Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH HIPERTYROID

DI SUSUN OLEH :

Angela Dwi Pitri (09.71.002)

Ida Prihatin (09.71.003)

Amrih Rahayuningtyas (09.71.001)

Mahrina Suyani (09.71.006)

Lufi Mardati (09.71.005)

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKES WIDYA HUSADA

2010
1. Latar Belakang

Hipertiroid adalah suatu penyakit kelebihan hormon tiroid. Nah,

mengingat bahwa apa yang terjadi dalam tubuh kita ini merupakan hubungan

timbal balik antar organ maupun sistem kerja organ, maka faktor yang

memungkinkan bisa menyebabkan kelebihan hormon tiroid itu tidak hanya satu

macam saja (bisa karena terjadi infeksi ataupun tumor dan bisa yang lainnya).

Begitu kompleksnya hipertiroid itu, penyakit ini pun ada beberapa jenis

macamnya.

Agar pengobatannya efektif maka harus ditemukan jenis dan penyebabnya

terlebih dahulu.

Ciri-ciri umum orang yang mempunyai penyakit hipertiroid antara lain:

kurus, makan banyak tetapi tidak bisa gemuk, mata besar (membelalak =

exophthalmus), keluhan lain pada mata (spt nyeri,peka cahaya,kelainan

penglihatan dan conjunctivitis), kelenjar gondok membesar (struma nodosa) atau

bisa juga tidak, detak jantung cepat dan juga ujung jari gemetar. Sebaiknya

siapapun yang kira-kira punya ciri-ciri di atas, segera memeriksakan diri kepada

dokter penyakit dalam, kalau bisa yang mengambil sub-spesialis endokrinologi

(penyakit kelainan hormon).

Dengan demikian kelompok kami akan membahas lebih dalam apa yang

dimaksud dengan penyakit hipertyroid pada makalah asuhan keperawatan pada

pasien dengan diagnosa medis hipertyroid.


A. Definisi

Hipertiroid adalah respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh

metabolik hormon tiroid yang berlebihan. Bentuk yang umum dari masalah

ini adalah penyakit graves, sedangkan bentuk yang lain adalah toksik

adenoma, tumor kelenjar hipofisis yang menimbulkan sekresi TSH

meningkat, tiroditis subkutan dan berbagai bentuk kenker tiroid.

Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang

terlalu aktif menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon

tiroid yang beredar dalam darah.

B. Etiologi

Lebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves, suatu

penyakit tiroid autoimun yang antibodinya merangsang sel-sel untuk

menghasilkan hormone yang berlebihan.

Penyebab hipertiroid lainnya yang jarang selain penyakit graves adalah:

Toksisitas pada strauma multinudular

Adenoma folikular fungsional ,atau karsinoma(jarang)

Adema hipofisis penyekresi-torotropin (hipertiroid hipofisis)

Tomor sel benih,missal karsinoma (yang kadang dapat menghasilkan

bahan mirip-TSH) atau teratoma (yang mengandung jarian tiroid

fungsional)

Tiroiditis (baik tipe subkutan maupun hashimato)yang keduanya dapat

berhubungan dengan hipertiroid sementara pada fase awal


C. Manisfestasi klinis :

Pada stadium yang ringan sering tanpa keluhan. Demikian pula pada

orang usia lanjut, lebih dari 70 tahun, gejala yang khas juga sering tidak

tampak. Tergantung pada beratnya hipertiroid, maka keluhan bisa ringan

sampai berat. Keluhan yang sering timbul antara lain adalah :

Kecemasan, ansietas, insomnia dan tremor halus

Penurunan berat badan walaupun nafsu makan baik

Intoleransipanas dan banyak keringat

Papitasi, takikardi, aritmia jantung dan gagal jantung yang dapat

terjadi akibat efek tiroksin pada sel-sel miokardium amenorea dan

infertilitas

Kelemahan otot, terutama pada lingkar anggota gerak ( miopati

proksimal)

Osteoporosis disertai nyeritulang

Selain itu penyebab lain dari hipertiroid adalah konsumsi yodium

berlebihan. Kelenjar tiroid memakai yodium untuk membuat hormon tiroid,

bila konsumsi yodium berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid. Kelainan ini

biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan

kelenjar. Tiroidiodarone (cordarone), suatu obat yang digunakan untuk

gangguan irama jantung, juga mengandung banyak yodium dan bisa

menimbulkan gangguan tiroid.


ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

 Aktifitas

gejala: Insomnia,sensitivitas meningkat

 Sirkulasi

gejala: palpitasi dan nyeri dada

tadan: disritmia,takikardi saat istirahat

 Intergritas ego

gejala: mengalami stres yang berat baik emosional maupun

tanda: emosi labil,depresi

 Makanan/cairan

gejala: kehilangan berat badan yang mendadak

tanda: pembesaran tiroid,gointer,edema non-pittingterutama daerah

pretibial

 Neurosensori

gejala: bicaranya cepat dan parau,ganguan status mental dan

perilaku,tremor halus pada tangan

 Pernafasan

gajala: frekuensi pernafasan meningkan,dipneu,dipsneu,dan edema paru


2. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

 Tes ambilan RAI: Meningkat pada penyakit graves& toksik goiter

noduler, menurun pada tiroiditis

 T4 dan T3 serum: meningkat

 T4 dan T3 bebas serum: meningkat

 TSH: tertekan dan tidak berespon pada TRH

 Tiroglobulin: meningkat

 Stimulasi TRH : dikatakan tiroid jika TRH daritidak ada sampai

meningkat setelah pemberian TRH

 Ambilantiroid131: meningkat

 ikatan protein iodiun : meningkat

 guladarah: meningkat (sehubungan dengan kerusakan andrenal)

 kortisol plasma:turun (menurunnya pengeluaran pada andrenal)

 pemeriksaan fungsi hepar :abnormal


 elektrolit: hiponatrenia mungkin sebagai akibat dari respon andrenal

atau efek dilusi dalam tera cairan pengganti.hipoklemia terjadi dengan

sendiranya pada kehilangan melalui gastrointestinal

dan dieresis

 katekolamin serum: menurun

 kreatinin urine: meningkat

 EKG: fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardio megali

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak

terkontrol, keadaan hipermetabolisme; peningkatan beban kerja

jantung; perubahan dalam arus balik vena dan tahan vaskuler sistemik;

perubahan frekuensi, irama dan konduksi jantung.

b. Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi;

peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh.

4. PERENCANAAN

a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak

terkontrol, keadaan hipermetabolisme; peningkatan beban kerja

jantung; perubahan dalam arus balik vena dan tahan vaskuler sistemik;

perubahan frekuensi, irama dan konduksi jantung.


Tujuan asuhan keperawatan :

mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan

tubuh yang ditandai dengan tanda vital stabil, denyut nadi perifer

normal, pengisisan kapiler normal, stauts mental baik, tidak ada

disritmia.

Intervensi keperawatan :

MANDIRI

 Pantan tekanan darah pada posisi baring, duduk & berdiri jika

memungkinkan

R/ Hipotensi umum dapat terjadi sebagai akibat vasodilatasi perifer

yang berlebihan & panurunan volome sirkulasi

 Pantau CVP jika klien menggunakannya

R/ Memberikan ukuran volume sirkulasi yg langsung & lebih

 Periksa adanya nyeri dada angina yang dikeluhkan klien


R/ akurat dan mengukur fungsi jantung secara langsung pula

Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot

jantung S1 dan murmur yg menonjol berhubungan dengan curah

jantung meningkat pada keadaan hipermetabolik

 Auskultasi suara jantung, perhatikan adanya bunyi jantung tambahan

adanya irama gollap & murmur sistolik

R/ adanya S3 sebagai tanda adanya kemungkinan gagal jantung

 Auskultasi suara nafas

R/ Tanda awal adanya kongesti paru yg berhub dgn timbulnya gagal

jantung

KOLABORASI

 Berikan cairan melalui IV sesuai dng indikasi

R/ Pemberian cairan IV dng cpt perlu u/ memperbaiki volume sirkulasi

tetapi harus di imbangi dng perhatian terhadap tanda dan gejala

gagal jantung

 Berikan obat sesuai dengan indikasi

 Pantau hasil pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi


b. Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energy,

peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh.

Tujuan asuhan keperawatan :

Megungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi,

menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam

melakukan aktifitas. Data penunjang : mengungkapkan sangat

kekurangan energi untuk mempertahankan rutinitas umum, penurunan

penampilan, labilitas/peka rangsang emosional, gugup, tegang, perilaku

gelisah, kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi.

Intervensi keperawatan :

MANDIRI

 Pantau tanda vital dan catat tanda vital baik saat istirahat maupun

saat melakukan aktivitas

R/ Nadi secara luas meningkat dan bahkan saat istirahat, takikardi

(diatas 160x/menit) mungkin akan ditemukan

 Catat berkembangnya Takipnue, dipneu, pucat dan sianosis


R/ Kebutuhan dan konsumsi oksigen akan di tingkatkan pada keadaan

hipermetabolik, yg merupakan potensial akan terjadi hipoksia saat

melakukan aktivitas

 Berikan atau ciptakan lingkungan yang tenang, ruangan dingin,

turunkan stimulasi sensori, warna2 yg sejuk, musik santai

R/ Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat menimbulkan

agitasi, hiperaktif dan insomnia

 Sarankan klien untuk mengurangi aktivitas dan meningkatkan,

istirahat di tempat tidur sebanyak - banyaknya jika memungkinkan

R/ Membantu malawan pengaruh dan meningkatkan metabolism

 Berikan tindakan yg membuat klien nyaman, seperti sentuhan

bedak yg sejuk

R/ Dapat menurunkan energi dalam saraf dan selanjutnya meningkatkan

relaksasi

KOLABORASI

 Berikan obat sesuai dengan indikasi Ex : sedatif fenobarbital

(luminal)

R/ untuk mengatasi keadaan (gugup), hiperaktif dan insomnia


5. EVALUASI

Curah jantung adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh yangditandai

dengan TTV stabil, denyut nadi perifer normal, pengisian kapiler normal,

status mental baik, tidak ada disritmia kemampuan untukberpartisipasi

dalam melakukan aktivitas.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges,ME and moorhouse,MF: Rencana asuhan keperawatan,ed

3,jakarta:EGC,1999

Price,SA and wilson,LM; Patofisiologi: konsp klinis prose-proses

penyakit,vol 2,jakarta:EGC,2005

Anda mungkin juga menyukai