Tugas Agama SIAP
Tugas Agama SIAP
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK VI
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2008
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan hasil diskusi kelompok
kami ini dengan baik.
Tema makalah ini adalah “Peran dan tanggung jawab manusia sebagai Hamba
Allah dan sebagai kalifah di muka bumi ini”. Makalah ini berisikan beberapa
pembahasan mengenai peran dan tanggung jawab manusia sebagai Hamba Allah dan
kalifah di bumi, yang diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca mengenai
peran dan tanggung jawabnya sebagai makhluk Allah. Sehingga pembaca dapat
mamahami peran dan tanggung jawab tersebut dan menerapkan pemahaman itu dalam
kehidupan sehari – hari.
KELOMPOK VI
KELOMPOK
MANUSIA SEBAGAI
6 HAMBA DAN
KHALIFAH
OBJEKTIF
OBJEKTIF
Mengetahui dan memahami konsep manusia sebagai hamba dan khalifah Allah.
Mengetahui dan memahami peranan dan tanggungjawab sebagai hamba dan khalifah
Allah.
OBJEKTIF KHUSUS
A. PENGENALAN.
Manusia dijadikan oleh Allah bukan secara sia-sia dan main-main bahkan, mempunyai
peranan dan matlamat yang tertentu. Firman Allah SWT:
Maksudnya :
Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu
secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada
Kami?
(Al-Mu’minun:115)
Di antaranya ialah sebagai khalifah Allah yang akan mentadbur, mengurus dan
membangunkan bumi ini mengikuti syariat dan peraturan Allah dan juga sebagai hamba
yang sentiasa beribadah kepadaNya.
1. Tauhid
Secara etimologis, tauhid berarti mengesakan, yaitu mengesakan Allah. Tauhid
adalah prinsip umum hukum Islam. Prinsip ini menyatakan bahwa semua manusia
ada di bawah suatu ketetapan yang sama, yaitu ketetapan tauhid yang dinyatakan
dalam kalimat la’ila’ha illa al-La’h (Tidak ada Tuhan selain Allah). Berdasarkan
prinsip ini, maka pelaksanaan hukum Islam merupakan ibadah. Ibadah dalam arti
perhambaan manusia dan penyerahan dirinya kepada Allah sebagai manifestasi
pengakuan atas ke-Mahaesaa-Nya dan manifestasi kesyukuran kepada-Nya.
(Juhaya S. Praja, 1995: 69).
2. Keadilan (al’adl)
Pada umumnya, keadilan adalah keadaan di mana setiap orang memperoleh apa
yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari
kekayaan kita bersama (F.M. Suseno, 1986: 44). Keadilan merupakan prinsip
kedua setelah tauhid yang meliputi keadilan dalam berbagai hubungan: hubungan
antara individu dengan dirinya sendiri; hubungan antara individu dengan manusia
dan masyarakatnya; hubungan antara individu dengan hakim dan yang berpekara
serta hubungan-hubungan dengan berbagai pihak yang terkait. Perintah berlaku
adil ini dalam segala hal, keharusan berlaku adil terutama ditujukan kepada yang
mempunyai kekuasaan; berlaku adil dalam menimbang atau menakar barang
dalam jual-beli; dalam keluarga; bahkan kepada orang kafir sekali pun umat Islam
harus berlaku adil (Juhaya S. Praja,1995: 72).
Keadilan dalam hukum Islam berarti pula keseimbangan antara kewajiban yang harus
dipenuhi oleh manusia (mukallaf) dengan kemampuan manusia untuk menunaikan
kewajiban itu (Juhaya S. Praja, 1995: 74). Jika keadilan dilanggar, maka akan terjadi
ketidak-seimbangan dalam pergaulan hidup, sebab satu pihak akan dirugikan atau
disengsarakan, sementara yang lain memperoleh keuntungan. Jika sistem sosial rusak
karena keadilan dilanggar, maka pastilah seluruh masyarakat akan mengalami
kerusakan yang dampaknya akan menimpa semua orang..
Kelanjutan prinsip ta’waun, dikenal prinsip khusus asas taba’dulul mana’fi’, yang
berarti segala bentuk kegiatan mu’amalah harus memberikan keuntungan dan manfaat
bersama bagi pihak-pihak yang terlibat. Asas ini bertujuan menciptakan kerjasama
antar individu atau pihak-pihak dalam masyarakat dalam rangka saling memenuhi
keperluannya masing-masing dalam kesejahteraan bersama.
Di antara anugerah utama Allah kepada manusia ialah pemilihan manusia untuk menjadi
khalifah atau wakilNya di bumi. Dengan ini manusia berkewajipan menegakkan
kebenaran, kebaikan, mewujudkan kedamaian, menghapuskan kemungkaran serta
penyelewengan dan penyimpangan dari jalan Allah.
Maksudnya :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “sesungguhnya aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. mereka berkata, “ mengapa engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji engkau dan menyucikan engkau?” Tuhan berfirman, “ sesungguhnya aku
mengetahui apa mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
(Al-Baqarah:30)
Di kalangan makhluk ciptaan Allah, manusia telah dipilih oleh Allah melaksanakan
tanggungjawab tersebut. Ini sudah tentu karena manusia merupakan makhluk yang paling
istimewa.
Tanggungjawab manusia sebagai hamba dan khalifah kepada Allah secara khususnya
meliputi perkara-perkara yang berkaitan dengan kehidupan. Tanggungjawab tersebut bisa
dirumuskan seperti berikut:
1. Mengabdikan diri kepada Allah menerusi beriman kepada Allah dan melakukan
amal soleh dalam bentuk yang sempurna.
Maksudnya :
“Dan hendaklah ada di antara kamu satu puak yang menyeru (berdakwah) kepada
kebajikan (mengembangkan Islam). Dan menyuruh berbuat segala perkara yang
baik, serta melarang daripada segala yang salah (buruk dan keji). Dan mereka yang
bersifat demikian ialah orang-orang yang berjaya.
(Ali Imran: 104)
Apabila tugas menyeru kepada Islam dilakukan secara meluas dan menyeluruh dan
dapat memberi kesedaran dan keinsafan nescaya akan dapat mewujudkan manusia
yang faham akan tanggungjawab dan menjadi manusia yang bertanggungjawab.
4. Sebagai khalifah Allah, yang dimaksudkan dengan wakil Allah, wajiblah manusia
menjaga agama dengan melaksanakan dua perkara:
Maksudnya :
“Wahai orang-orang yang beriman ! Peliharalah diri kamu dan keluarga kamu dari
neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu (berhala). Neraka itu dijaga dan
dikawal oleh Malaikat-malaikat yang keras kasar (layanannya), mereka tidak
menderhaka kepada Allah dalam segala yang diperintahkanNya kepada mereka dan
mereka pula melakukan segala yang diperintahkan.”
(At-Tahrim : 6)
Begitulah di antara tanggungjawab besar yang wajib dilaksanakan oleh setiap manusia
yang hidup di atas muka bumi Allah. Seterusnya ia mestilah kembali kepada Islam,
menghayati Islam, kembali kepada beriman dan beramal soleh.