Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
The UNIDROIT Principles of International Commercial Contract 1994 (Prinsip UNIDROIT) merupakan
salah satu upaya harmonisasi hukum atau pengaturan dalam hukum kontrak internasional. Prinsip
UNIDROIT ini diperbaharui pada tahun 2004 untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan
perdagangan internasional. Prinsip UNIDROIT adalah hasil karya Working Group yang terdiri dari
para ahli sebagai perwakilan dari sistem-sistem hukum dan ekonomi di dunia.
UNIDROIT sendiri adalah International Institute for the Unification of Private Law. Indonesia telah
meratifikasi Konvensi UNIDROIT melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun
2008 tentang Pengesahan Statute of International Institute for The Unification of Private Law
(Statuta Lembaga Internasional Untuk Unifikasi Hukum Perdata). Prinsip UNIDROIT sebenarnya tidak
memiliki kekuatan hukum apapun, namun dapat digunakan sebagai choice of law atau diterapkan
sebagai prinsip-prinsip hukum umum, kebiasaan atau praktek dalam perdagangan internasional
maupun lex mercatoria.
Perbedaan Prinsip UNIDROIT dengan CISG 1980 antara lain bahwa Prinsip UNIDROIT merupakan
upaya pengaturan hukum kontrak internasional terhadap transaksi yang tidak terbatas pada jual-beli
barang internasional sedangkan CISG mengkhususkan pada kontrak jual-beli barang internasional.
Tujuan Prinsip UNIDROIT sesuai Preambul adalah:
1. Menciptakan suatu aturan yang berimbang, sehingga diharapkan para pelaku perdagangan
internasional yang berlatar belakang tingkat ekonomi, sistem politik dan sistem hukum yang
berbeda dapat menggunakannya.
2. Dapat digunakan oleh para pihak ketika terjadi kebuntuan dalam menentukan hukum mana
yang akan dipilih, dengan kesepakatan untuk memilih choice of law prinsip UNIDROIT.
3. Dapat digunakan oleh para pihak untuk menafsirkan suatu klausul dalam kontrak yang
menimbulkan sengketa karena perbedaan penafsiran.
4. Dapat digunakan sebagai model law.
Prinsip UNIDROIT 2004 terdiri dari 10 Chapter dan 184 Articles. Sistematika Prinsip UNIDROIT terdiri
dari Preamble (Pembukaan), Chapter 1 : General Provision (Ketentuan-ketentuan Umum) dan
Chapter 2 : Formation and Authority of Agents (Pembentukan Perjanjian dan Kewenangan Agen),
Chapter 3 : Validity (Validitas/Keabsahan Perjanjian), Chapter 4 : Interpretation (Penafsiran
Persyaratan Perjanjian), Chapter 5 : Content and Third Party Right (Isi Perjanjian dan Hak Pihak
Ketiga), Chapter 6 : Performance (Pelaksanaan Perjanjian), Chapter 7 : Non – Performance
(Wanprestasi dan akibat-akibatnya), Chapter 8 : Set – Off (Penjumpaan Hutang), Chapter 9 :
Assigment of Right, Transfer of Obligation, Assigment of Contract (Pengalihan Hak, Pengalihan
Kewajiban dan Pengalihan Perjanjian), Chapter 10: Limitation Periods (Tenggang Waktu Daluarsa).
Terdapat antara lain 12 prinsip utama dalam hukum kontrak yang dipakai dalam Prinsip UNIDROIT
yaitu :
9. Prinsip dapat dibatalkannya kontrak bila mengandung perbedaan besar (gross disparity)
(Pasal 3.10)
Prinsip ini pada dasarnya merupakan pelaksanaan dari prinsip itikad baik serta prinsip
keseimbangan dan keadilan. Hal ini dilandasi kenyataan bahwa terkadang terjadi
perbedaan yang besar dari para pihak dalam perdagangan internasional. Oleh karena
itu, diperlukannya sistem aturan yang dapat melindungi pihak yang memiliki posisi yang
tidak menguntungkan.
Salah satu pihak boleh meminta pembatalan kontrak apabila terjadi perbedaan
mencolok (gross disparity) yang memberikan keuntungan berlebihan dan secara tidak
sah kepada salah satu pihak.
Adanya perbedaan yang besar mengenai keuntungan yang tidak dibenarkan, hal ini
disebabkan oleh posisi tawar yang seimbang, sifat dan tujuan dari kontrak, dan faktor-
foktor lain sehingga menimbulkan hak untuk membatalkan atau mengubah kontrak
tersebut.
Atas permintaan pembatalan kontrak oleh pihak yang berhak, pengadilan dapat
mengubah kontrak atau syarat tersebut agar sesuai dengan standar komersial yang
wajar dari transaksi yang jujur. Pengadilan dapat juga mengubah seluruh kontrak atau
sebagian syaratnya atas permintaan pihak yang menerima pemberitahuan pembatalan.
Pemohon harus memberitahu pihak lawan tentang permohonannya tersebut.
10. Prinsip contra proferentem dalam penafsiran kontrak baku (Pasal 4.6)
Ketentuan ini menyatakan bahwa jika syarat kontrak yang diajukan oleh salah satu pihak
tidak jelas, maka penafsiran yang berlawanan dengan pihak tersebut harus didahulukan.
Para pihak harus bertanggung jawab atas rumusan syarat kontrak, baik kontrak yang
dirancang sendiri maupun karena adanya pengajuan syarat-syarat terhadap kontrak
tersebut.
Apabila para pihak dalam kontrak tidak sepakat atas suatu syarat yang penting dalam
menentukan hak dan kewajiban mereka, maka harus dipilih syarat yang paling tepat
dengan keadaan tersebut. Faktor-faktor yang dapat digunakan untuk menentukan
syarat-syarat yang tepat, sebagai berikut:
• Kehendak para pihak;
• Sifat dan tujuan dari kontrak
• Itikad baik dan transaksi wajar;
• Kelayakan.
Jika keinginan para pihak tidak ditentukan secara jelas, syarat yang diajukan dapat
ditentukan sesuai dengan sifat dan tujuan dari kontrak tersebut. Hal ini dengan tetap
memperhatikan prinsip itikad baik serta kewajaran.
12. Prinsip pembebasan tanggung jawab dalam keadaan memaksa (force majeure)(Pasal
7.1.7)
Rumusan force majeure sendiri adalah :
a) Peristiwa yang menyebabkan force majeure adalah perisitiwa yang di luar
kemampuannya
b) Adanya peristiwa tersebut mewajibkan pihak yang mengalaminya untuk
memberitahukan pihak lainnya mengenai telah terjadinya force majeure
Prinsip ini sebenarnya lebih dikenal dalam konsep hukum Eropa kontinental, sedangkan
dalam common law dikenal doktrin Frustation dan impossibility of performance. Definisi
atau batasan prinsip ini penting, karena dapat menimbulkan perbedaan penafsiran dari
para pihak. Namun dalam Prinsip UNIDROIT definisi prinsip ini tidak dijelaskan sehingga
dikembalikan pada para pihak.
Ketentuan ini tidak mencegah salah satu pihak untuk menggunakan haknya mengakhiri
kontrak, menahan pelaksanaan kontrak, atau meminta pembayaran bunga atas uang
yang telah jatuh tempo