Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

Sebagai suatu system filsafat, sistematika filsafat pancasila juga


mencakup ortologi, epistemology, aksiologi sebagai kesatuan intregritas dan
identitas sistematika system filsafat ilmu. Kita mendapat motivasi dan wawasan
yang merupakan semangat kepercayaan diri atas potensi dan peluang dalam
pengambangan ipteks. Secara ontologis, epistemologis dan axiologis sistem
filsafat Pancasila mengandung ajaran tentang potensi dan martabat kepribadian
manusia (SDM) yang dianugerahi martabat mulia sebagaimana terjabar dalam
ajaran HAM berdasarkan filsafat Pancasila
Unsur Pancasila Menjiwai Perlawanan Terhadap Kolonialisme. Jika
pejuang bangsa Indonesia itu kita teliti dengan seksama maka unsur – unsur
Pancasila merupakan semangat dan jiwa perjuangan tersebut diantaranya
a. Unsur Ketuhanan. Pada hakikatnya penjajahan bertentangan dengan ajaran
tuhan. Karena penjaahan tidak mengenal cinta kash dan sayang sebagai mana
di ajarkan oleh tuhan. Oleh karena itu perlawanan terhadap kolonialisme ada
yang di dorong oleh keyakinan melaksanakan tugas – tugas agama
b. Unsur Kemanusiaan. Penjajahan tidak mengenal peri kemanusiaan.
Penjajahan pada hakikatnya adalah hendak menemukan kembali nilai – nilai
kemanusiaan yang telah di hancurkan oleh penjajah
c. Unsur Persatuan. Di dalam kenyataan memang bangsa Indonesia I pecah-
pecah oleh penjajah. Meskipun demikian bangsa Indonesia menyadari bahwa
perpecahan akan mengakibatkan keruntuhan sebagaimana semboyan yang
berbunyi bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Oleh karena itu bagaimanpun
juga persatuan sebagai senjata ampuh tidak hancur sama sekali.
d. Unsur Kerakyatan. Kemerdekaan adalah hak segala bangsa penjajahan di
atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesua denga peri peri keadilan
penjajahan bertentangan dengan kemerdekaan dan kebebasan

2
e. Unsur Keadilan. Iatas sudah di sebutkan bahwa penjajahan tidak sesuai
dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Hal ini terbukti pada pengalaman
bangsa Indonesia yang selama di jajah tidak pernah di perlakukan adil. Apalagi
untuk mendapatkan pendidikan sebagaimana mestinya sangat di persukar

2.1 Pokok Filsafat Ilmu Berdasarkan Filsafat Pancasila


Kebijakan merupakan sikap dasar universal antar bangsa yang
mengunggulkan fungsi nilai. Asas normatif ini akan menjadi semakin jelas bila
kita implementasikan dalam bidang ilmu yang paling fungsional bagi system
kenegaraan, terutama ilmu politik., ilmu hukum, ilmu ekonomi, ilmu pendidikan,
dan ilmu kerohanian.
Adapun analisis praktis dapat pula di uraikan sebagai berikut :
1. Sumber ilmu pengetahuan dalam proses belajar mengajar (PBM)
Secara normatif filosofis (filsafat pendidikan dan filsafat ilmu) dan
teoritis pendidikan formal. Proses belajar mengajar dan proses penelitian
pengembangan sesungguhnya merupakan proses yang terlukis dalam
analisis tentan sumber, tingkat dan proses ilmu pengetahuan yang
berkembang dalam budaya dan pribadi.
2. Substansi unsur dan pola dasar pembentukan pengetahuan
Dari pola dan proses terbentuknya pengetahuan didalam
(kesadaran dan penguasaan) pribadi manusia nampak dalam wujud :
a. Kesadaran dan penguasaan pribadi melalui proses
b. Perwujudan kumulatif kuantitas kualitas
c. Ilmu yang bersumber dari potensi kodrat martabat pribadi
manusia
d. Ilmu bersumber dalam alam semesta
e. Proses reproduksi, imitasi, duplikasi.

3
Pelaksanaan Pancasila ada dua macam yaitu:
a.Pelaksanaan Obyektif adalah pelaksanaan Pancasila di dalam semua
peraturan dari yang tertinggi sampai terendah yaitu Undang - Undang Dasar
1945 dan peraturan –peraturan hukum yang ada di bawahnya. Seluruh
kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan serta segala tertib hukum di
Indonesia harus di dasarkan atas Pancasila
b.Pelaksanaan Subyektif adalah pelaksanaan di dalam diri setiap orang
Indonesia yaitu penguasa, warga negara dan setiap orang yang berhubungan
dengan Indonesia.
Sistem filsafat Pancasila adalah bagian dari sistem filsafat Timur yang
memancarkan integritas martabatnya sebagai sistem filsafat theisme-religious.
Ajaran filsafat Pancasila yang dikembangkan sebagai sistem ideologi nasional
dikembangkan dan ditegakkan dalam integritas sistem kenegaraan Pancasila
(sebagai terjabar dalam UUD Proklamasi 45).

2.2 Sistem Filsafat Pancasila sebagai System Filsafat Theisme Religious


Potensi dan martabat hakiki integritas kemanusiaan dan kepribadian
manusia masih perlu penyelidikan melalui berbagai bidang dan disiplin
keilmuan, termasuk filsafat dan agama.
Unsur-unsur pengetahuan mendasar-komprehensif dan universal yang
belum terjangkau secara memadai, terutama :
1. Alam semesta (antar galaksi), yang tidak terbatas jumlahnya.
2. Subyek kepribadian manusia
3. Nilai-nilai supranatural termasuk makna dan nilai ketuhanan YME
Keunggulan, keagungan dan kemuliaan martabat manusia
hanyalah ditentukan oleh kuantitas-kualitas pengetahuan (penghayatan dan
keyakinannya) atas ketiganya secara fundamental dan integral (mendasar dan
utuh) bukan sebagian (elementer).
Secara rasional ilmiah dapat dilukiskan abstraksi kesemestaan alam
dalam perwujudan alam fisik yang fenomenal dengan ikatan hokum alam
(naturrecht, natural law) yang mutlak.

4
Pengetahuan filosofis dan metafisis serta pengetahuan religious percaya
dan berkeyakinan bahwa jiwa atau rokhani manusia (diberkati Maha Pencipta)
untuk hidup abadi. Secara filosofis (metafisis) dan religious dapat dinyatakan
bahwa manusia tidak pernah mati, dalam makna rokhaninya yang unggul,
agung dan mulia akan tetap abadi berkat karunia dan amanat Maha Pencipta.
Bagi manusia pancasila dan religious klarifikasi demikian bukanlah dalam
makna fundamental dan final, melainkan sekedar logika-rasional gradual.

Sebagai ajaran islam filsafat (timur) maka system filsafat pancasila yang
memancarkan identitas martabatnya sebagai system filsafat theisme-religious,
secara normative mengandung dan memancarkan keunggulan. Filsafat
pancasila mengajarkan bagaimana integritas potensi kepribadian manusia
jasmani-rokhani (fisika-metafisika) yang akan mengabdikan keluhuran
(kepribadian)martabatnya sebagai potensi unggul, agung dan mulia.
Pancasila tidak saja semata-mata masalah politik, tapi juga masalah
kebudayaan. Pancasila juga disebut “ Dasar Filsafat Negara “ ini mengandung
arti bahwa Negara republic Indonesia yang didirikan oleh bangsa kita bukanlah
suatu Negara tanpa dasar, melainkan mempunyai dasar atau pondasi yang kuat.
Dasar itu merupakan suatu filsafat yang terdiri dari lima sila yang kita kenal
dengan pancasila.
Kebenaran dan ilmu pengetahuan indera, melalui bertingkat (hierarkhis)
sebagai berikut :
1. Kebenaran,pengetahuan indera, melalui pengalaman panca indera
2. Kebenaran ilmiah
3. Kebenaran filsafat

5
2.3 Sistem Nilai Pengembangan IPTEKS
System filsafat sebagai rumusan tentang hakikat sesuatu, terutama
hakikat kebenaran termasuk hakikat ipteks melalui berbagai teori kebenaran dan
teori ilmu pengetahuan menunjukkan asas identitas masing-masing system
(aliran) filsafat. System filsafat dan ideology berakar dan berlatar belakang ajaran
filsafat klasik, bahkan juga jauh lebih tua dari semua system nilai budaya dan
peradaban yang kita saksika dalam dunia modern.
Berdasarkan asas filosofis dimaksud, fenomena perkembangan ipteks,
bahkan budaya dan peradaban sampai abad pertengahan, berlanjut abad
modern dan postmodernisme makin actual dan fungsional ajaran system filsafat.
Pernyataan ini mengandung asas dan aksioma bahwa suatu teori bersumber
atau dapat dilahirkan dari suatu system filsafat.
Penguasaan, pemanfaatan, dan pengembangan ilmupengetahuan dan
tekhnologi dilaksanakan oleh berbagai pihak, yakni:
1) Pemerintah, yang mengembangkan dan memanfaatkan iptek untuk
menunjang pembangunan dalam segala bidang.
2) Masyarakat, yang memanfaatkan iptek itu untuk pengembangan
masyarakat dan mengembangkannya secara swadaya.
3) Akademisis terutama di lingkungan perguruan tinggi,
mengembangkan iptek untuk disumbangkan kepada pembangunan.
4) Pengusaha, untuk kepentingan meningkatan produktivitas.

Pancasila mengandung hal-hal yang penting dalam pengembangan ilmu


dan teknologi. Perkembangan IPTEK dewasa ini dan di masa yang akan datang
sangat cepat, makin menyentuh inti hayati dan materi di satu pihak, serta
menggapai angkasa luas dan luar angkasa di lain pihak, lagi pula memasuki dan
mempengaruhi makin dalam segala aspek kehidupan dan institusi budaya.

6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pembelajaran filsafat kali ini, kami mencoba untuk mengkaji
tentang konsepsi filsafat ilmu berdasarkan filsafat pancasila. Banyak orang yang
salah mengartikan arti filsafat ilmu atau filsafat pancasila itu sendiri.
Permasalahannya pun berkenaan tentang pokok – pokok filsafat ilmu
berdasarkan filsafat pancasila, system filsafat pancasila sebagai system filsafat
theism religios serta system nilai pengembangan iptek.
Pancasila adalah dasar Negara RI yang di proklamasikan 17 Agustus
1945. Didasarkan pada criteria filsafat umumnya, yakni adanya sistematika
ajaran dan sumber kepustakaan yang memadai. Sebagai suatu system filsafat,
sistematika filsafat pancasila juga mencakup bidang – bidang ontology,
epitomologi, dan aksiologi sebagai kesatuan integritas dan identitas sistematika
system filsafat.

1.2 Perumusan Masalah


Dari uraian di atas, dapat disimpulkan pokok – pokok permasalahan
sebagai berikut :
a. Pokok – pokok filsafat ilmu berdasarkan filsafat pancasila.
b. System filsafat pancasila sebagai system filsafat theism religious.
c. System nilai pengembangan iptek.

1.3 Tujuan;
Tujuan kami membuat makalah ini, adalah :
 Dapat memahami arti dari filsafat pancasila.
 Dapat meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan tentang filsafat ilmu dan
filsafat pancasila.

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, shalawat serta salam tak
lupa kami panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya,
yang telah memberikan rahmat dan hidayah sehingga terselesaikannya makalah
yang kami buat tentang “Konsepsi Filsafat Ilmu berdasarkan Filsafat Pancasila”.
Tak lupa kami berterimakasih kepada teman – teman yang telah
membantu untuk terselesaikannya makalah ini dan Dosen Filsafat Pendidikan
yang telah member kesempatan kepada kami untuk menulis makalah ini.
Dan akhirnya, kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan
dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi anda
yang membaca.

Penyusun

i
PENUTUP

Demikanlah makalah yang kami buat. Kami mohon maaf apabila ada
penulisan yang salah dalam pengetikan tugas makalah ini. Kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar dapat membuat yang lebih baik lagi.
Karena pada dasarnya kami juga masih dalam tahap pembelajaran.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi anda semua yang membaca.

7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………… i


DAFTAR ISI …………………........................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………. 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………. 1
1.2 Perumusan Masalah ……………………………………. 1
1.3 Tujuan …………………………………………………. 1
BAB II. PEMBAHASAN ……………………………………. 2
2.1 Pokok Filsafat Ilmu Berdasarkan
Filsafat Pancasila ……………………………………. 3

2.2 Sistem Filsafat Pancasila sebagai


Sistem Filsafat Theisme-Religious ……………….. 4
2.3 Sistem Nilai Pengembangan IPTEK ……………….. 6
PENUTUP ………………………………………………………... 7
DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR PUSTAKA

Notonagoro, 1984: Pancasila Dasar Filsafat Negara, Jakarta, PT Bina Aksara, cetakan
ke-6.

Mohammad Noor Syam 1983; 1998: Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat
Pendidikan Pancasila, Surabaya, Usaha Nasional (edisi I; edisi IV).

Anda mungkin juga menyukai