Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATAKULIAH

BUDIDAYA HAYATI LAUT


”Nitrit”

DISUSUN OLEH :
Adi Nugroho K2D 008 0
Arvianto Wibowo K2D 008 0
Astri Wijayanti K2D 008 0
Christiana Manulang K2D 008 0
Dedi Iwan Pramono K2D 008 0
Lady Yuniar K2D 008 0
M. Khaerul Latif K2D 008 0
Wakhid Indra Kusuma K2D 008 0
Yulia Ulfah K2D 008 085

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2010
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi dan usaha budidaya udang maupun ikan di tambak sejak
beberapa tahun yang lalu membuat kebutuhan akan pakan buatan (tambahan) menjadi sangat
esensial bagi kelangsungan dan peningkatan produksi udang. Banyak pabrikan pakan buatan
yang komersial bagi keperluan budidaya ikan/udang yang memproduksi secara besar-besaran.
Hal ini sangat wajar, karena penerapan teknolgi budidaya ikan atau udang akan survive dan eksis
dalam usahanya apabila dalam proses produksinya sudah menggunakan pakan tambahan
sepenuhnya dan diaplikasikan secara kontinyu.

Kegiatan usaha budidaya air payau, khususnya tambak udang merupakan usaha yang
proses produksinya hampir mencapai 60% menggunakan pakan formulasi buatan terutama pada
teknolgi semi-intensif hingga superintensif. Usaha mencukupi kebutuhan produksi ikan dunia
secara langsung berdampak pada meningkatnya usaha budidaya ikan intensif yang berciri
tingginya tingkat kepadatan ikan dan pemberian pakan buatan. Kedua hal ini mengakibatkan
adanya sisa pakan yang tidak termakan dan buangan feses ikan peliharaan dimana bahan-bahan
sisa pakan dan feces ini dimanfaatkan oleh plankton dan akibatnya pertumbuhan alga meningkat
(blooming plankton). Dalam proses pertumbuhannya, plankton ini membutuhkan oksigen
(asimilasi) dan plankton yang melimpah ini menguras ketersediaan oksigen di perairan. Oksigen
sangat diperlukan oleh bakteri untuk dapat menguraikan buangan sisa pakan dan nitrogen
menjadi senyawa yang bermanfaat. Namun pada kondisi oksigen yang terbatas, bakteri pengurai
akan menghasilkan senyawa pengurai seperti amonia dan nitrit yang bersifat racun buat ikan dan
udang.
Nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-) adalah ion-ion anorganik alami, yang merupakan bagian
dari siklus nitrogen. Aktifitas mikroba di tanah atau air menguraikan sampah yang mengandung
nitrogen organik pertama-pertama menjadi ammonia, kemudian dioksidasikan menjadi nitrit dan
nitrat. Oleh karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat adalah
senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air yang terdapat di
permukaan. Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk ammonia anhidrat seperti juga sampah
organik hewan maupun manusia, dapat meningkatkan kadar nitrat di dalam air. Senyawa yang
mengandung nitrat di dalam tanah biasanya larut dan dengan mudah bermigrasi dengan air
bawah tanah. Sumber nitrat lainnya pada air sumur adalah pencemaran dari sampah organik
hewan dan rembesan dari septic tank.

1.2 Permasalahan
Dalam budidaya, menurut Murjiyo (1998), permasalahan yang dihadapi pada tahun 1980-
an adalah teknik pembesaran untuk mencapai ukukan yang ditargetkan dan produksi maksimum,
serta untuk mengoptimumkan penggunaan pakan dan meminimumkan tingkat kematian udang
ataupun ikan selama pemeliharaan. Sedang pada akhir-akhir ini kegagalan produksi banyak
disebabkan oleh timbulnya penyakit dan penurunan kualitas lingkungan. Penurunan kualitas
lingkungan pada umumnya disebabkan oleh pencemaran dari luar serta pengotoran karena
kegiatan budidaya. Pencemaran dari luar budidaya meliputi antara lain, yaitu buangan industri,
buangan dari kegiatan pertanian dan buangan rumah tangga. Selain itu, pengotoran karena
kegiatan budidaya itu sendiri, yaitu berupa sisa pakan dan buangan dari proses metabolisme
hewan yang dibudidayakan. Apabila masukan buangan ini berlangsung terus menerus akan
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan budidaya, yaitu terjadi blooming plankton
yang pada akhirnya akan menyebabkan kegagalan panen.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya, diantaranya yaitu kualitas air.
Parameter yang diamati adalah parameter kualitas air yang meliputi : suhu, pH, DO, CO2,
Alkalinitas, NH3-N, NO2-N, NO3-N, PO4-P, kelimpahan plankton.
Probiotik adalah mikroba yang merupakan bahan tambahan di peraian (Moriarty, 1998).
Umumnya bakteri probiotik terdiri dari bakteri nitrifiying dan atau bakteri heterotrofik
(Gatesoup, 1999). Bakteri heterotrofik adalah bakteri yang mengkonsumsi oksigen untuk
mengahsilkan karbodioksida dan amoniak pada saat proses oksidasi. Sedangkan bakteri autrofik
nitrtiying mengkonsumsi oksigen dan karbondioksida pada saat oksidasi amoniak dengan produk
akhirnya nitrat (Moriarty, 1996)
Menurut siklusnya, bakteri akan mengubah nitrogen menjadi nitrat yang kemudian
digunakan oleh tumbuh-tumbuhan. Hewan yang memakan tumbuh-tumbuhan kemudian
menggunakan nitrat untuk menghasilkan protein di dalam tubuh. Setelah itu, nitrat akan
dikeluarkan kembali ke lingkungan dari kotoran hewan tersebut. Mikroba pengurai kemudian
mengubah nitrat yang terdapat dalam bentuk amoniak menjadi nitrit. Selain itu, nitrat juga
diubah menjadi nitrit pada traktus digestivus manusia dan hewan. Setelah itu bakteri
dilingkungan akan mengubah nitrit menjadi nitrogen kembali.
Tetapi apabila jumlah nitrit ataupun nitrat yang berada di suatu lingkungan melebihi
kadar normal maka siklus ini tidak akan dapat berjalan sebagaimana metinya. Aktifitas pertanian
yang dilakukan manusia telah banyak meningkatkan kadar nitrat dilingkungan karena
penggunaan pupuk yang berlebihan. Nitrat dan nitrit sangat mudah bercampur dengan air dan
terdapat bebas didalam lingkungan. Kandungan nitrit yang tinggi didalam perairan sangat
berbahaya bagi udang dan ikan, karena nitrit dalam darah mengoksidasi haemoglobin menjadi
meta-haemoglobin yang tidak mampu mengedarkan oksigen (Spotte, 1979), kandungan nitrit
sebaiknya lebih kecil dari 0,3 ppm. Kadar oksigen terlarut dalam air merupakan faktor pembatas
dan sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya proses nitrifikasi.
BAB II
ISI

2.1 Nitrit (NO2-N)


Nitrit merupakan bentuk nitrogen yang berperan sebagai nutrient utama bagi
pertumbuhan tanaman dan alga. Nitrit nitrogen sangat mudah larut dalam air dan memiliki sifat
yang relatif stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi yang sempurna di perairan. pada
dasarnya, nitrat merupakan sumber utama nitrogen diperairan, akan tetapi, tumbuhan lebih
menyukai amonium untuk disgunakan dalam proses pertumbuhan. Nitrit merupakan bentuk
peralihan antara amonia dan nitrat (nitrifikasi) dan antara nitrat dan gas nitrogen (denitrifikasi)
yg terbentuk dalam kondisi anaerob. Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan limbah
domestik.
Nitrit merupakan hasil lebih lanjut dari proses pembusukan polutan yang ada. Dalam
jumlah yang cukup tinggi nitrit merupakan racun yang cukup membahayakan bagi darah ikan
dan udang. Kadar nitrit pada perairan relatif stabil karena segera dioksidasi menjadi nitrat.
Perairan alami mengandung nitrit sekitar 0,001 mg/liter. Pada salinitas di atas 20 ppt, batas
ambang aman nitrit adalah < 2 ppm (Chen dan Lie, 1990). Kadar nitrat dan nitrit di dalam air
tambak yang melebihi ambang batas tersebut akan berpengaruh negatif terhadap benih atau bibit
yang dipelihara. Konsentrasi kandungan unsur nitrogen nitrit dalam air. Kandungan nitrit yang
tinggi didalam perairan sangat berbahaya bagi udang dan ikan, karena nitrit dalam darah
mengoksidasi haemoglobin menjadi meta-haemoglobin yang tidak mampu mengedarkan oksigen
(Spotte, 1979), kandungan nitrit sebaiknya lebih kecil dari 0,3 ppm. Kadar oksigen terlarut dalam
air merupakan faktor pembatas dan sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya proses
nitrifikasi.
Nitrit merupakan ion-ion an-organik alami yang merupakan bagian dari sebuah siklus
unsur Nitrogen di alam. Proses dimulai dari bahan/material yang mengandung Nitrogen oleh
mikroorganisme dirubah menjadi Amoniak (NH4), kemudian akan mengalami oksidasi menjadi
Nitrit (NO2-), selanjutnya ion Nitrit tersebut akan mengalami oksidasi lagi menjadi Nitrat
(NO3-) yang relatif memiliki ikatan kimia lebih stabil.
2.2 Sifat Fisik dan Struktur Kimia
Probiotik adalah mikroba yang merupakan bahan tambahan di peraian (Moriarty, 1998).
Umumnya bakteri probiotik terdiri dari bakteri nitrifiying dan atau bakteri heterotrofik
(Gatesoup, 1999). Bakteri heterotrofik adalah bakteri yang mengkonsumsi oksigen untuk
mengahsilkan karbodioksida dan amoniak pada saat proses oksidasi. Sedangkan bakteri autrofik
nitrtiying mengkonsumsi oksigen dan karbondioksida pada saat oksidasi amoniak dengan produk
akhirnya nitrat (Moriarty, 1996)
Menurut siklusnya, bakteri akan mengubah nitrogen menjadi nitrat yang kemudian
digunakan oleh tumbuh-tumbuhan. Hewan yang memakan tumbuh-tumbuhan kemudian
menggunakan nitrat untuk menghasilkan protein di dalam tubuh. Setelah itu, nitrat akan
dikeluarkan kembali ke lingkungan dari kotoran hewan tersebut. Mikroba pengurai kemudian
mengubah nitrat yang terdapat dalam bentuk amoniak menjadi nitrit. Selain itu, nitrat juga
diubah menjadi nitrit pada traktus digestivus manusia dan hewan. Setelah itu bakteri
dilingkungan akan mengubah nitrit menjadi nitrogen kembali.
Protein yang ada ditambak akibat kelebihan pakan, feces (kotoran) udang dan lain-lain
akan diubah oleh bakteri anaerob clostiridium sp menjadi Asam Amino yang akan berubah
menjadi Amonia. Amonia dapat berubah bentuk menjadi Nitrit kemudian berubah menjadi
Nitrat. Kesetimbangan reaksi kima ini disebut proses Nitrifikasi. Sumber utama amoniak
didalam tambak adalah :

• Sisa pakan yang tidak dimakan


• Kotoran udang
• Plankton mati
• Bahan organic & an organic lain

Nitrat dibentuk dari asam nitrit yang berasal dari ammonia melalui proses oksidasi
katalitik. Nitrit juga merupakan hasil metabolisme dari siklus nitrogen. Bentuk pertengahan dari
nitrifikasi dan denitrifikasi. Nitrat dan nitrit adalah komponen yang mengandung nitrogen
berikatan dengan atom oksigen, nitrat mengikat tiga atom oksigen sedangkan nitrit mengikat dua
atom oksigen. Di alam, nitrat sudah diubah menjadi bentuk nitrit atau bentuk lainnya.
Struktur kimia dari nitrat Struktur kimia dari nitrit

O == N -- O-

Berat molekul: 62.05 Berat molekul: 46.006


Pada kondisi yang normal, baik nitrit maupun nitrat adalah komponen yang stabil, tetapi
dalam suhu yang tinggi akan tidak stabil dan dapat meledak pada suhu yang sangat tinggi dan
tekanan yang sangat besar. Biasanya, adanya ion klorida, bahan metal tertentu dan bahan organik
akan mengakibatkan nitrat dan nitrit menjadi tidak stabil. Jika terjadi kebakaran, maka tempat
penyimpanan nitrit maupun nitrat sangat berbahaya untuk didekati karena dapat terbentuk gas
beracun dan bila terbakar dapat menimbulkan ledakan. Bentuk garam dari nitrat dan nitrit tidak
berwarna dan tidak berbau serta tidak berasa. Bersifat higroskopis.
Dalam akuarium dan kolam perairan, nitrit diproduksi oleh bakteri Nitrosomonas ketika
amonia dipecah. Dalam "Kualitas Air Kriteria", OATA merekomendasikan bahwa Nitrit tidak
boleh melebihi 0.2mg / l di air tawar dan 0.125mg / l dalam air laut. Nitrit poisions ikan dengan
cara mengikat hemoglobin dalam darah mencegah itu membawa oksigen, pada dasarnya
mencekik ikan. Insang ikan mati sebagai akibat dari keracunan nitrit adalah warna coklat.Di air
tawar toksisitas nitrit dapat dikurangi dengan penambahan sejumlah kecil garam tertentu. produk
proprietary untuk tujuan ini tersedia. Tingkat dapat dikurangi dengan apapun, atau kombinasi
dari berikut ini: peternakan umum, kaus dan makan prosedur perbaikan peningkatan filtrasi
biologis pengenceran oleh perubahan air.
Ternyata kolam yang mempunyai proporsi air laut lebih tinggi (klorida tinggi)
menunjukkan tingkat kematian udang yang lebih rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat
Williams dan Eddy (1986), bahwa klorida menghambat pelepasan nitrit. Makin tinggi level
klorida makin tinggi letal konsentrasi nitrit. Konsentrasi nitrat yang tinggi pada hijauan pakan
tidak selalu menyebabkan keracunan pada ternak yang mengkon-sumsinya, bergantung pada
kandungan nutrisi pada pakan yang diberikan. Pakan campuran dengan rasio karbohidrat yang
tinggi akan menghambat pembentukan nitrit sehingga mencegah keracunan pada ternak. Oleh
karena itu, pencampuran berbagai jenis hijauan yang mengandung nitrat tinggi dan rendah akan
menurunkan konsentrasi nitrat dalam pakan campuran tersebut.

2.3 Proses Nitrifikasi

Pada proses pertama nitrifikasi bakteri Nitrosomonas mampu mengubah Ammonia


(NH4+) menjadi Nitrit (NO2-). Konsentrasi nitit yang tinggi tidak baik untuk budidaya udang
karena nitrit mampu menimbulkan methemoglobin (proses oksidasi Fe2+ pada haemoglobin atau
Cu pada haemosianin) pada ikan sehingga proses pengikatan O2 terhambat. Meskipun udang
tidak memiliki sel darah merah tapi terlihat ada efek pada udang bila nitrit tinggi (Ahmad Taufik
1991).

Pada proses berikutnya bakteri Nitrobacter mengubah Nitrit (NO2-) menjadi Nitrat
(NO3-). Penumpukan Nitrit biasanya terjadi karena lingkungan tidak mendukung kehidupan
Nitrobacter. Menurut Spotte dalam Ahmad Taufik, proses Nitrifikasi biasanya paling cepat
terjadi pada suhu 25 s/d 35⁰C dan Ph 7 s/d 8. Dengan catatan konsentrasi O2 & CO2 sebagai
unsur dalam proses Nitrifikasi cukup tersedia.

2.4 Kesetimbangan NH3 dan NH4+

Amonia dalam air berada dalam bentuk kesetimbangan dengan reaksi kimia:
NH3 + H+ <===> NH4+

Sulit memisahkan NH3 dan NH4+ didalam perairan tambak karena selalu dalam bentuk
kesetimbangan maka NH3 dan NH4+ selalu dihitung bersama dalam bentuk NH4 – N atau
ammonia total. Persentase NH3 dalam total ammonia dipengaruhi oleh pH dan suhu dengan
ilustrasi sebagai berikut :

Pada pH air rendah (asam) ammonia cenderung lebih banyak dalam bentuk NH4+ sedangkan
dalam pH air tinggi (basa), ammonia cenderung lebih banyak dalam bentuk NH3
Pada suhu air rendah ammonia cenderung lebih banyak dalam bentuk NH4+ sedangkan dalam
suhu air tinggi ammonia cenderung lebih banyak dalam bentuk NH3.

Penelitian terbaru pada udang penaeid menunjukkan amonia secara nyata mempengaruhi
respon kekebalan, tergantung konsentrasinya. Kandungan amonia yang tinggi mengurangi
aktifitas jaringan Hematoporetic.

2.5 Pengujian kadar Nitrit dalam air dengan Kalorimetri


Ruang Lingkup :
Lingkup pengujian meliputi cara pengujian kadar nitrit yang terdapat dalam air antara 0,001-
0,500 mg/L dan penggunaan metode asam sulfanilat dengan alat spectrometer yang pada kisaran
panajng gelombang 543 nm.
Ringkasan :
Metode pengujian dimaksudkan sebagai pegangan dalam pelaksanaan pengujian kadar nitrit
dalam air. Peralatan yang digunakan antara lain :
1. Spectrometer sinar tunggal atau sinar ganda yang mempunyai kisaran panjang gelombang
antara 190-900 nm dan lebar celah antara 0,2-2 nm, dan telah dikalibrasi.
2. Pipet ukur 10 mL
3. Labu ukur 100 dan 1000 mL
4. Labu Erlenmeyer 100 dan 250 mL
5. Pipet seukuran 10 dan 50 mL
6. Gelas ukur 50 mL
7. Gelas piala 500 mL
Persiapan benda uji, antara lain:
a. Sediakan contoh uji yang telah diambil sesuai dengan metode pengambilan contoh uji
kualitas air.
b. Ukur 50 mL contoh uji secara duplo dan masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 100 mL.
c. Apabila contoh uji mengandung kadar zat tersuspensi yang tinggi, saring dengan
saringan membrane yang berpori.
Cara uji, antara lain :
1. Pipet 50 mL benda uji dan masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 100 mL
2. Tambahkan 1 mL larutan asam sulfanilat.
3. Biarkan larutan tersebut bereaksi selama 2-8 menit.
4. Tambahkan 1 mL larutan naftl etilendiamin dihidroklorida, aduk dan biarkan.
Metoda ini dipakai untuk penetapan kadar nitrit dalam air dengan spektofotometri ini
digunakan untuk pengujian kadar nitrit dalam air antara 0,001– 0,100 mg/L. jika menggunakan
kuvet 1 cm dalam penentuan kadar nitrit, maka akan diperoleh kadar nitrit 0,18/L. Untuk
meningkatkan ketelitian pembacaan dapat digunakan kuvet yang lebih panjang lintasanya ( 5
cm– 10 cm ). Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah satu dari sekian
banyak instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu senyawa kimia.
Spektrofotometer umum digunakan karena kemampuannya dalam menganalisa begitu banyak
senyawa kimia serta kepraktisannya dalam hal preparasi sampel apabila dibandingkan dengan
beberapa metode analisa. Spektrofotometri uv-vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah
ultraviolet (200– 350 nm) dan sinar tampak (350– 800 nm) oleh suatu senyawa.
Serapan cahaya uv atau cahaya tampak mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi
elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi
berenergi lebih tinggi. Panjang gelombang cahaya uv atau cahaya tampak bergantung pada
mudahnya promosi elektron. Molekul- molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk
promosi elektron, akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek. Molekul yang
memerlukan energi lebih sedikit akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih panjang.
Senyawa yang menyerap cahaya dalam daerah tampak (senyawa berwarna) mempunyai elektron
yang lebih mudah dipromosikan dari pada senyawa yang menyerap pada panjang gelombang
lebih pendek.
BAB III
KESIMPULAN

Nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-) adalah ion-ion anorganik alami, yang merupakan bagian
dari siklus nitrogen. Nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat adalah
senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air yang terdapat di
permukaan. Nitrat berasal dari ammonium yang masuk ke dalam badan sungai terutama melalui
limbah domestic. Sedangkan Nitrit merupakan produk intermediet antara amonium dan nitrat
dimana nitrit dihasilkan dari dekomposisi feses oleh organisme yang ada di perairan.
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat dapat terjadi baik
dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan dan dari oksidasi NO2 oleh
bakteri dari kelompok Nitrobacter. Kandungan nitrit yang tinggi didalam perairan sangat
berbahaya bagi udang dan ikan, karena nitrit dalam darah mengoksidasi haemoglobin menjadi
meta-haemoglobin yang tidak mampu mengedarkan oksigen, kandungan nitrit sebaiknya lebih
kecil dari 0,3 ppm.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/zat-aditif/natrium-nitrit-atau-
sodium-nitrit/
http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni/buat%20web/RSNI
%20CD/ABSTRAKS/UMUM/AIR/METODE/SNI%2006-2484-2002.pdf
http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/p3264075.pdf
http://www.liliaquarium.com/index.php?option=com_content&view=article&id=205:kimia-air-
water-chemistry&catid=34:profil
http://www.slideshare.net/putranana/kualitas-lahan-tambak-sinjai-timur-pasca-bencana
http://illonkjie.blogspot.com/2010/04/kandungan-nitrat-no3-dan-nitritno2-pada.html
http://miftakhulfirdaus.wordpress.com/2009/06/30/penggunaan-probiotik-pada-udang-windu/
http://eprints.undip.ac.id/18452/1/NUR_ISDARMAWAN.pdf
http://kendariekspres.com/content/view/550/50/
http://www.scribd.com/doc/12969877/e040102

Anda mungkin juga menyukai