Anda di halaman 1dari 3

Untuk mendukung pencapaian swasembada jagung, Badan Litbang Pertanian baru-

baru ini telah melepas dua varietas jagung hibrida yang mampu berproduksi tinggi
di lahan suboptimal.

Daftar Isi

Jagung Hibrida Unggul Baru 1


3
Jagung Hibrida Unggul Baru
Tanaman Sagu sebagai Sumber
Energi Alternatif
Hama dan Penyakit Utama 5 Bima-2 Bantimurung dan Bima-3 Bantimurung, dua varietas unggul
Tanaman Lada dan
Pengendaliannya jagung hibrida rakitan Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal),
Resi Gudang: Alternatif Model 7 mampu berproduksi 10-11 t/ha. Pengembangan kedua
Pemasaran Komoditas Pertanian varietas unggul hibrida ini diharapkan dapat memperkuat upaya
Mengolah Dedak Menjadi Minyak 8 peningkatan produksi jagung nasional menuju swasembada.
(Rice Bran Oil)
Ayam Kokok Balenggek: Sumber 10
Plasma Nutfah yang Hampir

K
Punah
ebutuhan jagung terus mening- ton kalau produksi nasional tidak
Penanda Padi (Rice Check): 12
Sekolah Lapang PTT Padi kat, baik untuk pangan mau- segera dipacu.
pun pakan dan bahan baku industri. Peluang peningkatan produksi
Telur Asin Omega-3 Tinggi 14
Pada saat produksi tidak memadai, jagung sebenarnya masih terbuka
Rehabilitasi Tanah Mineral Masam 15
pada Perkebunan Nenas impor terpaksa dilakukan untuk lebar, baik melalui perluasan areal
Varietas Unggul Padi Sawah 17 memenuhi kebutuhan. Pada tahun tanam maupun peningkatan pro-
Tahan HDB 2005, Indonesia mengimpor jagung duktivitas. Peningkatan produktivi-
Kerja Sama Penelitian dengan 19 1,80 juta ton dan pada tahun 2010 tas dapat diupayakan antara lain
Perguruan Tinggi diperkirakan mencapai 2,20 juta melalui penggunaan varietas ung-

1
menanam benih hibrida nama Bima-2 Bantimurung dan Bi-
turunan kedua hingga ma-3 Bantimurung. Bima-2 Banti-
keempat (F2-F4). Di be- murung merupakan varietas hibrida
berapa daerah, petani silang tunggal antara galur B11-209
menanam benih hibrida dan Mr-14. Sementara Bima-3 Ban-
F1 pada musim hujan, timurung adalah varietas hibrida
sedangkan pada musim silang tunggal antara galur Nei-
berikutnya menanam 9008 dan Mr-14. Galur B11-209
benih hibrida turunan merupakan ekstrak dari galur S6
karena ketidakpastian (bulk selfing S9) introduksi dari
hasil pada musim ke- Tropical Asean Maize Network
marau. (TAMNET). Nei9008 adalah galur
Di Indonesia, jagung S6 (bulk selfing S9) introduksi dari
hibrida yang dilepas Departemen Pertanian Thailand
awalnya adalah jenis (kebun percobaan TAKFA), sedang-
silang puncak ganda, kan Mr-14 adalah galur SW3-3
namun akhir-akhir ini yang dikembangkan dari populasi
banyak pemulia tanam- Suwan 3. Ketiga galur tersebut di-
Tongkol jagung hibrida unggul baru Bima-2 an tertarik untuk me- kembangkan oleh Balitsereal. Galur
Bantimurung.
ngembangkan teknologi B11-209 dan Nei9008 diperoleh
hibrida silang tunggal melalui seleksi pedigree sampai
dan modifikasi silang generasi ke-6, dilanjutkan dengan
gul, baik bersari bebas maupun hib- tunggal. Jagung hibrida silang bulk selfing tiga generasi, sedang-
rida. tunggal mempunyai potensi hasil kan Mr-14 melalui seleksi pedigree
Dibandingkan dengan jagung lebih tinggi dan pertumbuhan ta- sampai generasi ke-9 dan dilanjut-
bersari bebas, jagung hibrida ber- naman lebih seragam daripada ja- kan dengan bulk selfing.
potensi hasil lebih tinggi karena me- gung hibrida silang puncak ganda Sebelum dilepas, Bima-2 Banti-
miliki gen-gen dominan yang fa- atau hibrida lainnya. murung dan Bima-3 Bantimurung
vourable untuk berproduksi tinggi. Balitsereal telah merakit bebe- diuji daya hasil dan stabilitas hasil-
Hibrida dikembangkan berdasarkan rapa varietas jagung hibrida silang nya pada MK 2004 di Bajeng (Su-
gejala hybrid vigor atau heterosis tiga jalur (Semar-1, Semar-2, Se- lawesi Selatan), Malang (Jawa
dengan menggunakan populasi ge- mar-3, Semar-4, Semar-5, Semar- Timur), dan beberapa lokasi di Ja-
nerasi F1 sebagai tanaman produk- 6, Semar-7, Semar-8, Semar-9, wa Tengah, sedangkan pada MH
si. Oleh karena itu, varietas hibrida dan Semar-10) dan varietas jagung 2004/2005 di Lanrang (Sulawesi
selalu dibuat atau diperbaharui un- hibrida silang tunggal (Bima-1). Selatan), Nusa Tenggara Barat, dan
tuk mendapatkan generasi F1. Namun varietas yang berkembang Gorontalo. Pada MK 2005, peng-
Selain berdaya hasil tinggi, ja- dalam skala luas adalah Semar-8, ujian dilakukan di Bajeng dan Bone
gung hibrida umumnya lebih tahan Semar-10, dan Bima-1. Hal ini an- (Sulawesi Selatan), Muneng dan
terhadap hama penyakit, lebih tang- tara lain disebabkan oleh rendah- Malang (Jawa Timur), Blora (Jawa
gap terhadap pemupukan, perta- nya kualitas benih yang diproduksi Tengah), Lampung, dan Nusa Teng-
naman dan tongkol lebih seragam, penangkar sehingga hasilnya juga gara Barat, sedangkan pada MH
jumlah biji lebih banyak, dan bobot rendah. Akibatnya, petani kurang 2005/2006 di Nusa Tenggara Ti-
biji lebih tinggi. Meskipun demikian, berminat untuk mengembangkan- mur dan Kalimantan Selatan.
pengembangan jagung hibrida ma- nya lebih lanjut. Pengujian stabilitas hasil kedua
sih lamban. Hal ini antara lain dise- Baru-baru ini Balitsereal telah jagung hibrida baru tersebut dila-
babkan oleh mahalnya harga benih merakit dua varietas jagung hibrida kukan di 16 lokasi pada MK 2004
sehingga banyak petani yang yang masing-masing dilepas dengan dan MH 2005. Selama pengujian,

Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian diterbitkan enam kali dalam setahun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Pengarah: Mei Rochjat D.; Tim Penyunting: Bambang Setiabudi Sankarto, Sulusi Prabawati, Sofyan Iskandar,
Bambang Drajat, Prasetyo Nugroho, Ashari, Hermanto, Dyah Pitaloka, Wiwik Hartatik, Suhardi, M. Djazuli, Erizal Jamal,
Saptowo J. Pardal; Penyunting Pelaksana: Endang Setyorini, Usep Pahing Sumantri; Tanda Terbit: No. 635/SK/DITJEN PPG/
STT/1979; Alamat Penyunting: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Jalan Ir. H. Juanda No. 20, Bogor
16122, Telepon: (0251) 321746, Faksimile: 62-251-326561, E-mail:pustaka@pustaka-deptan.go.id. Selain dalam bentuk
tercetak, Warta tersedia dalam bentuk elektronis yang dapat diakses secara on-line pada http://www.pustaka-deptan.go.id

Redaksi menerima artikel tentang hasil penelitian serta tinjauan, opini, ataupun gagasan berdasarkan hasil penelitian terdahulu
dalam bidang teknik, rekayasa, sosial ekonomi, dan jasa serta berita-berita aktual tentang kegiatan Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Artikel disajikan dalam bentuk ilmiah populer. Jumlah halaman naskah maksimum 6 halaman
ketik 2 spasi.

2
Bima-2 Bantimurung mampu ber- 3 Bantimurung relatif kecil diban- busi yang lebih nyata bagi penca-
produksi 11 t/ha dengan rata-rata ding Bima-2 Bantimurung, namun paian swasembada jagung (R. Neni
8,5 t/ha. Varietas unggul ini agak lebih disukai penangkar karena Iriany dan Andi Takdir M.).
tahan terhadap penyakit bulai (Pe- warnanya terang (jingga).
ronosclerospora maydis), dan pada Di KP Muara, Bogor, pada MK Untuk informasi lebih lanjut
saat panen daunnya masih hijau 2007, produktivitas Bima-2 Banti- hubungi:
(stay green) sehingga dapat digu- murung dan Bima-3 Bantimurung
nakan untuk pakan ternak. Varietas yang ditanam pada petak-petak Balai Penelitian Tanaman Serealia
Bima-3 Bantimurung tergolong ta- demonstrasi inovasi teknologi ber- Jalan Dr. Ratulangi
han penyakit bulai dan hasilnya kisar antara 10-11 t/ha, tidak kalah Kotak Pos 173
dapat mencapai 10 t/ha dengan dengan jagung hibrida yang dihasil- Maros 90514
rata-rata hasil 8,3 t/ha. Kedua ja- kan dan dikembangkan oleh swas- Telepon : (0411) 371529
gung hibrida ini dapat beradaptasi ta. Pengembangan kedua jagung Faksimile : (0411) 371961
dengan baik pada lahan suboptimal, hibrida unggul baru nasional ini di- E-mail : balitsereal@plasa.com
apalagi di lahan optimal. Biji Bima- harapkan dapat memberikan kontri- balitser@yahoo.com

Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 29, No. 4, 2007

Tanaman Sagu tropika basah Asia Tenggara dan


Oseania, terutama tumbuh di lahan
sebagai Sumber Energi Alternatif rawa, payau atau yang sering ter-
genang air.
Batang sagu ditebang menje-
lang tanaman berbunga, saat kan-
Sagu merupakan tanaman penghasil karbohidrat yang paling produktif.
dungan patinya tertinggi. Setelah
Tabungan karbohidrat di hutan sagu Indonesia mencapai 5 juta ton pati
pohon ditebang, empulur batang
kering per tahun, setara dengan 3 juta kiloliter bioetanol. Mengingat
diolah untuk mendapatkan tepung
habitat sagu di lahan payau dan tergenang air maka pengembangan
(pati) sagu. Tepung sagu mengan-
sagu sebagai sumber energi bioetanol tidak akan membahayakan
dung amilosa 27% dan amilopektin
ketahanan pangan.
73%. Kandungan kalori, karbohid-
rat, protein, dan lemak tepung sagu
setara dengan tepung tanaman

P otensi sagu (Metroxylon sagu


Rottb.) sebagai sumber bahan
pangan dan bahan industri telah
kitar Danau Sentani, Kabupaten Ja-
yapura, Papua. Di tempat tersebut
dijumpai keragaman plasma nutfah
penghasil karbohidrat lainnya.

disadari sejak tahun 1970-an, na- sagu yang paling tinggi. Produktif Tapi Lama
mun sampai sekarang pengembang- Areal sagu terluas terdapat di
an tanaman sagu di Indonesia masih Papua (1,2 juta ha) dan Papua Nu- Dibandingkan dengan tanaman
jalan di tempat. Sagu merupakan gini (1,0 juta ha) yang merupakan penghasil karbohidrat lain, keung-
tanaman asli Indonesia. Diyakini 90% dari total areal sagu dunia. gulan utama tanaman sagu adalah
bahwa pusat asal sagu adalah se- Tanaman sagu tersebar di wilayah produktivitasnya tinggi. Produksi

Tegakan alami sagu di sekitar Danau Sentani Papua (kiri), dan beberapa jenis sagu yang terdapat di Papua (kanan).

Anda mungkin juga menyukai