Anda di halaman 1dari 12

c c

   


 c  



pH dan alkalinitas merupakan unsur senyawa kimia yang
berpengaruh dalam perairan. pH mengambarkan konsentrasi hidrogen apabila
perairan itu bersifat asam, basa, alkalis atau netral. Ph ini sangat berperan
dalam perairan guna makhluk hidup yang ada pada perairan

Alkalis menggambarkan jumlah basa (alkalis) yang terkandung


dalam air yang dapat ditentukan dengan fitrasi asam kuat (H2SO4)atau HCl
sampai pH tertentu. Alkalisa juga diseb ut sebagai daya menggabung asam
(DMA) atau dijernihkan disebut dengan Sowersoft Bidung Vermogen(SBV)
yang artinya kemampuan air dalam menyerap asam garam basa ini berasal
dari kation yang dapat bereaksi dengan karbonat CO3 ataupun hidroksi.

B. Rumusan Masalah
— Menjelaskan mengenai pH?
— Menyebutkan tentang alat -alat yang di gunakan untuk
mengukur pH pada perairan.
— Menjelaskan mengenai alkalinitas.




c c

c   


   


Derajat keasaman atau pH merupakan suatu indeks kadar ion


hidrogen (H+) yang mencirikan keseimbangan asam dan basa. Derajat
keasaman suatu perairan, baik tumbuhan maupun hewan sehingga sering
dipakai sebagai petunjuk untuk menyatakan baik atau buruknya sua tu perairan
(Odum, 1971).

Nilai pH juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi


produktifitas perairan (Pescod, 1973). Nilai pH pada suatu perairan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap organisme perairan sehingga seringkali
dijadikan petunjuk untu k menyatakan baik buruknya suatu perairan (Odum,
1971).

Biasanya angka pH dalam suatu perairan dapat dijadikan indikator


dari adanya keseimbangan unsur-unsur kimia dan dapat mempengaruhi
ketersediaan unsur-unsur kimia dan unsur-unsur hara yang sangat bermanfaat
bagi kehidupan vegetasi akuatik. Tinggi rendahnya pH dipengaruhi oleh
fluktuasi kandungan O2 maupun CO2. Tidak semua mahluk bisa bertahan
terhadap perubahan nilai pH, untuk itu alam telah menyediakan mekanisme
yang unik agar perubahan tidak terjadi atau terjadi tetapi dengan cara perlahan
(Sary, 2006).

Tingkat pH lebih kecil dari 4, 8 dan lebih besar dari 9, 2 sudah dapat
dianggap tercemar. Disamping itu larutan penyangga merupakan larutan yang
dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konju gatnya ataupun oleh
basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi ini disebut sebagai reaksi
asam-basa konjugasi, yaitu Larutan ini mempertahankan pH pada daerah
asam (pH < 7).
Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan
garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya
yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam
lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan
garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang b ersangkutan.
Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium, kalium, barium,
kalsium, dan lain-lain. Larutan penyangga yang sedangkan pH yang tinggi
mengindikasikan perairan basa. Larutan penyangga yang bersifat basa Larutan
ini mempertahankan pH pa da daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan
larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal
dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa
lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berl ebihi.
Secara pH parameter ntuk kehidupan ikan -ikan tersebut adalah 6,5 -8,4 (Asdak,
2007).

1. Reaksi kimia yang terjadi (asam dan basa)

a. Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri.


Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO-
membentuk molekul CH3COOH.

CH3COO(aq) + H+(aq) ĺ CH3COOH(aq)

b. Pada penambahan basa.

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH - dari basa
itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan
kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat
dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berku rangnya
komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut
bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.
CH3COOH(aq) + OH-(aq) ĺ CH3COO-(aq) + H2O(l)

2. Larutan penyangga basa

Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada l arutan penyangga yang


mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses
sebagai berikut:

b. Pada penambahan asam.

Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan


mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbanga n bergeser ke
kanan, sehingga konsentrasi ion OH - dapat dipertahankan. Disamping itu
penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH3),
bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3
membentuk ion NH4+.

NH3 (aq) + H+(aq) ĺ NH4+ (aq)

Fungsi pH

Derajat keasaman pH ini sangat penting sebagai parameter kualitas air


karena ia mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam
air. Selain itu ikan dan mahluk-mahluk akuatik lainnya hidup pada selang pH
tertentu, sehingga dengan diketahuinya nilai pH maka kita akan tahu apakah
air tersebut sesuai atau tidak untuk menunjang kehidupan mereka. Fluktuasi
pH air sangat di tentukan oleh alkalinitas air tersebut. Apabila alkalinitasnya
tinggi maka air tersebut akan mudah mengembalikan pH-nya ke nilai semula,
dari setiap "gangguan" terhadap pengubahan pH. Dengan demikian kunci dari
penurunan pH terletak pada penanganan alkalinitas dan tingkat kesadahan air.
Apabila hal ini telah dikuasai maka penurunan pH akan lebih mudah di lakukan.

Pengaruh pH

pH sangat mempengaruhi beberapa unsur nilai di perairan seperti


CO2, dan alkalinitas. Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar
karbondioksida bebas. pH juga mempengaruhi toksinitas suatu senyawa kimia
yang tidak terionisasi da n bersifat toksit. Selain itu pH juga mempengaruhi
proses biokimia dalam perairan misalnya power nitrifikasi akan berakhir pada
pH rendah.

c
    

pH 7 : Netral
7<pH<14 : Basa(alkalis)
0,<pH<7 :Asam


      

Derajat Keasaman (pH) sangat penting sebagai parameter kualitas


air yaitu diberbagai perairan tawar:

a. Danau
Perairan danau nilai pH berkisar pH 6,7 ± 8,6 hal ini dkarenakan karena
kedalaman danau dangkal sehingga pH tanah sangat mempengaruhinya.

b. Waduk

Perairan waduk nilai pH berkisa r 5,7-10,5 hal ini dikarenakan


pengukuran pH dan konduktivitas menunjukkan bahwa penurunan pH sejalan
dengan kedalaman, diikuti kenaikan konduktivitas. Hal ini disebabkan proses
dekomposisi bahan organik menyebabkan terbentuknya senyawa-senyawa
asam organik yang akan menurunkan pH, dan pelepasan senyawa anorganik
yang akan memperkaya kandungan ion dalam perairan sehingga
meningkatkan konduktivitas.

c. Sungai

Nilai derajat keasaman (pH) suatu perairan mencirikan


keseimbangan antara asam dan basa dalam air dan merupakan pengukuran
konsentrasi ion hidrogen dalam larutan (Saeni, 1989).
Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan
menyukai nilai pH sekitar 7-8,5 (Effendi, 2003).
Derajat Keasaman (pH) sangat penting sebagai parameter kualitas
air karena pH mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di
dalam air. Selain itu organisme akuatik dapat bertahan hidup pada kisaran ph
tertentu.
Fluktuasi pH sangat ditentukan oleh alkaliniitas air tersebut. Suatu
perairan yang produktif dan mendukung kelangsungan hidup organisme
akuatik terutama ikan menurut PP No. 82 (2001) yaitu berkisar 6 -9. Syarat
Hidup dan Kebiasaan Hidup. Ikan sangat toleran terhadap derajat keasaman
(pH) air. Ikan ini dapat bertahan hidup di perairan dengan derajat keasamaan
yang agak asam (pH rendah) sampai di perairan yang basa (pH tinggi) dengan
pH 5-9.
Kandungan oksigen yaitu 02 terlarut yang dibutuhkan bagi
kehidupan patin adalah 3 -6 ppm. Kadar karbondioksida (CO2) yang bisa
ditoleran adalah 9-20 ppm. Tingkat alkalinitas yang dibutuhkan 80 -250 ppm.
Secara sederhana, pengertian pH menunjukkan kondisi asam atau basa dari
suatu perairan. Derajat keasaman juga merupakan indikator yang dapat
mempengaruhi ketersediaan unsur -unsur lain yang sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan ikan. Nilai pH yang rendah mengindikasikan bahwa perairan
asam, sedangkan pH yang tinggi mengindikasikan perairan basa.
Kedua kondisi ini tidak baik untuk kegiatan budidaya. Perubahan pH
secara mendadak ditandai dengan berenangnya ikan sangat cepat. Bila terjadi
penurunan pH secara terus-menerus, akan keluar lendir yang berlebihan atau
iritasi kulit sehingga ikan akan mudah diserang penyakit. Kondisi yang baik
untuk ukuran keasaman perairan budidaya bera da pada kisaran pH 6 ²8 (R.
Eko Prihartono, 2004). pH atau kadar keasamaan air yang baik untuk budidaya
lobster air tawar adalah berada pada angka 6 sampai 8. (lihat gambar skala pH
berikut). Kadar keasaman ini dapat dijaga dengan total alkanitas, jumlah
plankton yang tidak berlebihan dan kebersihan dari das.


     

Adapun contoh alat ukur pH yang bisa kita gunakan di perairan:

Alat Ukur pH Digital

pH meter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur kadar


asam dan basa dalam suatu larutan atau bahan. Prinsip kerja dari alat ini yaitu
semakin banyak elektron pada sampel maka akan semakin bernilai asam begitu pun
sebaliknya, karena batang pada pH meter berisi larutan elektrolit lemah. alat ini ada
yang digital dan juga analog. p H meter banyak digunakan dalam analisis kimia
kuantitatif.
Kertas Lakmus
'm  adalah suatu kertas dari bahan kimia yang akan berubah
warna jika dicelupkan kedalam larutan asam/basa. Warna yang dihasilkan
sangat dipengaruhi oleh kadar pH dalam larutan yang ada.



  

Alkalinitas merupakan ketidakmurnian air karena adanya karbonat


dan bikarbonat dan hidroksida dalam air. Kebanyakan air bersifat alkalin
karena garam-garam alkalin sangat umum berada di tanah. Alkalinitas sering
disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pembufferan dari ion
bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air.
Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/L) kalsium karbonat
(CaCO3). Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut
sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm
disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang (Ainzha, 2009).
Alkalinitas tidak berhubungan dengan pH, tetapi berhubungan
dengan kemampuan air untuk menahan perubahan pH. Air dengan alkalinitas
rendah sangat mudah untuk merubah nilai pH. Sedangkan, air dengan
alkalinitas tinggi dapat menahan perubahan nilai pH (Ainzha, 2009).
Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan
yang mampu menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas
sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an
dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida
dalam air. Ketiga ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen
sehingga menurunkan kemasaman dan menaikan pH. Alkalinitas biasanya
dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat (CaCO3). Air dengan
kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai alkalin,
sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak
atau tingkat alkalinitas sedang.

Pada umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah


dengan nilai alkalinitas diatas 20 ppm (Prihatmoko, 2009).

Alam diberkahi dengan mekanisme pertahanan sedemikian rupa


sehingga dapat bertahan terhadap berbagai perubahan, begitu juga dengan pH
air. Mekanisme pertahanan pH terhadap berbagai perubahan dikenal dengan
istilah Kapasitas pem-buffer-an pH.

Pertahanan pH air terhadap perubahan dilakukan melalui alkalinitas


dengan proses sbb:

CO2 + H2O <==> H2CO3 <==> H+ + HCO3- <==> CO 3-- + 2H+

CO3 (karbonat) dalam mekanisme diatas melambangkan alkalinitas


air. Sedangkan H(+) merupakan sumber kemasaman.

Mekanisme diatas merupakan reaksi bolak-balik, artinya reaksi bisa


berjalan ke arah kanan (menghasilkan H+) atau ke arah kiri (menghasilkan
CO2). Oleh karena itu, apabila seseorang mencoba menurunkan pH dengan
memberikan "asam-asaman" artinya menambahkan H+ saja maka (seperti
ditunjukan mekanisme diatas). H+ tersebut akan segera diikat oleh CO 3 dan
reaksi bergerak kekiri menghasilkan CO 2, (CO2 ini akhirnya bisa lolos ke
udara). Pada saat asam baru ditambahkan, pH akan terukur rendah, tapi
setelah beberapa waktu kemudian, ketika reaksi mulai bergerak ke kiri,pH akan
kembali bergerak ke angka semula. Itulah hukum alam, dan karena itu pulalah
kita masih bisa menemukan ikan di alam sampai saat sekarang. Dengan
demikian penurunan pH tidak akan efektif kalau hanya dilakukan dengan
penambahan asam saja. Untuk itu, cobalah pula usahakan untuk menurunkan
alkalinitasnya. Kalaupun dipaksakan hanya dengan penambahan asam maka
jumlahnya harus diberikan dalam jumlah lebih banyak yaitu untuk mengatasi
alkalinitasnya terlebih dahulu, seperti ditunjukkan pada reaksi diatas.

Peranan Alkalinitas

Sistem penyangga (buffer)


Bikarbonat yang terdapat pada perairan dengan nilai alkalinitas total
tinggi berperan sebagai penyangga(buffer) perairan terhadap perubahan
pH yang drastis. Jika basa kuat ditambahkan ke dalam perairan maka
basa tersebut akan bereaksi dengan asam karbonat. Jika asam kuat
ditambahkan ke dalam perairan maka asam tersebut akan digunakan
untuk mengonveksi karbon menjadi bikarbonat dan bikarbonat menjadi
asam karbonat. Fenomena inilah yang menjadikan perairan dengan nilai
alkalinitas total tinggi tidak mengalami perubahan pH secara drastis.

Koagulasi kimia.
Bahan kimia yang di gunakan dalam proses koagulasi air atau air
limbah bereaksi dengan air membentuk presipitasi hidroksida yang tidak
larut. Ion hidrogen yang dilepaskan bereaksi dengan ion -ion penyusun
alkalinitas, sehingga alkalinitas berperan sebagai penyangga untuk
mengetahui kisaran pH yang optimum bagi penggunaan koagulan.
Dalam hal ini alkalinitas sebaiknya berada kisaran optimum untuk
mengikat ion hidrogen yang dilepaskan pada peroses koagulasi.
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa d erajat keasaman


atau pH merupakan suatu indeks kadar ion hidrogen (H+) yang mencirikan
keseimbangan asam dan basa . Selain itu derajat keasaman pH ini sangat
penting sebagai parameter ku alitas air karena ia mengontrol tipe dan laju
kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air. Selain itu ikan dan mahluk -
mahluk akuatik lainnya hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan
diketahuinya nilai pH maka kita akan tahu apakah air tersebut sesua i atau tidak
untuk menunjang kehidupan mereka . Adapun alat yang digunakan untuk
mengukur pH pada perairan yaitu menggunakan kertas lakmus dan pH digital
atau pH meter.

Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan


yang mampu menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas
sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an
dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida
dalam air.

Anda mungkin juga menyukai