(M1)
(1110100063)
Jurusan Fisika
2010
ABSTRAK :
Semua benda yang berada di permukaan bumi mengalami gaya tarik yang
arahnya menuju ke pusat bumi. Gaya yang demikianlah yang disebut sebagai gaya
gravitasi. Besar gaya gravitasi ini dipengaruhi oleh massa benda dan jarak benda ke
pusat bumi. Semakin tinggi letak suatu tempat maka semakin kecil percepatan
gravitasi di tempat tersebut, demikian pula sebaliknya. Besarnya percepatan gravitasi
dapat dicari dengan menggunakan suatu alat yang disebut bandul matematis dan
bandul fisis. Dengan mengayunkan bandul tersebut maka akan diperoleh periode
getaran dari bandul tersebut. Dari periode tersebut maka dapat dihitung besarnya
percepatan gravitasi. Dengan panjang tali bandul yang berbeda maka akan dihasilkan
percepatan gravitasi yang berbeda pula. Ini berarti bahwa besarnya percepatan
gravitasi akan berbeda untuk setiap panjang tali, periode dan jarak pusat massa yang
berbeda.
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam percobaan ini digunakan bandul dengan ayunan matematis dan ayunan
fisis. Kedua jenis bandul dapat berayun dalam bidang vertikal karena adanya
pengaruh percepatan gravitasi. Sehingga dengan demikian dengan memanfaatkan
kedua jenis gerak harmonis tersebut dapat dihitung percepatan gravitasi pada suatu
tempat.
I.2 Permasalahan
1 /2
l
T =2 π ()
g dan dengan menggunakan ralat perhitungan.
2. Menghitung g dengan membuat grafik beserta perhitungannya antara T2
dengan l pada bandul matematis.
3. Menghitung percepatan gravitasi bumi G melalui percobaan dengan
bandul fisis.
4. Menghitung percepatan gravitasi bumi g di Surabaya.
5. Membuat kesimpulan.
I.3 Tujuan
DASAR TEORI
Suatu gaya yang cukup penting adalah gaya gravitasi pada benda, yang
dinamakan berat benda w. Satu hal yang berkaitan erat dengan benda adalah
massa gravitasi m dari suatu benda, yang didefinisikan sebagai berat dibagi
dengan percepatan gravitasi g pada lokasi benda tersebut :
m=w/g
gaya gravitasi menarik suatu benda menuju arah jatuhnya jika benda tersebut
tidak ditahan. Dengan demikian, berat w sejajar dengan percepatan ravitasi g,
dan dapat juga ditulis :
w = mg
F = Gmm’
r²
II.2 Gerak Harmonik Sederhana
Periode adalah selang waktu yang diperlukan untuk melakukan satu getaran
lengkap. Sedangkan kebalikan dari periode (seper periode) disebut frekuensi. Jadi
frekuensi adalah banyaknya getaran per satuan waktu.
T = 1
f
Menurut Hukum Hooke maka gaya pemulih sebanding dengan simpangan atau
dirumuskan:
F=-k.x
k = tetapan
d2 x −k . x
a= 2 =
dt m
−k
= A cos(2π ft +θ 0)
m
1/2
k
ω=
m ()
2π 2π 1
ω= T= f=
Karena T maka ω dan T
1/2 1 /2
m 1 k
T =2 π
k () f=
2π m()
Percobaan ini adalah untuk mencari besarnya percepatan gravitasi bumi
dengan menggunakan bandul matematis dan bandul fisis, dimana kedua bandul
tersebut bekerja berdasarkan pada prinsip gerak harmonis sederhana.
T l
x=l
mg
Pada saat bandul disimpangkan sejauh sudut , maka gaya pemulih yang
besarnya dirumuskan sebagai F = -m g sin , terlihat bahwa gaya pemulih tidak
sebanding dengan tetapi dengan sin , sehingga gerakan yang dihasilkan
bukan getaran harmonis sederhana.
Supaya memenuhi gerakan harmonis sederhana maka sin ( < 15),
sehingga untuk sudut yang kecil berlaku:
x −mg
F=−mg θ=−mg = x
l l
mg
Selama m, g dan l besarnya tetap, maka hasil l juga tetap.
mg
=k'
Bila l maka F = - k’ . x (persamaan gerak harmonis
sederhana).
1/2
m
T =2 π
k'( )
1/2
m
=
2π ( )
mg/l
1 /2
l
T =2 π ( )
g ………………….. (1)
Bandul fisis yaitu sembarang benda tegar yang digantung dan disimpangkan
dari posisi setimbangnya sehingga benda dapat berayun dalam bidang vertikal
terhadap sumbu yang melalui sebuah titik pada benda tersebut. Pada bandul fisis
yang melakukan gerakan rotasi merupakan kumpulan titik-titik massa. Pada
kenyataannya, semua bandul yang berayun merupakan bandul fisis.
A1 A
A2
B
Bandul fisis berosilasi secara bebas pada suatu sumbu tertentu dari suatu
benda rigid (kaku) sembarang. Berbeda dengan bandul matematis, pada bandul
fisis tidak bisa mengabaikan bentuk, ukuran dan massa benda. Kita meninjau
sebuah benda yang bentuknya sembarang yang dapat berayun tanpa gesekan
terhadap sebuah sumbu A (gambar 2.3). benda itu mempunyai massa m dan
momen inersia I terhadap A. Jarak dari A ke pusat massa P adalah d, dengan d =
½ l . Pada mulanya benda tersebut digeserkan dan dilepaskan. Pada gambar 2.3
benda bergeser sebesar , yang diambil sebagai positif bila P berada di sebelah
kanan garis vertical yang melalui A. Karena gerak itu bukan linier tetapi
merupakan gerak sudut, maka harus menghitung torka dan sudut.
A
d=½l
Gambar 2.3
Torka adalah = r F sin , dimana r adalah panjang garis dari A ke P, dan F
sin adalah komponen gaya yang tegak lurus pada garis ini. Dari gambar terlihat
bahwa r = d dan F = mg. maka torka adalah = -mg d sin . Dimana tanda minus
menunjukkan bahwa arah torka searah dengan arah jarum jam. Degan
menggunakan bentuk sudut dari hukum kedua newton, yakni = I , maka kita
memperoleh :
mg d sin = I
atau
= - mgd sin
l
= - mgd
l
Ini mempunyai bentuk yang betul untuk gerak sudut harmonik, yakni = -(2 π f )²
, maka:
1/2
l
T =2 π ( )
mgd
Sehingga :
1/2
m( Ke 2 +a2 )
=
2π (
mga )
1/2
(Ke 2 +a2 )
I =
2π (ga ) ………………………… (2)
Dimana T : periode
2 2 2 2
T 1+ T 2 T 1−T 2 π2
+ =
8( a1 + a2 ) 8( a 1−a2 ) g ………………………… (3)
METODOLOGI PERCOBAAN
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah bandul matematis dan
bandul fisis masing-masing sebanyak 1 (satu) set dengan perlengkapannya.
Bandul akan diatur letaknnya pada alat.
1. Bandul Matematis
Mula-mula alat diatur seperti pada gambar 3.1 dengan panjang kawat
100 cm, lalau bandul diatur berada tepat ditengah.
Gambar 3.1
Pada bandul diberi simpangan kecil, dan dilepaskan. Ayunan harus
mempunyai lintasan bidang dan tidak berputar. Dengan menggunakan
stopwatch, waktu yang dibutuhkan untuk lima kali getaran dicatat.
Langkah-langkah yang sama seperti diatas diulangi sebanyak lima kali
dengan panjang kawat yang berbeda.
2. Bandul Fisis
Pada bandul fisis beban diletakkan pada suatu kedudukan dan dicari
pusat massa C untuk kedudukan tersebut. Titik pusat massa C selalu berubah
tergantung letak beban. Beban digantung pada titik A, dan ukur a1 (lihat
gambar 3.2). Ayun batang dengan simpangan kecil, lalu catat waktu untuk 6
kali getaran sempurna.
A1 A
A
A2
B
Gambar 3.2
Diambil titik lain (B) terhadap titik C sebagai titik gantung dan a2
diukur, lalu ulangi langkah-langkah sebelumnya. Selanjutnya percobaan
kembali diulangi untuk pasangan titik A dan B yang berbeda.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.2 Perhitungan
Bandul Matematis
Dik : jumlah getaran (n) = 3
t =5.16 s
l = 67 cm = 0.67 m
Dit : g = …
l
T = 2π
√ g
t 22 0.67
n
=2
7 g√
5.16 44 0.67
3
=
7 g √
0.67
1.72 = 6.3
√ g
1.722 0.67
=
6.32 g
0.67
0.0745 =
g
0.67
g= = 8.99 m/s2
0.0745
Bandul Fisis
Dik : a1 = 60 cm = 0.6 m
a2 = 50 cm = 0.5 m
t1 = 5.16 s
t2 = 4.97 s
n=3
Dit : g = …
t 1 5.16 s
T1 = = = 1.72 s
n 3
T12 = 2.9684 s
t 2 4.97 s
T2 = = = 1.66 s
n 3
T22 = 2.7556 s
T 12 +T 22 T 12−T 22 π 2
+ =
8¿¿ 8 ¿¿ g
2.9684+2.7556 2.9684−2.7556 484
+ =
8( 0.6+0.5) 8( 0.6−0.5) 49 g
484
0.648 + 0.267 =
49 g
484
0.915 =
49 g
484
g= = 10.79 m/s2
44.435
Hasil perhitungan data selanjutnya disajikan dalam table berikut.
a2
No a1 (m) (cm) t1 (s) t2 (s) T1 T12 g
1 0.6 0.5 5.16 4.97 1.72 2.9584 10.79
1.70666 2.91271
2 0.6 0.5 5.12 4.88 7 1 10.24
1.68666 2.84484
3 0.6 0.5 5.06 5.03 7 4 14.42
1.71666 2.94694
4 0.6 0.5 5.15 4.93 7 4 10.4
5 0.6 0.5 5.22 5 1.74 3.0276 10.16
6 0.6 0.5 5.16 4.72 1.72 2.9584 8.69
1.69666 2.87867
7 0.6 0.5 5.09 4.82 7 8 9.96
8 0.6 0.5 5.19 5 1.73 2.9929 10.68
9 0.6 0.5 5.1 4.72 1.7 2.89 8.76
10 0.6 0.5 5.16 4.97 1.72 2.9584 10.79
4.3 Pembahasan
Untuk mendapatkan nilai g dari bandul matematis kita dapat menggunakan
1 /2
l
persamaan 1 yaitu
T =2 π ()
g sedang untuk bandul fisis kita dapat
2 2 2 2
T 1+ T 2 T 1−T 2 π2
+ =
menggunakan persamaan 3 yaitu 8( a1 + a2 ) 8( a 1−a2 ) g dan untuk
menghitung gravitasi di Surabaya dapat dilakukan dengan hasil rata-rata dari gravitasi
bandul matematis dan bandul fisis.
BAB V
KESIMPULAN
Apabila sebuah bandul matematis dan bandul fisis digantung kemudian diberi
simpangan kecil , maka bandul akan berayun dan melakukan gerakan harmonis
sederhana. Dengan dasar gerakan harmonis sederhana ini maka dapat dihitung
besarnya percepatan gravitasi bumi di tempat dimana percobaaan dilakukan dengan
cara mengukur panjang tali dan periode pada bandul matematis serta mengukur
periode dan jarak titik gantung ke pusat massa pada bandul fisis. Massa bandul tidak
berpengaruh pada besarnya percepatan gravitasi sedangkan panjang tali berbanding
terbalik dengan kuadrat periode.
DAFTAR PUSTAKA
Kane, Joseph W. & Morton M. Sternheim (1988). Physics . Brisbane : John Wiley
& Sons, Inc.
Ralat mutlak :
2
Δ=
√ ∑ ( g−g rata−rata )
n(n−1)
Δ = 0.01768 m/s2
=
√ 0.371368886
15 (15−1)
Ralat nisbi :
∆ 0.01768 m/s 2
I= 100% = 100%
g rata−rata 9.080951
I = 0.195%
Kesamaan :
K = 100% - I
K = 100% - 0.195%
K = 99.8 %
Ralat perhitungan g pada percobaan bandul matematis.
No g g-g rata-rata g-grata-rata2
1 10.79064 0.361897679 0.13096993
2 10.2357 0.193042975 0.03726559
3 14.42452 3.995775173 15.96621924
4 10.40005 0.028691598 0.000823208
5 10.1623 -0.26643926 0.070989879
6 8.08805 2.340690382 5.478831464
7 9.956347 0.472393042 0.223155186
8 10.68234 0.253601354 0.064313647
9 8.756851 1.671889001 2.795212833
10 10.79064 0.325710474 0.106087313
grata-rata 10.42874 ∑( g-grata-rata2) = 2.487386829
Ralat mutlak :
2
Δ=
√ ∑ ( g−g rata−rata )
n(n−1)
Δ = 0.02764 m/s2
=
√ 2.487386829
10(9)
Ralat nisbi :
∆ 0.02764 m/s 2
I= 100% = 100%
g rata−rata 10.42874 s
I = 0.265%
Kesamaan :
K = 100% - I
K = 100% - 0.265%
K = 99.735%