Anda di halaman 1dari 25

PERCEPATAN GRAVITASI BUMI

(M1)

Satya Hermansyah Putri

(1110100063)

Jurusan Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2010

ABSTRAK :

Semua benda yang berada di permukaan bumi mengalami gaya tarik yang
arahnya menuju ke pusat bumi. Gaya yang demikianlah yang disebut sebagai gaya
gravitasi. Besar gaya gravitasi ini dipengaruhi oleh massa benda dan jarak benda ke
pusat bumi. Semakin tinggi letak suatu tempat maka semakin kecil percepatan
gravitasi di tempat tersebut, demikian pula sebaliknya. Besarnya percepatan gravitasi
dapat dicari dengan menggunakan suatu alat yang disebut bandul matematis dan
bandul fisis. Dengan mengayunkan bandul tersebut maka akan diperoleh periode
getaran dari bandul tersebut. Dari periode tersebut maka dapat dihitung besarnya
percepatan gravitasi. Dengan panjang tali bandul yang berbeda maka akan dihasilkan
percepatan gravitasi yang berbeda pula. Ini berarti bahwa besarnya percepatan
gravitasi akan berbeda untuk setiap panjang tali, periode dan jarak pusat massa yang
berbeda.
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam hukum Newton mengenai gravitasi dinyatakan bahwa dua buah


partikel atau lebih di alam semesta ini akan saling menarik dengan gaya yang
besarnya berbanding lurus dengan perkalian antar massa partikel dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak antar pusat massa. Semua benda yang berada di
permukaan bumi mengalami gaya tarik yang arahnya menuju ke pusat bumi. Gaya
yang demikianlah yang disebut sebagai gaya gravitasi. Besar gaya gravitasi ini
dipengaruhi oleh massa benda dan jarak benda ke pusat bumi.

Dalam percobaan ini digunakan bandul dengan ayunan matematis dan ayunan
fisis. Kedua jenis bandul dapat berayun dalam bidang vertikal karena adanya
pengaruh percepatan gravitasi. Sehingga dengan demikian dengan memanfaatkan
kedua jenis gerak harmonis tersebut dapat dihitung percepatan gravitasi pada suatu
tempat.

I.2 Permasalahan

Permasalahan yang akan diselesaikan dalam percobaan ini, antara lain :

1. Menghitung percepatan gravitasi bumi g dengan persamaan

1 /2
l
T =2 π ()
g dan dengan menggunakan ralat perhitungan.
2. Menghitung g dengan membuat grafik beserta perhitungannya antara T2
dengan l pada bandul matematis.
3. Menghitung percepatan gravitasi bumi G melalui percobaan dengan
bandul fisis.
4. Menghitung percepatan gravitasi bumi g di Surabaya.
5. Membuat kesimpulan.

I.3 Tujuan

Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk menentukan percepatan


gravitasi bumi dengan menggunakan bandul matematis dan bandul fisis.
BAB II

DASAR TEORI

Dalam mempelajari ilmu mekanika kita senantiasa berhadapan dengan


gaya tarik gravitasi yang tejadi antara suatu benda dan bumi. Hukum gravitasi
sejagat (universal) adalah hasil pemikiran Newton. Hukum Newton tentang
gravitasi itu dapat diungkapkan :

“setiap partikel materi di jagat raya melakukan tarikan terhadap setiap


partikel lainnya dengan suatu gaya berbanding langsung dengan hasilkali
massa partikel-partikel itu dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
yang memisahkannya.”

II.1 Gaya Gravitasi

Suatu gaya yang cukup penting adalah gaya gravitasi pada benda, yang
dinamakan berat benda w. Satu hal yang berkaitan erat dengan benda adalah
massa gravitasi m dari suatu benda, yang didefinisikan sebagai berat dibagi
dengan percepatan gravitasi g pada lokasi benda tersebut :

m=w/g

gaya gravitasi menarik suatu benda menuju arah jatuhnya jika benda tersebut
tidak ditahan. Dengan demikian, berat w sejajar dengan percepatan ravitasi g,
dan dapat juga ditulis :

w = mg

Hukum gravitasi universal menyatakan bahwa semua benda di alam


semesta saling menarik satu sama lain. Untuk dua bola yang seragam, atau
untuk dua benda yang berbentuk sebarang yang cukup kecil dibandingkan
dengan jarak pisahnya sehingga keduanya dapat dianggap sebagai partikel
titik, maka hukum yang bersangkutan mempunyai bentuk yang sederhana
(Kan. 1988. Hal. 109). Jika dua bola atau partikel mempunyai massa m dam
m’, dan pusatnya dipisahkan oleh jarak r, maka gaya antara dua bola
memepunyai besar :

F = Gmm’

II.2 Gerak Harmonik Sederhana

Ketika sebuah benda bergerak bolak-balik disekitar titik keseimbangannya,


geraknya disebut osilasi/getaran. Diantara gerakan osilasi ada satu jenis yang
khusus, yang disebut gerakan harmonis. Sebagai salah satu contohnya adalah
pegas yang salah satu ujungnya ditarik kemudian dilepaskan maka pegas tersebut
akan bergetar dan bandul jam dinding mengayun terhadap suatu kedudukan
setimbang yang vertikal. Ada satu jenis getaran yang lebih khusus lagi yang
disebut getaran selaras atau getaran harmonis sederhana yaitu getaran yang
setelah selang waktu tertentu selalu kembali ke kedudukan yang sama yang biasa
disebut getaran periodik. Selang waktu tersebut dinamakan periode.

Periode adalah selang waktu yang diperlukan untuk melakukan satu getaran
lengkap. Sedangkan kebalikan dari periode (seper periode) disebut frekuensi. Jadi
frekuensi adalah banyaknya getaran per satuan waktu.

T = 1
f

Menurut Hukum Hooke maka gaya pemulih sebanding dengan simpangan atau
dirumuskan:
F=-k.x

dimana : x = simpangan massa m

k = tetapan

Dari persamaan F = m . a = - k . x maka

d2 x −k . x
a= 2 =
dt m

−k
= A cos(2π ft +θ 0)
m

1/2
k
ω=
m ()
2π 2π 1
ω= T= f=
Karena T maka ω dan T

1/2 1 /2
m 1 k
T =2 π
k () f=
2π m()
Percobaan ini adalah untuk mencari besarnya percepatan gravitasi bumi
dengan menggunakan bandul matematis dan bandul fisis, dimana kedua bandul
tersebut bekerja berdasarkan pada prinsip gerak harmonis sederhana.

II.3 Bandul Matematis

Ayunan matematis pada bandul didefinisikan sebagai sebuah partikel yang


tegantung pada suatu titik tetap dari seutas tali yang tidak mempunyai berat
dan tidak dapat bertambah panjang (Sears. Zemansky. 1962. Hal. 278). Bila
ayunan itu begerak dari vertikal sehingga membentuk sudut , seperti pada
gambar 2., maka gaya pemulihnya adalah mg sin , dan simpangannya s dari
posisi kesetimbangannya sama dengan l  , dimana l ialah panjang tali dan 
diukur dalam radian dengan d = l .

T  l

x=l

Gambar 2.1 Bandul Matematis


mg cos  mg sin 

mg

Pada saat bandul disimpangkan sejauh sudut  , maka gaya pemulih yang
besarnya dirumuskan sebagai F = -m g sin  , terlihat bahwa gaya pemulih tidak
sebanding dengan  tetapi dengan sin  , sehingga gerakan yang dihasilkan
bukan getaran harmonis sederhana.
Supaya memenuhi gerakan harmonis sederhana maka sin    ( < 15),
sehingga untuk sudut yang kecil berlaku:

x −mg
F=−mg θ=−mg = x
l l

mg
Selama m, g dan l besarnya tetap, maka hasil l juga tetap.
mg
=k'
Bila l maka F = - k’ . x (persamaan gerak harmonis
sederhana).

Periode waktunya dirumuskan:

1/2
m
T =2 π
k'( )
1/2
m
=
2π ( )
mg/l
1 /2
l
T =2 π ( )
g ………………….. (1)

Dimana T : periode (detik)


g : percepatan gravitasi bumi (ms-2)
l : panjang tali bandul (m)

II.4 Bandul Fisis

Sebuah benda yang berayun bolak-balik mengalami juga gerak harmonik


sederhana. Sebuah benda seperti itu dinamakan bandul fisika. Kita akan
mendapatkan bahwa bandul fisika berperan sebagai sebuah model yang berguna
untuk analisis macam-macam tertentu dari gerak benda dimana pada gerak sebuah
bandul dapat dihitung percepatan gravitasi.

Bandul fisis yaitu sembarang benda tegar yang digantung dan disimpangkan
dari posisi setimbangnya sehingga benda dapat berayun dalam bidang vertikal
terhadap sumbu yang melalui sebuah titik pada benda tersebut. Pada bandul fisis
yang melakukan gerakan rotasi merupakan kumpulan titik-titik massa. Pada
kenyataannya, semua bandul yang berayun merupakan bandul fisis.

A1 A

A2
B

Gambar 2.2 Bandul Fisis

Bandul fisis berosilasi secara bebas pada suatu sumbu tertentu dari suatu
benda rigid (kaku) sembarang. Berbeda dengan bandul matematis, pada bandul
fisis tidak bisa mengabaikan bentuk, ukuran dan massa benda. Kita meninjau
sebuah benda yang bentuknya sembarang yang dapat berayun tanpa gesekan
terhadap sebuah sumbu A (gambar 2.3). benda itu mempunyai massa m dan
momen inersia I terhadap A. Jarak dari A ke pusat massa P adalah d, dengan d =
½ l . Pada mulanya benda tersebut digeserkan dan dilepaskan. Pada gambar 2.3
benda bergeser sebesar , yang diambil sebagai positif bila P berada di sebelah
kanan garis vertical yang melalui A. Karena gerak itu bukan linier tetapi
merupakan gerak sudut, maka harus menghitung torka dan sudut.
A

 d=½l

Gambar 2.3
Torka adalah  = r F sin , dimana r adalah panjang garis dari A ke P, dan F
sin  adalah komponen gaya yang tegak lurus pada garis ini. Dari gambar terlihat
bahwa r = d dan F = mg. maka torka adalah  = -mg d sin . Dimana tanda minus
menunjukkan bahwa arah torka searah dengan arah jarum jam. Degan
menggunakan bentuk sudut dari hukum kedua newton, yakni  = I , maka kita
memperoleh :

mg d sin  = I 

atau

 = - mgd sin 
l

Ini bukanlah persamaan untuk gerak harmonik walaupun  adalah percepatan


sudut yang diasosiasikan dengan pergeseran . Akan tetapi, pada sudut-sudut
kecil, maka sin  dan  adalah hampir sama. Jika diukur di dalam radian
misalnya, maka sin  dan  hanya berbeda sebanyak kira-kira 1 persen pada 15º
dan kira-kira sebanyak 5 persen pada 30º. Jadi untuk sudut-sudut kecil kita
memperoleh :

 = - mgd 
l

Ini mempunyai bentuk yang betul untuk gerak sudut harmonik, yakni  = -(2 π f )²
, maka:

1/2
l
T =2 π ( )
mgd
Sehingga :

Untuk masalah ini I = m ( ke2 + a2 )

1/2
m( Ke 2 +a2 )
=
2π (
mga )
1/2
(Ke 2 +a2 )
I =
2π (ga ) ………………………… (2)

Dimana T : periode

Ke : jari-jari girasi terhadap pusat

a : jarak pusat massa

g : percepatan gravitasi bumi

Untuk menghitung percepatan gravitasi bumi dapat digunakan persamaan :

2 2 2 2
T 1+ T 2 T 1−T 2 π2
+ =
8( a1 + a2 ) 8( a 1−a2 ) g ………………………… (3)

dimana T1 : periode untuk titik gantung A

T2 : periode untuk titik gantung B

a1 : jarak pusat massa C dengan titik gantung A (cm)

a2 : jarak pusat massa C dengan titik gantung B (cm)

g : percepatan gravitasi bumi


Agar terjadi gerak harmonis sederhana, baik pada bandul matematis maupun
pada bandul fisis harus diberi simpangan dengan sudut kecil.
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Peralatan Yang Digunakan

Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah bandul matematis dan
bandul fisis masing-masing sebanyak 1 (satu) set dengan perlengkapannya.
Bandul akan diatur letaknnya pada alat.

Selain itu juga dibutuhkan beben setangkup bermassa m 1 (satu) buah,


rollmeter 1 (satu) buah, serta stopwatch untuk menghitung waktu yang
dibutuhkan pada setiap getaran sebanyak 1 (satu) buah.

III.2 Cara Kerja

1. Bandul Matematis

Mula-mula alat diatur seperti pada gambar 3.1 dengan panjang kawat
100 cm, lalau bandul diatur berada tepat ditengah.

Gambar 3.1
Pada bandul diberi simpangan kecil, dan dilepaskan. Ayunan harus
mempunyai lintasan bidang dan tidak berputar. Dengan menggunakan
stopwatch, waktu yang dibutuhkan untuk lima kali getaran dicatat.
Langkah-langkah yang sama seperti diatas diulangi sebanyak lima kali
dengan panjang kawat yang berbeda.

2. Bandul Fisis

Pada bandul fisis beban diletakkan pada suatu kedudukan dan dicari
pusat massa C untuk kedudukan tersebut. Titik pusat massa C selalu berubah
tergantung letak beban. Beban digantung pada titik A, dan ukur a1 (lihat
gambar 3.2). Ayun batang dengan simpangan kecil, lalu catat waktu untuk 6
kali getaran sempurna.

A1 A
A
A2
B

Gambar 3.2

Diambil titik lain (B) terhadap titik C sebagai titik gantung dan a2
diukur, lalu ulangi langkah-langkah sebelumnya. Selanjutnya percobaan
kembali diulangi untuk pasangan titik A dan B yang berbeda.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Analisa Data

Percobaan Bandul Matematis.

no l (m) waktu (s)


1 0.67 5.16
2 0.67 5.1
3 0.67 5.16
4 0.67 5.19
5 0.67 5.03
6 0.67 5.06
7 0.67 5.13
8 0.67 5.12
9 0.67 5.12
10 0.67 5.16
11 0.67 5.16
12 0.67 5.1
13 0.67 5.13
14 0.67 5.06
15 0.67 5.16

Percobaan Bandul Fisis

No a1 (cm) a2 (cm) t1 (s) t2 (s)


1 60 cm 50 cm 5.16 4.97
2 60 cm 50 cm 5.12 4.88
3 60 cm 50 cm 5.06 5.03
4 60 cm 50 cm 5.15 4.93
5 60 cm 50 cm 5.22 5
6 60 cm 50 cm 5.16 4.72
7 60 cm 50 cm 5.09 4.82
8 60 cm 50 cm 5.19 5
9 60 cm 50 cm 5.1 4.72
10 60 cm 50 cm 5.16 4.97

4.2 Perhitungan
 Bandul Matematis
Dik : jumlah getaran (n) = 3
t =5.16 s
l = 67 cm = 0.67 m
Dit : g = …
l
T = 2π
√ g
t 22 0.67
n
=2
7 g√
5.16 44 0.67
3
=
7 g √
0.67
1.72 = 6.3
√ g
1.722 0.67
=
6.32 g
0.67
0.0745 =
g
0.67
g= = 8.99 m/s2
0.0745

Hasil perhitungan data selanjutnya disajikan dalam table berikut.


waktu Periode/T
no l (m) (s) (s) T2 g
8.94802
1 0.67 5.16 1.72 2.9584 5
9.15980
2 0.67 5.1 1.7 2.89 5
8.94802
3 0.67 5.16 1.72 2.9584 5
8.84487
4 0.67 5.19 1.73 2.9929 8
1.6766666 2.81121 9.41652
5 0.67 5.03 67 1 4
1.6866666 2.84484 9.30519
6 0.67 5.06 67 4 7
9.05298
7 0.67 5.13 1.71 2.9241 6
1.7066666 2.91271 9.08838
8 0.67 5.12 67 1 4
1.7066666 2.91271 9.08838
9 0.67 5.12 67 1 4
8.94802
10 0.67 5.16 1.72 2.9584 5
8.94802
11 0.67 5.16 1.72 2.9584 5
9.15980
12 0.67 5.1 1.7 2.89 5
9.05298
13 0.67 5.13 1.71 2.9241 6
1.6866666 2.84484 9.30519
14 0.67 5.06 67 4 7
8.94802
15 0.67 5.16 1.72 2.9584 5
Waktu rata-rata 5.12266 g rata-rata 9.08095
7 1

 Bandul Fisis
Dik : a1 = 60 cm = 0.6 m
a2 = 50 cm = 0.5 m
t1 = 5.16 s
t2 = 4.97 s
n=3
Dit : g = …
t 1 5.16 s
T1 = = = 1.72 s
n 3
T12 = 2.9684 s
t 2 4.97 s
T2 = = = 1.66 s
n 3
T22 = 2.7556 s
T 12 +T 22 T 12−T 22 π 2
+ =
8¿¿ 8 ¿¿ g
2.9684+2.7556 2.9684−2.7556 484
+ =
8( 0.6+0.5) 8( 0.6−0.5) 49 g
484
0.648 + 0.267 =
49 g
484
0.915 =
49 g
484
g= = 10.79 m/s2
44.435
Hasil perhitungan data selanjutnya disajikan dalam table berikut.

a2
No a1 (m) (cm) t1 (s) t2 (s) T1 T12 g
1 0.6 0.5 5.16 4.97 1.72 2.9584 10.79
1.70666 2.91271
2 0.6 0.5 5.12 4.88 7 1 10.24
1.68666 2.84484
3 0.6 0.5 5.06 5.03 7 4 14.42
1.71666 2.94694
4 0.6 0.5 5.15 4.93 7 4 10.4
5 0.6 0.5 5.22 5 1.74 3.0276 10.16
6 0.6 0.5 5.16 4.72 1.72 2.9584 8.69
1.69666 2.87867
7 0.6 0.5 5.09 4.82 7 8 9.96
8 0.6 0.5 5.19 5 1.73 2.9929 10.68
9 0.6 0.5 5.1 4.72 1.7 2.89 8.76
10 0.6 0.5 5.16 4.97 1.72 2.9584 10.79

4.3 Pembahasan
Untuk mendapatkan nilai g dari bandul matematis kita dapat menggunakan

1 /2
l
persamaan 1 yaitu
T =2 π ()
g sedang untuk bandul fisis kita dapat

2 2 2 2
T 1+ T 2 T 1−T 2 π2
+ =
menggunakan persamaan 3 yaitu 8( a1 + a2 ) 8( a 1−a2 ) g dan untuk
menghitung gravitasi di Surabaya dapat dilakukan dengan hasil rata-rata dari gravitasi
bandul matematis dan bandul fisis.

1. Hasil perhitungan percepatan gravitasi bumi g menurut percobaan bandul


matematis menghasilkan : g1 = 8.948025 m/s2 , g2 = 9.159805 m/s2 dan g3 =
8.948025 m/s2 , dimana memperlihatkan bahwa semakin panjang tali (l) yang
menahan bandul, maka semakin lama waktu (t) yang diperlukan untuk
menempuh 5 kali getaran. Dan semakin lama juga periode (T) yang dibutuhkan
untuk menempuh 1 kali getaran. Tetapi, dengan semakin besarnya nilai periode
(T) maka semakin kecil nilai dari percepatan gravitasi bumi g. Dan ini
membuktikan bahwa periode (T) berbanding terbalik dengan percepatan gravitasi
bumi g, sesuai dengan persamaan :
T = 2 (l / g)1/2 .

2. Hasil perhitungan dari rata-rata percepatan gravitasi bumi menurut bandul


matematis didapatkan seharga g = 9.080951 m/s2 , hasilnya diluar dari batas yang
diinginkan ini (9,6 -10,2 m/s2) , menunjukkan perbedaan yang terjadi akibat dari
data yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini mungkin terjadi pada saat
percobaan bandul matematis, walau perputaran ketika ayunan telah dicegah
semaksimal mungkin oleh praktikan, mungkin perputaran bandul itu tetap terjadi
(kecil) sehingga mempercepat laju dari ayunan bandul. Kemungkinan kedua
adalah sudut simpangan yang mungkin lebih dari 15.

3. Hasil perhitungan percepatan gravitasi g menurut percobaan bandul fisis


mendapatkan dua buah percepatan dari dua pasangan hasil percobaan. Yaitu : g1 =
10.79 m/s2 dan g2 = 10.24 m/s2. Kedua buah percepatan gravitasi ini juga diluar
batas percepatan yang diinginkan, dan kemungkinan yang menyebabkan hal ini
dapat terjadi karena pengaruh sudut simpangan yang diperkirakan lebih dari sudut
15.

BAB V

KESIMPULAN

Apabila sebuah bandul matematis dan bandul fisis digantung kemudian diberi
simpangan kecil , maka bandul akan berayun dan melakukan gerakan harmonis
sederhana. Dengan dasar gerakan harmonis sederhana ini maka dapat dihitung
besarnya percepatan gravitasi bumi di tempat dimana percobaaan dilakukan dengan
cara mengukur panjang tali dan periode pada bandul matematis serta mengukur
periode dan jarak titik gantung ke pusat massa pada bandul fisis. Massa bandul tidak
berpengaruh pada besarnya percepatan gravitasi sedangkan panjang tali berbanding
terbalik dengan kuadrat periode.

Berdasarkan hasil percobaan, maka :


1. Panjang tali bandul (l) berbanding lurus dengan periode T, tapi berbanding
terbalik dengan percepatan gravitasi g.
2. Nilai rata-rata g menurut bandul matematis yang berbeda dengan nilai menurut
grafiknya serta diluar batasan (9,6 -10,2 m/s2) dan juga dengan g pada bandul
fisis, terjadi karena beberapa kesalahan yang dilakukan praktikan.
3. Kesalahan yang mungkin terjadi adalah berputarnya bandul matematis saat
berayun dan sudut simpangan yang lebih dari 15.

DAFTAR PUSTAKA

Kane, Joseph W. & Morton M. Sternheim (1988). Physics . Brisbane : John Wiley
& Sons, Inc.

Zemansky, Sears (1962). FISIKA untuk unversitas 1. Jakarta : Bina Cipta.

Batlaugh (2010). Percepatan Gravitasi. From


http://www.scribd.com/doc/21281437/percepatan-gravitasi , 20 Oktober 2010

Happykomi (2010). Bandul Fisis. From


http://www.scribd.com/doc/38464191/Bandul-fisis-1 , 23 Oktober 2010.
RALAT

 Ralat perhitungan g pada percobaan bandul matematis.


waktu Periode/T
no l (m) (s) (s) T2 g g-grata-rata (g-grata-rata)2
8.94802 0.01766944
1 0.67 5.16 1.72 2.9584 5 0.132926479 9
9.15980 0.00621791
2 0.67 5.1 1.7 2.89 5 0.078853764 6
8.94802 0.01766944
3 0.67 5.16 1.72 2.9584 5 0.132926479 9
8.84487 0.05573040
4 0.67 5.19 1.73 2.9929 8 0.236072878 4
1.67666666 2.81121 9.41652 0.11260897
5 0.67 5.03 7 1 4 0.335572607 5
1.68666666 2.84484 9.30519
6 0.67 5.06 7 4 7 0.224245224 0.05028592
9.05298 0.00078205
7 0.67 5.13 1.71 2.9241 6 0.027965208 3
1.70666666 2.91271 9.08838 5.52429E-
8 0.67 5.12 7 1 4 0.007432554 05
1.70666666 2.91271 9.08838 5.52429E-
9 0.67 5.12 7 1 4 0.007432554 05
8.94802 0.01766944
10 0.67 5.16 1.72 2.9584 5 0.132926479 9
8.94802 0.01766944
11 0.67 5.16 1.72 2.9584 5 0.132926479 9
9.15980 0.00621791
12 0.67 5.1 1.7 2.89 5 0.078853764 6
9.05298 0.00078205
13 0.67 5.13 1.71 2.9241 6 0.027965208 3
1.68666666 2.84484 9.30519
14 0.67 5.06 7 4 7 0.224245224 0.05028592
8.94802 0.01766944
15 0.67 5.16 1.72 2.9584 5 0.132926479 9
Waktu 5.12266 9.08095 0.37136888
rata-rata 7 g rata-rata 1 ∑ (g-grata-rata)2 6

Ralat mutlak :
2
Δ=
√ ∑ ( g−g rata−rata )
n(n−1)
Δ = 0.01768 m/s2
=
√ 0.371368886
15 (15−1)

Ralat nisbi :
∆ 0.01768 m/s 2
I= 100% = 100%
g rata−rata 9.080951
I = 0.195%
Kesamaan :
K = 100% - I
K = 100% - 0.195%
K = 99.8 %
 Ralat perhitungan g pada percobaan bandul matematis.
No g g-g rata-rata g-grata-rata2
1 10.79064 0.361897679 0.13096993
2 10.2357 0.193042975 0.03726559
3 14.42452 3.995775173 15.96621924
4 10.40005 0.028691598 0.000823208
5 10.1623 -0.26643926 0.070989879
6 8.08805 2.340690382 5.478831464
7 9.956347 0.472393042 0.223155186
8 10.68234 0.253601354 0.064313647
9 8.756851 1.671889001 2.795212833
10 10.79064 0.325710474 0.106087313
grata-rata 10.42874 ∑( g-grata-rata2) = 2.487386829

Ralat mutlak :
2
Δ=
√ ∑ ( g−g rata−rata )
n(n−1)
Δ = 0.02764 m/s2
=
√ 2.487386829
10(9)

Ralat nisbi :
∆ 0.02764 m/s 2
I= 100% = 100%
g rata−rata 10.42874 s
I = 0.265%
Kesamaan :
K = 100% - I
K = 100% - 0.265%
K = 99.735%

Anda mungkin juga menyukai