Selama ini banyak orang menganggap bahwa jika seseorang memiliki tingkat
kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi, maka orang tersebut memiliki peluang untuk meraih
kesuksesan yang lebih besar di banding orang lain. Pada kenyataannya, ada banyak kasus di
mana seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang tinggi tersisih dari orang lain
yang tingkat kecerdasan intelektualnya lebih rendah. Ternyata IQ (Intelligence Quotient) yang
tinggi tidak menjamin seseorang akan meraih kesuksesan.
Daniel Goleman, seorang profesor dari Universitas Harvard menjelaskan bahwa
ada ukuran/patokan lain yang menentukan tingkat kesuksesan seseorang. Dalam bukunya yang
terkenal, Emotional Intelligence, membuktikan bahwa tingkat emosional manusia lebih mampu
memperlihatkan kesuksesan seseorang.
Intelligence Quotient (IQ) tidak dapat berkembang. Jika seseorang terlahir
dengan kondisi IQ sedang, maka IQ‐nya tidak pernah bisa bertambah maupun berkurang.
Artinya, jika seseorang terlahir dengan kecerdasan intelektual (IQ) yang cukup, percuma saja dia
mencoba dengan segala cara untuk mendapatkan IQ yang superior (jenius), begitu pula
sebaliknya. Tetapi, Emotional Quotient(EQ) dapat dikembangkan seumur hidup dengan belajar.
Kecerdasan Emosional (EQ) tumbuh seiring pertumbuhan seseorang sejak lahir hingga
meninggal dunia.