ZAT WARNA
PENCELUPAN POLIESTER DENGAN ZAT WARNA
DISPERSI
A. Serat Poliester
Poliester dibuat dari asam tereftalat dan etilena glikol.
Dacron dibuat dari asamnya dan reaksinya sebagai berikut :
Asamtereftalat Etilenaglikol
HO OC COO(CH ) O H
2+2 (2nn
-1)H O 2
Dacron Air
Etilenaglikol
CH 3
O OC COO(CH ) O H +2(2
2n-1)CH O 3
n
Terylene
N = N – Ph
OH
N
Dispersol Yellow 3G
2. Golongan antrakuinon ditandai dengan adanya gugus
karboksil, contoh :
OH O NCH2CH2OH
OH O NCH2CH2OH
Celliton Fast Blue Green B
3. Golongan Difenil amin, contoh :
O2N
-N- SO2NH
H
Dispersol Yellow T
D. METODA PENCELUPAN
♦ Carrier
♦ HT/HP
♦ Thermosol
♦ Pencelupan Carrier
♦ Pencelupan HT/HP
Pencelupan dengan suhu tinggi selalu disertai dengan
tekanan tinggi. Tekanan berfungsi untuk menaikkan suhu proses
dan membantu difusi zat warna ke dalam serat. Pencelupan
dilakukan pada mesin tertutup tanpa bantuan zat pengemban.
Pencelupan metoda ini banyak dilakukan pada serat poliester
karena dianggap efektif akibat :
• Perpindahan atau pergerakan rantai
molekul serat poliester mulai aktif pada suhu tinggi (120-
130oC) sehingga memberi ruang bagi molekul-molekul zat
warna untuk meningkatkan penyerapan zat warna ke
dalam serat.
• Kecepatan difusi zat warna dispersi mulai
meningkat pada suhu tinggi (120-130oC) dan kecepatan
penyerapan serta migrasi zat warna menjadi lebih besar
sehingga akan mempercepat proses.
• Pencelupan mulai lebih cepat karena
kelarutan zat warna dispersi pada suhu tinggi (120-130oC)
mulai meningkat.
O O
HO OC CO(CH ) O 2H2 n
Gaya Dipol
O O
HO OC CO(CH ) O 2H2 n
I II
Tolakan
Tarikan
+ Tolakan
Tarikan
+
A B
ikatan Van Der Waals
O- -
+
N= =N+ – H O=+C – O – C
=N–N=
O- I I Ikatan dua kutub
H CH3
Error: Reference source not found
Zat warna yang bersifat planar akan lebih mudah terserap
daripada zat warna yang bukan planar. Hal ini menunjukkan
pertentangan terhadap teori solid solution.
♦ Pencelupan Thermosol
Zat warna dispersi melekat pada serat berdasarkan sistem
disperse. Zat warna pada temperatur tinggi akan kehilangan
warna, karena pemutusan rantai molekul zat warna, selanjutnya
menguap menjadi gas ( menyublim ). Sublimasi tiap-tiap zat
warna berbeda-beda tergantung susunan molekul dan berat
molekul zat warnanya.
Pada thermosol, bangkitnya warna diterangkan sebagai berikut :
1. Adanya pemanasan terhadap serat,
pori-pori serat membesar, menyebabkan molekul zat warna
akan masuk kedalamnya.
2. Pada saat thermosol, partikel zat
warna terpotong-potong menjadi lebih kecil dan hampir dalam
bentuk gas, masuk dalam pori-pori serat, apalagi dengan
proses pemanasan.
3. Pada saat thermosol selesai, zat
warna telah masuk dalam serat dan mendispersikan diri
secara kuat terhadap serat dan zat warnapun bangkit.
Hal-hal yang mempengaruhi pencelupan :
a. Stabilitas dispersi
b. Kecepatan pencelupan dalam
themosol dyeing
c. Sublimasi
d. Stabilitas absorpsi, kemampuan
pencelupan tergantung temperatur dan waktu
e. Sifat build up ( kemampuan
daya celup )
f. Stain ( lunturan )
g. Migrasi pada pengeringan
h. Sifat-sifat ketahanan dari celup.
Beberapa kerugian penggunaan metoda ini yaitu kerugian
sejumlah zat warna pada perubahan warna pencelupan, kurang
baik untuk warna-warna tua tetapi baik untuk warna-warna cerah
( muda sampai warna sedang ). Metode ini juga memerlukan
peralatan yang mahal harganya lalu daya pencelupan zat warna
tergantung pada sifat-sifat warnanya ( berhubung dengan sifat
sublimasi, dispersibility dan sebagainya ).
1. Faktor-faktor yang
mempengaruhi
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan zat
warna dispersi :
Pengaruh suhu terhadap penyerapan pencelupan
Dalam proses pencelupan poliester dapat menggunakan
zat warna dispersi diperlukan pemanasan, dimana dalam
proses pemanasan kelarutan zat warna akan bertambah
besar, molekul-molekul zat warna relatif bergerak lebih cepat
dan aktif sehingga zat warna lebih mudah masuk ke dalam
serat.
Serat poliester dalam keadaan biasa, strukturnya padat
dan kompak. Pada proses pemanasan susunan rantai-rantai
polimer pada bagian-bagian amorf akan mudah bergerak,
sehingga ruangan antar molekulnya menjadi lebih besar,
maka molekul zat warna lebih banyak masuk kedalam serat.
Dengan kenaikan suhu, kecepatan difusi zat warna akan
bertambah besar karena energi kinetik zat warna akan
bertambah besar. Struktur molekul zat warna yang sederhana
atau lebih kecil akan mempunyai energi kinetik yang lebih
besar dibandingkan dengan zat warna yang mempunyai
energi kinetik yang kecil dicampur, maka zat warna yang
masuk lebih dulu kedalam serat adalah yang mempunyai
energi kinetik yang lebih besar, sehingga bisa menghasilkan
warna yang tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Pengaruh molekul zat warna
Pada pencelupan pada kain poliester ini salah satunya
dipengaruhi oleh besar kecilnya molekul zat warna. Semakin
kecil molekul zat warna akan mempermudah zat warna untuk
masuk kedalam serat, karena serat poliester memiliki pori-pori
yang sangat kecil sehingga zat warna dispersi yang memiliki
molekul kecil akan dengan sangat mudah larut dan mewarnai
serat poliester.
Pengaruh pengadukan yang aktif
Pencelupan kain poliester ini sangat dipengaruhi oleh
pengadukan yang aktif karena dengan pengadukan yang aktif
akan membantu dan mempermudah penyerapan zat warna
untuk masuk kedalam serat, dimana zat warna akan bergerak
secara aktif untuk menempel dan terdorong masuk kedalam
serat atau bahan.
PAPER
KIMIA ZAT WARNA
Daya Celup Pada Serat Sesuai
Struktur Zat Warna
Disusun oleh :
Juaningsih ( 02.P.29 )
Lisma ( 02.P.29 )
Mantiq Al Kindy ( 02.P.2918 )
Missi Herawati ( 02.P.2922 )
Nidhea Mulyati ( 02.P.2926 )