BDL Pak Sunaryo
BDL Pak Sunaryo
DISUSUN OLEH :
Adi Nugroho K2D 008 0
Arvianto Wibowo K2D 008 0
Astri Wijayanti K2D 008 0
Christiana Manulang K2D 008 0
Dedi Iwan Pramono K2D 008 0
Lady Yuniar K2D 008 0
M. Khaerul Latif K2D 008 0
Wakhid Indra Kusuma K2D 008 0
Yulia Ulfah K2D 008 085
Kegiatan usaha budidaya air payau, khususnya tambak udang merupakan usaha yang
proses produksinya hampir mencapai 60% menggunakan pakan formulasi buatan terutama pada
teknolgi semi-intensif hingga superintensif. Usaha mencukupi kebutuhan produksi ikan dunia
secara langsung berdampak pada meningkatnya usaha budidaya ikan intensif yang berciri
tingginya tingkat kepadatan ikan dan pemberian pakan buatan. Kedua hal ini mengakibatkan
adanya sisa pakan yang tidak termakan dan buangan feses ikan peliharaan dimana bahan-bahan
sisa pakan dan feces ini dimanfaatkan oleh plankton dan akibatnya pertumbuhan alga meningkat
(blooming plankton). Dalam proses pertumbuhannya, plankton ini membutuhkan oksigen
(asimilasi) dan plankton yang melimpah ini menguras ketersediaan oksigen di perairan. Oksigen
sangat diperlukan oleh bakteri untuk dapat menguraikan buangan sisa pakan dan nitrogen
menjadi senyawa yang bermanfaat. Namun pada kondisi oksigen yang terbatas, bakteri pengurai
akan menghasilkan senyawa pengurai seperti amonia dan nitrit yang bersifat racun buat ikan dan
udang.
Nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-) adalah ion-ion anorganik alami, yang merupakan bagian
dari siklus nitrogen. Aktifitas mikroba di tanah atau air menguraikan sampah yang mengandung
nitrogen organik pertama-pertama menjadi ammonia, kemudian dioksidasikan menjadi nitrit dan
nitrat. Oleh karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat adalah
senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air yang terdapat di
permukaan. Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk ammonia anhidrat seperti juga sampah
organik hewan maupun manusia, dapat meningkatkan kadar nitrat di dalam air. Senyawa yang
mengandung nitrat di dalam tanah biasanya larut dan dengan mudah bermigrasi dengan air
bawah tanah. Sumber nitrat lainnya pada air sumur adalah pencemaran dari sampah organik
hewan dan rembesan dari septic tank.
1.2 Permasalahan
Dalam budidaya, menurut Murjiyo (1998), permasalahan yang dihadapi pada tahun 1980-
an adalah teknik pembesaran untuk mencapai ukukan yang ditargetkan dan produksi maksimum,
serta untuk mengoptimumkan penggunaan pakan dan meminimumkan tingkat kematian udang
ataupun ikan selama pemeliharaan. Sedang pada akhir-akhir ini kegagalan produksi banyak
disebabkan oleh timbulnya penyakit dan penurunan kualitas lingkungan. Penurunan kualitas
lingkungan pada umumnya disebabkan oleh pencemaran dari luar serta pengotoran karena
kegiatan budidaya. Pencemaran dari luar budidaya meliputi antara lain, yaitu buangan industri,
buangan dari kegiatan pertanian dan buangan rumah tangga. Selain itu, pengotoran karena
kegiatan budidaya itu sendiri, yaitu berupa sisa pakan dan buangan dari proses metabolisme
hewan yang dibudidayakan. Apabila masukan buangan ini berlangsung terus menerus akan
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan budidaya, yaitu terjadi blooming plankton
yang pada akhirnya akan menyebabkan kegagalan panen.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya, diantaranya yaitu kualitas air.
Parameter yang diamati adalah parameter kualitas air yang meliputi : suhu, pH, DO, CO2,
Alkalinitas, NH3-N, NO2-N, NO3-N, PO4-P, kelimpahan plankton.
Probiotik adalah mikroba yang merupakan bahan tambahan di peraian (Moriarty, 1998).
Umumnya bakteri probiotik terdiri dari bakteri nitrifiying dan atau bakteri heterotrofik
(Gatesoup, 1999). Bakteri heterotrofik adalah bakteri yang mengkonsumsi oksigen untuk
mengahsilkan karbodioksida dan amoniak pada saat proses oksidasi. Sedangkan bakteri autrofik
nitrtiying mengkonsumsi oksigen dan karbondioksida pada saat oksidasi amoniak dengan produk
akhirnya nitrat (Moriarty, 1996)
Menurut siklusnya, bakteri akan mengubah nitrogen menjadi nitrat yang kemudian
digunakan oleh tumbuh-tumbuhan. Hewan yang memakan tumbuh-tumbuhan kemudian
menggunakan nitrat untuk menghasilkan protein di dalam tubuh. Setelah itu, nitrat akan
dikeluarkan kembali ke lingkungan dari kotoran hewan tersebut. Mikroba pengurai kemudian
mengubah nitrat yang terdapat dalam bentuk amoniak menjadi nitrit. Selain itu, nitrat juga
diubah menjadi nitrit pada traktus digestivus manusia dan hewan. Setelah itu bakteri
dilingkungan akan mengubah nitrit menjadi nitrogen kembali.
Tetapi apabila jumlah nitrit ataupun nitrat yang berada di suatu lingkungan melebihi
kadar normal maka siklus ini tidak akan dapat berjalan sebagaimana metinya. Aktifitas pertanian
yang dilakukan manusia telah banyak meningkatkan kadar nitrat dilingkungan karena
penggunaan pupuk yang berlebihan. Nitrat dan nitrit sangat mudah bercampur dengan air dan
terdapat bebas didalam lingkungan. Kandungan nitrit yang tinggi didalam perairan sangat
berbahaya bagi udang dan ikan, karena nitrit dalam darah mengoksidasi haemoglobin menjadi
meta-haemoglobin yang tidak mampu mengedarkan oksigen (Spotte, 1979), kandungan nitrit
sebaiknya lebih kecil dari 0,3 ppm. Kadar oksigen terlarut dalam air merupakan faktor pembatas
dan sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya proses nitrifikasi.
BAB II
ISI
Nitrat dibentuk dari asam nitrit yang berasal dari ammonia melalui proses oksidasi
katalitik. Nitrit juga merupakan hasil metabolisme dari siklus nitrogen. Bentuk pertengahan dari
nitrifikasi dan denitrifikasi. Nitrat dan nitrit adalah komponen yang mengandung nitrogen
berikatan dengan atom oksigen, nitrat mengikat tiga atom oksigen sedangkan nitrit mengikat dua
atom oksigen. Di alam, nitrat sudah diubah menjadi bentuk nitrit atau bentuk lainnya.
Struktur kimia dari nitrat Struktur kimia dari nitrit
O == N -- O-
Pada proses berikutnya bakteri Nitrobacter mengubah Nitrit (NO2-) menjadi Nitrat
(NO3-). Penumpukan Nitrit biasanya terjadi karena lingkungan tidak mendukung kehidupan
Nitrobacter. Menurut Spotte dalam Ahmad Taufik, proses Nitrifikasi biasanya paling cepat
terjadi pada suhu 25 s/d 35⁰C dan Ph 7 s/d 8. Dengan catatan konsentrasi O2 & CO2 sebagai
unsur dalam proses Nitrifikasi cukup tersedia.
Amonia dalam air berada dalam bentuk kesetimbangan dengan reaksi kimia:
NH3 + H+ <===> NH4+
Sulit memisahkan NH3 dan NH4+ didalam perairan tambak karena selalu dalam bentuk
kesetimbangan maka NH3 dan NH4+ selalu dihitung bersama dalam bentuk NH4 – N atau
ammonia total. Persentase NH3 dalam total ammonia dipengaruhi oleh pH dan suhu dengan
ilustrasi sebagai berikut :
Pada pH air rendah (asam) ammonia cenderung lebih banyak dalam bentuk NH4+ sedangkan
dalam pH air tinggi (basa), ammonia cenderung lebih banyak dalam bentuk NH3
Pada suhu air rendah ammonia cenderung lebih banyak dalam bentuk NH4+ sedangkan dalam
suhu air tinggi ammonia cenderung lebih banyak dalam bentuk NH3.
Penelitian terbaru pada udang penaeid menunjukkan amonia secara nyata mempengaruhi
respon kekebalan, tergantung konsentrasinya. Kandungan amonia yang tinggi mengurangi
aktifitas jaringan Hematoporetic.
Nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-) adalah ion-ion anorganik alami, yang merupakan bagian
dari siklus nitrogen. Nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat adalah
senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air yang terdapat di
permukaan. Nitrat berasal dari ammonium yang masuk ke dalam badan sungai terutama melalui
limbah domestic. Sedangkan Nitrit merupakan produk intermediet antara amonium dan nitrat
dimana nitrit dihasilkan dari dekomposisi feses oleh organisme yang ada di perairan.
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat dapat terjadi baik
dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan dan dari oksidasi NO2 oleh
bakteri dari kelompok Nitrobacter. Kandungan nitrit yang tinggi didalam perairan sangat
berbahaya bagi udang dan ikan, karena nitrit dalam darah mengoksidasi haemoglobin menjadi
meta-haemoglobin yang tidak mampu mengedarkan oksigen, kandungan nitrit sebaiknya lebih
kecil dari 0,3 ppm.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/zat-aditif/natrium-nitrit-atau-
sodium-nitrit/
http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni/buat%20web/RSNI
%20CD/ABSTRAKS/UMUM/AIR/METODE/SNI%2006-2484-2002.pdf
http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/p3264075.pdf
http://www.liliaquarium.com/index.php?option=com_content&view=article&id=205:kimia-air-
water-chemistry&catid=34:profil
http://www.slideshare.net/putranana/kualitas-lahan-tambak-sinjai-timur-pasca-bencana
http://illonkjie.blogspot.com/2010/04/kandungan-nitrat-no3-dan-nitritno2-pada.html
http://miftakhulfirdaus.wordpress.com/2009/06/30/penggunaan-probiotik-pada-udang-windu/
http://eprints.undip.ac.id/18452/1/NUR_ISDARMAWAN.pdf
http://kendariekspres.com/content/view/550/50/
http://www.scribd.com/doc/12969877/e040102