Inilah kisah cerita anak manusia di kota Padang, Sumatra Barat, terjalinnya kisah cinta antara Sit
Nurbaya dengan Syamsul Bahri yang berujung…
Bagaimanakah kisah cerita Siti Nurbaya ini ??
Inilah dia… Selamat Menyaksikan…
Narator : Legenda cerita rakyat yang mengisahkan tentang jalinan kasih yang tak sampai
antara sepasang insan yang berujung pada kawin paksa. Sang pria bernama Syamsul Bahri,
selain berwajah tampan juga berasal dari keturunan orang terpandang. Bapaknya adalah seorang
Penghulu yang terpandang, yakni Sutan Mahmud. Si gadis bernama Siti Nurbaya, berparas jelita,
berambut panjang bak mayang terurai serta santun budinya anak dari Baginda Sulaiman. Jalinan
cinta Siti dan Syamsul sangat direstui oleh kedua orang tuanya yang masih punya hubungan
kekerabatan. Sutan Mahmud ayah Syamsul Bahri adalah Mamak Siti Nurbaya.
Setelah menamatkan sekolah tingkat atas, Syamsul Bahri melanjutkan sekolah calon Dokter di
pulau Jawa untuk menatap masa depan yang lebih cerah.
Di Taman – Sore Hari
Siti Nurbaya : Kemana ya uda syamsul, kita kan sudah membuat janji di sini.. ( sambil
menengong kanan kiri )
Syamsul : Adhinda ku Siti Nurbaya…
Siti Nurbaya : Akhirnya uda datang juga, ada apa uda ingin bertemu dengan ku ?
Syamsul : Kamu tau kan ? Setelah aku selesai sekolah di sini, aku akan pergi ke Jakarta
untuk melanjutkan sekolah ku ?
Siti Nurbaya : Tentu saja aku tau, aku sangat sedih mendengar itu uda, tapi demi kebaikan mu
aku akan bertahan untuk menunggu kembali nya dirimu…
Syamsul : Aku hanya pergi tuk Sementara, bukan tuk meninggalkan mu selamanya.
Aku pasti kan kembali pada dirimu, tapi kau jangan nakal, aku pasti kembali… ( pasto )
Siti Nurbaya : Alangkah senang hatiku, bila ku dekat denganmu, alangkah senang
hatiku, sayangku hanya untukmu… ( andi rif )
Syamsul : Dhinda, 1 minggu lagi aku akan mendapatkan Rapot ku, dan kemungkinan 1
minggu kedepannya aku akan berangkat ke Jakarta jika nilai ku memuaskan…
Siti Nurbaya : Santai aja uda, aku pasti nungguin kamu kok, 2 minggu lagi kan ? sip sip…
Syamsul : Terimakasih ya Dhinda atas pengertian mu…
Siti Nurbaya : ( Mengangguk )
Narator : Meninggalkan Lokasi…
Narator : 1 Minggu kemudian di rumah Siti Nurbaya, hanya kesedihan yang dia rasakan
karena pujaan hati nya akan meninggalkan dirinya dalam jangka waktu yang cukup panjang…
Siti Nurbaya : Kenapa ya ? uda Syamsul harus kuliah di Jakarta ? Kenapa tidak di Padang
saja ??
Narator : Tanpa di sadari Siti Nurbaya, Uda Syamsul mengintip dari jendela…
Syamsul : Oohh maaf, maafkan diriku, yang telah membuat, hatimu terluka, hanya
kau cintaku, ku tak pernah fakir, tuk pergi darimu, walau hanya, sekejap saja… ( rio
febrian )
Siti Nurbaya : Uda… Coba kau pikirkan, coba kau renungkan, apa yang kau inginkan
telah aku lakukan, coba kau katakana apa yang kau inginkan… ( kangen band )
Syamsul : Aku ingin engkau slalu, hadir dan temani aku, di setiap langkah, yang
meyakiniku, kau tercipta untukku, sepanjang hidupku… ( Ungu )
Siti Nurbaya : Besok pagi kita bertemu di Teluk Bayur ya uda, aku ingin mengantarmu…
Siti Nurbaya : Aahh masa aku duluan yang sampe, dasar pemalas…
Syamsul : Haloo dhinda…
Siti Nurbaya : Dasar pemalas, dia uang mau pergi aku yang nyampe duluan…
Siti Nurbaya : ( Melihat Jam ) Sekarang kan jam 9.00, 15menit lagi berarti ya uda ?
Siti Nurbaya : Uda, Bawa daku pergi, saat kau kembali, bawa daku pergi, bersamamu…
( Ruth Sahanaya )
Syamsul : Siti, jangan menangis, hapus air mata, di wajah cantikmu, Siti kepergian
ku takkan lama… ( Jikustik )
Siti Nurbaya : Iya uda sayang, Tak Ada Yang Akan Bisa, Meruntuhkan NiatkuTuk
Bertemu Memeluk Dan Menyanding, Meski Surya MembenamkanTubuhku Di Lautan,
Kutunggu Sampai Samudra Mengering ( Jikustik )
Syamsul : Sungguh setia nya pujaan hati uda ini..
Siti Nurbaya : Surat doank ? gak ngelepas kangen, makin jadi iya, huuuh…
Semua kata rindumu semakin membuatku
Tak berdaya... Menahan rasa ingin jumpa
Percayalah padaku akupun rindu kamu
Ku akan pulang... Melepas semua kerinduan
Yang terpendam… ( Chrisye )
Narator : Musibah datang mendera keluarga Siti Nurbaya, usaha dagang ayahnya
mengalami kebangkrutan, hingga jatuh miskin dan Baginda Sulaiman akhirnya jatuh sakit.
Beliau akhirnya meminjam uang kepada seorang rentenir yang berbadan kurus dan suka beristri
banyak bernama Datuk Maringgih. Hutang Baginda Sulaiman akhirnya bertumpuk dan berbunga
pada Datuk Maringgih.
Sulaiman : Uhuk uhuk uhukk… saayyang… bagaimana kita skrg inii ?? Hutang kita sudah
banyak sekali kepada datuk maringgih…
Ny.Sulaiman : Adooo sayaang,,si gendut laknat itu ? biarkan sajalah… nanti kalau kita mati
kita tidak perlu bayar hutang lagi kan… bunuh diri yuk yuk…
Sulaiman : Bunuh diri tidak menyelesaikan masalah… ( Roma Irama )
Ny.Sulaiman : Ooo…
Ny.Sulaiman : ( Meleet )
Narator : Suatu hari Datuk Maringgih pergi kerumah Baginda Sulaiman yang sedang sakit
untuk menagih piutangnya. Disanalah Datuk Maringgih terpesona melihat kecantikan Siti
Nurbaya. Datuk Maringgih memaksa Baginda Sulaiman untuk menjadikan Siti Nurbaya sebagai
istri mudanya kalau ayah Siti Nurbaya tak sanggup untuk membayar hutangnya.
Maringgih : Hey kau ! Kesini ! Aku ingin menagih hutang ku pada si sulaiman itu ! Cepat
kamu dampingi saya kesana !
Maringgih : Bawel lu !!
Pesuruh : ( …………. )
Maringgih : Akan ku nikahkan dia !! Jika tidak bisa !! Jangan panggil aku “ DATUk
MARINGGIH “ !!
Pesuruh : Caranya ?
Maringgih : Easy coy !! Mari kita masuk ke dalam…
Maringgih : ( Berbicara kepada pesuruh ) Buset ngeri amat nih nenek nenek…
Pesuruh : ( ………. )
Sulaiman : Yuukk…
Sulaiman : Apakah anak ku mau dengan orang tua seperti mu ?? Lagi pula dia sudah
punya kekasih yang bernama Syamsul Bahri
Ny.Sulaiman : Betoel itu.. mana mauu dia dengan orang sepertimu genduutt…
Maringgih : Kuurrraaannggg ajjjiiiiiaaarrrrrr !!!!!!!!!!!! Pokok nya besok mau tidak mau
anak mu harus menikah dengan ku !! TIETIEKKK !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Ayo Kita pergi !!!!
Sulaiman : Kami ingin meminta tolong kepadamu, demi kelangsungan hidup kami…
Siti Nurbaya : Tapi ayah, aku sudah mempunyai calon, yaitu Syamsul Bahri, orang yang
paling aku cinta…
Sulaiman : Tapi ini demi kami semua, kami juga tidak mau kamu menikah dengan datuk
maringgih, tapi apa yang bisa ayah perbuat?
Ny.Sulaiman : Siti, ini permohonan terakhir ayah dan ibu…
Narator : Dengan hati yang sangat tersiksa, akhirnya Siti Nurbaya pun menerima nya, dan
terjadilah hari lamaran itu…
Maringgih : Akhirnya… biarkan hutang itu lunas, asalkan aku bisa memiliki Siti Nurbaya,
Hahahahaha….
Maringgih : Jangan jangan kau menolak cintaku, Jangan jangan kau ragukan
hatiku ,Ku ‘kan slalu setia menunggu, untuk menjadi suami mu… ( ST 12 )
Siti Nurbaya : ( …… )
Narator : Namun kabar tersebut sampai ke telinga Syamsul Bahri, hatinya sangat sedih
dan mencoba bunuh diri.
Narator : Suatu hari Syamsul Bahri pulang ke Padang dan bertemu degan Siti Nurbaya
Syamsul : Dimanakah Siti Nurbaya sekarang ? Aku ingin sekali bertemu dengannya, aku
ingin penjelasan se jelas jelas nya dari dia… ( Berjalan 2 – 3 langkah )
Syamsul : Sepertinya aku kenal dengan perempuan cantik itu… ( berjalan 1 langkah )
Nurbaya ! Itu Siti Nurbaya ! ( Menyapa Siti Nurbaya ) Siti kamu Siti kan ?? Siti Nurbaya ??
Siti Nurbaya : Ha ??
Siti Nurbaya : Itu kan surat 1 tahun lalu yang aku kirimkan kepada Uda Syamsul, Berarti
kamu ?
Siti Nurbaya : Uda ?? Waaaa…. Senang sekali aku bertemu dengan mu kembalii…
Syamsul : Aku tahu kok, kamu menikah dengan rentenir gendut itu, bagaimana bisa kamu
menikah dengan rentenir gendut itu ?
Siti Nurbaya : Ayah ku bangkrut dan akhirnya berhutang kepada datuk maringgih, dan
akhirnya berbunga dan berbunga, karena tidak bisa bayar, aku di paksa menikah oleh datuk
maringgih…
Siti Nurbaya : Maafkan aku uda, aku tidak bisa berbuat apa apa…
Syamsul : Tenang Siti, aku akan membalas si gendut itu ! Aku janji !!
Syamsul : Easy…
Siti Nurbaya : Yasudah aku harus segera kembali pulang, agar dia tidak marah marah dengan
ku lagi…
Narator : Tanpa di sadari… datuk maringgih yang mendengar pembicaraan itu, langsung
naik Pitam ! Datuk maringgih berniat mengusir syamsul bahri dari Padang ! Dia menyebar fitnah
melalui istri tua nya…
Istri Tua : Aduuuuuuhhh !! Ada apa sih berisik banget… gk tau apa mama lagi Medi
Pedi ??
Maringgih : Mah, kurrang ajar si Siti itu, dia berani berani nya bertemu dengan si Syamsul
lagi, dan si syamsul berencana untuk membalas ku !!
Istri Tua : Ahh itu mah urusan mudah papii… lihat aksi istri mu ini…
Narator : Tersebarlah gosiip kalau Syamsul telah memperkosa Istri Tua datuk
maringgih…. Sehingga Syamsul di usir oleh kedua Orang Tua nya….
Mahmud : JANGAN PANGGIL AKU DENGAN SEBUTAN AYAH !!! KAU BUKAN
ANAK KU !!!
Mahmud : Aku tidak punya anak yang seperti ini ! Anak tidak bermoral tidak
berpendidikan ! Percuma aku membiayai nya mahal mahal ! Anak DURHAKA !! Pergi Kamu !!
PERGIII !!!
Ny.Mahmud : Jangan ayah.. kasian syamsul, tolong ayah, kasih dia untuk memberikan
penjelasan…
Mahmud : Penjelasan ?? Tidak BUTUH !!! Mau di taro mana Muka ayah ???
Ny.Mahmud : Ya di kepala masa di jidat ? AYolah ayah berikan dia kesempatan lagii…
kesempatan untuk menjelaskan saja…
Narator : Syamsul bahri tidak sempat berkata apapun, hanya kesedihan yang di rasa, dan
dia kembali pergi ke Jakarta… Dia menyamar sebagai Letnan Mas !! Di saat Syamsul Bahri
masih di Jakarta, Datuk maringgih menjadi sangat benci kepada Siti Nurbaya dan dia
memikirkan bagaimana cara membunuh Siti Nurbaya…
Maringgih : Apa yang harus aku lakukan agar bisa membunuh Siti Nurbaya itu…
Hmmmm…
Istri Tua : Ahaaaaaaaaaaaa !!!! Kita racunin saja dengan air minum…
Maringgih : Sepertinya kurang ampuh kalau kita suguhkan minuman, dia pasti berpikir
yang aneh aneh…
Maringgih : Lebih baik kita racuni lemang dan di berikan ke siti nurbaya melalui si jidat
itu…
Istri Tua : Benar juga itu, hahaha… mari kita lakukan secepatnya…
Narator : Dengan cepat Datuk Maringgih dan Istri Tua nya membeli lemang dan di
berikan racun…
Maringgih : Tolong berikan ini kepada Siti Nurbaya, bilang ini pemberian dari sulaiman…
Narator : Jalan lah sang pesuruh ke Tempat Siti Nurbaya beristirahat setelah seharian di
suruh membersihkan rumah…
Pesuruh : Sama sama ( pergi untuk mengintip apakah siti sudah memakan itu atau belum )
Siti Nurbaya : Baiklah aku makan, aku tidak boleh berburuk sangka… ( memakan lemang itu )
Narator : Akhirnya… termakanlah lemang itu, dan tak lama kemudian sampailah ajal
nya…
Narator : Akhirnya pengumuman bahwa Siti Nurbaya telah meninggal di sebarkan, dan
sampai lagi ke telinga Syamsul Bahri yang sekarang namanya menjadi Letnan Mas ! Semakin
menjadi Amarah Syamsul Bahri terhadap Datuk Maringgih…
Narator : Nasib baik untuk Syamsul Bahri, Saat tragedy Balesting (Saudagar-saudagar
pribumi yang tidak mau membayar upeti/pajak dibawah pimpinan Datuk Mariggih), dikirimlah
Letnan Mas oleh Kompeni ke Padang untuk menumpas para pembangkang balesting.
Narator : Terjadilah peperangan satu lawan satu antara Letnan Mas dengan Datuk
Maringgih. Akhir cerita Letnan Mas yang tak lain adalah Syamsul Bahri tewas di pedang diujung
pedang, bersamaan dengan Datuk Maringgih juga roboh terkena tembakan Letnan Mas