Anda di halaman 1dari 2

TUGAS KKG BERMUTU

CASE STUDY
Oleh : Edy Susanto

KENAPA HANYA 3 ORANG SAJA

Tepat pukul 07.00 WIB bel sekolah di SD Negeri 2 Depok berbunyi. Aku bergegas
keluar dari kantor guru untuk masuk di kelas III. Pekerjaan sebagai guru telah aku jalani
selama 30 tahun. Banyak suka dan duka dan yang sangat menggoda adalah rasa bosan
sehingga inggin sekali aku istiraha karena juga sudah lelah. Tetapi kalau mengingat betapa
anak-anak sekolah dasar sangat lucu-lucu, aku kembali bersemangat. Rasa ingin mendidik
mereka untuk menjadi manusia yang berkualitas untuk bekal mereka hidup membuat aku lupa
rasa bosan dan lelah yang kadang-kadang muncul.
Begitu masuk kelas anak-anak sudah duduk dengan rapi di tempat duduknya masing-
masing. Hari ini aku akan mengajar pelajaran matematika kompetensi dasar perkalian dua
bilangan yang hasilnya tiga angka. Seperti biasa aku melakukan absensi dan menyampaikan
tujuan pembelajaran hari ini. Anak-anak mendengarkan dengan seksama. Aku mulai apersepsi
dengan memberi pertanyaan-pertanyaan ringan untuk menarik minat siswa memasuki materi
yang akan aku sampaikan.
Aku menyampaikan materi tentang perkalian dua bilangan yang hasilnya tiga angka.
Seperti biasa aku menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan pemberian tugas.
Meski metode ini terdengar klasik, tapi aku selalu berusaha menciptakan pembelajaran yang
menyenagkan bagi murid-muridku. Kujelaskan materi dan kubimbing mereka dengan rasa
sabar. Aku tidak pernah menghukum muridku bila mereka salah. Kucari kenapa mereka
melakukan kesalahan dan kubimbing mereka untukl menemukan alasan kenapa mereka
melakukan kesalahan. Setelah aku menyampaikan materi, aku memberikan beberapa soal di
papan tulis untuk diselesaikan. Aku berikan kesempatan muridku untuk maju ke depan kelas.
Mereka antusias untuk maju mengerjakan di depan kelas. Tetapi selalu saja hanya Andik, Rini
dan Angga yang terlihat menonjol dibandingkan teman-temannya.
Kuberikan pemantapan materi dengan berdiskusi. Kubagikan lembar kerja kelompok
dengan tujuan siswa yang masih belum begitu mengerti dapat mengerti dengan metode ini.
Kuberi bimbingan bagi kelompok yang merasa kesulitan. Dan setelah hasil diskusi dibahas
bersama, hasilnya memuaskan. Semua kelompok dapat mengerjakan soal-saol yang terdapat
dalam lembar kerja. Apa karena Andik, Rini dan Angga menjadi ketua kelompok dari masing-
masing kelompok?.
Setelah penyampaian hasil diskusi aku melibatkan siswa untuk membuat kesimpulan
dari pembelajaran hari ini yaitu tentang perkalian dua angka yang hasilnya tiga angka.
Kemudian aku membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan secara individu. Setelah hasil
evaluasi aku analisis betapa aku sangat terkejut karena hanya 3 orang yang mendapatkan nilai
10 yaitu Andik, Rini dan Angga. Sedangkan 5 orang mendapat nilai 8. dan sisanya 20 siswa
mendapatkan nilai kurang dari 6. Aku sampai berpikir ada apa dengan murid-muridku.
Kenapa nilainya bisa jelek sekali. Padahal saat aku terangkan anak-anak mendengarkan
dengan baik. Dan ketika kutanya sudah jelas, anak-anak menjawab jelas
Bel istirahat berbunyi dan anak-anak berhamburan keluar. Aku merapikan buku-buku
yang tadi kugunakan dalam pembelajaran. Kulangkahkan kakiku keluar kelas dan menuju
kantor guru. Aku pikirkan permasalahan tentang hasil belajar muridku hari ini sampai
dikantor bahkan sampai di rumah aku masih menggingatnya. Rasanya benar-benar
mengganjal di hati. Ingin rasanya kuulangi pembelajaran pada hari ini karena aku benar-benar
kurang percaya dengan hasil yang kudapatkan. Aku berangan “Andai saja tadi ada yang
merekam proses pembelajaran yang aku lakukan, tentu sekarang aku bisa melihat ada apa
dengan kelasku”.

Anda mungkin juga menyukai