1. DATA UMUM
b. Umur KK : 50 tahun
d. Pekerjaan KK : PNS
f. Agama KK : Islam
h. Komposisi keluarga :
Keterangan:
j. Tipe keluarga
Keluarga Bp. S merupakan keluarga inti (nuclear family). Terdiri dari Bp. S,
Ibu S dan tiga orang anaknya (An. S, An. F, dan An. D). Tn. T (menantu)
menikah dengan An. S, keduanya masih tinggal serumah dengan Bp. S dan
Ibu S.
k. Suku bangsa/etnis
l. Agama
Semua anggota keluarga Bp. S memeluk agama Islam. Bp. S rutin mengikuti
pengajian di lingkungan rumahnya setiap malam. Bahkan Bp.S menjadi
pengurus pada pengajian tersebut. Ibu S juga rutin mengikuti pengajian ibu-
ibu setiap malam senin. An. D yang menempuh pendidikan di MTs gemar
mengaji dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler mengaji di sekolahnya.
Pendapatan atau gaji menjadi sumber pendapatan yang utama bagi keluarga
Bp. S. Gaji tersebut berasal dari pekerjaan tetap Bp. S, Ibu S, dan Tn. T.
Selain itu, keluarga tidak melakukan usaha lain di luar pekerjaan tersebut.
Gaji Bp. S 3 juta per bulannya, Ibu S 2 juta per bulan, dan Tn. T 2 juta per
bulan. Pengeluaran keluarga rata-rata 6 juta per bulan, cukup untuk
memenuhi kebutuhan keluarga (keluarga sejahtera III).
Keluarga Bp. S adalah keluarga dengan ayah, ibu, tiga orang anak dengan
anak tertua telah menikah dengan seorang suami (menantu) yang juga
tinggal serumah dengan keluarga tersebut. Jadi, tahap perkembangan
keluarga Bp. S saat ini adalah tahap VI (tahap keluarga melepas anak usia
dewasa muda).
Tidak ada.
d) An. F: An. F menderita pilek menahun sejak masih kecil dan alergi
terhadap makanan dan minuman pedas, dingin, udara dingin dan
berdebu. An. F mengeluh sering menderita maag dan mencret setidaknya
2x dalam dua minggu.
4) Ibu dari Ibu S: pernah mengidap Ca mammae jinak saat berusia 35 tahun
dan sudah dioperasi.
taman
KM R. cuci
Kndg aymR.Tamu2
KM KMR.MakanKM/WC GARASI
R.
Tdr1 Beranda
R.Tamu1tempat jemuranSeptic
DapurKolam
alan perumahanTdr3
Tdr2 Klrg Tdr4 tank& selokan
Rumah
Tetangga
Gudang
3. LINGKUNGAN
Keterangan:
An F An D Tn T
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi
Komunikasi yang terjadi antar anggota keluarga adalah berpola dua arah.
Biasanya masing-masing anggota keluarga saling menceritakan
permasalahan/pengalaman pribadi atau ketika Bp. S dan Ibu S memulai
pembicaraan dengan anak-anaknya. Biasanya juga Bp. S dan Ibu S
memberikan soplusi dan keputusan yang demokratis kepada anak-anaknya.
Ini biasa dilakukan ketika keluarga berkumpul di rumah.
b. Struktur kekuasaan/ kekuasaan keluarga
Bp. S dan Ibu S bersama anak-anaknya memutuskan suatu masalah dengan
demokratis, namun kebanyakan keputusan masih di bawah otoritas Bp. S.
Bp. S yang paling aktif mengamati perilaku dan menasehati anak-anaknya
daripada Ibu S.
c. Struktur peran (formal dan informal)
Bp. S selain berperan sebagai kepala keluarga juga bertindak sebagai pencari
nafkah keluarga yang utama, di samping Ibu S dan Tn. T yang juga
membantu mencari nafkah keluarga. Ibu S berperan utama sebagai pengasuh
anak-anak dengan menyediakan kebutuhan makan, kebersihan, perawatan
diri, selain menjadi teman bicara suami dan pasangan hidup. Anak tertua,
An. S bertugas membantu Ibu S menyediakan kebutuhan makan dan
perawatan diri keluarga. An. S turut membimbing adik-adiknya terutama
saat An. D belajar. An. S juga berperan sebagai istri Tn. T, sebagai teman
bicara dan pasangan hidup. An. F jarang berada di rumah tetapi tetap
berperan sebagai pemelihara kesehatan dan kebersihan rumah dan
pembimbing adiknya, An D. An. D berperan membantu memelihara
kebersihan rumah dan membantu ayah selama An. F tidak di rumah. Tidak
ada peran informal di keluarga ini.
d. Nilai dan norma keluarga
Bp S dan Ibu S cenderung menekankan pentingnya harga diri dan
bersosialisasi dengan orang lain kepada anak-anaknya karena mereka
keluarga beragama dan berpendidikan. Kedua orang tua ini juga memberikan
penjelasan tentang manfaat pengalaman di luar sekolah, kemandirian,
menggunakan keuangan secara hemat dan aman. Bp S dan Ibu S menyatakan
diri mereka orang idealis yang taat hukum, namun terkadang mereka perlu
beradaptasi tetapi tidak sampai terjerumus ke perilaku yang melanggar
hukum.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afeksi
1) Kebutuhan-kebutuhan keluarga, pola-pola respon:
Keluarga merasakan kebutuhan-kebutuhan seluruh individu dalam keluarga.
Orang tua dan anak-anak mampu menggambarkan kebutuhan-kebutuhan
tersebut. Orang tua menerapkan pengasuhan yang otoritatif (demokratik).
2) Hubungan kekerabatan
Bp. S dan Ibu S menyatakan bahwa mereka tidak pilih kasih terhadap anak-
anaknya. Keduanya berharap anak-anaknya belajar hidup mandiri dan saling
rukun karena anak-anaknya sudah menginjak dewasa. Anak-anak terkadang
berselisih pendapat dan mengabaikan peran mereka di keluarga, namun
mereka saling menyayangi.
3) Pertalian hubungan
0100090000031602000002009601000000009601000026060f002203574d46
4301000000000001001420000000000100000000030000000000000003000
0010000006c00000000000000000000001f000000420000000000000000000
000da320000ba22000020454d4600000100000300001000000002000000000
000000000000000000000a00b0000240f0000d200000011010000000000000
00000000000000050340300682a0400160000000c000000180000000a00000
0100000000000000000000000090000001000000035070000ec04000052000
0007001000001000000c9ffffff000000000000000000000000900100000000
000004400022430061006c006900620072006900000000000000000000000
0000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000
Keterangan:
Secara umum hubungan antar anggota keluarga baik. Hubungan Bp S dan
Ibu S sangat erat dengan anak-anaknya, Bp S dan Ibu S adalah orang yang
terbuka namun keputusan dominan di keluarga masih dipegang Bp. S. Bp. S,
Ibu S, An. F, dan An. D walau sudah terbiasa dengan keberadaan Tn. T
mereka tetap sedikit sungkan dalam berhubungan dengan Tn. T karena Tn. T
adalah suami An. S dan berasal dari keluarga besan. Hubungan An. S, An. F,
dan An. D kurang baik karena terkadang mereka bertengkar.
b. Fungsi sosial
1) Cara pola asuh kepada anak
Bp S dan Ibu S menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah formal. Anak-anak
diperbolehkan bermain ke luar rumah dengan batas waktu sampai petang
hari, kecuali jika memang ada kepentingan mendesak.
2) Siapa yang menjadi pelaku sosialisasi
Di keluarga Bp. S yang paling berperan dalam menasehati anak-anak adalah
Bp. S sendiri.
3) Nilai anak-anak dalam keluarga
Anak-anak diharuskan orang tua untuk makan tepat waktu, taat menjalankan
sholat lima waktu, beristirahat yang cukup dan berolahraga yang teratur.
Anak-anak juga harus sopan dalam berbicara, makan, dan berjalan.
4) Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola asuh
Budaya yang dipakai adalah budaya adat Jawa turun-temurun yang
dikombinasikan dengan pendidikan masa kini dan dipakai yang bersifat
rasional, bermanfaat, dan tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.
Misal, tidak boleh berbicara atau berjalan-jalan saat makan.
5) Pengaruh kelas sosial dalam pengasuhan
Orang tua (Bp. S dan Ibu S) mendidik anak-anaknya untuk saling menjaga
harkat martabat dan bertindak sesuai ilmu yang diperoleh melalui pendidikan
di sekolah.
6) Estimasi resiko masalah pengasuhan
Konflik batin dan depresi pada diri anak-anak jika anak-anak tidak mampu
mencerna dan berbuat secara bijaksana tentang petuah dari orang tuanya
karena teman-teman sebaya mereka ada yang berperilaku menyimpang.
7) Adekuasi lingkungan rumah untuk bermain bagi anak
Bagi anak-anak lingkungan untuk bergaul kurang adekuat karena masalah
bahasa, kebiasaan, dan kesopanan. Lingkungan di sekitar merupakan
masyarakat yang bercampur antara suku Jawa dan Madura namun mayoritas
bersuku Madura. Anak-anak cenderung menganggap teman-teman di
sekitarnya itu tidak terurus dan kolot.
7. PEMERIKSAAN FISIK