Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT

PENDAPATAN NELAYAN DI DESA PASIR PUTIH KECAMATAN


SAWA KABUPATEN KONAWE

SKRIPSI
OLEH :

A S N I
Stb. 201 221 068
Pembimbing I
MUH. AMIN, SE. MS NIP. 131 430 503
Hj. HALIS WIATI, SE., MS NIP. 132 133 706
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat merupakan satu
rangkaian dari tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan
tujuan pembangunan nasional guna mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan yang
dicapai untuk memberdayakan masyarakat selalu mengarah pada pemenuhan
kebutuhan hidup baik kebutuhan sandang maupun kebutuhan pangan.
Pemenuhan kebutuhan hidup dapat dilakukan secara berkelompok atau
sendiri-sendiri namun akhirnya akan kembali kepada diri individu masing-masing
seperti kebutuhan akan bahan makanan (ikan, beras, pakaian, air bersih) dan
kebutuhan lainnya. Adanya persepsi terhadap pemenuhan kebutuhan tersebut, maka
setiap orang dituntut oleh kebutuhannya sendiri untuk bekerja dan mencari sumber
pendapatan guna memenuhi kebutuhannya baik melalui usaha sendiri maupun bekerja
pada instansi pemerintah maupun swasta sesuai dengan kemampuannya.
Lapangan kerja dan kesempatan kerja yang terbatas memacu masyarakat
untuk membuka lapangan kerja dengan menggunakan modal kerja dan peralatan serta
fasilitas kerja yang digunkan untuk menunjang kelancaran usaha tersebut. Usaha
yang dilakukan tersebut tentunya mengarah pada perbaikan ekonomi rumah tangga
dan pekerjanya.
Pekerjaan yang dilakukan dalam setiap kegiatan usaha bertujuan pada
peningkatan pendapatan. .Tinggi rendahnya pendapatan seseorang dalam bekerja
ditunjang oleh faktor pendidikan, keterampilan, kemampuan kerja, disiplin kerja, dan
pengalaman kerja serta faktor pribadi, sikap keluarga dan budaya yang membentuk
diri setiap individu. Faktor-faktor ini bagi orang awam tidak diperhitungkan, namun
bagi orang berpengetahuan, diperhitungkan apalagi mereka mempunyai pekerjaan dan
menggunakan tenaga kerja, faktor-faktor tersebut diperhitungkan dengan matang
sehingga mereka tidak mengalami kerugian akibat kelalaian tenaga kerja.
Sehubungan dengan lapangan kerja, atau mata pencaharian, masyarakat yang
berada di wilayah pesisir mempunyai mata pencaharian sebagian besar sebagai
nelayan, kegiatan tersebut ditunjang oleh lingkungan alam dan sumberdaya yang

PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com


2

tersedia di wilayah tersebut. Wilayah pesisir yang ditujukan merupakan wilayah yang
berada pada daratan yang berbatasan dengan laut atau pengaruh suasana laut
Umumnya desa-desa di Sulawesi Tenggara berada di wilayah pesisir dan salah
satunya adanya Desa Pasir Putih di Kecamatan Sawa Kabupaten Konawe. Desa
Pasir Putih terletak pada daerah dataran dengan ketinggian antara 0 - 4 m dari
permukaan laut. Masyarakat di desa ini mempunyai matapencaharian sebagai nelayan
penangkap ikan. Kondisi wilayah desa ini terdiri dari berbagai potensi alam seperti
hasil perkebunan kelapa dan kopi serta jambu, namun sebagian besar masyarakat di
desa Pasir Putih juga meluangkan waktunya untuk mencari ikan di laut guna
menambah pendapatan mereka.
Kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh masyarakat pesisir,
menggunakan peralatan tangkap seperti perahu motor, jaring, pancing dan umpan.
Kegiatan ini dilakukan di tengah laut, tepatnya pada lokasi dimana terdapat sumber
ikan yang akan ditangkap oleh nelayan. Kegiatan penangkapan dilakukan secara
berkelompok sesuai dengan sarana perahu motor yang ada dan juga terdapat
sebagian masyarakat yang melakukan penangkapan sendiri dengan peralatan
sederhana seperti kail dan pancing.
Hasil tangkapan ikan diperoleh para nelayan, baik secara kelompok maupun
perorangan dijual secara langsung kepada masyarakat. Jenis ikan yang ditangkap
terdiri dari ikan ekor kuning, ikan tenggiri, ikan layang, ikan katamba dan ikan kerapu.
Jenis ikan tersebut diperoleh dari kegiatan nelayan yang ada di Desa Pasir Putih.
Kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Pasir
Putir selama ini menggunakan tenaga kerja yang bekerja pada jam operasi perahu
untuk proses penangkapan ikan. Selain itu jenis umpan yang digunakan untuk disebar
dalam proses penangkapan. Umpan biasanya terbuat dari udang, cumi dan ikan teri
yang dicampur menjadi satu. Banyaknya umpan yang digunakan dalam kegiatan
penangkapan ikan tergantung pada jam operasi peragu, semakin lama jam operasi
perahu, semakin banyak umpan yang dibutuhkan. Hasil tangkapan ikan tersebut
dipasarkan kepada masyarakat dengan tingkat harga jual berdasarkan jenis ikan
untuk memperoleh pendapatan guna meningkatkan kelangsungan usaha penangkan
ikan.
Selain itu hasil tangkapan yang diperoleh dari kegiatan penangkapan ikan ini
dijual kepada masyarakat dengan tingkat harga yang disesuai untuk setiap jenis ikan
hasil tangkapan tersebut. Hal ini menjadi sumber pendapatan serta dapat
meningkatkan kegiatan nelayan dalam proses penangkapan ikan di Desa Pasir Putih..
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk
meneliti lebih lanjut dengan mengangkat judul Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Nelayan di Desa Pasir Putih Kecamatan Sawa
Kabupaten Konawe
1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka permasalahan
dalam penelitian ini adalah : Faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat
pendapatan nelayan di Desa Pasir Putih Kecamatan Sawa Kabupaten Konawe.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat pendapatan nelayan di Desa Pasir Putih Kecamatan Sawa
Kabupaten Konawe

PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com


3

1.3.2. Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan bermanfaat :
1. Sebagai bahan masukkan bagi masyarakat nelayan di Desa Pasir Putih dalam
rangka pengembangan usaha penangkapan ikan.
2. Sebagai bahan masukkan bagi pengambilan kebijaksanaan dalam rangka
pengembangan usaha penangkapan ikan di Desa Pasir Putih.
3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan
penelitian ini
1.4. Ruang Lingkup
Penelitian ini dikaji dan dibahas dalam ruang lingkup tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi pendapatan nelayan pesisir pantai di Desa Pasir Putih
Kecamatan Sawa Kabupaten Konawe yang meliputi harga jual ikan, biaya umpan,
jumlah tenaga kerja dan jam operasi perahu..

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ekawani Susanti (2000) tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan ikan di Desa Bungi Kecamatan
Wajo Kabupaten Buton dengan menggunakan analisis regresi berganda menyimpulkan
bahwa tenaga kerja, modal kerja, biaya dan jumlah umpan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap hasil tangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan di Desa Bungi.
Persamaan dengan penelitian ini adalah meneliti tentang kegiatan
penangkapan ikan sebagai salah satu matapencaharian yang menunjang ekonomi
masyarakat dan memenuhi kebutuhan masyarakat akan ikan, dengan memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha tersebut.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
pendapatan nelayan, dimana faktor-faktor tersebut mempunyai hubungan yang tidak
dapat dipisahkan satu dengan yang lain dan yang akan diteliti faktor mana yang
signifikan, oleh karena itu dilakukan penelitian ini sebagai penelitian yang bersifat
teorikal atau penelitian yang didasarkan pada teori-teori dan pengalaman masa lalu.
2.2. Konsep Wilayah Pesisir
Wilayah pesisir dalam kajian ilmu ekonomi, menurut Suparmoko, (1992 : 23)
bahwa wilayah atau daerah yang terletak di pesisir pantai dengan tinggi dataran
antara 0 – 5 m dpl (dari permukaan laut). Wilayah ini sering ditumbuhi tanaman
bakau dan berbatu karang.
Winkel, (1993 : 110) mengemukakan bahwa wilayah pesisir cenderung berada
pada garis tepi laut dengan kondisi alam yang dikelilingi oleh daerah pantai.
Dikemukakan pula bahwa perekonomian pada wilayah pesisir pada umumnya berjalan
lambat dan tingkat pendidikannya rendah oleh karena minimnya sumber daya
masyarakat pesisir.
Jarwanto, (1995 : 2) mengemukakan bahwa wilayah pesisir dapat menjadi
sumber pendapatan bila wilayah tersebut dikelola dan dimanfaatkan sumberdaya
alamnya mulai dari sumberdaya manusia sebagai nelayan hingga sumberdaya alam
seperti hasil laut dan perikanan.

PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com


4

Dalam penelitian ini konsep dari Jarwanto telah dilakukan secara klasual oleh
masyarakat di Desa Pasir Putih, namun belum mengarah pada pengembangan usaha
yang optimal. Hal ini menunjukkan bahwa teori dapat dilakukan secara sengaja
maupun tidak sengaja.
Definisi atau pengertian wilayah pesisir dikemukakan oleh Purwadarminta
(1993 : 228) sebagai sebuah wilayah yang terdiri dari sejumlah ekosistem yang
saling berhubungan atau bergantung untuk mempertahankan hidup.
Definisi tersebut mengarah pada konsep lingkungan wilayah pesisir dengan
habitat di dalam lingkungan tersebut yang hidupnya saling bergantungan. Adanya
sinergi di antara habitat dalam ekosistem tersebut membuat lingkungan wilayah
pesisir menjadi wilayah yang khusus.
2.3. Pengertian Perikanan
Bagi masyarakat, perikanan sebagai suatu usaha yang dilakukan dalam bentuk
tertentu, antara lain :
1. Penangkapan ikan dan udang di laut, rawa-rawa dan sungai yang dilakukan oleh
para nelayan.
2. Pemeliharaan ikan dan binatang air lainnya yang dilakukan pada tambak, sawah,
kolam-kolam air dan lain sebagainya.
Menurut Mubyarto (1992 : 56) memberikan pengertian perikanan, yaitu : perikanan
merupakan segala usaha penangkapan, budidaya, serta pengolahan sampai
pemasaran hasilnya. Sedangkan yang dimaksud dengan sumber perikanan adalah
binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di perairan baik darat maupun laut.
Jadi perikanan di sini diartikan sebagai suatu kegiatan yang meliputi
penangkapan, budidaya, pengolahan dan pemasarannya.
Lebih lanjut menurut Syamsuddin, AR (1994 : 64), memberikan pengertian
perikanan adalah daya mengelola untuk menggali sumber-sumber hayati perairan
guna dimanfaatkan bagi kepentingan dan kebutuhan hidup.
Selain itu menurut Slamet Soesono (1994 : 27), pengertian perikanan adalah
salah satu kegiatan dalam bidang penangkapan atau pemeliharaan ikan dan binatang
air lainnya serta beberapa tanaman air yang mempunyai arti ekonomi.
Dari ketiga kutipan tersebut di atas, maka sektor perikanan tidak lain adalah
salah satu kegiatan bidang ekonomi yang menitik beratkan pada pemanfaatan sumber
daya perairan untuk memenuhi kebutuhan penduduk atau masyarakat luas.
Pengertian lain tentang perikanan yang dikemukakan oleh Enteng
Sastraatmaja (1994 : 3), bahwa perikanan adalah alat pemerintah untuk memberikan
penjelasan-penjelasan pada masyarakat nelayan di dalam hal mencapai produksi yang
setinggi-tingginya sesuai dengan tujuan pemerintah.
Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa perikanan itu tidak hanya meliputi penangkapan dan pemeliharaan atau
pembudidayaan ikan saja akan tetapi menyangkut penangkapan dan pemeliharaan
binatang air lainnya serta pembudidayaan tanaman air.
2.4. Pengertian dan Konsep Pendapatan
Dalam menguraikan pengertian pendapatan, penulis akan bertitik tolak pada
2 aspek yaitu pengertian pendapatan hubungannya dengan rumah tangga negara/
daerah (pendapatan negara/regional). dan pengertian pendapatan dalam hubungan
seseorang warga masyarakat secara individu (pendapatan warga
negara/masyarakat).

PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com


5

Untuk memberikan pengertian pendapatan dalam hubungannya dengan


negara/daerah (pendapatan nasional/regional), maka menurut Sadono Sukirno (1993 :
138), pendapatan didefinisikan sebagai nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa yang
diproduksi sebagai nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa yang diproduksikan suatu
negara dalam satu tahun tertentu.
Dari definisi yang dikemukakan di atas, maka yang dimaksud dengan
pendapatan nasional atau regional adalah jumlah nilai produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu negara atau daerah dalam satu periode tertentu. Dengan
demikian istilah pendapatan nasional adalah mewakili arti produk domestik bruto atau
produk nasional bruto. Produk domestik bruto merupakan jumlah barang dan jasa
yang dihasilkan oleh faktor-faktor yang ada di dalam suatu negara serta faktor-faktor
negara asing misalnya penanaman modal asing sedangkan produk nasional bruto
merupakan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor produksi yang ada di
dalam negeri maupun yang berada di luar negeri misalnya tenaga kerja.
Dalam pembicaraan secara umum apabila dinyatakan pendapatan nasional,
yang dimaksud adalah produk nasional atau produk domestik bruto. Sadono Sukirno
(1993 : 123). Dari kutipan ini, dapat diketahui bahwa meskipun banyak istilah dalam
menggambarkan pendapatan nasional suatu negara, namun pada dasarnya
pendapatan nasional dalam artian lain adalah nilai barang-barang jadi dan jasa-jasa
yang dihasilkan dalam suatu perekonomian yang dihitung berdasarkan nilai uang dari
barang-barang dan jasa-jasa itu.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka pada dasarnya
pendapatan seseorang warga masyarakat sudah inklusif dalam pendapatan
nasional/regional, hal ini dapat dipahami mengingat warga masyarakat/penduduk yang
ada di suatu negara atau daerah adalah merupakan pemilik faktor-faktor produksi
yang digunakan dalam suatu proses produksi di suatu negara / daerah. Menurut
Sadono Sukirno, (1993 :126) income atau pendapatan dari seorang warga
masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya
kepada sektor-sektor produksi.
Di sini pendapatan seseorang diartikan sebagai hasil penjualan faktor-faktor
produksi yang dimilikinya. Ini mengandung pengertian bahwa besar kecilnya
pendapatan seseorang akan ditentukan oleh 2 hal yaitu :
1. Jumlah faktor produksi atau kekayaan yang dimilikinya
2. Harga zat perunit dari setiap kekayaan atau faktor-faktor produksi yang
dimilikinya.
2.5. Aspek-Aspek Produksi
Secara umum produksi diartikan sebagai aktivitas untuk menciptakan barang
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia, jadi produksi adalah aktivitas yang
menciptakan atau menambahkan utility suatu barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan manusia.
Sofyan Assauri (1993 : 54 ) mengemukakan bahwa produksi adalah
kegiatan menciptakan atau menambah kegunaan ( utility ) sesuatu barang atau jasa
dengan menggunakan sumber – sumber ( tenaga kerja, mesin, bahan-bahan, dan
modal ) yang ada.
Sedangkan Wasis ( 1992 : 40 ) menjelaskan bahwa produksi adalah
perubahan bahan atau komponen (produksi) menjadi barang jadi dengan menggunakan
peralatan mesin.. I Gusti (1994 : 19 ) mengemukakan bahwa produksi adalah
sebagai hasil dari proses aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan sumberdaya yang
tersedia serta yang memiliki potensi sebagai faktor produksi.

PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com


6

Fadholi Hermanto ( 1995 : 32 ) mengemukakan bahwa produksi adalah suatu


proses untuk memenuhi kebutuhan untuk menyelenggarakan jasa- jasa lain yang
dapat memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karena itu produksi merupakan tindakan
manusia untuk menciptakan atau menambah nilai guna barang sesuai dengan yang
dikehendaki.
Menurut Mubyarto (1992 : 25) produksi petani adalah hal yang diperoleh
sebagai akibat bekerjanya faktor produksi tanah, modal, dan tenaga kerja secara
simultan.
Dalam melakukan usahatani, seorang pengusaha atau katakanlah seorang
petani akan selalu berpikir bagaimana mengalokasikan input seefisien mungkin untuk
memperoleh produksi yang maksimal. Cara pemikiran yang demikian adalah wajar,
mengingat petani melakukan konsep bagaimana memaksimumkan keuntungan. Dalam
ilmu ekonomi cara berpikir demikian sering disebut dengan pendekatan maksimum
keuntungan atau profit maximization.
Kartosapoetra (1992 : 43 ) mengemukakan bahwa produksi merupakan hasil
yang diperoleh yang berkaitan dengan berlangsungnya proses produksi. Kuantitas
dan kualitas hasil (output) tersebut tergantung pada keadaan input yang telah
diberikan. Jadi antara input dan output terdapat kaitan yang jelas dan tertentu.
Dalam bidang pertanian istilah yang dimaksud yaitu hasil dari pekerjaan
beberapa faktor produksi secara sekaligus Mubyarto (1992 : 30), oleh karena itu
faktor-faktor ekonomi yang berpengaruh terhadap produksi khususnya lahan, dan
modal. Dimana istilah lahan yang dimaksud mengandung dimensi luas lahan, tingkat
kesuburan dan faktor-faktor lain yang melekat dalam faktor lahan itu sendiri.
Soekartawi dkk (1996 : 78) mengemukakan bahwa dalam menghitung
produksi usahatani biasanya dibedakan antara konsep produksi per unit usahatani
(cabang usahatani ) oleh produksi total usahatani. Produksi per unit usahatani adalah
kuantitas hasil yang dipergunakan pada suatu jenis usahatani selama satu periode
tertentu.
Produksi ditinjau dari segi teknis merupakan suatu proses pendayagunaan
faktor-faktor produksi dengan harapan hasil yang dicapai lebih dari pengorbanan yang
dikeluarkan. Selain itu dikemukakan oleh Sofyan Assauri, (1993 : 48) bahwa
produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan
sesuatu barang atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi
yang dalam ilmu ekonomi berupa, tenaga kerja, modal dan skill.
Aspek-aspek produksi adalah semua barang ,baik yang disediakan oleh alam
maupun yang diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi
berbagai barang dan jasa yang dibutuhkan. Bishop dan Toussaint, (1993 : 20)
Sofyan Assauri (1993 : 84) mengemukakan bahwa faktor-faktor produksi
adalah sejumlah input yang menjadi dasar dalam kegiatan produksi, apabila salah
satu faktor tidak dipenuhi, maka kegiatan produksi tidak dapat berlangsung. Dengan
kata lain faktor produksi merupakan sumberdaya yang saling mempengaruhi dalam
kegiatan produksi dan tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya..
Bishop dan Toussaint (1992 : 27) memberikan definisi fungsi produksi adalah
suatu hubungan matematis yang menggambarkan suatu cara dimana jumlah dari
hasil produksi tertentu tergantung pada jumlah input tertentu yang dipergunakan.
Sedangkan Winardi (1992 : 12) mengemukakan bahwa fungsi produksi
merupakan sebuah schedule (suatu tabel persamaan matematis) yang menunjukkan
hubungan antara hasil produksi fisik (output) dengan faktor- faktor produksi.

PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com


7

Menurut Soekartawi (1996 : 3) fungsi produksi merupakan hubungan antara


faktor produksi (input) dan produk (output). Hubungan antara input dan output ini
disebut dengan “Faktor Relationship” (FR). Dalam rumus matematis, FR ini dapat
dituliskan sebagai berikut :
Y= f (x1 , x2, ………xf,………xn )
Dimana :
Y : produk atau variabel yang dipengaruhi oleh faktor produksi x, dan
X : faktor produksi atau variabel yang mempengaruhi y.
Sadono Sukirno (1993 :152 ) menyebutkan bahwa kaitan antara faktor faktor
produksi dengan tingkat produksi yang diciptakan dinamakan fungsi produksi.
Selanjutnya fungsi produksi selalu dinyatakan dalam bentuk rumus sebagai berikut :
Q: f ( K L R T )
Dimana;
Q : Jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor –faktor produksi
K : Jumlah stok modal
L: Tenaga Kerja
R : Kekayaan alam
T: Tingkat tehnologi yang digunakan
Pengertian lain tentang fungsi produksi yang dikemukakan oleh Ami Sudarma
(1992 : 8), bahwa fungsi produksi adalah suatu schedule (tabel persamaan
matematis) yang menggambarkan jumlah output maksimum yang dihasilkan dari
suatu faktor produksi tertentu dan pada tingkat teknologi tertentu pula, singkatnya
faktor produksi adalah katalok kemungkinan hasil produksi.
Selanjutnya Bruce R. Beattic- O.Robbert Tailor (1994: 4) mengemukakan
tentang pengertian fungsi produksi sebagai sebuah definisi matematis atau
kuantitatif dari berbagai macam kemungkinan- kemungkinan produksi teknis yang
dihadapi oleh suatu perusahaan. Fungsi produksi memberikan output maksimum
dalam pengertian fisik dari tiap –tiap tingkat input dalam pengertian fisik.
Menurut Scheldland, (1995 : 112) faktor produksi adalah bahan baku, tenaga
kerja, modal peralatan yang dihubungkan menjadi satu kesatuan dalam proses
produksi dengan menjalankan fungsi produksi untuk menghasilkan output yang
diinginkan.
Berdasarkan pendapat–pendapat dan teori yang telah dikemukakan, terlihat
bahwa fungsi produksi adalah merupakan hubungan antar macam–macam input
dengan output disamping hubungan tersebut terdapat pula kombinasi faktor input
yang menghasilkan faktor output. Dengan kata lain bahwa besar kecilnya faktor
output yang diperoleh tergantung dari banyaknya faktor –faktor produksi yang
digunakan.
Sebagaimana yang telah dikemukakan tentang produksi dan fungsi produksi,
maka berikut ini akan kami kemukakan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
produksi. Ada beberapa faktor yang menentukan dan sangat berpengaruh dalam
suatu produk dalam hal ini keberhasilan suatu produk,. seperti ; tanah, bahan baku,
peralatan, modal, tenaga kerja, dan skill. Faktor-faktor produksi ini tidak dapat
dipisahkan dalam proses produksi, baik itu produksi dalam industri besar maupun
industri kecil seperti industri tegel.

PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com


8

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka berikut ini akan kami kemukakan
beberapa faktor yang mempengaruhi produksi dan akan diuraikan pentingnya masing–
masing faktor produksi yang dimaksud.
2.6. Kerangka Pikir
Kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan dan masyarakat yang
ada di Desa Pasir Putih merupakan sumber mata pencaharian yang menunjang
pendapatan masyarakat yang ada di desa tersebut. Kegiatan nelayan di desa Pasir
Putih dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terdiri dari harga jual ikan, jumlah ikan ,
jumlah nelayan, dan peralatan tangkap yang digunakan. Faktor-faktor tersebut
merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan yang faktor alam seperti arus air
laut (gelombang), angin, dan faktor lain yang tidak diperhitungkan dan terjadi dalam
waktu yang tidak menentu.
Faktor harga dan jumlah tangkapan merupakan faktor yang juga memberikan
pengaruh terhadap pendapatan nelayan yang diperoleh dari hasil penjualan ikan.
Untuk menganalisis penelitian ini digunakan analisis regrasi linear berganda
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan pesisir
pantai. Dengan demikian diperoleh rekomendasi tentang peningkatan pendapatan
nelayan pesisir pantai di Desa Pasir Putih Kecamatan Sawa Kabupaten Konawe.
Untuk jelasnya dapat disajikan pada skema berikut :

PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com


9

Skema 1.
Kerangka Pikir

Nelayan di Pesisir
Pantai Desa Pasir Putih

KEGIATAN PENANGKAPAN
IKAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan


nelayan.
- Harga Jual Ikan
- Biaya Umpan
- Jumlah Tenaga Kerja
- Jam Operasi

ALAT ANALISIS
REGRESI LINEAR BERGANDA

REKOMENDASI

2.7. Hipotesis
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian inin, maka
hipotesis penelitian adalah tingkat pendapatan nelayan dipengaruhi oleh harga jual
ikan, biaya umpan, jumlah tenaga kerja, dan jam operasi perahu.
Hipotesis kerja
Ho = Tidak ada pengaruh harga ikan, jumlah tenaga kerja, biaya umpan, dan jam
operasi perahu terhadap pendapatan nelayan
Ha = Ada pengaruh harga ikan, jumlah tenaga kerja, biaya umpan, dan jam operasi
perahu terhadap pendapatan nelayan

PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com


10

Syarat penerimaan hipotesis :


Tolak Ho, terima Ha jika thiutng > ttabel
Terima Ho, Tolak Ha jika thiutng < ttabel

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian


Penelitian dilaksanakan di Desa Pasir Putih Kecamatan Sawa dengan
pertimbangan bahwa masyarakat di desa ini mempunyai mata pencaharian sebagian
besar sebagai nelayan.
3.2. Jenis dan Sumber Data
3.2.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data Primer meliputi data jumlah nelayan, umpan ikan, perahu motor,
harga jual ikan dan jumlah ikan.
b. Data sekunder meliputi data harga ikan dan jenis ikan serta data lain yang
relevan dengan penelitian ini.
3.2.2. Sumber Data
Data primer yang dikumpulkan, bersumber dari obyek penelitian
sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi lainnya yang berhubungan
dengan penelitian ini.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian adalah seluruh nelayan yang ada di Desa Pasir Putih
Kecamatan Sawa yang memiliki pekerjaan utama sebagai nelayan yakni berjumlah 40
orang, sehingga teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sensus atau
sampel adalah keseluruhan dari jumlah populasi.
3.4. Tehnik Pengumpulan Data
a. Wawancara, yakni mengadakan wawancara langsung dengan masyarakat nelayan
pesisir pantai di Desa Pasir Putih tentang hal-hal yang berhubungan dengan
penelitian ini.
b. Kuisioner, yaitu mengadakan tanya jawab tertulis dengan menggunakan lembaran
pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian.
c. Dokumentasi yakni mengadakan pengamatan terhadap data-data yang telah
didokumentasikan pada Kantor Desa Pasir Putih, dan Instansi yang terkait
dengan penelitian ini.
3.5. Peralatan Analisis
Untuk menjawab permasalahan/menguji hipotesis digunakan analisis regresi
linear berganda dengan formulasi :
1. Model Regresi Linear Berganda. Djawarto PS, (1984: 168)
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e
Keterangan :
Y = Pendapatan Bersih (Rp.)

PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com


11

a = Konstanta
X1 = Harga ikan (Rupiah/per kg)
X2 = Biaya Umpan (dalam satuan rupiah)
X3 = Jumlah Tenaga Kerja (Rp)
X4 = Jam operasi kapal (dalam satuan jam)
b1 , b2 , b3 , b4 = Koefisien Regresi
e = Disturband error
Hasil perhitungan regresi linear berganda akan diuji dengan menggunakan uji
F, untuk menguji pengaruh secara simultan pada tingkat kepercayaan 95 % atau α
= 0,05 derajat bebas dengan kriteria sebagai berikut :
Jika thitung > ttabel maka ha di terima ho ditolak
Jika thitung < ttabel maka ha di ditolak ho diterima
3.6. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan batasan atau pengertian dari istilah yang
digunakan dalam penulisan ini, untuk memperjelas ruang lingkup dari penelitian :
a. Pendapatan bersih yaitu pendapatan yang diperoleh nelayan dari hasil penjualan
ikan hasil tangkapan dikurangi dengan biaya-biaya dalam setiap operasi
penangkapan ikan (dihitung dalam rupiah).
b. Harga ikan adalah taksiran nilai finansial untuk setiap kg hasil tangkapan
(dinyatakan dalam rupiah per kg)
c. Tenaga nelayan adalah jumlah orang yang dilibatkan di dalam operasi penangkapan
ikan. Variabel ini dinyatakan dalam rupiah, yang merupakan hasil perkalian jumlah
tenaga nelayan dikalikan dengan upah untuk setiap kali operasi.
d. Umpan adalah bahan yang dijadikan pancingan untuk menangkap ikan. Variabel ini
dinyatakan dalam rupiah pembelian bahan yang merupakan hasil kali antara
volume pemakaian umpan dengan harga satuannya dalam setiap kali melakukan
operasi penangkapan ikan.
e. Perahu motor adalah perahu yang digunakan untuk menangkap ikan, variabel ini
dinyatakan dalam jumlah jam kerja dalam setiap kali operasi.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum


4.1.1. Lokasi Penelitian
Penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pendapatan Nelayan di Desa Pasir Putih Kecamatan Sawa Kabupaten Konawe
dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan
nelayan penangkap ikan yang berada di desa Pasir Putih.
Desa Pasir Putih merupakan salah satu desa yang berada di wilayah
Kecamatan Sawa Kabupaten Konawe dengan batas-batas wilayah yang dapat
dijelaskan sebagai berikut.

PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com


12

Sebelah Utara berbatasan dengan Lauk Banda


Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Taipa
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lembo
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Padaleu
Kondisi wilayah Desa Pasir Putih berada di pinggiran pantai yang banyak
ditumbuhi hutan bakau, karang dan pasir putih yang terbentang sepanjang pantai
yang menyebabkan desa ini menjadi sebuah desa dengan nama pasir putih sesuai
kondisi wilayah desa tersebut.
4.1.2. Kondisi Geografis
Kondisi geografi lokasi penelitian menunjang kegiatan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Lokasi Desa Pasir Putih yang diteliti pada umumnya
merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian lebih kurang 35 meter di atas
permukaan laut (dpl) dengan tingkat kemasaman tanah pH sebesar 5,2. yang berarti
kondisi tanah pada wilayah ini adalah tanaman pinus dan kelapa serta tanaman bakau.
Desa Pasir Putih merupakan wilayah yang baru dibentuk dan dipisahkan dari
desa Lembo dan desa Padaleu. Luas wilayah desa Pasir Putih mencapai 173 ha yang
telah dimanfaatkan untuk pemukiman penduduk dan perkebunan kelapa, selain itu
desa ini masih dikelilingi oleh hutan bakau yang menyebar di pesisir pantai.
Pemanfaatan lahan desa tersebut dapat disajikan pada tabel berikut :
Tabel 1 Luas Wilayah Desa Pasir Putih Berdasarkan Pemanfaatannya Tahun 2004

No. Luasan Wilayah Luas Persentase


( Ha ) (%)
1 Pemukiman Penduduk 60,4 34,91
2 Perkebunan 37,5 21,68
3. Perkantoran 1,5 0,87
4. Sekolah 2,5 1,45
5. Hutan Bakau 71,1 41,10
Jumlah 173 100,00
Sumber Data : Kantor Desa Pasir Putih, 2005
Tabel 1 menunjukkan luas wilayah desa Pasir Putih yang telah dimanfaatkan
meliputi pemukiman penduduk seluas 60,4 ha atau 34,91 % dari luas desa Pasir
Putih, areal perkebunan yang dikelola masyarakat, luasnya mencapai 37,5 ha dan
sebagian besar ditanaman dengan pohon kelapa. Areal untuk perkantoran 1,5 ha dan
sekolah 2,5 ha, selain itu luas lahan hutan bakau yang terbentang dipesisir pantai
seluas 71,10 ha. Kawasan hutan bakau ini mempunyai fungsi istimewa untuk
menahan deras ombak dan arus air laut yang menuju ke perkampungan penduduk.
4.1.3. Keadaan Iklim
Lokasi penelitian mempunyai perubahan iklim yang sama dengan daerah-
daerah lainnya di Sulawesi Tenggara, khususnya di Kecamatan Sawa. Berdasarkan
data yang diperoleh, Desa Pasir Putih beriklim tropis yang pada umumnya sama
dengan di daerah lain yang ada di Kecamatan Sawa Kabupaten Konawe, yang beriklim
tropis dengan peluang musim hujan selama 7 bulan dan musim kemarau selama 5
bulan, sedangkan curah hujan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir rata-rata adalah
173 mm perbulan. Keadaan iklim kadangkala berubah-ubah tapi sesuai kondisi di
Desa Pasir Putih pada umumnya sama dengan di daerah lain yang ada di Kabupaten
Konawe yaitu pada bulan Oktober sampai bulan Maret berlangsung musim kemarau
dan dari bulan April sampai dengan bulan September berlangsung musim penghujan.

PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com


13

Namun demikian, kondisi iklim tersebut ada kalanya tidak menentu, tetapi sesuai tipe
iklim yang dimiliki pada Desa Pasir Putih peluang musim penghujan lebih besar
ketimbang musim kemarau dalam setiap tahunnya.
4.1.3. Kondisi Kependudukan
Berdasarkan hasil registrasi penduduk sampai dengan tahun 2004 penduduk
Desa Pasir Putih berjumlah 489 Jiwa yang terdiri dari 123 kepala keluarga.
Penduduk dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 242 jiwa dan perempuan berjumlah
247 jiwa. Struktur umur penduduk sebagian besar penduduknya masih tergolong
usia produktif karena mereka merupakan penduduk yang aktif bekerja pada bidangnya
masing-masing untuk memperoleh tingkat pendapatan. Untuk lebih jelasnya tentang
hal tersebut dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Pasir Putih Menurut Umur Dirinci Perjenis Kelamin
Tahun 2004

Kelompok Jenis Kelamin


Umur Jumlah (%)
Laki-2 Perempuan Jiwa
(Jiwa) (Jiwa)
0 - 4 17 15 32 6,67
5 - 9 26 30 56 11,40
10 - 14 28 29 57 11,64
15 - 19 33 34 67 13,80
20 – 24 29 28 57 11,56
25 – 29 23 23 46 9,01
30 - 24 14 16 30 6,14
35 - 29 10 15 25 5,18
40 - 44 11 12 23 4,70
45 - 49 18 12 30 6,06
50 - 54 13 15 28 5,74
55 - 59 8 7 15 3,03
60 Keatas 12 11 23 4,78
Jumlah 242 247 489 100,00
Sumber Data : Kantor Desa Pasir Putih, 2005
Dari tabel 2 tersebut, dapat dijelaskan bahwa kelompok umur yang belum
tergolongan angkatan di Desa Pasir Putih tergolong bayi dan anak-anak yang berumur
(0 - 14 tahun) sebanyak 145 jiwa, kelompok umur yang tergolongan usia angkatan
kerja atau dapat dijadikan sebagai angkatan kerja di Desa Pasir Putih berumur antara
15 - 59 tahun sebanyak 321 jiwa dan kelompok umur yang angkatan kerja yang sudah
tidak bekerja merupakan kelompok masyarakat yang berumur 60 tahun ke atas
sebanyak 23 jiwa.
Kontribusi produktivitas penduduk berdampak pada kemakmuran desa,
sehingga besar kecilnya kontribusi penduduk yang produktif menunjukkan kemakmuran
desa seperti Desa Pasir Putih yang sebagian besar mempunyai masyarakat yang
tergolong masih produktif. Disisi lain ada juga masyarakat yang tidak produktif karena
kendala umum yang semakin senja dan hanya mengharapkan bantuan dari masyarakat
yang produktif untuk dapat memenuhi sebagian kebutuhannya.
Selain itu kondisi penduduk Desa Pasir Putih ditinjau struktur mata
pencaharian, sebagian besar atau 58,33 persen adalah nelayan dan selebihnya
41,67 persen bermata pencaharian utama sebagai petani, pegawai, pedagang dan lain

PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com


14

sebagainya. Untuk lebih jelasnya mengenai mata pencaharian penduduk Desa Pasir
Putih dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 3. Penduduk Desa Pasir Putih Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian Tahun
2004
No. Jenis Mata Jumlah Persentase
Pencaharian (Orang) (%)

1. Petani 75 23,33
2. Pegawai/Karyawan 6 2,01
3. Pedagang 10 3,15
4. Buruh Tani 42 13,18
5. Nelayan 187 58,33

Jumlah 321 100,00

Sumber Data : Kantor Desa Pasir Putih, 2005


Pada tabel 3 di atas dapat dijelaskan bahwa penduduk Desa Pasir Putih
sebanyak 321 jiwa mempunyai struktur mata pencaharian yang berbeda-beda.
Penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani terdapat sebanyak 75 orang
atau 23,33 persen, pegawai berjumlah 6 oarang atau 2,01 persen, pedaganga
berjumlah 10 orang, atau 3,15 persen dan penduduk yang bekerja sebagai buruh tani
berjumlah 42 orang atau 13,18 persen sedangkan penduduk yang bermata
pencaharian sebagai nelayan berjumlah 187 orang atau 58,33 persen. Banyak
penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan didukung oleh potensi wilayan
Desa Pasir Putih yang letaknya dipesisir pantai sedangkan yang aktif dalam
melakukan kegiatan penangkapan ikan adalah sebanyak 40 orang atau 15,87 persen
dari jumlah nelayan yang ada di Desa Pasir Putih.
Penduduk desa yang berprofesi sebagai petani dan buruh tani juga melakukan
kegiatan penangkapan ikan pada musim tertentu dan jika mereka tidak ada kegiatan
atau sedang menunggu musim panennya. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan penduduk.
Penduduk Desa Pasir Putih mempunyai tingkat pendidikan yang tergolong
rendah atau sebagian besar masyarakat tidak sekolah dengan kata lain mereka tidak
sempat mengikuti pendidikan formal. Walaupun demikian terdapat penduduk desa
yang menyelesaikan pendidikannya pada jenjang pendidikan menengah atas sebanyak
17,08 persen, untuk jelasnya penulis sajikan pada tabel berikut :

PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com


15

Tabel 4. Komposisi Penduduk Desa Pasir Putih Menurut Tingkat Pendidikan


Tahun 2004

No Tingkat Pendidikan Jumlah Orang Prosentase


(%)

1. Belum Sekolah 143 29,33


2. Tidak Tamat SD 60 12,32
3. SD 91 18,65
4. SMP 111 22,62
5. SMA 84 17,08
Jumlah 489 100,00
Sumber Data : Kantor Desa Pasir Putih, 2005
Pada tabel 4 diketahui bahwa tingkat pendidikan masyarakat Desa Pasir Putih
masih sangat rendah, dimana jumlah angkatan belajar belum sekolah berjumlah 143
orang atau 29,33 persen dari jumlah penduduk. Penduduk desa yang tidak tamat SD
berjumlah 60 orang, penduduk desa yang tamat SD berjumlah 91 orang, penduduk
desa yang berpendidikan SMP berjumlah 11 orang atau 22,62 persen dan penduduk
desa yang berpendidikan SMA berjumlah 84 orang atau 17,08 persen.
4.2. Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pendapatan nelayan penangkap ikan di
Desa Pasir Putih. Penduduk desa yang melakukan kegiatan penangkapan ikan
sebanyak 252 orang dan bekerja untuk menangkap ikan dengan menggunakan
peralatan tangkap. Dalam penelitian ini populasi nelayan yang bekerja untuk
menangkap ikan terbagi dalam kelompok-kelompok dengan menggunakan perahu
motor untuk menangkap ikan sebanyak 40 orang yang akan diteliti lebih lanjut dan
untuk memudahkan penelitian, sampel dari populasi ditetapkan dengan menggunakan
sampel sensus atau penetapan sampel secara keseluruhan dari jumlah populasi.
Responden nelayan penangkap ikan yang diteliti dalam penelitian ini
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, hal tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut :
4.2.1. Karakteristik Responden menurut Tingkat Pendidikan
Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan formal
responden yang diperoleh jenjang sekolah yang dilaluinya. Adapun tingkat pendidikan
responden nelayan penangkap ikan dapat disajikan pada tabel berikut :
Tabel 5. Karakteristik Responden di Desa Pasir Putih Menurut Tingkat Pendidikan
Tahun 2004

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Prosentase


(%)
1. SD 15 37,50
2. SMP 20 50,00
3. SMA 5 12,50
Jumlah 40 100,00
Sumber Data : Kantor Desa Pasir Putih, 2005

PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com


16

Berdasarkan data pada tabel 5 dapat dijelaskan bahwa tingkat pendidikan


responden masih sangat rendah, dimana jumlah angkatan belajar yang berpendidikan
tamatan SD sebanyak 15 responden atau sebesar 37,50 persen responden yang
berpendidikan SMP berjumlah 20 responden atau sebesar 50,00 persen. Sedangkan
responden yang berpendidikan SMA sebanyak 5 responden atau 12,50 persen. Hal
ini juga memberikan gambaran bahwa tingkat pendidikan responden dalam kegiatan
penangkapan ikan hanya terbatas pada jenjang pendidikan SMA.
Jenjang pendidikan untuk pekerjaan penangkapan ikan dalam penelitian ini
masih tergolong rendah namun demikian tidak dapat ditingkatkan karena jauhnya
lokasi sekolah dan transportasi yang cukup mahal sehingga penduduk desa hanya
mampu untuk jenjang pendidikan SMA.
4.2.2. Karakteristik Responden menurut Tingkat Umur
Penduduk yang melakukan pekerjaan sebagai nelayan mempunyai tingkat umur
yang berbeda-beda, adapun karakteristik responden dilihat dari tingkat umur
responden disajikan pada tabel berikut :
Tabel 6. Karakteristik Responden di Desa Pasir Putih Menurut Kelompok Umur
Tahun 2004

No Kelompok Umur Jumlah (Orang) Persentase


(Tahun) (%)

1. 20 - 49 30 75,00
2. 50 ke atas 10 25,00

Jumlah 40 100,00
Sumber : Kantor Desa Pasir Putih, 2005
Pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa umur antara 20 - 49 tahun
merupakan umur produktif dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan di Desa Pasir
Putih atau sebanyak 75,00 % dari jumlah responden yang diteliti, sedangkan
responden yang berumur 50 tahun ke atas, ikut melakukan kegiatan penangkapan
ikan, namun disesuaikan dengan kemampuannya dan sebagian besar dari mereka
menggunakan perahu dan alat pancing sederhana.
4.2.3. Karakteristik Responden menurut Tanggungan Keluarga
Selain itu perlu juga diketahui jumlah tanggungan keluarga masing-masng
responden, karena hal ini turut mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga
nelayan, untuk jelaskan disajikan pada tabel berikut :
Tabel 7.Karakteristik Responden di Desa Pasir Putih Menurut Jumlah Tanggungan
Tahun 2004
Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)
Jumlah Tanggungan
Keluarga (Orang)
2–3 18 45,00
4-5 13 32,50
6-7 9 22,50
40 100,00
Sumber Data : Kantor Desa Pasir Putih, 2005

PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com


17

Pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa tanggungan keluarga merupakan


beban yang harus dipikul oleh setiap kepala keluarga, dalam penelitian ini beban
responden adalah memenuhi jumlah tanggungan keluarganya. Jumlah tanggungan
keluarga antara 2 – 3 ditanggung oleh responden sebanyak 18 orang, jumlah
tanggungan antara 4 – 5 orang ditangggung oleh 13 orang responden, jumlah
tanggungan antara 6 – 7 orang ditanggung oleh 9 responden yang ada di Desa
Pasir Putih. Jika jumlah pendapatan usaha yang diperoleh nelayan dapat menutupi
kebutuhan jumlah yang ditanggung, maka kehidupan keluarga akan sejahtera, tetapi
jika jumlah pendapatan tidak memenuhi kebutuhan tertanggung, maka dengan
sendirinya nelayan belum dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya.
4.3. Deskripsi Penelitian
Penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat pendapatan nelayan di Desa Pasir Putih. Hasil penelitian
diperoleh bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan nelayan
meliputi harga jual ikan, umpan, tenaga kerja nelayan dan jam operasi perahu. Untuk
jelasnya faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
4.3.1. Harga
Harga Jual Ikan (X1)
Harga jual ikan untuk setiap jenis ikan dari hasil tangkapan nelayan dalam
penelitian ini disajikan pada tabel berikut
Tabel 8 Sebaran Nelayan Menurut Harga Jual Ikan untuk 1 Kali Operasi
Persentase
Harga Jual Ikan Rata-rata (Rp) Responden (%)
< 5.000 6 15,00
5.100 – 6.000 13 32,5
6.100 – 7.000 10 25,00
7.100 – 8.000 7 17,50
> 8.000 4 10,00
40 100,00

Sumber Data : Data primer diolah, 2005


Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa harga jual ikan
dari setiap responden berbeda-beda, terdapat 6 responden atau 15,00 persen
menjualan ikan dengan harga yang kurang dari Rp.5.000 persen, 13 responden atau
32,5 persen menjualan ikan dengan rata-rata sebesar Rp.5.100 – 6.000, 10
responden ataur 25,00 persen yang menjual ikan dengan harga antara Rp.6.100 –
7.000, 7 responden atau 17,50 persen yang menjual ikan dengan harga antara Rp.
7.100 – 8.000, sedangkan 4 responden atau 10 persen menjual ikan dengan harga
yang lebih dari Rp.8.000.
Penetapan harga jual ikan oleh responden terhadap penjualan ikan
disesuaikan dengan jumlah biaya dan jenis ikan serta banyaknya ikan yang ditangkap.
4.3.2. Umpan (X2)
Umpan yang digunakan dalam kegiatan penangkapan ikan terdiri dari ikan kecil
(ikan teri) dan cumi yang diolah menjadi pakan atau umpan. Dalam penelitian ini,
umpan diukur dengan biaya umpan dan besarnya biaya umpan yang digunakan dalam
kegiatan penangkapan disajikan pada tabel berikut :

PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com


18

Tabel 9 Sebaran Nelayan Menurut Banyaknya Biaya Umpan Untuk Satu Kali Operasi
Responden (Orang) Persentase (%)
Besaran Biaya Umpan (Rp)
< Rp. 50.000 2 5,00
50.000 – 100.000 8 20,00
101.000 – 150.000 10 25,00
151.000 – 200.000 16 40,00
> 200.000 4 10,00
40
Sumber : Data Primer diolah, 2005
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa responden
menggunakan biaya untuk menyediakan umpan yang akan disebarkan dalam kegiatan
penangkapan ikan. Hasil penelitian diperoleh sebanyak 2 responden atau 5,00 persen
menggunakan biaya kurang dari Rp.50.000 untuk menyediakan umpan dalam proses
penangkapan ikan, 8 responden atau 20, 00 persen mengeluarkan biaya antara
Rp.50.000 – 100.000, terdapat 10 responde atau 25,00 persen mengeluarkan
biaya umpan antara Rp.101.000 – Rp.150.000, terdapat 16 responden atau 40,00
persen mengeluarkan biaya antara Rp.151.000 – Rp.200.000, selain itu dapat juga
4 responden atau 10,00 persen mengeluarkan biaya umpan lebih dari Rp.200.000 .
4.3.3. Jumlah Tenaga Kerja Nelayan (X3)
Jumlah tenaga kerja yang dilibatkan dalam satu kali operasi penangkapan ikan
adalah bervariasi. Ada nelayan yang hanya menggunakan 2 orang tenaga kerja, tapi
banyaknya pula yang menggunakan lebih dari 2 orang tenaga kerja.
Banyaknya tenaga kerja yang digunakan atau dilibatkan dalam operasi
penangkapan ikut menentukan jumlah hasil tangkapan karena seluruh alat tangkap
yang disediakan dapat lebih efektif digunakan . Berikut ini dapat kita lihat
penggunakan tenaga kerja dari 40 orangn nelayan yang dijadikan sampel.
Tabel 10. Sebaran Nelayan Menurut Jumlah Tenaga Kerja Untuk Satu Kali Operasi

Jumlah Tenaga Kerja yang Responden (Orang) Persentase (%)


digunakan (Orang)

2 2 5,00
2–4 28 70,00
>4 10 25,00
40 100,00

Sumber Data : Data primer diolah, 2005


Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa tenaga kerja
yang digunakan dalam kegiatan penangkapan. Terdapat 2 responden atau sebesar
5,00 persen mengunakan tenaga kerja sebanyak 2 orang, 28 responden atau 70
persen menggunakan tenaga kerja antara 2 – 4 orang, 10 responden atau 25,00
persen menggunakan tenaga kerja lebih dari 4 orang.
Variabel tenaga kerja nelayan yang diteliti sebagai variabel yang
mempengaruhi tingkat pendapatan nelayan, ditinjau dari banyaknya nelayan yang
melakukan kegiatan penangkapan ikan dan bertempat tinggal di Desa Pasir Putih dan
variabel ini diukur dengan biaya per orang.

PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com


19

4.3.4. Jam Operasi Perahu (X4)


Jam operasi perahu dalam penelitian diteliti untuk mengetahui waktu yang
digunakan dalam kegiatan penangkapan ikan. Jam operasi perahu dalam penelitian ini
penulis sajikan pada tabel berikut :
Tabel 11. Sebaran Nelayan Menurut Jam Operasi Perahu Untuk Satu Kali
Operasi

Jam Operasi Perahu (Jam) Responden (Orang) Persentase (%)

1–2 3 7,50
2,1 – 3 5 12,50
3,1 – 4 8 20,00
4,1 – 5 11 27,50
5,1 – 6 7 17,50
>6 6 15,00
40 100,00

Sumber : Data primer diolah, 2005


Berdasarkan data pada tabel 11 dapat dijelaskan bahwa jam operasi perahu
menunjukkan lamanya proses penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan dengan
tenaga kerjanya selama di laut. Hasil penelitian diperoleh sebanyak 3 responden atau
7,50 persen mengunakan jam operasi antara 1 – 2 jam, 5 responden atau 12,50
menggunakan waktu 2,1 – 3 jam, 8 responden atau 20,00 persen menggunakan
waktu 3,1 – 4 jam, 11 responden atau 27,50 persen menggunakan waktu 4,1 – 5
jam, terdapat 7 responden 17,50 persen menggunakan waktu 5,1 – 6 jam, dan 6
responden atau 15,00 responden
Jam operasi persahu yang digunakan tergantung dari kemampuan nelayan
untuk menyediakan peralatan dan kebutuhan terutama pancing, kail, dan umpan
serta perlengkapan pancing lainnya yang dibutuhkan dalam kegiatan penangkapan
ikan. Peralatan tangkap yang digunakan tergantung pada kegiatan penangkapan
seperti nelayan yang menggunakan perahu, alat tangkap berbeda dengan nelayan
yang menggunakan perahu motor dan tenaga kerja yang lebih dari 5 orang untuk
setiap kegiatan penangkapan guna meningkatkan pendapatan nelayan tersebut.
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah nelayan yang menggunakan alat
tangkap pancing dan kail dengan perahu sebagai sarana penangkapan ikan. Hal ini
ditujukan untuk mengetahui pendapatan nelayan dari hasil kegiatan penangkapan ikan
di Desa Pasir Putih.
4.4. Analisis Pendapatan
Analisis pendapatan yang dilakukan dalam penelitian ini ditujukan untuk
mengetahui tingkat pendapatan nelayan dalam kegiatan penangkapan ikan oleh
nelayan di Desa Pasir Putih. Pendapatan tersebut diperoleh dari harga jual ikan yang
dilakukan oleh nelayan pada tingkat harga jual ikan rata-rata. Adapun besarnya
pendapatan yang diperoleh dari penjualan ikan, penulis sajikan pada tabel berikut :

PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com


20

Tabel 12. Sebaran Nelayan Menurut Pendapatan Untuk Satu Kali Operasi

Tingkat pendapatan Rata- Responden Persentase (%)


rata (Rp) (Orang)

< 100.000 2 5,00


100.000 – 200.000 4 10,00
201.000 – 300.000 10 25,00
301.000 – 400.000 11 27,50
401.000 – 500.000 8 20,00
> 500.000 5 12,50

40 100,00
Sumber : Data primer diolah, 2005
Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa jumlah
pendapatan yang diperoleh dari penjualan hasil tangkapan ikan, terdapat 2 responden
atau 5,00 persen mempunyai pendapatan kurang dari Rp.100.000, 4 responden
atau 10 persen memperoleh pendapatan antara Rp.100.000 – 200.000, 10
responden atau 25,00 persen memperoleh pendapatan antara Rp.201.000 –
300.000, 11 responden atau 27,50 persen memperoleh pendapatan antara
Rp.301.000 – 400.000, 8 responden atau 20,00 persen memperoleh pendapatan
antara Rp.401.000 – 500.000, selain itu terdapat 5 responden atau 12,5 persen.
Pendapatan yang diperoleh nelayan tersebut masih harus dikurangi dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan oleh nelayan dalam kegiatan penangkapan. Dalam
penelitian ini variabel biaya tidak dibahas secara detail dan yang dijelaskan hanyalah
besarnya pendapatan penjualan ikan dari setiap nelayan.
4.5. Analisis Regresi Berganda
Penelitian yang dilakukan untuk menjawab permasalahan yang dikemukakan
dalam penelitian ini, mengemukakan faktor-faktor yang dianggap berpengaruhi dan
akan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda untuk menguji
pengaruh faktor harga jual ikan, jumlah ikan, jumlah nelayan dan peralatan tangkap.
Hasil penelitian diperoleh data yang disajikan pada tabel berikut :
Tabel 13. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel Bebas Koefisien Standar t hitung Signifikan
Regresi Error t.
X1 15,312 31,707 0,483 0,632
X2 0,874 0,321 2,726 0,010
X3 13977,787 12320,186 1,135 0,264
X4 68104,228 13801,694 4,934 0,000
Sumber : Hasil Perhitungan
Konstanta ( a ) = 288.550,3
Koefisien korelasi = 0,912
Koefisien determinasi = 0,955
F. Ratio = 90,444
Signifikan F = 0,000

PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com


21

Berdasarkan hasil analisis regresi yang diperoleh maka diperoleh persamaan


regresi sebagai berikut :
Y = 288.550,3 + 15,312X1 + 0,874X2 + 13.977,787X3 + 68.104,228 X4
Hasil uji regresi linear berganda diperoleh bahwa nilai a = 1,483 ini
mempunyai arti bahwa pendapatan nelayan yang besarnya tidak dipengaruhi oleh
harga jual ikan (X1), biaya umpan (X2), jumlah tenaga kerja (X3) dan jam operasi perahu
(X4) adalah sebesar Rp.288.550,3 atau Rp.288.500.
Nilai b1 = 15,312 yang artinya jika harga jual ikan naik sebesar Rp.1 akan
menaikan pendapatan nelayan sebesar Rp.15,312. Nilai b2 = 0,874 yang artinya
bahwa jika biaya umpan dinaikan sebesae Rp 1, maka akan menaikkan pendapatan
sebesar Rp.0,874, Nilai koefisien b3 =13.977,787 yang artinya untuk setiap
penambahan Rp. 1 biaya tenaga kerja, maka akan menaikkan pendapatan nelayan
sebesar Rp.13.977,787 atau Rp.13.978. sedangkan Nilai b4 = 68.104,228 yang
artinya untuk setiap penambahan jam operasi kapal dapat menaikkan pendapatan
nelayan sebesar Rp.68.104,228 atau Rp.68.100.
a. Uji simultan (Uji F)
Nilai F ratio yang diperoleh sebesar 90,444 dengan signifikan F sebesar 0,000
berarti secara simultan X1,X2,X3, dan X4 secara bersama sama memiliki
signifikan yang nyata terhadap tingkat pendapatan nelayan. Dengan kata lain
dapat dipercayai bahwa keempat variabel yang dimasukkan dalam penelitian ini
secara bersamaan memiliki pengaruh yang bermakna terhadap tingkat
pendapatan nelayan yang berada di Desa Pasir Putih.
b. Uji Parsial (Uji t – Student)
b-1 Signifikan X1 terhadap Y apabila X2,X3,dan X4 konstan, hasil print out
komputer menunjukkan bahwa thitung X1 sebesar 0,483 dengan signifikan
0,632. Hal ini berarti bahwa secara partial X1 tidak signifikansi karena
signifikan thitung = 0,632 lebih dari α = 0,05 oleh karena itu secara
statistika variabel X1 merupakan variabel presiktor yang tidak bermakna
terhadap tingkat pendapatan nelayan di Desa Pasir Putih.
b-2 Signifikan X2 terhadap Y apabila X1,X3,dan X4 konstan, hasil print out
komputer menunjukkan bahwa thitung X2 sebesar 2,726 dengan probabilitas
0,010. dengan demikian tingkat signifikansi X2 terhadap Y lebih kecil α =
0,05 maka secara statistika variabel X2 signifikasi terhadap Y artinya
jumlah X2 merupakan variabel yang signifikan terhadap tingkat pendapatan
nelayan di Desa Pasir Putih.
b-3 Signifikan X3 terhadap Y apabila X1,X2,dan X4 konstan, hasil print out
komputer menunjukkan bahwa thitung X3 sebesar 1,135 dengan probabilitas
0,264 lebih dari α = 0,05 oleh karena itu secara statistika variabel X1
merupakan variabel presiktor yang tidak bermakna terhadap tingkat
pendapatan nelayan di Desa Pasir Putih.
b-4 Signifikan X4 terhadap Y apabila X1,X2,dan X3 konstan, hasil print out
komputer menunjukkan bahwa nilai thitung X4 sebesar 4,934 dengan
probabilitas 0,000, dengan demikian tingkat signifikansi X4 terhadap Y lebih
kecil α = 0,05 maka secara statistika variabel X4 signifikasi terhadap Y
artinya jumlah X4 merupakan variabel yang signifikan terhadap tingkat
pendapatan nelayan di Desa Pasir Putih.
Berdasarkan hasil pengujian parsial (uji t) yang diperoleh, maka fungsi
pendugaan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja dapat ditulis sebagai
berikut :
Y = 288.550,3 + 0,874X2 + 68.104,228 X4
Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh bahwa secara secara parsial hanya X2,
dan X4 berpengaruh signifikan terhadap tingkat pendapatan nelayan dan simultan

PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com


22

atau bersama-sama variabel X1,X2,X3, dan X4 berpengaruh nyata terhadap tingkat


pendapatan, oleh karena itu hipotesis penelitian ini dapat diterima.
4.6. Pembahasan
Kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan di Desa Pasir Putih
merupakan bagian dari mata pencaharian dan kebiasaan nelayan dengan
menggunakan peralatan tangkap yang menunjang kegiatan penangkapan ikan,
kegiatan tersebut dilakukan untuk meningkatkan usaha penjualan ikan dan
pendapatan nelayan.
Ditinjau dari pendapatan, tingkat pendapatan nelayan dari hasil penangkapan
didukung oleh harga jual ikan dan jumlah ikan yang terjual kepada masyarakat.
Penjualan ikan tidak hanya berkisar pada Desa Pasir Putih, namun mencakup daerah
sekitarnya seperti desa Padaleu, Lembo, Taipa dan desa Lemo Bajo. Hal ini dilakukan
untuk memperoleh pendapatan guna melanjutkan kegiatan penangkapan ikan
berikutnya.
Hasil analisis yang diperoleh bahwa faktor harga jual, jumlah ikan, jumlah
umpan, tenaga kerja dan jam operasi perahu mempunyai pengaruh terhadap tingkat
pendapatan nelayan di Desa Pasir Putih dengan faktor lain dianggap cateri paribus.
4.6.1. Harga jual ikan (X1)
Hasil analisis diperoleh bahwa harga jual ikan yang ditetapkan untuk
memperoleh tingkat pendapatan dalam penjualan ikan ditetapkan sesuai dengan
harga yang berlaku bagi setiap jenis ikan, dan diperoleh bahwa harga jual ikan tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pendapatan nelayan yang ada
di desa Pasir Putih.
4.6.2. Ju
Jumlah
mlah Umpan (X2)
Dalam kegiatan penangkapan ikan, umpan merupakan bahan pakan yang
digunakan untuk menangkap ikan. Banyaknya umpan yang digunakan dalam kegiatan
penangkapan ikan dapat meningkatkan jumlah tangkapan nelayan sehingga umpan
merupakan bagian penting dalam kegiatan penangkapan ikan yang pada akhirnya akan
meningkatkan jumlah pendapatan nelayan.
4.6.3. Jumah Tenaga Kerja Nelayan (X3)
Dalam kegiatan penangkapan ikan, tenaga kerja digunakan untuk membantu
kelancaran kegiatan penangkapan. Jumlah tenaga kerja yang digunakan tergantung
pada kondisi nelayan yang ada di Desa Pasir Putih. Kemampuan penangkapan ikan
dari tenaga kerja menunjukkan kemampuan nelayan untuk menangkap ikan, terdapat
neyalan yang menggunakan tenaga kerja kurang dari 5 orang dan ada juga nelayan
yang menggunakan tenaga kerja yang lebih dari 5 orang. Hal ini tergantung dari
kebutuhan nelayan dalam penggunakan tenaga kerja untuk kegiatan penangkapan
ikan.

4.6.4. Jam Operasi Perahu (X4)


Kegiatan penangkapan ikan di laut menggunakan waktu-waktu tersebut dan
kegiatan tersebut berada dalam orientasi waktu operasi atau jam operasi perahu
yang digunakan. Lamanya waktu operasi memberikan pengaruh terhadap jumlah
penangkapan ikan yang dilakukan oleh responden. Dengan demikian jam operasio
perahu dapat berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan ikan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang diteliti mempunyai
pengaruh terhadap tingkat pendapatan nelayan di Desa Pasir Putih.

PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com


23

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil penelitian diperoleh bahwa kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh
nelayan di Desa Pasir Putih dipengaruhi oleh variabel harga jual, umpan, jumlah
tenaga kerja dan jam operasi perahu guna meningkatkan pendapatan nelayan di
Desa Pasir Putih.
2. Hasil analisis diperoleh bahwa secara simultan variabel harga jual, umpan, jumlah
tenaga kerja dan jam operasi perahu berpengaruh signifikan terhadap pendapatan
nelayan, hal ini ditunjukkan Fratio sebesar 90,444 dengan signifikansi 0,000 yang
lebih kecil dari α = 0,05 pada ting kepercayaan 95 %.
3. Hasil uji partial (uji-t) diperoleh bahwa jumlah umpan dan jam operasi mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan nelayan, sedangkan harga jual dan
tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan, hal ini disebabkan oleh karena harga
jual ikan tergantung pada jenis ikan dan jumlah ikan yang diperoleh nelayan, selain
itu tenaga kerja dalam kegiatan penangkapan ikan tergantung pada kebutuhan
nelayan atas jumlah tenaga kerja tersebut.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat
disarankan sebagai berikut :
1. Untuk lebih meningkatkan jumlah tangkapan ikan, nelayan di Desa Pasir Putih
harus melakukan kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan umpan yang
banyak dan jam operasi yang lama, sehingga nelayan dapat meningkatkan
pendapatannya.
2. Untuk meningkatkan pendapatan, maka harga jual ikan yang ditetapkan nelayan
harus disesuaikan dengan jenis ikan dan jumlah ikan yang dijual sehingga nelayan
dapat meningkatkan pendapatannya.
3. Untuk dapat meningkatkan kegiatan penangkapan, maka nelayan dapat
menetapkan jumlah tenaga kerja yang akan digunakan. Sehingga dapat
meningkatkan jumlah tangkapan ikan dapat setiap kali penangkapan.

DAFTAR PUSTAKA

Ami Sudarma. 1992. Pengolahan Hasil Produksi dan Pemasarannya, PT.Gunung Agung,
Jakarta.
Bishop dan Toussaint,1992, Pemasaran Hasil-
Hasil-Hasil Pertanian dan Aplikasinya, Erlangga,
Jakarta.
,1993, Pengantar Ilmu Perikanan, Erlangga, Jakarta.
Bruce R. Beattic- O.Robbert Tailor, 1994, Perencanaan Usahatani, Edisi Terjemahan
Sukamto dkk, LPUI-Jakarta.
Djarwanto, PS. 1984, Statistik, BPEF-UGM, Yogyakarta
Ekawani Susanti, 2000 Faktor-
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Mempengaruhi Hasil Tangkapan Ikan Di Desa
Bungi Kecamatan Wajo Kabupaten Buton, Skripsi Unhalu.
Enteng Sastraatmaja 1994 Ekosistem dan Biota Laut, Rajawali Press Jakarta
Fadholi Hermanto 1995, Pengelolaan Hasil Pertanian dan Aplikasinya, PT. Rinake Cipta,
Jakarta.
I Gusti, 1994, Ekonomi Pertanian, Bina Aksara, Jakarta
Jarwanto, 1995, Ekonomi Publik, BPFE-UGM, Yogyakarta.
Kartosapoetra 1992. Manajemen Usahatani, Bina Aksara, Jakarta

PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com


24

Kecill, LP3ES,
Mubyarto 1992 Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Usaha Keci
Jakarta
Purwadarminta 1993 Pembangunan Ekonomi, Elex Media Komputerindo, Jakarta
Sadono Sukirno 1993 Teori Ekonomi, BPFE- UGM, Yogyakarta
Scheldland, 1995, Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Pemanfaatannya, Penebar Swadaya,
Jakarta.
Slamet Soesono, 1994 Ilmu Perikanan, Gajah Mada University Press, Jakarta.
Soekartawi dkk 1996, Teori Ekonomi dan Faktor Produksi, Rajawali Press, Jakarta.
Sofyan Assauri 1993 Ekonomi Pertanian, LP3ES, Jakarta
Suparmoko, 1992, Ekonomi Pembangunan, Cetakan Keempat, Salemba Empat, Jakarta.
Syamsuddin, AR 1994. Budidaya Hasil Perikanan. PT. Rineka Cipta, Jakarta
Wasis, 1992. Produksi Pertanian, PT. Rineka Cipta, Jakarta
Winardi (1992:12) Pengantar Ilmu Ekonomi dan Bisnis Modern, Media Grafika, Jakarta.
Winkel, 1993, Teori Ekonomi, Bima Grafika, Jakarta

HASIL UJI REGRESI BERGANDA

Variables Entered/Removed
Model Variables Entered Variables Method
Removed
1 X4, X3, X2, X1 . Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Y

Model Summary
R Std. Error Change Durbin-
Model

Adjuste
Square

Square

of the Statistics F Change df1 df2 Sig. F Watson


dR
R

Estimate R Square Change


Change
.955 .912 .902 63315.964 .912 90.444 4 35 .000 1.899
5
a Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1
b Dependent Variable: Y

ANOVA
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
1 Regression 14503256022 4 3625814005 90.444 .000
68.392 67.098
Residual 14031189773 35 4008911363
1.609 .760
Total 15906375000 39
00.000
a Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1
b Dependent Variable: Y

Coefficients
Unstandar Std. Error Standardiz t Sig. 95% Upper Correlation
(Constant)

dized ed Confidenc Bound s


Partial
Model

Coefficient Coefficient e Interval


Part

s s for B
B Beta Lower Zero-order
Bound

PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com


25

1 - 127281.46 -2.267 .030 - -


288550.32 5 546945.43 30155.211
4 6
X1 15.312 31.707 .077 .483 .632 -49.055 79.680 .909 .081 .024
X2 .874 .321 .306 2.726 .010 .223 1.525 .876 .418 .137
X3 13977.787 12320.186 .109 1.135 .264 - 38989.094 .804 .188 .057
11033.520
X4 68104.228 13801.694 .530 4.934 .000 40085.300 96123.156 .916 .641 .248
a Dependent Variable: Y

Casewise Diagnostics
Case Std. Y
Number Residual
23 -3.121 250000.0
a Dependent Variable: Y
Residuals Statistics
Minimum Maximum Mean Std. N
Deviation
Predicted Value -24882.5078 627082.3750 276250.0000 192841.478 40
8
Residual -197606.0625 123648.0547 5.457E-11 59981.1718 40
Std. Predicted -1.562 1.819 .000 1.000 40
Value
Std. Residual -3.121 1.953 .000 .947 40
a Dependent Variable: Y

PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

Anda mungkin juga menyukai