XI IA-1
Oleh
Annisa Muhdiya ( )
Aulia Zarfani ( )
Febry Amin N ( )
Nur Azizah ( )
Indikator asam basa kebanyakan dianggap sebagai asam lemah dengan reaksi
kesetimbangan sebagai berikut:
HIn(aq) H+(aq) + In-(aq)
Warna HIn berbeda dengan warna In-. Jika indikator ini ditambahkan asam
atau basa , maka akan terjadi pergeseran letak kesetimbangan indikator, sehingga
warna indikator akan berubah. Titik perubahan warna pada indikator terjadi jika:
[HIn] = [In-]
Jadi ketika terjadi penambahan atau pengurangan keasaman, maka akan
terjadi pergeseran kesetimbangan yang juga akan menyebabkan perubahan warna.
Misalkan pada indikator lakmus yang apabila ditambah konsentrasi H+,
kesetimbangan reaksinya akan bergeser ke kiri atau ke HIn sehingga lakmus
berwarna merah, sedangkan apabila konsentrasi H+ dikurangi, atau ditambah
dengan senyawa basa, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan atau ke In-,
sehingga lakmus berubah warna menjadi biru.
• 7. IIPhenolptalein
Percobaan
1. Pipet 8. Garam A
9. Garam B
10. Garam C
11. Garam D
12. Air
2. Pelat tetes
3. 4 tabung reaksi
4. Metil merah
5. Metil jingga
6. Brom timol biru
Langkah Percobaan
• Percobaan I
1. Ambil ekstrak mahkota bunga sepatu
2. Tempatkan masing-masing satu tetes ke dalam pelat tetes
3. Tambahkan 1 tetes larutan cuka ke dalam pelat tetes pertama
4. Amati dan catat perubahan warna yang terjadi
5. Teteskan air sabun ke dalam pelat tetes ke dua
6. Amati dan catat perubahan warna yang terjadi
7. Lakukan percobaan untuk indikator lainnya dengan langkah yang sama
• Percobaan II
1. Masukkan garam A ke dalam tabung reaksi I
2. Campurkan dengan air dan aduk
3. Tambahkan 1 tetes larutan A untuk masing-masing
pelat tetes sebanyak 4 pelat
4. Tambahkan 2 tetes larutan indikator pada setiap
pelat tetes, yaitu:
5. Catat perubahan warna yang terjadi
6. Lakukan percobaan yang sama terhadap larutan B,
C, dan D
Data Hasil Percobaan
• Percobaan I
• Percobaan II
Analisa Data
• Percobaan I
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui jenis bahan alami yang mana
yang dapat digunakan sebagai indikator asam dan basa. Dengan
memperhatikan persamaan
HIn(aq) H+(aq) + In-(aq)
kita dapat menentukan bahan itu dapat dijadikan indikator asam basa atau
tidak, yakni jika dengan ditambah atau dikurangi ion H+, larutan bahan itu
akan berubah warna. Hal itu dikarenakan terjadinya pergeseran
kesetimbangan ke kiri (jika ditambah ion H+) dan ke kanan (jika ion H+
berkurang atau bertambahnya ion OH-). Berdasarkan data hasil percobaan
di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan alami yang dapat dijadikan
indikator asam basa adalah ekstrak bunga sepatu dan ekstrak kunyit,
karena setelah ditetesi larutan cuka (asam) dan air sabun (basa), larutan
kedua bahan alami itu mengalami perubahan warna. Sedangkan ekstrak
wortel, ekstrak daun suji, dan santan tidak dapat dijadikan indikator asam
basa karena larutan ketiga bahan alami itu tidak mengalami perubahan
warna walaupun telah ditetesi cuka maupun air sabun. Coba perhatikan
lagi persamaan
HIn(aq) H+(aq) + In-(aq)
Pada percobaan dengan menggunakan ekstrak wortel, ekstrak daun suji,
dan santan, konsentrasi ion In- tetap lebih tinggi daripada konsentrasi HIn,
walaupun telah ditambahkan ataupun dikurangi ion H+ nya, sehingga
kesetimbangan tetap bergeser ke kiri dan warna yang tampak juga adalah
warna pertama (warna awal dari bahan yang diuji).
• Percobaan II
Pada percobaan ini, tujuannya adalah memperkirakan pH dari indikator
sintetis, yakni yang diberi nama garam A, B, C, dan D. Untuk dapat
memperkirakan pH beberapa indikator itu, kita harus memperhatikan tabel
Indikator Warna pH
Phenolptalein Tak berwarna – merah 8,3 – 10,0
Brom Timol Biru Kunig – Biru 6,0 – 8,0
Metil Merah Merah – Kuning 4,4 – 6,2
Metil Jingga Merah – Kuning 3,1 – 4,4
Kesimpulan
• Tidak semua bahan alami dapat dijadikan sebagai indikator asam
basa. Dari 5 bahan alami yang telah diuji, ternyata diperoleh hasil:
o Ekstrak bunga sepatu dan ekstrak kunyit
mengalami perubahan warna setelah ditetesi dengan larutan cuka dan
air sabun, sehingga dapat dikatakan bahwa kedua bahan alami tersebut
dapat dijadikan sebagai indikator asam basa.
o Ekstrak wortel, ekstrak daun suji, dan santan
tidak mengalami perubahan warna walaupun telah ditetesi dengan cuka
(sebagai senyawa asam) dan air sabun (sebagai senyawa basa),
sehingga ketiga bahan alami itu tidak dapat dijadikan sebagai indikator
asam basa.
• pH suatu larutan dapat diperkirakan dengan menambahkan
indikator asam basa ke dalamnya, sehingga dapat diperkirakan sesuai
dengan pH perubahan warna indikator tersebut.
• Dari keempat garam yang telah diuji, dan setelah disesuaikan
dengan pH perubahan warna pada indikator, diperoleh perkiraan pH
masing-masing:
o pH larutan A : lebih dari 8,3
o pH larutan B : antara 6,2 dan 8,3
o pH larutan C : antara 4,4 dan 6,0
o pH larutan D : antara 4,4 dan 6,0
• Pergeseran kesetimbangan tidak selalu terjadi pada reaksi
penambahan ataupun pengurangan asam dan basa pada indikator, yang
disebabkan oleh tidak samanya konsentrasi ion HIn dengan In- atau
konsentrasi ion In- selalu lebih tinggi daripada ion HIn sehingga
kesetimbangan selalu bergeser ke kiri yang berarti indikator akan selalu
menunjukkan warna awal (tidak berubah warna)
Daftar Pustaka
Moedjadi.1985.Ilmu Kimia1.Jakarta:Proyek Buku Terpadu
Budi,Sentot.1987.Belajar Kimia.Solo:Tiga Serangkai
Ansori,Irvan.1984.Penuntun Pelajaran Kimia.Bandung:Ganeca Exact
Budi,Sentot.2008.Kimia Berbasis Eksperimen 2.Solo:Platinum