Anda di halaman 1dari 19

SERI MODUL KULIAH IV / TATAP MUKA KE

-4

PRINCIPLES OF
CORPORATE FINANCE

FINANCIAL STATEMENT
ANALYSIS

Disusun Oleh :
Rusman Effendi, Drs.Ec.,M.M.,M.S.Akt
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
BUDDHI
Jl. Imam Bonjol No. 41 Karawaci Tangerang

SESSION
III
FINANCIAL STATEMENT
ANALYSIS
PENDAHULUAN
Laporan Keuangan (Financial Statement) merupakan hasil akhir dari
proses akuntansi yang membuat informasi tentang pelaksanaan tanggung
jawab manajemen dan diungkapkan dalam bentuk satuan moneter (mata
uang). Dengan demikian, laporan keuangan sepenuhnya adalah menjadi
tanggung jawab manajemen yang merupakan pertanggung jawaban atas
kewenangan untuk mengelola sumber daya perusahaan yang diserahkan
atau dipercayakan oleh pemilik.
Analisis Laporan Keuangan dilakukan untuk mengetahui “kondisi
keuangan” suatu perusahaan yang melibatkan “Neraca” dan “Laporan Laba
Rugi”. Neraca (Balance Sheet) merupakan Laporan yang menggambarkan
jumlah kekayaan (harta), kewajiban (utang) dan modal dari suatu
perusahaan pada saat tertentu. Biasanya, Neraca disusun pada akhir tahun
(31 Desember). Kekayaan atau harta disajikan pada sisi Aktiva, sedangkan
kewajiban atau utang dan modal sendiri disajikan pada sisi Pasiva.
Laporan Laba Rugi (Income Statement) merupakan Laporan yang
menggambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari suatu
perusahaan pada periode tertentu. Sebagaimana halnya Neraca, biasanya
Laporan Laba Rugi disusun setiap akhir tahun (31 Desember). Berdasarkan
Laporan Laba Rugi, akan diperoleh Laba atau Rugi perusahaan.
Apabila pendapatan lebih besar dari biaya akan terjadi “Laba”.
Sebaliknya, apabila penghasilan atau pendapatan lebih kecil dari biaya,
maka perusahaan akan mengalami “Keugian”. Kinerja keuangan suatu
perusahaan sangat bermanfaat bagi berbagai pihak seperti investor,

“Principle of Corporate Finance” Authorized By : Rusman Effendi , Drs.,M.M.,M.S.Akt 2


Hal :
STIE Buddhi Tangerang
kreditor, para analis keuangan, konsultan keuangan, pialang, pemerintah
dan pihak manajemen sendiri.

4.1. Laporan Keuangan (Financial Statement)


Untuk memahami Manajemen Keuangan, kita tidak dapat meng-
hindar dari suatu Laporan Keuangan. Karena Laporan Keuangan disusun
dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan
pada pihak - pihak yang berkepentingan sebagai dasar pertimbangan
didalam mengambil suatu keputusan. Pihak pihak yang berkepentingan
tersebut antara lain Manajemen, Pemiik, Kreditur, Investor, Pemerintah
dan sebagainya.

4.1.1. PengertianLaporanKeuangan (Financial Statement De-


fined)
“Laporan Keuangan adalah merupkaan hasil akhir dari proses
akuntansi yang meliputi 2 laporan utama berupa Neraca dan
Laporan Laba Rugi.”

4.1.2. Komponen Laporan Keuangan


Suatu Laporan Keuangan dapat terdiri atas neraca dan Laporan
Laba Rugi. Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan
suatu perusahaan pada saat tertentu. Suatu neraca memiliki 2 sisi yang
berbeda yakni sisi debet dan sisi kredit. Pada sisi debet menunjukkan
posisi kekayaan perusahaan (aktiva) yang terdiri atas aktiva lancar dan
aktiva tetap.
Aktiva lancar adalah aktiva yang masa perputarannya kurang atau
maksimal dalam satu tahun yang termasuk kelompok aktiva ini antara lain
kas, efek, piutang dagang, piutang wesel, persediaan, dan perlengkapan.
Aktiva tetap adalah aktiva yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun
atau berjangka waktu leih panjang. Yang termasuk dalam kelompok aktiva
ini adalah Tanah, Bangunan, Gedung, Mesin, Kendaraan, Peralatan dan
Inventaris
Sedangkan Pada sisi Kredit atau pasiva menunjukkan sumber
kekayaan perusahaan yang terdiri dari 2 sumber utama yani utang dan
modal. Utang terdiri dari dua jenis yakni utang jangka pendek (short term
liabilities) utang jangka panjang (long term liabilities) Utang jangka pendek
adalah utang yang masa jatuh temponya kurang dari satu tahun seperti
utang dagang, utang gaji, utang pajak.
Sedangkan utang jangka panjang utang yang berjangka waktu
lebih dari satu tahun seperti utang obligasi, utang hipotik, dan utang bank
“Principle of Corporate Finance” Authorized By : Rusman Effendi , Drs.,M.M.,M.S.Akt 3
Hal :
STIE Buddhi Tangerang
jangka panjang. Pada sisi pasiva lainnya terdapat ekuity atau modal yang
terdiri dari modal saham, agio saham, laba ditahan dan cadangan lainya.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada neraca dari PT Maksindo Pratama
dibawah ini :

Gambar 4.1.
PT Maksindo Pratama Neraca
For the Year Ended December 31, 2006
(Dalam Dollar)
Current Assets Current Liabilities
Cash 34.250 Account Payable 22.100
Marketable Securities 50.000 Notes Payable 36.000
Account Payable 112.400 Taxes Payable 7.400
Inventory 145.200 Total Current Liabilities 65.500
Total Current Assets 341.850
Fixed Assets
Land 120.000 Long Term Debt
Building 90.000 Bond Payable 150.000
Machinery & Equipment 200.000 Bank Payable 100.000
Vehicles 54.650 Total Long Term Debt 250.000
Total Fixed Assets 464.650 Equity 491.000
Total Long Term Debt &
Total Assets 806.500 806.500
Owner’s Equity

Sedangkan Laporan Laba - Rugi adalah Laporan yang menunjuk-


kan hasil kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Laporan ini
bisa digunakan sebagai indikator keberhasilan perusahaan dalam
menjalan-kan usahanya selama satu periode tertentu. Laporan laba - rugi
pada dasar-nya menggambarkan dua macam arus yang membentuk laba
atau rugi. Laba terjadi apabila penghasilan yang diperoleh dalma satu
periode lebih besar dibandingkan dengan biaya - biaya yang dikeluarkan,
sebaliknya rugi akan akan timbul bila pendapatan lebih rendah dibanding
dengan biaya - biaya yang dikeluarkan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
gambar 4.2. di bawah ini.
Gambar 4.2.
“Principle of Corporate Finance” Authorized By : Rusman Effendi , Drs.,M.M.,M.S.Akt 4
Hal :
STIE Buddhi Tangerang
PT Maksindo Pratama
Income Statement
For the Year Ended December 31, 2006
(Dalam Dollar)
Sales 1.240.000,00
Cost of Good Sold (570.000,00)
Gross Profit 670.000,00
Operating Expenses :
- General & Adm Expense 150.000,00
- Markweting Expense 115.000,00
Earning Before Interest & Taxes (EBIT) 405.000,00
Interest (75.000,00)
Earning Before Tax (EBIT) 330.000,00
Tax 30 % 99.000,00
Earning After Taxes (EAT) 231.000,00
4.2. Financial Statement Analysis
4.2.1. Pengertian Financial Statement Analysis
Menurut Sofyan Syafri Harahap (1999 : 189) mengemukakan
pengertian Analisis Laporan Keuangan sebagai berikut :
“ Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos - pos laporan
keuangan menjadi unit - unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikanatau yang mempunyai
makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuanititatif
maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi
keuang-an lebih dalam yang sangat penting dalam proses
menghasilkan keputusan yang tepat.”
Leopold A Bernstein (1998 ; 27) mengemukakan definisi dari
Analisis Laporan Keuangan adalah sebagai berikut :
“ Financial statement analysis is the judgmental process that aims to
a valuate the current and pas financial position and the result of
the operations of an enterprise, with primary objective of deter-
mining the best possible estimates and prediction about future
conditions and performance. “
Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
“ Analisis Laporan keuangan adalah Analisis terhadap laporan
keuang-an yang dapat “memaximaze” informasi yang masih relatif
sedikit menjadi informasi yang lebih luas dan akurat, sehingga

“Principle of Corporate Finance” Authorized By : Rusman Effendi , Drs.,M.M.,M.S.Akt 5


Hal :
STIE Buddhi Tangerang
berguna untuk mengambil suatu keputusan ekonmi yang tepat
serta dapat memprediksi keadaan dimasa mendatang. “

4.2.2. Financial Statement Analysis Model


Adapun Model - model Analisis Informasi Keuangan dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Corporate Financial Management Model
Model yang dipergunakan oleh pihak manajemen untuk pe-
ngambilan keputusan jangka pendek maupun jangka panjang,
peningkatan efisiensi dan efektivitas operasi, serta untuk menge-
valuasi dan meningkatkan kinerja perusahaan.
b. Bank Lending Decision Making Model
Model yang digunakan oleh para Banker untuk membuat ke-
putusan memberi atau menolak kredit.

c. Portofolio Selection Model


Model yang digunakan oleh para investor dalam rangka pe-
ngambilan keputusan investasi pada sekuritas.

4.3. Using Financial Ratios


4.3.1. Pengertian Analisis Rasio (Ratio Analysis Defined)
Gitman J. Lawrence (2000:124) mengemukakan yang dimak-
sud dengan Analisis Rasio, sebagai berikut :
“ Ratio Analysis involves methods of calculating an interpreting fi-
nancial ratios to assess the firm’s performance. “
“Analisis Rasio adalah“ Suatu metode perhitungan dan interpretasi
rasio keuangan untuk menilai kinerja suatu perusahaan. “

4.3.2. Jenis Rasio Perbandingan (Type of Ratio Comparisons)


Secara umum, Terdapat 3 (tiga) tekhnik Analisis Informasi
Keuangan yang bisa digunakan oleh suatu perusahaan yakni :
a. Cross Sectional Ratio Analysis
Cross Sectional Ratio Analysis (CSRA) adalah “Analisis Rasio”
dengan membandingkan antar informasi atau data untuk satu perido,
selanjutnya hasil tersebut dibandingkan dengan rasio perbandingan
beberapa rasio pada perusahaan sejenis atau rasio rata - rata industri
b. Time Series or Trend Ratio Analysis
“Principle of Corporate Finance” Authorized By : Rusman Effendi , Drs.,M.M.,M.S.Akt 6
Hal :
STIE Buddhi Tangerang
TSRA adalah “Analsis Rasio Keuangan” untuk beberapa periode
sehingga akan terlihat prestasi atau kinerja perusahaan yang
cenderung meningkat, menurun atau cenderung konstan dalam
beberapa periode.
c. Combined Ratio Analysis
CRA adalah merupakan “Rasio Kombinasi” dari Cross Sectional
Rasio dan Time Series Analysis

4.3.3. Manfaat Analisis Rasio (Advantage of Financial Ratios)


Adapun Manfaat Analisis Rasio sebagai berikut :
a. Bagi Pihak Manajemen, Untuk perencanaan dan pengevaluasian
prestasi atau kinerja (Performance) suatu perusahaan apabila
dibandingkan dengan rata - rata perusahaan industri
b. Bagi Pihak Kreditur, Untuk memperkirakan potensi kerugian (re-
siko) yang akan dihadapi oleh perusahaan dikaitkan dengan
adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengem-
balian pokok pinjamannya
c. Bagi Para Investor, Untuk mngevaluasi nilai saham dan adanya
jaminan atas keamanan dana yang akan ditanamkan pada suatu
perusahan
4.3.4. Penggolongan Analisis Rasio Keungan (Use of Financial
Rati-os)
Pada dasarnya rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi
empat kategori utama sebagai berikut :
a. Untuk keperluan pengukuran kinerja keuangan secara menye-luruh
(overall masures)
b. Untuk keperluan pengukuran profitabilitas atau rehabilitas, yaitu
kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari
operasinya (profitability measures)
c. Untuk keperluan pengujian investasi (test of investment utilization)
d. Untuk keperluan pengujian kondisi keuangan, antara lain tentang
tingkat likuiditas dan solvbilitas, (test of financial condition)

Gitman J. Lawrence (2000:124) mengemukakan terdapat 4 jenis


ratio yang dapat digunakan untuk “Menilai Kinerja Keuang-an
Perusahaan”, yakni :
“Principle of Corporate Finance” Authorized By : Rusman Effendi , Drs.,M.M.,M.S.Akt 7
Hal :
STIE Buddhi Tangerang
a. Rasio Likuiditas (Analyzing Liquidity Ratio)
b. Rasio Utang (Analyzing Leverage or Debt Ratio)
c. Rasio Keuntungan (Analyzing Profitability Ratio)
d. Rasio Aktvitas (Analyzing Activity Ratio)
Untuk memperjelas pemahaman mengenai rasio, dibawah ini
diilustrasikan Laporan Keuangan yang terdiri dari “Laporan Laba Rugi dan
Neraca” dari PT Maksindo Pratama sebagai berikut :

PT Maksindo Pratama
Comparative Balance Sheet
For The Year Ended December 31, 2006 dan 2005
(Dalam Dollar)

Aktiva Tahun 2005 Tahun 2006


Cash 1.424.000 1.400.000
Account Receivable 4.179.000 4.520.000
Marketable Securities 1.245.000 1.400.000
Inventory 10.632.000 9.880.000
Biaya yang dibayar di muka 168.000 136.000
Piutang Pajak 280.000 232.000
Total Aktiva Lancar 17.928.000 17.568.000
Aktiva Tetap 12.768.000 12.304.000
- Akumulasi penyusutan (6.856.000) (6.328.000)
Aktiva tetap bersih 5.912.000 5.976.000
Aktiva tetap lainnya 2.160.000 1.640.000
Total Aktiva 26.000.000 25.184.000
Hutang dan Modal Sendiri
Utang bank dan Utang wesel 3.584.000 2.848.000
Utang dagang 1.184.000 1.088.000
Utang pajak 288.000 1.016.000
Utang Lancar lainnya 1.528.000 1.312.000
Utang Lancar 6.584.000 6.264.000
Utang Jangka Panjang 5.048.000 5.016.000
Modal Sendiri :
“Principle of Corporate Finance” Authorized By : Rusman Effendi , Drs.,M.M.,M.S.Akt 8
Hal :
STIE Buddhi Tangerang
Saham Biasa nominal 3.368.000 3.368.000
Tambahan Modal 2.888.000 2.888.000
Laba yang ditahan 8.112.000 7.648.000
Total Modal sendiri 14.368.000 13.904.000
Total Utang dan Modal Sendiri 26.000.000 25.184.000

PT Maksindo Pratama
Income Statement
For The Year Ended December 31, 2006 dan 2005
(Dalam Dollar)
2005 2006
Penjualan Bersih 31.936.000 29.768.000
Harga Pokok Penjualan (21.440.000) 20.000.000
Laba Kotor 10.496.000 9.768.000
Biaya Operasi
- Biaya Penjualan (1.425.000) 1.640.000
- Biaya Adm & Umum (2.975.000) 2.325.000
- Pembayaran Lease (2.500.000) 2.450.000
- Biaya Penyusutan (396.000) 313.000
Laba Usaha sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) 2.520.000 3.040.000
Biaya Bunga (680.000) 560.000
Laba Sebelum Pajak (EBT) 2.520.000 2.480.000
Pajak (912.000) 896.000
Laba Setelah Pajak (EAT) 1.608.000 1.584.000
Dividend Cash 1.114.000 1.040.000
Peningkatan Laba yang ditahan 464.000 544.000
A. Rasio Likuiditas (Analyzing Liquidity)
Digunakan untuk mengukur tingkat keamanan kreditur dan
operasi perusahaan tidak akan terganggu apabila menunaikan
kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo. Ukuran Rasio
Likuiditas terdiri atas 4 kategori yakni :
1. Net working Capital
Adalah merupakan alat ukur yang diperoleh dari Aktiva Lancar
(Current Assets) dikurangi dengan Pasiva Lancar (Current Liabili-ties).
Formula modal kerja bersih sebagai berikut :
 Net working
Capital =

MKB (2006) = Rp. 17.568.000 - Rp. 6.264.000 = Rp. 11.304.000


MKB (2005) = Rp. 17.928.000 - Rp. 6.584.000 = Rp. 11.344.000

“Principle of Corporate Finance” Authorized By : Rusman Effendi , Drs.,M.M.,M.S.Akt 9


Hal :
STIE Buddhi Tangerang
Kesimpulan :
Berdasarkan Perhitungan NWC (2006) sebesar Rp. 11.304.000
dan NWC (2005) sebesar Rp. 11.344.000 sehingga terjadi
penurunan modal kerja bersih sebesar Rp. 40.000
2. Current Ratio
Adalah merupakan rasio yang membandingkan antara Aktiva
Lancar (Current Assets) yang dimiliki perusahaan dengan Utang
Jangka Pendek (Current Liabilities) Formula Rasio Lancar (Current
Ratio) sebagai berikut :

Aktiva Lancar
Current Ratio (CR) = –––––––––––––– x 100
%

17.568.000
CR (2006) = –––––––––– = 100 %
6.264.000
= 2,80 atau 280 %
17.928.000
CR (2005) = –––––––––– = 100 %
6.584.000
= 2,72 atau 272 %
Kesimpulan :
Berdarkan Perhitungan CR (2006) sebesar 2,80 atau 280 %. Artinya
Kewajiban Jangka Pendek sebesar Rp. 1 ditanggung / dijawin
dengan aktiva lancar sebesar Rp. 2,80 atau 280 %. Sedangkan CR
(2005) sebesar 2,72 atau 272 % artinya Kewajiban Jangka Pendek
sebesar Rp. 1 ditangung atau dijamin dengan aktiva lancar sebesar
Rp. 2,72 atau 272 %

3. Quick (Acid Taxes) Ratio


Adalah merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi
persediaan dengan Utang Lancar. Rasio ini menunjukkan alat likuid
yang paling cepat dimiliki oleh perusahaan guna untuk melunasi
kewajiban lancarnya. Persediaan dianggap aktiva yang paling tidak
lancar karena untuk menjadi uang tunai (kas) yang memerlu-kan 2 cara
yakni menjadi piutang terlebih dahulu sebelum berubah menjadi kas.
Formula untuk menghitung Quick Ratio sebagai berikut :

Aktiva Lancar - Persediaan


Quick Ratio (QR) = ––––––––––––––––––––––––– x 100
“Principle of %
Corporate Finance” Authorized By : Rusman Effendi , Drs.,M.M.,M.S.Akt 10
Hal :
STIE Buddhi Tangerang
17.568.000 - 9.880.0000
QR (2006) = –––––––––––––––––––––– x 100 %
6.264.000

= 1,23 atau 123 %

17.928.000 - 10.632.000
QR (2005) = ––––––––––––––––––––– x 100 %
6.584.000

= 1,11 atau 111 %


Kesimpulan :
Berdasarkan Perhitungan QR (2006) sebesar 1,23 atau 123 %.
Artinya Kewajiban Jangka Pendek Rp. 1 dijamin oleh Aktiva Lancar
selain oleh Persediaan sebesar Rp. 1,23 atau 123 %. Sedangkan QR
(2005) sebesar 1,11 atau 111 %. Artinya Kewajiban Jangka Panjang
Rp. 1 dijamin oleh Aktiva Lancar selain oleh Persediaan sebesar Rp.
1,11 atau 111 %. Untuk prinsip kehati - hatian, maka besarnya QR
suatu perusahaan yang paling rendah 100 %. Artinya Kewajiban
Jangka Pendek dijamin oleh Persediaan sebesar Rp. 1
4. Cash Ratio
Adalah merupakan rasio yang membandingkan antara kas dan
aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas atau surat ber-harga
(marketable securities) dengan utang lancar. Formula yang digunakan
untuk menghitung cash ratio sebagai berikut :

Kas + Surat Berharga


Cash Ratio = ––––––––––––––––––– x 100
%

1.400.000 + 1.400.000
CR (2006) = –––––––––––––––––––– x 100 %
6.264.000

= 0,45 atau 45 %

1.424.000 + 1.245.000
QR (2005) = ––––––––––––––––––– x 100 %
6.584.000
“Principle of Corporate Finance” Authorized By : Rusman Effendi , Drs.,M.M.,M.S.Akt 11
Hal :
STIE Buddhi Tangerang
= 0,40 atau 40 %
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan CR (2006) sebesar 0,45 atau 45 %. Artinya
bahwa setiap Rp. 1 Utang Lancar dijamin dengan Rp. 0,45 Uang Kas
dan yang segera menjadi Kas. Sedangkan CR (2005) sebesar 0,40
atau 40 %. Artinya bahwa setiap Rp. 1 Utang Lancar dijamin dengan
Rp. 0,40 dan yang segera menjadi Kas.

B. Rasio Utang (Analyzing Leverage or Debt Ratio)


Ratio Leverage menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana
perusahaan yang dibiayai oleh utang. Suatu perusahaan dapat memilih
dari 3 (tiga) alternatif kemung-kinan kebutuhan dana yang dibelanjai
melalui utang yakni :
a. Apabila suatu perusahaan tidak memiliki utang atau leverage
faktornya, maka sama dengan 0 (nol). Artinya perusahaan dalam
beroperasi sepenuhnya menggunakan modal sendiri atau tanpa
menggunakan utang sama sekali.
b. Apabila suatu perusahaan semakin rendah tingkat leverage
faktornya, maka perusahan memiliki risiko yang rendah atau kecil
seandainya kondisi ekonomi mengalami kemerosotan.
c. Apabila suatu perusahaan semakin besar tingkat leveragenya,
maka semakin besar jumlah utang yang digunakan atau semakin
besar risiko bisnis yang akan dihadapi terutama pada saat kondisi
perekonomian semakin memburuk

Ratio Leverage yang bisa dimanfaatkan untuk melihat


prestasi atau kinerja suatu perusahaan sebagi berikut :
1. Rasio Utang (Debt Ratio)
Adalah merupakan rasio antara total utang (Total Debt) dengan total
harta (Total Assets) yang dinayatakan dalam persentase. Rasio Utang
digunakan untuk mengukur seberapa besar persen harta perusahaan
yang dibelanjai melalui Utang. Formula yang digunakan untuk Rasio
Utang (Debt Ratio) sebagai berikut :

Total Debt
Debt Ratio = –––––––––––– x 100
%

11.280.000
“Principle of Corporate Finance” Authorized By : Rusman Effendi , Drs.,M.M.,M.S.Akt 12
Hal :
STIE Buddhi Tangerang
Debt Ratio (2006) = ––––––––––– x 100 % = 0,45 atau 45 %
25.184.000

11.632.000
Debt Ratio (2005) = ––––––––––– x 100 % = 0,45 atau 45 %
26.000.000
Kesimpulan :
Berdasarkan Perhitungan Untuk Tahun (2006) Aktiva Perusa-haan
sebesar 45 % dibelanjai dengan utang. Sedangkan Tahun (2005)
Aktiva Perusahaan sebesar 45 % juga dibiayai melalui utang.
Semakin tinggi DR menunjukkan bahwa perusahaan semakin
berisiko. Apabila semakin berisiko maka kreditur meminta imbalan
yang semakin tinggi pula.
2. Times Interest Earned Ratio
Adalah merupakan rasio yang mengatur kemampuan perusahaan
memenuhi beban tetapnya berupa bunga dengan laba yang
diperolehnya. Time Interest Earned Ratio sering disebut sebagai
Coverage Ratio yang merupakan rasio antara laba sebelum bunga dan
pajak dengan beban bunga. Formula yang sering digunakan sebagai
berikut :

Earnings before Interest and Taxes


Times Interest Earned =
–––––––––––––––––––––––––––––––

2.480.000
TIER (2006) = ––––––––––– = 4,42 kali
560.000

2.520.000
TIER (2005) = ––––––––––– = 3,70 kali
680.000

Kesimpulan :
Berdasarkan Perhitungan TIER (2006) sebesar 4,42 kali dan (2005)
sebesar 3,70 kali. Hal ini berarti keuntungan perusahaan hanya bisa
menutupi beban bunga masing - masing sebesar 4,42 dan 3,70 kali,
sehingga kondisi perusahaan menunjukkan yang kurang baik

3. Fixed - Payment Coverage Ratio


“Principle of Corporate Finance” Authorized By : Rusman Effendi , Drs.,M.M.,M.S.Akt 13
Hal :
STIE Buddhi Tangerang
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menutup beban
tetapnya termasuk pembayaran dividen saham preferen, bunga,
angsuran pinjaman, dan sewa. Karena mungkin saja pe-rusahaan
menggunakan aktiva tetap dengan cara leasing, sehingga harus
membayar angsuran tertentu. Untuk menghitung rasio ini bisa
menggunakan Formula sebagai berikut :
Earnings before interest and taxes + lease
payments
Interest + Lease payments + {(principal payments +

3.040.000 + 560.000
FPCR (2006) = –––––––––––––––––– = 4,42 kali
560.000

2.520.000
FPCR (2005) = –––––––––– = 3,70 kali
680.000

4. Rasio Total Utang terhadap Modal Sendiri (Total Debt to


Equity Ratio)

Total debt to equity ratio


Total Debt to equity rating =
––––––––––––––––––––––

11.632.000
Total Debt to Equity Ratio (1999) : ––––––––––– 0,81 = 81 %
14.632.0000

11.280.000
Total Deb to equity ratio (2000) = –––––––––– = 0,81 / 81 %
13.904.000

C. Rasio Keuntungan (Profitability Ratios)


“Principle of Corporate Finance” Authorized By : Rusman Effendi , Drs.,M.M.,M.S.Akt 14
Hal :
STIE Buddhi Tangerang
1. Gross Profit Margin
Penjualan Bersih - Harga Pokok Penjualan
Gross Profit Margin = ––––––––––––––––––––––––––––––––––
Penjualan Bersih
31.936.000 - 20.000.000

GPM (1999) = ––––––––––––––––––––––– = 32,87 %


31. 960.000
29.768. 800.000 - 20.000.000
GPM (2000) = ––––––––––––––––––––––––– = 32,81 %
31.936.000

2. Net Profit Margin


Laba Setelah Bunga dan
Pajak
Net Profit Margin = –––––––––––––––––––––––

1.608.000
NPM (1999) = –––––––––– = 5,04 %
31.936.000
1.584.000
NPM (2000) = –––––––––– = 5,32 %
29.768.000

3. Return on Investment (ROI)


Laba Bersih setelah Pajak
Return on Investment (ROI) =
–––––––––––––––––––––––––

1.608.000
ROI (1999) = ––––––––– = 6,19 %
26.000.000
1.584.0000
KOI (200 = –––––––––– = 6,29 %
25.184.000

4. Return on Equity (ROE)


Laba Bersih setelah Pajak
Return on Equity (ROE) =
“Principle of –––––––––––––––––––––––
Corporate Finance” Authorized By : Rusman Effendi , Drs.,M.M.,M.S.Akt 15
Hal :
STIE Buddhi Tangerang
1.608.0000
ROE (1999) = –––––––––– = 11,19 %
14.368.000
1.584.000
ROE (2000) = –––––––––– = 11,39 %
13.904.000

5. Rentabilitas Ekonomi
Laba Usaha atau
EBIT
Rentabilitas Ekonomi =

3.200.000
RE (1999) = –––––––––– = 12,31%
26.000.000
3.040.000
RE (2000) = –––––––––– = 12,07 %
25.184.000

D. Rasio Aktivitas (Analyzing Activity Ratios)


1. Receivable Turnover
Penjualan Kredit Bersih Setahun
Receivable Turnover =
–––––––––––––––––––––––––––––

31.936.000
= –––––––––– = 5,89 kali
5.424.000

2. Inventory Turnover
Harga Pokok Penjualan
Inventory Turnover (tahun 1999) = –––––––––––––––––––––
Rata - rata Persediaan
“Principle of Corporate Finance” Authorized By : Rusman Effendi , Drs.,M.M.,M.S.Akt 16
Hal :
STIE Buddhi Tangerang
21.440.000
= –––––––––– = 2,02 kali
10.632.000

Harga Pokok Penjualan


Inventory Turnover (tahun 200) = –––––––––––––––––––––
Rata - rata Persediaan
20.000.000
= ––––––––––– = 1,95 kali
10.256.000

10.632.000 + 9.880.000
Rata - rata Piutang = –––––––––––––––––––– = Rp. 10.256.000
2

3. Receivable Turnover in days

Jumlah hari dalam setahun


Average collection period = ––––––––––––––––––––––––
atau

Piutang x Jumlah hari dalam setahun


= –––––––––––––––––––––––––––––––––
Penjualan Kredit

365
Average collection period (1999) = –––– = 62 hari
5,89
365
Average collection period (2000) = –––– = 62,52 hari = 70 hari
5,25

4. Total Assets Turnover


Penjualan Bersih
Total assets Turnover (TATO) =
–––––––––––––––

31.936.000
“Principle of Corporate Finance” Authorized By : Rusman Effendi , Drs.,M.M.,M.S.Akt 17
Hal :
STIE Buddhi Tangerang
TATO (1999) = ––––––––– = 1,23 kali
26.000.000

29.768.000
TATO (2000) = ––––––––––– = 1,18 kali
25.184.000

 ROI dan Pendekatan Dupont

EAT
Nice Profits Margin = –––––––––––––––
Penjualan Bersih
EAT
ROI = –––––––––––
Total aktiva
Penjualan Bersih
Perputaran Aktiva = –––––––––––––––––
Total Aktiva
“Principle of Corporate Finance” Authorized By : Rusman Effendi , Drs.,M.M.,M.S.Akt 18
Hal :
STIE Buddhi Tangerang
“Principle of Corporate Finance” Authorized By : Rusman Effendi , Drs.,M.M.,M.S.Akt 19
Hal :
STIE Buddhi Tangerang

Anda mungkin juga menyukai