Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB II
LANDASAN TEORI
Landasan teori adalah teori atau bahan-bahan dari berbagai sumber yang
dijadikan sebagai pedoman untuk pengolahan data pada masing-masing modul.
Masing-masing modul memiliki teori dan rumus yang berbeda-beda. Landasan
teori dari masing-masing modul adalah sebagai berikut:
2.1. Korelasi
Korelasi dalam kata lain korelasi adalah (corelation) yaitu salah satu
teknik statistik yang digunakan untuk mancari hubungan antara dua variabel atau
lebih yang bersifat kuantitatif. Hubungan (relationship) antara dua variabel dapat
hanya karena kebetulan saja (accidentil), dapat juga merupakan hubungan sebab
akibat. Dua variabel dikatakan berkorelasi jika perubahan pada variabel yang satu
akan diikuti perubahan variabel lain secara teratur, dengan arah yang sama atau
arah yang berlawanan (Djarwanto dan Subagyo,1981). Korelasi dapat dinyatakan
dengan koefisien (r) dan merentang dari -1 sampai +1. Koefisien dinyatakan –
atau + menunjukan korelasi sempurna antara dua peubah. Sebaliknya, koefisien
nol berarti tidak ada korelasi sama sekali. Keseragaman dalam derajat korelasi
dinyatakan oleh koefisien yang merentang dari 0 sampai 1 dan dari -1 sampai 0.
Koefisien korelasi ini dapat dinyatakan bahwa jika terdapat data diatas dua
atau lebih variabel, maka dapat digunakan suatu cara yang mana menyatakan
bagaimana variabel-variabel itu berhubungan (Sudjana,1986). Mencoba mengukur
kekuatan hubungan antara dua peubah melalui sebuah bilangan disebut dengan
koefisien korelasi. Disimpulkan bahwa koefisien korelasi adalah ukuran hubungan
linier antara dua peubah X dan Y diduga dengan koefisien korelasi.
II-26
n n n
∑ xiyi − (∑ xi )(∑ yi )
i =1 i =1 i =1
r= n n n n
[n∑ xi ² − (∑ χi)² ][ n ∑ yi ² − (∑γi)² ]
i =1 i =1 i =1 i =1
karena nilai r² berkisar antara 0 sampai 1 maka nilai r terletak antara -1 dan +1
(r = 1 = ± 1). r = 1, ini berarti ada korelasi positif sempurna antara X dan Y. r =
-1, ini berarti ada korelasi negatif sempurna antara X dan Y. r = 0, ini berarti tidak
ada korelasi antara X dan Y. Koefisien korelasi linier sebagai ukuran hubungan
linier antara dua peubah acak X dan Y dan dilambangkan dengan r. jadi r
mengukur sejauh mana titik–titik menggerombol sekitar sebuah garis lurus. Di
bawah ini adalah diagram pengamatan pencar bagi nilai n.
Gambar
2.1 Diagram
Pengamat Pencar Nilai n
II-26
Variasi y ini dapat dibedakan menjadi dua, pertama variasi yang dapat
diterangkan oleh persamaan regresi dan kedua variasi yang tak dapat diterangkan
oleh regresi atau variasi redius. r² adalah proporsi total variasi y yang dapat
diterangkan (bukan disebabkan) oleh persamaan regresi (variasi X). Menghitung
r² yang kelihatan lebih kompleks, tetapi memerlukan waktu perhitungan lebih
pendek adalah sebagai berikut.
[ n∑χγ − (∑χ)( ∑γ ) ² ]
r² =
[ n∑χ² − (∑χ) ² ][ n∑γ ² − (∑γ ) ² ]
2.2. Regresi
Regresi adalah peramalan, penaksiran, atau pendugaan (Iqbal
Hasan,2003). Menurut Walpole,1995 adalah persamaan matematika
memungkinkan peramalan nilai–nilai suatu peubah tak bebas (Dependent) dari
nilai–nilai suatu atau lebih peubah bebas (Independent). Persamaan regresi adalah
persamaan matematik yang memungkinkan peramalan nilai suatu peubah tak
bebas (dependent variable) dari nilai peubah bebas (independent variable).
Analisis regresi adalah sebuah teknik statistik yang digunakan untuk membuat
model atau fungsi dalam menyelidiki bentuk dua variabel atau lebih
(Mulyono,1990).
Analisis regresi bertujuan untuk mengestimasi suatu hubungan antara
variabel–variabel ekonomi, misalnya Y = f (X) dan untuk melakukan peramalan
atau prediksi nilai variabel dependen (Y), berdasarkan nilai variabel independen
(X). Regresi dibagi menjadi dua yaitu regresi liniear sederhana dan regresi liniear
berganda. Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh dari
variabel bebas terhadap variabel terikat atau dengan kata lain untuk mengetahui
seberapa jauh perubahan variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat.
Analisis regresi sederhana bertujuan juga mempelajari hubungan linier antara dua
variabel.
Analisis regresi berbeda dengan analisis korelasi. Analisis korelasi
digunakan untuk melihat hubungan dua variabel, maka analisis regresi digunakan
untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung serta
II-26
n∑ xi 2 − (∑ xi ) 2
i =1 i =1
Persamaan garis:
Yˆ = a + bx
Dimana:
Yˆ = variabel terikat (variabel yang diduga).
X = variabel bebas (variabel yang diketahui).
a,b = pendugaan parameter A dan B, koefisien regresi sampel.
a = menyatakan intersep atau perpotongan dengan sumbu tegak.
b = menyatakan slop (kemiringan garis regresi).
Analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang
disebut sebagai variabel yang diterangkan (the explained variabel) dengan satu
atau dua variabel yang menerangkan (the explanatory). Variabel pertama disebut
juga sebagai variabel tergantung dan variabel kedua disebut juga sebagai variabel
bebas. Variabel bebas lebih dari satu, maka analisis regresi disebut regresi linear
berganda. Disebut berganda karena pengaruh beberapa variabel bebas akan
dikenakan kepada variabel tergantung. Regresi liniear berganda adalah digunakan
untuk meramalkan nilai peubah tak bebas (variabel Y) berdasarkan hasil
pengukuran pada beberapa peubah bebas (variabel x1 , x 2 … x r ).
Analisis regresi berganda juga bertujuan untuk mempelajari hubungan
linier lebih dari dua variabel. Banyak kasus yang menggunakan regresi berganda,
pada umumnya jumlah variabel independent berkisar dua sampai empat variabel,
II-26
a = Y − b1 X 1 − b2 X 2
(∑ x 2 )(∑ x1 y ) − (∑ x1 x 2 )(∑ x 2 y )
2
b1 =
(∑ x1 )(∑ x 2 ) − (∑ x1 x 2 ) 2
2 2
(∑ 1 )(∑ x 2 y ) − (∑ x1 x 2 )(∑ x 2 y )
2
b2 =
(∑ x1 )(∑ x 2 ) − (∑ x1 x 2 ) 2
2 2
Y =(
∑Y )
n
X1 =
∑x 1
X2 =
∑x 2
n
∑
X1 = ∑xY = ∑Y − nY 1
2 2 2
n X =
∑ ∑X − nX
2 2 2
∑
1 1 1
x
X = ∑ X = ∑ X − nX
2 2 2 2
2 2 2 2
n
∑Y =∑∑XYY −= n∑
2
Y X Y −nX Y 1
2 2
1 1
∑X ∑ =∑ Y =−
X X ∑nXX Y − n X Y
2 2 2
1 2 1 12 2
∑X ∑ =∑ X =
X .X −∑
nX X 1. X − nX X2
2 2 2
2 1 22 2 2 1
∑X Y = ∑X Y − n X Y
1 1 1
∑X Y = ∑X Y − n X Y
2 2 2
∑X . X = ∑X 1. X − nX X
1 2 2 1 2
Dimana,
a,b1,b2 = koefisien regresi linier berganda
ŷ = nilai rata-rata variabel Y
X1 = nilai rata-rata variabel X1
II-26
n n n
nb 0 + b1 ∑ x1i + b2 ∑ x 2i = ∑ y i
i =1 i =1 i =1
n n n n
b0 ∑ x1i +b1 ∑ x 2 1i + b2 ∑ x1i x 2i = ∑ x1i y i
i =1 i =1 i =1 i =1
n n n n
b0 ∑ x 2i + b1 ∑ x1i x 2i + b2 ∑ x 2 2i = ∑ x 2 i y i
i =1 i =1 i =1 i =1
5. Variabel bebas mempunyai nilai yang tetap dalam sampel yang berulang
atau variabel bebas merupakan variabel non-stokastis sehingga variabel
bebas tidak berhubungan dengan error term.
Analisis regresi mempunyai dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y), berikut ini adalah perbedaan yang dimana analisis regresi
mempunyai dua variabel dalam satu metode. Perbedaan dari variabel terikat dan
variabel bebas adalah sebagai berikut.
Variabel bebas (X) variabel terikat
(independent variable) (dependent variable)
distribusi khai kuadrat hanya tergantung pada suatu parameter, yaitu derajat
kebebasan (d.f.). Khai kuadrat mempunyai masing-masing nilai derajat
kebebasan, yaitu distribusi z 2 (kuadrat standard normal) merupakan distribusi
khai kuadrat dengan d.f. = 1, dan nilai variabel x 2 tidak bernilai negative.
Kegunaan dari chi square untuk menguji seberapa baik kesesuaian diantara
frekuensi yang teramati dengan frekuensi harapan yang didasarkan pada sebaran
yang akan dihipotesiskan, atau juga menguji perbedaan antara dua kelompok pada
data dua kategorik untuk dapat menguji signifikansi asosiasi dua kelompok pada
data dua katagorik tersebut (Mulyono,1990).
Dimana,
f0 : frekuensi observasi.
fe : frekuensi harapan.
Menguji kecocokan derajat kebebasan (degree of freedom) sama dengan
jumlah kategori dikurangi jumlah estimator parameter yang didasarkan pada
sampel dan dikurang 1 dan bila dirumuskan menjadi.
d.f. = k – m – 1
Dimana,
k : Jumlah kategori data sampel.
M : Jumlah nilai–nilai parameter yang diestimasi.
Hipotesis nol menyatakan bahwa frekuensi-frekuensi observasi didistribusikan
sama dengan frekuensi harapan, tidak ada parameter estimator, sehingga nilai
m=0.
k
(oi − ei ) 2
χ2 = ∑
i =1 ei
χ2 merupakan sebuah nilai bagi peubah acak χ2 yang sebaran penarikan
Arti lain uji kebebasan disebut juga sebagai uji tabel kontigensi. Menurut
Diktat,2009 langkah–langkah pengujian hipotesis, yaitu.
1. Menetukan formulasi hipotesis
Η0 : kategori yang satu bebas dari kategori lainnya.
Η1 : kategori yang satu tidak bebas dari kategori lainnya.
2. Menetukan nilai kritis
derajat bebas (df/db/v) dan nilai tabel.
Df = (r - 1)(c - 1)
3. Menetukan kriteria pengujian
Η0 diterima apabila χ2 hitung ≤ χ2α; df
derajat bebas, tolak hipotesis nol bahwa kedua penggolongan itu bebas pada taraf
nyata, bila selainnya diterima hipotesisnya nilai nol. Statistik yang digunakan
sebagai dasar untuk mengambil keputusan hanya dilampiri oleh sebaran chi
square. Nilai-nilai χ2 hitung bergantung pada frekuensi sel, dan berarti peluang
diskret yang sebaranya chi square yang kontinu yang menghampiri sebaran
penarikan bagi χ2 dengan sangat baik asalkan banyaknya derajat bebas lebih dari
pada 1. Tabel kontinu 2 x 2, yang hanya mempunyai 1 derajat bebas yang
biasanya diterapkan dengan (koreksi yate) bagi kekontinuan. Menurut
Walpole,1995 rumus yang telah dikoreksi adalah sebagai berikut.
( oi − ei − 0,5) 2
χ (corrected ) = ∑
2
i ei
2. Dengan formula
s
sx =
n
Didapat
s = sx n
Kemudian kesalahan baku dari rata-rata yang dihitung diatas dapat digunakan
untuk mengestimasi varian popilasi dari mana sampel diambil. Estimasi varian
populasi ini disebut kuadrat rata-rata diantara kelompok–kelompok (mean
square between groups: MSB).
II-26
Dengan:
µ : rata-rata keseluruhan dari semua k populasi klasifikasi.
αk : efek klasifikasi dalam k kelompok
eik : kesalahan random yang tergabung dalam proses sampling.
II-26
Hipotesis nol dan hipotesis alternatif untuk anova satu arah adalah
Η 0 : α k = 0Η a : α k ≠ 0 .
µ1 = µ2 = µ3 = ...... = µk .
Perhitungan anova satu arah yaitu dengan mencari MSB (mean square
between the A treatment groups) atau biasa disebut JKT(jumlah kuadrat total),
sedangkan MSW (mean square error) atau biasa disebut JKG (jumlah kuadrat
galat). N melambangkan total sampel (data) secara keseluruhan. n k merupakan
besarnya sampel pada kelompok k. Anova pada satuan simbolnya dapat dilihat
dalam tabel berikut.
Tabel 2.2 Rumus-Rumus Anova 1 Arah
Sumber Jumlah Derajat Kuadrat
F hitung
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah
Nilai tengah JKK
JKK k–1 s12 =
kolom k −1 2
Galat s12 = s1
2
(Error)
s2
JKG k (n-1) JKG
k ( n −1)
Total JKT nk – 1
(Sumber :Walpole,1995)
Dimana:
2
k n
T 2 ..
JKT = ∑ ∑xij −
i =1 j =1 nk
k 2
∑T i
T ..2
JKK = i =1
−
n nk
JKG = JKT – JKK
Η0 : µ1 = µ2 = µ3 = ...... = µk ,
Hal ini simpangan pengamatan dari nilai tengah populasi dalam bentuk
lain didapat persamaan dengan mensubstitusikan µi = µ + α i , sedangkan nilai
tengahnya adalah.
k
∑µ i
µ= i =1
k
χij = µi + α i + ∈ij
k k
∑ α = ∑ (µ
i =1
i
i =1
i − µ ) = 0.
Hipotesis nol berarti bahwa semua nilai tengah populasi itu sama lawan
alternatifnya bahwa sekurang–kurangnya dua nilai tengah tidak sama juga dapat
dinyatakan oleh hipotesis berikut, yaitu.
Didasarkan pada perbandingan dua nilai dugaan yang bebas bagi ragam populasi
. Nilai dugaan itu dapat diperoleh dengan cara meguraikan keragaman total
menjadi dua komponen. Menurut Walpole,1995 ragam semua pengamatan bila
semua pengamatan itu tidak dikelompokan maka diberikan rumus.
disebut jumlah kuadrat total, mengukur keragaman total. Total ini dapat diuraikan
melalui identitas, yaitu.
Identitas Jumah–Kuadrat klasifikasi satu–arah:
Akan lebih memudahkan bagi uraian selanjutnya bila suku–suku jumlah kuadrat
itu diberi notasi berikut.
JKT = = jumlah kuadrat total
Salah satu nilai dugaan bagi yang didasarkan pada ke-1 derajat bebas, adalah.
Nilai dugaan ini bersifat tak bias, baik hipotesis nol benar atau salah.
Ragam seluruh data tanpa memperhatikan pengelompokkannya yang mempunyai
(nk–1) derajat bebas adalah sebagai berikut..
II-26
Nilai dugaan tak bias bagi bila benar. Identitas jumah kuadrat tersebut
tidak hanya mengurangkan jumlah kuadrat total, tetapi juga jumlah total derajat
bebasnya adalah.
nk – 1 = k – 1 + k (n – 1)
maka bila benar rasionya adalah sebagai berikut.
Mengetahui apakah variansi dua populasi sama atau tidak sama diperlukan
pengujian dengan melibatkan sampel dari keduanya. Pengujian didasarkan pada
merupakan variansi sampel dari populasi pertama dengan n1 titik sampel serta S 22
yang merupakan variansi sampel dari populasi kedua dengan n2 titik sampel.
S12
Menurut Djarwanto dan Subagyo (2000) perbandingan ini berdistribusi F atau
S22
H 0 : σ 12 ≥ σ 22
b).
H1 : σ 12 < σ 22
H 0 : σ 12 ≤ σ 22
c).
H1 : σ 12 > σ 22
Jika S 2 < S 2
1 2
S12
F= 2
S2
c. Untuk hipotesis ketiga
S 22
F= 2
S1
5. Kesimpulan diambil dengan membandingkan langkah 3 dan 4.
2.5.2 Anova Dua Arah Tanpa Interaksi
Menurut Walpole,1995 rancangan percobaan dengan anova jenis ini,
setiap kategori mempunyai banyak blok yang sama, sehingga jika, banyak kolom
= k dan banyak baris atau blok = r, maka banyak data N= r x c.
Tabel 2.4 Anova 2 Arah Tanpa Interaksi
Sumber Jumlah Derajat Kuadrat fhitung ftabel
Keragaman Kuadrat bebas Tengah
(SK) (JK) (db) (KT)
Rata-rata JKB db S 2 B = KTB = fhitung α=
Baris numerator1 JKB = db
= r −1 KTB numer1=
r-1 KTG db
denum=
f tabel =
II-26
r k n
T*2**
JKT = ∑∑∑xijm −
2
i =1 j =1 m =1 rkn
r
JKB = ∑T 2
i **
T*2**
i =1
−
kn rkn
k
JKK =
∑T j =1
2
* j*
T*2**
−
rn rkn
r k r k
JK[BK] =
∑ ∑T
i =1 j = 1
2
ij * ∑T i
2
** ∑T
j =1
2
* j*
T*2**
− i =1
− +
n kn rn rkn
JKG = JKT – JKB – JKK- JK[BK]
II-26
Dimana:
r : banyak baris i = 1,2,3,…r
k: banyak kolom j = 1,2,3,…k
n: banyak ulangan m = 1,2,3,…n
X ijm : data pada baris ke-I, kolom ke-j dan ulangan ke-m
Ti ** : Total baris ke-i