimana dia mengumpulkan makanan agar tetap memiliki energi selama proses
transformasi, tidak pernah dia fikirkan. Semua dijalankan sebagai sebuah keharusan hidup.
Sebagai manusia kita memang memiliki kebebasan untuk memilih. Namun sayangnya ada zona
kenyamanan yang seringkali membatasi pilihan-pilihan hidup kita. Tetapi benarkah kita lebih
menyukai kenyamanan kekinian dibandingkan kenyamanan lain.
Kenyamanan lain? Ya, ada beberapa hal yang selama ini kita tidak miliki dan sangat ingin kita
miliki, tetapi itu berarti kita harus mengubah sesuatu. Cara hidup kita selama ini perlu kita ubah
bila kita ingin mendapatkan sesuatu.
Analoginya sangat mudah, ketika Anda ingin pergi ke suatu tempat padahal Anda tidak sedang
berada di tempat itu, maka Anda harus bergerak pindah tempat. Bukankah itu berarti tempat
Anda berdiri berubah. Maka, ketika Anda memang tidak ingin pergi kemana-mana, Anda
memang tidak perlu berubah. Ketika Anda tidak ingin mendapatkan sesuatu, Anda memang tidak
perlu berubah. Tidak perlu keluar dari zona kenyamanan Anda.
Zona yang Anda tuju justru bisa saja lebih nyaman, namun sayang sekali, antara zona
kenyamanan yang sekarang dengan zona kenyamanan yang Anda tuju berjarak dan melewati
zona tidak-nyaman. Lihatlah ada 150 hari penuh zona tidak-nyaman bagi elang.
Ada kabar baik, ada kabar buruk di atas tadi. Semua sekarang tergantung pilihan Anda. Anda toh
bukan elang yang tidak bisa memilih.
ELANG
Struktur rangka dan otot elang yang unik membuat burung ini memiliki kemampuan
terbang jarak jauh, elang Steppe mampu menempuh jarak sejauh 4000 mil dari kawasan Asia
tengah hingga ke kawasan Afrika. Tulang pada burung elang (dan burung-burung besar seperti
albatros atau vulture) memiliki sifat pneumatic (rangka memiliki rongga yang dipenuhi oleh
udara). Selain sifat tulang, kemampuan terbang jarak jauh juga ditunjang oleh modifikasi otot
dan sayap. Berat otot pada burung elang terletak pada pusat gravitasinya, sayap berukuran besar
dan lebar untuk memudahkan aliran udara menaikkan tubuhnya. Sifat tulang, berat otot, dan
ukuran sayap yang unik ini membuat elang dengan bobot 7 Kg menjadi seringan bulu ketika
terbang. Selain itu juga dapat membuat elang mampu terbang tanpa mengepakkan sayapnya. Kita
dapat lihat ketika elang soaring di udara, sayapnya terbentang dengan lebar tanpa dikepakkan.
Sayap dikepakkan biasanya untuk menambah kecepatan terbang, terutama ketika berburu
mangsa.
Morfologi
Memiliki panjang tubuh 62-72 cm, dan rentang sayap 165-185 cm. Kepala dan tubuh bagian
bawah berwarna coklat muda. Tubuh bagian atas memiliki warna bervariasi, mulai dari coklat
tua hingga coklat kepucat-pucatan. Ujung sayap berwarna putih. Betinanya berukuran lebih besar
daripada jantan. Paruh memiliki bercak hitam pada ujungnya.
Biologi
Burung ini bersarang antara bulan Maret dan Juli pada batang pohon yang besar, biasanya dari
keluarga Akasia, atau pada permukaan tanah. Telur yang dihasilkan berjumlah 1-3 telur, dengan
masa inkubasi 39-44 hari.
Perilaku
Elang Tawny memakan bangkai dari sisa makanan hyena atau burung kondor, mencuri makanan
pemangsa lain, memangsa mamalia dari ukuran sebesar kelinci hingga tikus, serta memangsa
reptil seperti ular.
Elang Tawny mengeluarkan suara “kyow” melengking seperti gagak. tetapi secara umum burung
ini termasuk pendiam, kecuali ketika display.
Morfologi
Kepala burung ini memiliki bulu yang panjang sehingga menyerupai kepala singa. Tubuh bagian
atas berwarna coklat, dan tubuh bagian bawah berwarna putih. Betina berukuran rata-rata
panjang 1 m, berat 7 kg, dan panjang sayap mencapai 2 m. Paruh berwarna hitam.
Biologi
Elang filipina merupakan salah satu burung raptor hutan terbesar dan terkuat di dunia. Tetapi
elang ini juga merupakan elang terlangka di dunia. Elang ini endemik di Filipina, khususnya di
pulau Luzon, Samar, Leyte, dan Mindanao. Habitatnya pada hutan tropis dari ketinggian 750 m
hingga 1590 m.
Betina menghasilkan 1 telur setiap berbiak, dengan masa inkubasi 58-68 hari.
Burung dewasa akan menjaga telur dan anaknya selama 20 bulan, sehingga masa
berbiak hanya bisa dilakukan setahun sekali. Betina mencapai usia matang seksual pada
umur sekitar 5 tahun, dan jantan 7 tahun.
Rentang umur elang Filipina di alam liarnya tidak diketahui. Namun dari hasil
pengamatan terhadap elang Filipina yang dikandangkan, memiliki umur hingga 41
tahun. Tetapi karena keadaan di alam liar lebih tidak terkontrol dibandingkan dengan
keadaan di kandang, diperkirakan umur elang ini di alam liar lebih pendek daripada
elang Filipina yang dikandangkan.
Perilaku
Makanan elang ini bervariasi antara jenis dan ukuran mulai dari monyet, bajing loncat,
kelelawar, hingga burung berukuran besar seperti rangkong. burung juvenil belajar berburu tanpa
intervensi dari parentalnya. Elang Filipina merupakan pemangsa oportunis dengan preferensi
mangsa adalah spesies-spesies yang hidup di atas pohon.
Ketika akan berbiak, perilaku display di udara mulai dilakukan. Perilaku seperti soaring
berpasangan, kejar-kejaran (betina terjun diagonal di ikuti oleh jantan mengejar dari belakang),
dan presentasi talon berpasangan, tercatat selama pengamatan pada sepasang elang Filipina pada
awal juli 1999.
Pola perkembangan juvenil ditunjukkan pada tabel di bawah ini (Kennedy, 1985):
Rentang umur elang Filipina di alam liarnya tidak diketahui. Namun dari hasil pengamatan
terhadap elang Filipina yang dikandangkan, memiliki umur hingga 41 tahun. Tetapi karena
keadaan di alam liar lebih tidak terkontrol dibandingkan dengan keadaan di kandang,
diperkirakan umur elang ini di alam liar lebih pendek daripada elang Filipina yang
dikandangkan.
Morfologi
Burung berukuran sedang dengan panjang tubuh 51-58 cm. Dewasa memiliki garis pita hitam
pada ekor, tubuh bagian atas berwarna hitam, strip hitam putih pada dada, dan memiliki jambul
di kepala.
Biologi
Burung ini memiliki panjang tubuh 62-74 cm, dan rentang sayap 165-190 cm. Perbedaannya
dengan elang Tawny adalah ukurannya yang besar dan warna bulunya yang lebih gelap. Berat
tubuhnya antara 2500-4000 gram.
Biologi
Burung ini bermigrasi pada musim dingin dari Rumania timur hingga Mongolia
ke India dan Afrika. Elang Steppe menyukai habitat terbuka seperti gurun, semi-gurun,
stepa, atau savana.
Burung ini hampir identik dengan elang Tawny, kecuali secara morfologi.
Morfologi
Elang emas memiliki panjang tubuh rata-rata 75-85 cm, rentang sayap 150-210 cm, dan berat
tubuh 3-5 Kg. Secara umum betina lebih besar daripada yang jantan. Tubuhnya berwarna coklat
tua, kecuali pada leher dan kaki berwarna emas, serta pada bagian tengah sayap berwarna coklat
muda.
Biologi
Habitat elang emas bervariasi dari hutan pegunungan yang lembab hingga padang rumput.
Burung ini terdistribusi di Eropa dan Asia.
Sarangnya berada di tebing atau di pohon-pohon yang tinggi. Ukuran sarangnya mencapai
diameter 2 m dan tinggi 1 m.
Elang emas berpasangan secara monogami seumur hidup. Betina mengeluarkan telur antara
bulan Januari dan Maret. Telur akan menetas setelah 45 hari. Anakan diberi makan oleh
induknya sebelum mampu melakukan percobaan terbang pertama selama 50 hari.
Perilaku
Elang emas berburu secara berpasangan. Pasangan yang satu memojokkan mangsa, dan
pasangan lainnya menangkap mangsa. Mangsa burung ini sebagian besar adalah mamalia
berukuran sedang seperti marmut dan tikus, rubah, dan rusa muda.
Morfologi
Elang berukuran besar dengan panjang tubuh sekitar 600 mm, dengan jambul yang khas. Elang
dewasa berciri jambul hitam dengan ujung putih, mahkota dan garis kumis (sungut) hitam;
bagian sisi kepala dan tengkuk merah coklat; punggung dan sayap coklat gelap; ekor coklat
berpita hitam; kerongkongan putih dengan bagian tengah bergaris-garis hitam; perut krem
bergaris-garis coklat tua; mata kuning terang, pada burung yang muda berwarna gelap. Burung
yang belum dewasa berwarna lebih terang atau kemerah-merahan serta bagian bawah tubuhnya
polos. Suara khas seperti siulan, tetapi jarang terdengar pada waktu terbang.
Perilaku
Mendiami hutan dan berburu di daerah terbuka di tepi hutan, pada bukit dan daerah pegunungan.
Sering terlihat bertengger pada dahan pohon kering atau berdaun sedikit yang tinggi serta
mempertahankan teritori dari burung-burung pemangsa lainnya di udara. Secara khusus untuk
habitat di daratannya tidak memiliki teritori seperti satwa daratan lain. Sebagai satwa dari
kelompok burung maka penyebarannya sangat luas dan tidak memiliki teritori dengan luasan
tertentu.
Status Konservasi
Pada tanggal 3 Januari 1993, elang jawa ditetapkan sebagai lambang satwa langka nasional
dengan pertimbangan jenis ini memiliki populasi yang sangat jarang. Keberadaannya dilindungi
oleh Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentan konservasi Sumberdaya Hayati dan
Ekosistemnya. Menurut Daftar yang dikeluarkan oleh IUCN, jenis elang ini termasuk kategori
“genting”.
Daerah sebaran
Endemik di Pulau Jawa pada ketinggian tertentu. Menghuni sebagian besar pegunungan di Jawa
sampai ketinggian 3000 m, tetapi di Jawa Timur (Meru Betiri) diketahui terlihat dekat laut.
Beberapa alasan diusulkannya Elang Jawa untuk menjadi fauna identitas Jawa Barat adalah
sebagai berikut :
1. Elang Jawa adalah burung pemangsa endemik, populasinya terbatas di Pulau Jawa yang
telah dikategorikan “Genting” menurut kriteria IUCN.
2. Elang Jawa sebagai satu komponen ekosistem hutan jawa, species ini menjadi titik masuk
untuk mengetahui perubahan atau perkembangan hutan alam di Jawa.
3. Elang Jawa sebagai Top Predator (pemangsa puncak) dalam siklus rantai makanan yang
mengatur jumlah binatang lain yang menjadi mangsanya di alam, sehingga berfungsi
sebagai satwa pengendali keseimbangan alam.
4. Beberapa tahun terakhir daerah sebarannya sudah terfragmentasi sehingga saat ini
diperkirakan hanya tersisa kira-kira 10% dari luas sebaran sebelumnya, dan ada
peningkatan ancaman bahwa populasinya di sebelah barat dan timur pulau Jawa akan
terpisah satu sama lain, selain itu perdagangan ilegal elang jawa semakin meningkat
sehingga populasinya di alam semakin menurun.
5. Sampai awal tahun 1980, para ahli burung elang memperkirakan bahwa elang jawa
merupakan burung pemangsa yang paling langka di dunia.(A029)