Anda di halaman 1dari 11

Bab: "Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada ...

Ubai bin Ka'ab menceritakan padaku, ia


muridnya, 'Aku tidak akan berhenti (berjalan) mendengar Rasulullah SAW bersabda,
sebelum sampai kepada pertemuan dua lautan, atau 'Sesungguhnya Musa berdiri berkhutbah di antara
aku akan berjalan sampai bertahun-tahun." (Qs. bani Israil. Lalu ia ditanya, (Dalam riwayat lain: Ia
Kahfi [18]: 60) pernah mengingatkan manusia hingga air mata
bercucuran, hati bergetar, ...
Huquban adalah zaman, jamaknya adalah ahqab.
Para daie harus mengambil petunjuk para nabi dengan
Dari Said bin Jubair, ia berkata, [Kami pernah mengingatkan manusia kepada Allah s.w.t., membacakan
berada disisi Ibnu Abbas di rumahnya, lalu ia ayat-ayat Allah kepada mereka demi mensucikan jiwa
berkata, "Tanyakanlah kepadaku" 5/232] aku lalu mereka, melunakkan hati mereka sehingga menjadi
berkata, "[Wahai Ibnu Abbas! Allah menjadikanku dekat kepada Allah s.w.t. seperti yang dilakukan oleh
sebagai tebusanmu] Sesungguhnya [di Kufah nabi Musa a.s. dalam nasihatnya.
terdapat seorang laki-laki yang dikenal selalu
mengkisahkan suatu cerita] Nauf Al Bikali, ia Allah s.w.t. berfirman yang bermaksud:
mengklaim bahwa Musa sahabat Al Khidhir bukan
Musa sahabat Bani Israil [Tapi ia adalah Musa yang Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik
lain 1/38]." Ibnu Abbas berkata, "Musuh Allah (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (ayat-ayatnya) lagi
[benar-benar] telah dusta (keliru)... berulang-ulang, gementar karenanya kulit orang yang
takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit
dan hati mereka ketika mengingat Allah. Itulah
petunjuk Allah, dengan Kitab itu Dia memberi petunjuk
kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa
dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak seorang pun
yang dapat memberi petunjuk. (39:23)
... lalu diketahui ada seorang laki-laki, kemudian ia daie itu mengelakkan diri dari sikap yang dibenci oleh
berkata, 'Wahai Rasulullah) 'Siapa manusia paling Allah s.w.t. Antara tanda orang yang sedemikian ialah
berilmu?' Dia berkata, 'Aku! [paling berilmu]' Maka apabila ia merasa tidak perlu lagi ditarbiyah atau ia
Allah menegurnya karena ia tidak mengembalikan menggunakan ilmunya untuk menghukum orang lain
ilmu kepada-Nya... daripada menilai diri sendiri.

Setelah kita belajar tinggi-tinggi memperolehi ijazah, Sikap boleh menerima teguran???
M.A, Phd dan lain-lain serta bertahun-tahun berusrah
dan mengikut tarbiyah, jangan sekali-kali seorang daie
itu merasa bahawa ia telah memiliki ilmu yang banyak,
telah sempurna dan hebat kerana nabi Musa a.s.
sendiri yang mendapat kelebihan untuk bercakap terus
dengan Allah s.w.t. serta menerima wahyu dan
ditarbiyah oleh Allah s.w.t. tetap tidak memiliki
kesempurnaan ilmu.

Allah sw.t. berfirman yang bermaksud:

Dan sesungguhnya di atas setiap yang berilmu ada yang


lebih mengetahui. (12:76)

Sikap merasa hebat dengan ilmu yang ada tidak disukai


... Allah mewahyukan kepadanya; [Tentu 5/234]
oleh Allah s.w.t. Sebab itulah Allah s.w.t. menyuruh
sesungguhnya aku memiliki seorang hamba [dari
nabi Musa a.s mencari lelaki (Khidr) itu agar beliau
sekian banyak hamba] di pertemuan dua lautan, dia
sedar akan kelemahannya. Maka sepatutnya seorang
lebih berilmu darimu' Musa berkata, 'Wahai Tuhan,
bagaimana aku dengannya?' (Dalam riwayat lain: jamak daripada perkataan ’huqbah’ yang bermakna 80
Jadikanlah aku orang yang berilmu sehingga aku tahun. Jika dikali tiga yang merupakan angka terkecil
bisa mengetahui hal itu darinya) Allah berfirman, daripada bentuk jamak sudah menjadi 240 tahun.
'Ambillah huut (salah satu jenis ikan), dan letakkan Selain itu, huqbah juga boleh membawa maksud
ia dalam miktal (keranjang daripada daun kurma) setahun atau 70 tahun atau sepanjang hidup (sila rujuk
(Dalam riwayat lain: Ambillah nun yang sudah mati, tafsir Ibn Kathir).
hingga ditiupkan ruh kepadanya), dimana saja
engkau kehilangan huut itu maka disanalah ia Selain itu kesungguhan nabi Musa a.s. jelas nampak
(berada)'. Musa mengambil huut dan apabila beliau memohon kepada Allah s.w.t. agar
menempatkannya di miktal lalu berangkat ... diberikan cara dan wasilah untuk bertemu dengan
Khidr.
Seorang daie harus memahami kewajiban mencari ilmu.
Kewajiban tersebut semakin besar jika kita lihat nabi Kita seharusnya sentiasa meletakkan diri kita dalam
Musa a.s. sebagai seorang nabi masih bersungguh- proses pentarbiyahan. Lihatlah nabi Musa a.s. Walau
sungguh mencari ilmu walaupun sekiranya mengambil pun telah menjadi nabi dan mendapat tarbiyah dari
jangka waktu begitu panjang. Allah s.w.t., namun beliau masih terus mencari sesuatu
yang bermanfaat bagi pentarbiyahan dirinya.
Allah s.w.t. berfirman:
Selain itu, Allah s.w..t. juga memberitahu kita bahawa
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada Khidr bukan sahaja lebih berilmu malah beliau disebut
pembantunya, ”Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebagai ’abdan min ibadina’ yang bermaksud seorang
sebelum sampai ke pertemuan dua laut; atau aku akan hamba di antara hamba-hamba Kami (sila rujuk 18:65
berjalan (terus sampai) bertahun-tahun. (18:60). dan terjemahan hadith diatas). Ini memberi kita
kefahaman untuk mencari seorang murobbi yang
Terjemahan ’bertahun-tahun’ dalam ayat di atas adalah berkarakter tinggi ibadahnya kepada Allah s.w.t selain
daripada perkataan arab ’huquban’ yang merupakan memiliki ilmu yang boleh kita ambil daripadanya.
Para ulama bersepakat bahawa nabi Musa a.s. adalah
seorang rasul malah tergolong di dalam rasul ulul ’azmi,
sedangkan status Khidr adalah sesuatu yang
diperselisihi oleh para ulama. Maka status seorang
murobbi tu bukanlah penghalang bagi kita untuk
mengambil manfaat daripadanya, cukuplah murobbi
kita itu seorang yang ’alim lagi ’abid. Kerendahan hati
nabi Musa a.s. dalam menuntut ilmu daripada Khidr
yang mungkin lebih rendah status kenabiannya harus
dicontohi oleh kita.

Tidak hina ditarbiah dan berusrah di bawah seseorang


yang dinilai lebih rendah dari diri sendiri. Kita harus
menerima hakikat bahawa sebagaimana tiada ... Turut berangkat bersamanya muridnya yang
kesempurnaan dalam tarbiyah, tiada kesempurnaan bernama Yusha bin Nun [lalu dikatakan kepada
juga dalam proses dan sistem tarbiyah. Apa yang muridnya, "Aku tidak akan membebanimu kecuali
penting ialah setiap seorang berusaha untuk belajar engkau mengabarkan kepadaku hingga huut
dari kelebihan yang lain dan melengkapi kelemahan memisahkanmu. " Ia berkata, "Aku tidak akan
yang lain juga kerana antara rukun usrah ialah Takaful banyak membebanimu. " Yang demikian itu adalah
(saling melengkapi). firman Allah Jalla dzikruhu, "Dan ketika Musa
berkata kepada pemudanya]. Hingga ketika
keduanya sampai ke batu itu,[lalu keduanya
berhenti padanya, ia berkata, "Maka] keduanya
meletakkan kepala mereka dan tidur [dibawah
naungan batu ditempat yang basah]. [Pada hadits memanggil” hai budak laki-lakiku atau budak
selain dari riwayat Amr, ia berkata, "Lalu terdapat perempuanku, akan tetapi panggillah, hai pemudaku
huut pada mata air tersebut, lalu ia berkata, atau hai pemudiku.” (Muslim, Ahmad)
"Kemudian ia bergerak 5/234] Saat itulah huut
tersebut 'meletik-meletik' (Dalam riwayat lain Apa yang dilakukan Musa dalam perjalanannya dengan
menggunakan kata tadharraba) di miktal lalu keluar membawa teman terdapat nilai pendidikan berupa
darinya kemudian jatuh di laut, lalu ikan itu disyariatkan membawa teman dalam tour ilmiah.
melompat mengambil jalannya ke laut itu. Dan, Di antara syarat berteman dalam bepergian adalah
Allah menahan perjalanan air untuk huut itu hingga keharusan adanya seorang pemimpin yang wajib
jadilah air tersebut baginya seperti lengkung memberitahukan temannya maksud dan masa
bangunan (Dalam riwayat lain: Seakan-akan kepergiannya.
bekasnya ada pada hujr, dan melingkarkan di
antara dua ibu jarinya dan yang lainnya) [Dan,
Musa sedang tidur. Lalu muridnya berkata, "Aku ... Keesokan harinya Musa berkata kepada
tidak akan membangunkannya]. Ketika Musa muridnya, 'Bawalah ke mari makanan kita;
terbangun, sahabatnya lupa mengabarkan perihal sesungguhnya kita telah merasa letih karena
ikan tersebut, keduanya pun berangkat [berjalan perjalanan kita ini'. "Beliau bersabda, "Musa tidak
4/127] menyelesaikan sisa hari dan malamnya... merasakan kelelahan hingga melewati tempat yang
diperintahkan Allah baginya. muridnya berkata
Di antara etika Islam dalam kehidupan adalah berbuat
padanya, 'Tahukah kamu tatkala kita mencari
lemah lembut terhadap pembantu dan memanggilnya
tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya
dengan sebutan yang disenangi. Keindahan etika Islam
aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak
ini dicontohkan oleh Nabi Musa ketika memanggil
adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya
pembantunya dengan sebutan ’fataahu’ (pemudanya).
kecuali setan dan ikan itu mengambil jalannya ke
Dalam hadith disabdakan, ”Janganlah salah satu kalian
laut dengan cara yang aneh sekali'. "Beliau
bersabda, "Lalu ia mendapati di laut ada kalung dan yang sepadannya. Meskipun, kita tahu bahawa
yang melingkari huut ia berkata, "Maka bagi huut pelaku yang sebenarnya adalah Allah s.w.t.
itu jalan tersendiri dan bagi Musa serta muridnya
rasa takjub. Musa berkata, 'Itulah (tempat) yang Allah s.w.t. berfirman:
kita cari'. Keduanya pun kembali menelusuri jejak
mereka semula”... ... dan tiada melupakan aku untuk menceritakannya
kecuali syaithan. (18:63)
Di antara manajemen safar adalah pembahagian tugas
Berlebihan dan futur?
yang jelas terhadap setiap anggota. Tetapi, seluruhnya
Berbekal dalam perjalanan?
mempunyai solidaritas sama untuk memikul
tanggungjawab sekalipun adanya kesalahan atau
... Beliau bersabda, "Keduanya menapaki bekas-
kealpaan muncul dari individu. Dengan kata lain,
bekas keduanya hingga sampai pada batu, ternyata
dituntut adanya tanggungjawab kolektif. Kerana itu,
di sana terdapat seorang laki-laki (Dalam riwayat
kelalaian yang terjadi dinisbahkan kepada Musa dan
lain: Lalu keduanya mendapatkan Khidhir) [di atas
pemudanya walaupun sebenarnya hal itu terjadi karena
permadani hijau ditengah-tengah laut] sedang
pemudanya.
menutupi diri dengan kain. [ia menjadikan salah
Allah s.w.t berfirman: satu ujungnya di bawah kakinya, dan ujung yang
lainya dibawah kepalanya] Musa memberi salam
Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua buah kepadanya [lalu ia pun membuka —kain tersebut—
laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu dari wajahnya] dan Khidir berkata, 'Dan untuk
melompat mengambil jalannya ke laut itu. (18: 61) negerimu pun keselamatan? [Siapakah kamu] '. Ia
berkata, 'Aku adalah Musa'. Ia berkata, 'Musa
Dalam menisbatkan kelalaian kepada syaithan Bani Israil?' ia menjawab, 'Benar, [ia berkata,
merupakan etika al-Qur’an yang tinggi. Yaitu "Apa keperluanmu? Ia berkata] aku datang
mensucikan Allah dari perbuatan yang tidak disukai kepadamu agar engkau mengajariku sebagian ilmu-
ilmu yang telah diajarkan —oleh Allah—
kepadamu'...

[Ia berkata, "Apakah tidak cukup dengan taurat yang


ada di tanganmu, dan wahyu pun selalu turun
kepadamu?] Khidhir berkata, 'Sesungguhnya engkau
tidak akan sabar bersamaku, [Dan bagaimana kamu
dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai ... Keduanya pun berangkat berjalan di tepi laut.
pengetahuan yang cukup tentang hal itu?] wahai Musa. [dimana keduanya tidak memiliki perahu] Lalu lewat
Aku memiliki ilmu daripada ilmu Allah yang Dia ajarkan perahu [pada keduanya] dan mereka berbicara
padaku dan engkau tidak mengetahuinya, sementara dengan penumpang perahu itu agar membawa
engkau memiliki ilmu daripada ilmu Allah yang Dia mereka. Para penumpang perahu mengenali Khidhir
ajarkan padamu dan aku tidak mengetahuinya'. [lalu mereka berkata, "Hamba Allah yang shalih,
kami tidak membebaninya dengan upah] dan mereka
Musa berkata, 'Engkau akan mendapatiku insya Allah pun membawanya tanpa minta upah [ia berkata,
bersabar dan aku tidak akan menentang urusanmu'. "Tanpa upah]. Ketika keduanya telah berada di
Khidhir berkata padanya, 'Jika kamu mengikutiku, atas perahu, [lalu keduanya mendapatkan pada
maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang penumpang yang menyembrang ada anak kecil
sesuatu apa pun, sampai aku sendiri menerangkannya bersama keluarga ini menuju kepada keluarga yang
kepadamu'. lain, lalu] tak ada yang mengejutkan [Musa] kecuali
Khidhir tiba-tiba [mengambil kapak, lalu] mencopot
satu papan perahu itu dengan kapak (Dalam riwayat
lain: lalu ia membakarnyanya). Musa berkata
padanya, '[Apa yang kamu perbuat?] Orang-orang
telah membawa kita tanpa minta upah, lalu engkau Antara sifat Allah s.w.t. ialah mengetahui semua
sengaja merusak [menggunakan redaksi akhraqtaha] perkara tanpa ada batasan tempat atau masa. Allah
akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya? s.w.t. mengetahui perkara yang nyata, tersembunyi,
Sungguh engkau telah melakukan kesalahan yang telah berlaku, sedang berlaku dan akan berlaku.
besar'. [Mujahid berkata, "Munkar"] Dia (Khidhr)
berkata, 'Bukankah aku telah berkata: Allah s.w.t. berfirman:
"Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar
bersama dengan aku', Musa berkata, 'Janganlah Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit
kamu menghukum aku karena kelupaanku dan dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di
janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu akhirat. Dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha
kesulitan dalam urusanku'."Perawi berkata: Mengetahui (1). Dia mengetahui apa yang masuk ke
Rasulullah SAW bersabda, "Adapun yang pertama dalam bumi, apa yang ke luar daripadanya, apa yang
dari Musa adalah lupa [yang tengah adalah syarat turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan
dan yang ketiga adalah kesengajaan]." Beliau Dia-lah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun
bersabda, "Lalu datanglah burung dan hinggap di (2). (34:1-2)
haluan perahu. Kemudian ia mematok [dengan
paruhnya] satu kali [atau dua kali patokan] ke laut. Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib;
Khidhir berkata kepadanya, '[Demi Allah] Tidaklah tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan
ilmuku [berkurang] dan juga ilmumu [serta ilmu Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan
seluruh makhluk] dibandingkan (Dalam riwayat lain: tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
disisi) ilmu Allah, melainkan seperti apa yang mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun
burung ini kurangi [dengan paruhnya] dari lautan dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah
ini'... atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang
nyata (Lauh Mahfudz). (6:59)
Allah s.w.t. mengetahui perkara yang terang nyata dan melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata
perkara yang dirahsiakan. (Lauh Mahfuzh). (10:61)

Allah s.w.t. berfirman: Ingatlah nasihat Luqman al-Hakim kepada anaknya


sebagaimana yang diceritakan di dalam al-Qur’an.
Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi dan
mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan yang kamu Allah s.w.t. berfirman:
nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati.
(64:4) (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada
(sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada
Allah s.w.t. mengetahui segala pergerakan makhluk dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya
sama ada yang besar atau yang kecil. Tidak ada Allah akan mendatangkannya (membalasinya).
satupun perbuatan pun terkeluar daripada ilmu Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha
pengetahuan-Nya. Mengetahui. (31:16)

Allah s.w.t. berfirman:

Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak


membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak
mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi
saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput
dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah
(atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih
kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu,
'Gulaaman zaakiyan: Seorang anak muslim)—]
Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang
mungkar. Khidhr berkata, 'Bukankah sudah kukatakan
kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat
sabar bersamaku?' Beliau bersabda, "Kejadian ini lebih
keras daripada yang pertama. Musa berkata: 'Jika aku
bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini,
maka janganlah kamu memperbolehkan aku
menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup
memberikan udzur padaku',
Kemudian keduanya meninggalkan perahu. Ketika
keduanya sedang berjalan di tepi laut, tiba-tiba , Maka keduanya berjalan; Hingga tatkala keduanya
Khidhir melihat seorang anak [yang kafir dan durhaka] sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta
bermain bersama anak-anak lain. Khidhir memegang dijamu kepada penduduk negeri itu tetapi penduduk
kepala anak itu dengan tangannya dan mencabutnya negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian
dengan tangannya [seperti ini- dan Sufyan keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah
memperagakan dengan jari tangannya, sepertinya ia yang hampir roboh —beliau bersabda, 'miring'— maka
memetik sesuatu—] (Dalam riwayat lain: Lalu ia Khidhir berdiri lalu menegakkannya dengan tangannya
membaringkan dan menyembelihnya dengan pisau) [Demikianlah —Sufyan memberi isyarat seakan akan ia
hingga membunuhnya. Musa berkata padanya, mengusap sesuatu pada bagian atas— ] [lalu ia
'Mengapa engkau membunuh jiwa yang bersih (Dalam menegakkan]. Musa berkata, 'Orang-orang yang kita
riwayat lain menggunakan kata "Zakiyah ") bukan datangi dan tidak memberi makan kita serta tidak
karena ia membunuh orang lain? [tidak juga telah menjamu kita [lalu kamu sengaja menuju ke kebun
melakukan suatu dosa —dan Ibnu Abbas membacanya mereka], sekiranya engkau mau, maka engkau dapat
'Zakiyah' (zakiyah: muslimah seperti perkataan,
mengambil upah untuk itu' —[Said berkata, 'Upah yang kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya): Hal itu karena
kita makan'. perkataannya; Engkau telah membunuh jiwa yang
bersih. Dan lebih dalam kasih sayang (kepada ibu
bapaknya): Denganya keduanya lebih sayang daripada
Adapun di belakang mereka—, dan adapun di hadapan anak pertama yang dibunuh Khidhir. Selain Said ada
mereka, Ibnu Abbas membacanya dengan lafazh, 'Di yang mengatakan bahwa keduanya mendapat ganti
depan mereka seorang raja': Mereka mengatakan dari seorang anak perempuan. Adapun Daud bin Abu Ashim,
selain Said, bahwa ia adalah Hudad bin Budad. ia berkata tidak hanya dari satu orang bahwa ia adalah
Sedangkan anak yang terbunuh namanya —menurut anak perempuan." 5/233-234] Khidhir berkata, 'Inilah
mereka— adalah Haisur. Raja yang merampas tiap-tiap perpisahan antara aku dengan engkau' hingga firman-
bahtera: Aku ingin agar ia lewat padanya dan Nya, 'Itulah takwilan apa yang engkau tidak sanggup
membiarkannya karena cacat yang ada padanya. bersabar atasnya'. "Rasulullah SAW bersabda,
Apabila telah melewatinya mereka pun dapat "[Semoga Allah merahmati Musa] Kita [sangat]
memperbaikinya kembali sehingga dapat menginginkan sekiranya Musa bersabar hingga Allah
memanfaatkannya. Di antara mereka ada yang mengisahkan kepada kita kabar tentang keduanya. "
mengatakan mereka menutupi lubangnya dengan botol. Said bin Jubair berkata, "Maka Ibnu Abbas biasa
Ada juga yang mengatakan dengan Al Qaar. Maka membaca, 'Karena dihadapan mereka ada seorang raja
kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin: Dan ia yang mengambil semua perahu yang bagus dengan cara
adalah kafir. Dan, kami khawatir bahwa dia akan merampasnya'. Dan ia membaca, 'Adapun anak itu
mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan maka ia adalah kafir dan adalah kedua orang tuanya
dan kekafiran: Kecintaan mereka padanya bisa beriman '.
membawa keduanya mengikutinya di atas agamanya.
Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka
mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih
baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam

Anda mungkin juga menyukai