1. Pengantar
2. Bencana alam
Karena terletak dilempengan Australia-Asia, Indonesia sangat rawan terhadap gempa
bumi. Gesekan lempeng tersebut telah menyebabkan terjadinya tsunami di NAD dan
Nias pada bulan Desember 2004 maupun rente tan gempa setelah itu, termasuk di
Bantul pada tahun berikutnya. Sebagai negara yang memiliki gunung berapi yang
1
Keynote speech pada Seminar Nasional "Penanganan Bencana Yang Berorientasi Pad a Rakyat",
Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya, Malang, 14 Maret 2007
1
terpadat didunia dalam gugusan ring of fire, yang mencakup Italia hingga Jepang,
Indonesia juga rawan pada letusan gunung berapi. Gunung Merapi di DIY meletus
setelah terjadinya gempa di Bantul pada tahun y.l. Indonesia juga rawan pada
kebakaran hutan karena memiliki hutan tropis yang merupakan salah satu yang terluas
didunia. Kebakaran hutan menjadi semakin rawan karena kurang baiknya
pengelolaannya maupun karena praktik pertanian ladang berpindah yang membakar
hutan. Kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan terjadi hampir setiap tahun telah
mengganggu keselamatan pelayaran di Selat Malaka maupun kesehatan penduduk di
negara-negara tetangga. Indonesia pun rawan akan banjir, apakah karena derasnya
hujan tropis, penggundulan hutan maupun pemeliharaan serapan air serta aliran
sungai yang kurang baik. Banjir semakin sering menimbulkan kerugian besar bagi
perekonomian pantai Utara pulau Jawa dan melumpuhkan kegiatan masyarakat di
DKI Jakarta.
2
dilaksanakan dengan baik. Juga tidak ada alat untuk mendeteksi dan melaporkan titik
api kebakaran. Ketentuan Arodal hanya perhiasan yang tidak pernah di enforce.
Sungai dijadikan sebagai pembuangan lirnbah industri dan rumah tangga yang
merusak lingkungan dan menimbulkan penyakit bagi penggunanya.
Dalam kelompok bencana karena ulah manusia termasuk tenggelamnya kapal
ferry Senopati Nusantara karena kelebihan penumpang dan perawatan yang buruk.
Demikian pula dengan rangkaian kecelakaan kereta api dan penerbangan karena
kurangnya pemeliharaan alat angkut, buruknya inspeksi pengujian kelaikan operasi
serta landasan udara kita yang tidak memadai. Semua alat transportasi kita: pesawat
udara, kereta api dan kapallaut adalah barang rongsokan dari luar negeri. Kecelakaan
lalu lintas di jalan raya serta lintasan kereta api cukup tinggi karena buruknya
infrastruktur dan lemahnya penegakan hukum. Ditutupnya jalan toll karena lemburan
lumpur panas Lapindo di Sidoarjo menyebabkan lalu lintas Surabaya-Pandaan
menjadi rawan kecelakaan. Rel kereta api, pipa gas, aliran listrik serta prasarana
lainnya yang melintasi daerah itu menjadi rusak total tidak berfungsi. Kesalahan
manusia juga berperan pada semburan lumpur panas Lapindo tersebut karena diduga
melanggar prosedur dalam melakukan eksplorasi gas. Bencana Lapindo telah
menyebabakan lebih dari 10 ribu orang penduduk Sidoarjo menjadi pengungsi,
mematikan kehidupan perekonomian masyarakat di daerah itu dan sekaligus
melumpuhkan ekonomi Jawa Timur bagian Tengah dan Selatan.
(1) Organisasi
Selain pada tingkat perusahaan pengusahaan hutan/perkebunan, ada tiga tingkat
organisasi pemerintahan yang menangani kebakaran hutan/perkebunan. Ketiga
tingkat organisasi penanggulangan kebakaran hutan/perkebunan itu adalah: (i)
3
Bakomas pada tingkat nasional; (ii) Satkorlak pada tingkat provinsi yang dipimpin
oleh gubernur (iii) dan Satlak pada tingkat kabupaten/kota yang dipimpin oleh
bupati/walikota. Ketiga tingkat organisasi pemerintahan itu mengkoordinasi 46 orang
dari berbagai instansi terkait, seperti pejabat Pemda, Kadis Perkebunan, Kehutanan,
Pertanian Tanaman Pangan, Kehewanan dan Peternakan, Pemukiman dan Prasarana
Wilayah, Energi dan SDM Perindustrian, Sosial, Pemberdayaan Perempuan,
Perhubungan dan Telkom, Informasi Daerah, maupun penegak hukum serta aparat
keamanan. Dalam realita, tidak ada perincian yang jelas akan tugas dan tanggung
jawab masing-masing instansi. Koordinasinya pun lemah dan semakin melemah
karena adanya konflik kepentingan di antara mereka. Berbeda dengan di Amerika
Serikat, gubernur dan bupati serta walikota di Indonesia, misalnya, tidak punya
otorita untuk memobilisasi seluruh tenaga maupun peralatan yang ada di daerahnya
untuk mengatasi bencana.
Koordinasi dalam suatu provinsi menjadi semakin lemah jika kabupaten dan
kota enggan dikoordinasikan oleh gubernur. Koordinasi antara provinsi yang
berdekatan juga belum seperti yang diharapkan.
(2) Peralatan
Selain tidak mencukupi, jenis peralatan pemadam kebakaranan yang dimiliki
oleh Satlah maupun Satkorlak adalah tidak memadai. Baik secara sendiri sendiri
maupun gabungan perusahaan tidak memiliki, misalnya, pesawat udara pemadam
kebakaran. Demikian juga kabupaten dan kota serta provinsi, baik secara sendiri-
sendiri rnaupun secara bersama. UPT Dephut BKSDA di Kalimantan Barat, misalnya,
hanya memiliki 240 orang personil dengan peralatan 24 unit Mobkar, 25 unit sepeda
motor, 624 unit peralatan tangan, 16 unit tenda dan 28 unit pompan jinjing. Dishutbun
Kabupaten rnemiliki 208 orang personil dengan peralatan 57 unit pompa, 186 unit
asesoris pompa dan 263 unit peralatan tangan. Satu perkebunan besar di Jawa atau
Sumatera mungkin memiliki peralatan pemadam kebakaran yang jauh lebih banyak
dan lebih canggih daripada milik kedua instansi itu. Padahal, luas Provinsi Kalbar
adalah sekitar tiga kali luas Pulau Jawa.
(3) Keterampilan dan keahlian tenaga kerja
Keterampilan teknis tidak dilatih secara periodik untuk meningkatkan
keterampilan petugas permadam kebakaran. Kekurangan latihan seperti itu terjadi
pada tingkat unit perusahaan maupun secara bersama sarna di antara sekelompok
4
perusahaan maupun latihan gabungan pada tingkat kabupaten, kota dan provinsi.
Dalam hal keuangan, tidak ada sistem akuntansi dan tidak ada tenaga yang
memahami bagaimana caranya menyusun pembukuan. Dalam kasus bencana tsunami,
Bakomas dan Menko Kesra yang menangani sehari hari tidak mendapatkan bantuan
dari BPKP baik berupa penyusunan sistem pembukuan maupun berupa tenaga kerja
yang memahami pembukuan. Justru kantor akuntan internasional (seperti
Pricewaterhouse and Coopers) yang menawarkan jasanya secara gratis untuk
menyusun sistem pembukuan bantuan internasional atas bencana tsunami itu.