Anda di halaman 1dari 19

Laporan Lengkap Kegiatan

WORKSHOP DIREKTUR EKSEKUTIF


KADIN PROVINSI WILAYAH BARAT
INDONESIA
Grand Setiabudi BANDUNG, 29-31 Oktober2007

Tema : “Pengembangan kuantitas dan kualitas dalam rangka


peningkatan jumlah anggota Kadin”.
Sub Tema : ”Peningkatan kualitas SDM sekretariat dalam rangka
pelaksanaan program layanan Kadin”.
I. PENGANTAR
Pelaksanaan workshop Direktur Eksekutif Kadin Provinsi seluruh Indonesia, merupakan program kerja Kadin
Indonesia yang disetujui oleh Rapimnas Kadin 2007. Sebagai tindak lanjut program kerja tersebut, Sekretariat
Kadin Indonesia semenjak bulan Mei 2007 melakukan identifikasi materi workshop Direktur Eksekutif.

Melalui surat nomor 1641/SKI/VIII/2007 tanggal 3 Agustus 2007, Sekretariat Kadin Indonesia menyampaikan
pemberitahuan awal pelaksanaan workshop Direktur Eksekutif Kadin Provinsi yang akan dilaksanakan di 2
(dua) tempat, yaitu : Indonesia Bagian Barat tanggal 10-11 September 2007 di Jakarta dan Indonesia Bagian
Timur minggu IV Oktober 2007 sekaligus permintaan masukan dari Kadin Provinsi untuk materi workshop
yang sudah disusun oleh Sekretariat Kadin Indonesia.

Halaman 1
Setelah mengkaji usulan dari Kadin Provinsi baik tempat dan tanggal pelaksanaan maupun materi, maka
pelaksanaan workshop Direktur Eksekutif Kadin Provinsi Indonesia Bagian Barat dilaksanakan di Grand
Setiabudi Bandung, 29-31 Oktober 2007 dan Indonesia Bagian Timur di Hotel Sahid Jaya Makassar, 13-15
Nopember 2007. Untuk materi workshop ada penambahan materi mengenai peraturan perundangan baru,
pemberian template website secara gratis kepada Kadin Provinsi dan layanan konsultasi pajak.

Kegiatan Workshop Direktur Eksekutif ini dibiayai oleh Kadin Indonesia dan DIHK, sedangkan kelebihan
peserta dibiayai oleh masing-masing Kadin Provinsi.

II. PESERTA
Kegiatan workshop Direktur Eksekutif Kadin Provinsi Indonesia Bagian Barat, direncanakan diikuti oleh
Kadin Provinsi meliputi : NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu,
Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI
Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Atas
permintaan Kadin Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Tengah meminta diikutsertakan dalam
Workshop Direktur Eksekutif Indonsia Bagian Timur.

Sehingga peserta yang mengikuti workshop adalah 17 (tujuh belas) Kadin Provinsi dengan jumlah peserta
sebanyak 36 (tiga puluh enam), peserta lainnya dari Kadin Indonesia sebanyak 8 orang, Panitia Jakarta 5 orang
dan Panitia Bandung 4 orang serta dari DIHK 2 orang dengan daftar sebagai berikut:

NO NAMA UNSUR
1 Nasrul Arifin (DE) Kadin DKI Jakarta
2 Soedjono (Pengurus) Kadin DKI Jakarta
3 Manahan Simamora Kadin DKI Jakarta
4 Edi Purwoko Kadin DKI Jakarta
5 Zufriandi Surya (DE) Kadin NAD
6 Hendra Utama (DE) Kadin Sumatera Utara
7 Hendy Sibuea Kadin Sumatera Utara
8 Hendrizon (DE) Kadin Sumatera Barat
9 Muhammad Herwan (DE) Kadin Riau
10 Syafrisel O.S (pengurus) Kadin Rokan Hulu – Riau
11 Ajira Miazawa (DE) Kadin Rokan Hulu – Riau
12 Aulina Kaziar Kadin Riau
13 Kamarul Azman Kadin Indragiri Hilir – Riau
14 Petrus Kodrat (DE) Kadin Kepulauan Riau
15 Astrid K Kadin Kepulauan Riau
16 Soedjaka (DE) Kadin Jambi
17 Etty Suziaswati Kadin Bengkulu
18 Eny Herawati Kadin Bengkulu
19 Sri Hartati (DE) Kadin Sumatera Selatan
20 Elly Lumanaw Kadin Sumatera Selatan
21 Nanang Sumarlin (DE) Kadin Lampung
22 Saripuddin Kadin Lampung

Halaman 2
23 Miranti (DE) Kadin Bangka Belitung
24 Uteni AR Kadin Bangka Belitung
25 Sri Windarti (WDE) Kadin Banten
26 Mas Neneng Husnul Kadin Banten
27 Dedi Khaerizi Kadin Banten
28 Arini Wilar (DE) Kadin Jawa Barat
29 Tiara Artika Kadin Jawa Barat
30 Edi Kadarisman Kadin Jawa Barat
31 Teguh Tuhu Prasetyo (DE) Kadin Jawa Tengah
32 Nonang Yundaru Kadin DI Yogyakarta
33 Kholiq Yakin Kadin Jawa Timur
34 Lukman Akbar (DE) Kadin Kalimantan Barat
35 Akhmad Salahuddin Kadin Kalimantan Barat
36 Hery Musnadi Kadin Kalimantan Barat
37 Hariadi Saptadji Kadin Indonesia
38 Witjaksana Soegarda Kadin Indonesia
39 Suprayitno Kadin Indonesia
40 Trihono Sastrohartono Kadin Indonesia
41 Sutrisno Kadin Indonesia
42 Miftahul Hakim Kadin Indonesia
43 Harmon B. Thaib Kadin Indonesia
44 Arief Hermawan Kadin Indonesia
45 Tulus Sutiyoso Panitia Jakarta
46 Suwarno Panitia Jakarta
47 Ftiri Fardhiyah Panitia Jakarta
48 Mardiana F. Suralaga Panitia Jakarta
49 Ukhfilmais Yabu Panitia Jakarta
50 Vini Panitia Bandung
51 Nanang Panitia Bandung
52 Henry Panitia Bandung
53 Rini Panitia Bandung
54 Andreas Gosche Pembicara DIHK
55 Kamaludin Pembicara DIHK
56 Budoyo Basuki Pembicara Kadin Indonesia
57 Hariadi Sukamdani Pembicara Kadin Indonesia
58 Usep Syamsudin Pembicara Perdagangan
59 Adriano Pembicara Perindustrian
60 Warkamrajid Pembicara Perindustrian

Halaman 3
III. PEMBUKAAN
1. Laporan panitia penyelenggara oleh Sdr. Suprayitno pada intinya melaporkan workshop DE dihadiri
para DE dan staf Kadin Wilayah Indonesia Barat, pimpinan sekretariat Kadin Indonesia dan undangan.
Hasil workshop diharapkan dapat memperkuat Sekretariat Kadin disetiap tingkatan dalam memberikan
pelayanan kepada dunia usaha.
2. Ketua Umum Kadin Jawa Barat, Bpk Iwan D. Hanafi dalam sambutannya menyampaikan motor
penggerak Kadin adalah sekretariat yang dipimpin oleh Direktur Eksekutif, karena itu mendukung
Workshop DE ini untuk mewujudkan Sekretariat Kadin yang kuat dan berhasil.
3. Koordinator Program DIHK, Bpk. Andreas Gosche menyampaikan ada yang berbeda dengan
sebelumnya, workshop kali ini mengarahkan Kadin-Kadin Daerah untuk membentuk pelayanan jasa
bagi dunia usaha, selain sebagai bentuk layanan/jasa Kadin dalam menjalankan tugasnya juga menjadi
sarana income generating, sehingga menjadikan Kadin tidak hanya bergantung pada iuran anggotanya.
4. Sambutan Ketua Umum Kadin Indonesia yang dibacakan oleh Direktur Eksekutif Kadin Indonesia pada
intinya menyampaikan bahwa Kadin tidak bisa bergantung lagi pada pelimpahan wewenang Pemerintah
walaupun kita tersu memperjuangkannya dan kita harus mengembangkan layanan-layanan jasa Kadin
yang bermanfaat bagi dunia usaha, yang pada akhirnya nanti dapat meningkatkan jumlah anggota
Kadin.

IV. MATERI WORKSHOP

SESSI I : INFORMASI DUNIA USAHA

I. Pengetahuan Industri dan Perdagangan oleh Bapak DR. Ir Usep Syamsudin, MBA, PhD
1. Ada beberapa Gap yang mengakibatkan pelayanan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, antara
lain:
A. Gap antara Management Perception dengan Customer Expectation
B. Gap Service Design dengan Management Perception.
C. dan lain-lain
2. Indonesia banyak mengalami ketinggalan customer service dengan Malaysia dikarenakan sistem
pendidikan di Indonesia masih mengandalkan kepada IT otak kiri. Otak kiri yang dimaksud adalah
analisis, data dan lain-lain. Sementara untuk motivasi, imajinasi dan kecerdasan emosional lainnya
belum dioptimalkan. Jika keduanya diseimbangkan maka akan berkembang pengetahuan yang
bertanggung jawab.
3. Perdagangan adalah proses tukar menukar didasarkan atas kehendak sukarela dan masing-masing pihak
menilai untung rugi dan manfaatnya. Jika ada untung dan manfaat maka akan tercipta pertukaran.
4. Dalam sessi dijelaskan mengenai :
A. Layanan, gap yang ada dalam layanan;
B. Arti dan manfaat perdagangan, termasuk di dalamnya Prinsip-prinsip Perdagangan Global;
C. Environmental Forces yang meliputi Demographic, Economic, Socio-Cultural, Natural,
Technological, Political-Legal;
D. Tahapan dalam perkembangan perdagangan;
E. Motivasi masuk ke pasar global;
F. Faktor yang mendorong persaingan dalam lingkungan global yang mempengaruhi industri;
G. Perubahan lingkungan 4C;
H. Tantangan yang dihadapi Indonesia meliputi pembahasan trend Globalisasi dan Trend
Desentralisasi;
I. Indonesia Menuju Globalisasi;
J. Prinsip WTO: Free Trade, No Barrier, National Treatment, Tarif Protection, Partnership, Non
Discrimnination, Reciproxcity;
K. Kebijakan Perdagangan;
L. Bidang-bidang Negosiasi WTO;

Halaman 4
M. Pengecualian MFN;
N. Peningkatan Kinerja Perdagangan Internasional;
O. Peningkatan Daya Saing Indonesia;
P. Sistem Produksi, Sistem Manufaktur dan Sistem Perusahaan;
Q. Klaster industri dan Lingkungannya;
R. Kesimpulan permasalahan dalam negeri yang harus dihadapi dalam membangun industri, antara
lain:
1) tingginya tingkat kemiskinan;
2) tingginya tingkat pengangguran;
3) perekonomian (termasuk industri) tumbuh rendah;
4) terakumulasinya sumber ekonomi pada industri rendah dan beberapa kelompok;
S. Pengembangan Sektor Industri Nasional

II. Pengetahuan Penggunaan Produk Dalam Negeri oleh Bapak Adriano dan Bapak Sukma Wijaya
dari Departemen Perindustrian RI.
Merupakan pengetahuan dalam rangka menjabarkan ketentuan Keppres 80/2003 yang salah satunya
mengatur penggunaan produk dalam negeri. Melalui Peraturan Menteri Perindustrian nomor: 11/M-
IND/PER/3/2006 tanggal 14 Maret 2006 tentang Pedoman Teknis Penggunaan Produk Dalam Negeri,
maka nara sumber dari Perindustrian menjabarkan mengenai Permen ini, yang antara lain meliputi :
1. Tata Cara Penilaian Sendiri Capaian bertujan:
A. untuk menstandardisasikan cara penilaian capaian tingkat komponen dalam negeri barang dan jasa
yang dihasilkan oleh penyedia barang dan jasa;
B. Sebagai informasi capaian nilai tingkat komponen dalam negeri dari suatu produk barang/ jasa yang
di produksi di dalam negeri bagi pemerintah serta pengguna barang dan jasa.
C. Sebagai dasar acuan untuk mengevaluasi harga penawaran dari penyedia barang dan jasa pada
pelelangan/tender suatu job order/ lelang / kontrak.
D. Untuk meningkatkan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya.
2. Lingkup penilaian meliputi:
A. Perhitungan Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) terhadap lingkungan perusahaan maupun
perekonomian nasional.
B. Perhitungan TKDN Produk barang yang dihasilkan oleh penyedia barang (manufakturing) dalam
negeri.
C. Perhitungan TKDN Layanan jasa yang dihasilkan oleh penyedia jasa dalam negeri.
D. Perhitungan TKDN Layanan pengadaan gabungan barang dan jasa yang dihasilkan oleh penyedia
barang dan jasa dalam negeri.
3. Sessi ini juga membahas mengenai:
A. Perhitungan Bobot Manfaat Perusahaan;
B. Kriteria dan Persyaratan BMP;
C. Format Isian BMP;
D. Perhitungan TKDN Barang;
E. Penilaian Terhadap Bahan Baku / Komponen;
F. Penilaian Terhadap Tenaga Kerja;
G. Penilaian Terhadap Alat Kerja;
H. Dasar Penilaian TKDN;
I. Struktur Harga Barang;
J. Format Isian Capaian;
K. Perhitungan TKDN Jasa;
L. Penilaian terhadap Tenaga Kerja dan Alat Kerja;
M. Persyaratan Penilaian Capaian TKDN Jasa Produsen Tingkat Ke-3 ;
N. Perhitungan TKDN Gabungan Barang dan Jasa dan Formatnya;
O. Dokumen Pendukung;
P. Masa Berlaku Penilaian.

Halaman 5
SESSI II : INFORMASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BARU BERKAITAN
DENGAN DUNIA USAHA

III. Pengetahuan Mengenai Peraturan Perundang-undangan yang Baru oleh Bapak Hariyadi
Sukamdani
1. Dalam sesi ini membahas mengenai hal-hal yang telah dilakukan Dewan Pengurus Kadin Indonesia.
2. Tugas Sekretariat Kadin di seluruh Provinsi adalah mensosialisasikan hal-hal yang telah dilakukan
Kadin.

I. Perpajakan
3. UU No. 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Perpajakan merupakan salah satu contoh
perjuangan Kadin Indonesia dalam mengupayakan pensejajaran antara pelaku usaha sebagai
Pembayar Pajak (Wajib Pajak) dengan negara sebagai Pemungut Pajak.
4. Contoh bentuk kesetaraan adalah adanya sanksi bagi Pembayar Pajak dan Pemungut Pajak jika
tidak dapat melaksanakan kewajibannya.
5. Saat ini Kadin Indonesia sedang mengawali finalisasi RUU Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penghasilan.
6. Daftar masalah RUU Pajak Penghasilan sudah disampaikan kepada DPR. Draft RUU Pajak
Penghasilan pada dasarnya sudah hampir tidak ada masalah, hanya saja mengenai tarif Pajak
Badan dengan Pajak Perseorangan yang sedang dibahas. Pihak Kadin Indonesia mengusulkan
Pajak Badan 30% dan Pajak Perseorangan 25%.
7. RUU Pajak Penghasilan termasuk kontroversial karena Pajak Penghasilan di Indonesia adalah
10%. Sementara negara-negara lain sudah menggunakan pajak Progresif.
8. Perhitungan di RUU Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai merugikan karena SPT
Pajak sudah dipatok dengan membagi rata 12 sehingga perusahaan dalam kondisi baik atau
buruk tetap sama perhitungan pembagiannya. Sehingga jika disimulasikan, di pembukuan
untung namun di kas bon mengalami kerugian.

II. Ketenagakerjaan
9. Rendahnya tingkat partisipasi pengusaha dalam menanggapi wacana-wacana berkaitan dengan
dunia usaha, misalnya upah tenaga kerja. Pemicu yang 3 (tiga) kali naik pada tahun 2000.
10. Paling pokok permasalahan adalah mengenai pesangon yang kategorinya ada 14 jenis. Salah
satu jenisnya adalah pesangon karena pensiun.
11. UU No. 13 tahun 2003 yang mengatur mengenai Ketenagakerjaan dapat merugikan pengusaha
karena banyaknya komponen pesangon yang harus dipenuhi, yaitu sebanyak 14 jenis.
Sementara di negara-negara lain tidak secara penuh ditanggung perusahaan namun juga
ditanggung oleh pihak tenaga kerja.

III. Penanaman Modal


12. Pasal yang diperjuangkan oleh Kadin Indonesia, yaitu : Pasal 14 (Pasal 22, seharusnya) UU No.
25/2007 tentang Penanaman Modal yang mengatur tentang pelayanan hak atas tanah, yaitu: Hak
Guna Usaha dapat diberikan untuk jangka waktu 95 tahun, Hak Guna Bangunan dapat diberikan
untuk jangka waktu 80 tahun dan Hak Pakai dapat diberikan untuk jangka waktu 70 tahun.
13. Saat ini sedang diperjuangkan di bidang properti adalah agar kepemilikan asing atas apartemen
diperbolehkan. Hal ini bertujuan agar pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih maju.

SESSI III : LAYANAN/KEGIATAN KADIN

IV. Layanan Advokasi dan Layanan Hukum Kadin Indonesia oleh Miftahul Hakim (Direkur Hukum)
1. Advokasi Bisnis Efektif bertujuan untuk mempengaruhi atau mendukung sesuatu atau seseorang
yang berkaitan dengan kebijakan publik.

Halaman 6
2. Advokasi penting bagi Asosiasi Bisnis dalam hal : menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif,
mewujudkan stabilitas kebijakan dan memastikan regulasi yang tepat dan nyata.
3. Advokasi penting bagi pembuat kebijakan dalam hal: memastikan informasi masalah tertentu di
masyarakat, membutuhan opini publik dan pendapat pemilih, bahan masukan untuk pembuatan
peraturan perundang-undangan dan kebijakan.
4. Sasaran advokasi adalah Orang Dalam (Pembuat kebijakan) dan Orang Luar (Media Massa).
5. Advokasi membutuhkan Evaluasi untuk memantau keberhasilan/kegagalan dari setiap strategi.
Penyelenggaraan Advokasi juga membutuhkan Anggaran untuk menyewa ahli hukum, meminta
pendapat hukum dan lain-lain.
6. Layanan Hukum Kadin Indonesia bertugas memberikan layanan dan konsultasi hukum di bidang
perdagangan, perindustrian dan jasa dengan pengelolaan yang cepat, mudah, kompeten dan sesuai
dengan kebutuhan dunia usaha.
7. Dasar hukum Layanan hukum adalah pasal 6, pasal 7 dan pasal 8 UU No. 1/1987 tentang Kamar
Dagang dan Industri.
8. Jenis Layanan :
o Aternatif Penyelesaian Sengketa: Arbitrase, Konsiliasi dan Mediasi.
o Litigasi
o Seminar, Pelatihan dan Workshop.
o Penerbitan brosur, manual/buku pedoman.
9. Bidang Layanan dan Konsultasi Hukum meliputi: Perbankan dan Keuangan, Praktek Bisnis
Perusahaan, Pasar Modal, Hak atas Kekayaan Intelektual, Perdagangan, Bisnisdan Persaingan
Usaha, Teknologi Informasi dan Telekomunikasi, Infrastruktur dan Konstruksi, Ketenagakerjaan,
Pertambangan dan Energi, Pelayaran dan Transportasi, Penerbangan, Properti serta Media dan
Entertainment.

V. Layanan Hubungan Internasional oleh Bapak Witjaksana Soegarda (Direktur Hubungan


Internasional)
Layanan Hubungan Internasional ada 4, yaitu:
A. Peningkatan kapasitas bidang luar negeri, yang meliputi:
1. Koordinasi bidang luar negeri dengan Kadin Daerah;
2. Database;
3. Menghimpun peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perdagangan dan
investasi;
4. Menyampaikan berita-berita luar negeri kepada Anggota Kadin dan menyusun draft
Memorandum of Understanding.
B. Pemantapan/peningkatan hubungan dengan perwakilan Negara sahabat.
C. Membantu pengurusan permohonan visa bagi Anggota/Pengurus Kadin/Pengusaha.
D. Layanan keprotokolan.

VI. Pedoman Kuliah Umum Kewirausahaan dan Penyelenggaraan Seminar Franchise oleh Bapak
Trihono Sastrohartono (Direktur Peningkatan Kapasitas Industri dan Perdagangan)
1. Latar belakang diselenggarakannya Kuliah Umum Kewirausahaan adalah:
A. Terdapat 40 juta UMKM;
B. 30 juta pengangguran dan 10 juta pengangguran terdidik dari berbagai lulusan sekolah dan
perguruan tinggi.
C. Survey tahun 2004: 80% professional dan eksekutif terancam bangkrut dan miskin di hari
tuanya karena ketidakmampuan mengkapitalisasian pendapatan sehingga menjadi asset yang
bias memberikan jaminan di hari tua.
D. Perlu tumbuhnya kegiatan-kegiatan usaha untuk menampung angkatan kerja dan untuk
mencapai angka pertumbuhan ekonomi.
2. Tujuan dari Kuliah Umum tersebut adalah:
A. Memotivasi mahasiswa menjadi wirausaha.

Halaman 7
B. Menanamkan sikap dan perilaku entrepreneur.
C. Berbagi pengalaman sukses menjadi entrepreneur dari pengusaha sukses.
D. Memberikan informasi mengenai potensipotensi bidang bisnis di masa mendatang secara
umum.
E. Sarana pendekatan komunikasi dan kerjasama antara dunia usaha dan perguruan tinggi.
3. Teknis Pelaksanaan:
A. Penyelenggara: Kadin Indonesia bekerjasama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan
Tinggi.
B. Pembicara : Wirausahawan sukses
C. Peserta: mahasiswa perguruan tinggi yang bersangkutan.
4. Kegiatan tahun 2005-2006: KU Kewirausahaan di ITB, UGM, IPB, Undip, UI dan ITS.
5. Kegiatan tahun 2007-2009: KU Kewirausahaan di USU, UNSRI, UNHAS, Udayana.
6. Franchise bisnis yang sedang diminati masyarakat secara luas. Hal tersebut dapat dilihat dari
pertumbuhan waralaba di Indonesia tahun 1997-2002 adalah 13,2%. Franchise merupakan pilihan
investasi paling sesuai memenuhi kebutuhan para professional menjelang masa pensiun adalah
membangun bisnis melalui franchising.
7. Atas dasar hal-hal tersebut maka Kadin Indonesia perlu menyelenggarakan Seminar Franchise dan
Buku Panduan Penyelenggaraan Seminar/Pelatihan Franchise.
8. Buku Panduan Penyelenggaraan Seminar/Pelatihan Franchise tersebut bertujuan untuk mendorong
Kadin Provinsi/Kabupaten/Kota meningkatkan kualitas dan kualitas pelayanan, meningkatkan
jumlah layanan.
9. Tujuannya adalah untuk memberikan panduan praktis penylenggaraan seminar dan pelatihan
franchise di daerah.

VII. Biro Konsulen Pajak oleh Bapak Aritonang (Direktur Eksekutif Kadin Kabupaten Bekasi)
1. Latar belakang penyelenggaraan Biro Konsulen Pajak:
A. Pasal 6 UU Kadin dan AD ART Kadin.
B. Kurangnya pemahaman para pelaku usaha (Wajib Pajak) tentang peraturan serta kebijkan yang
berkaitan dengan perpajakan.
C. Memasyarakatkan gemar membayar pajak.
D. Banyaknya Anggta Kadin yang terdiri dari kelas menengah bawah.
2. Masalah yang dihadapi:
A. Belum siapnya pelaku usaha membuat laporan keuangan usahanya yang sesuai dengan standar
perpajakan.
B. Kemampuan pelaku usaha (Wajib Pajak/WP) belum memadai dalam mengartikulasikan
hitungan-hitungan perpajakan yang berlaku.
C. Kurangnya waktu dari pelaku usaha (WP) dalam menyelesaikan urusan-urusan perpajakan.
D. Akibat dari masalah-masalah tersebut adalah penerimaan Negara dari pajak belum optimal.
3. Rencana startegis:
A. Membedayakan lembaga Kadin se-Indonesia sebagai konsulen pajak bagi anggotanya.
B. Mensosialisasikan manfaat pajak bagi dunia usaha dan masyarakat Indonesia.
C. Memberikan reward bagi WP yang taat dan benar.
D. Menyejajarkan system informasi BKP sesuai dengan keputusan Dirjen Pajak No. Kep-
27/PJ/2003.
4. Langkah konkrit:
A. Pembentukan Biro Konsulen Pajak dengan SK Kadin.
B. Membuat standar operasional yang baku dan lengkap dengan flow chart pelayanan.
C. Mempersiapkan qualifikasi personil untuk menjalankan program sesuai standar yang berlaku.
D. Membuat jadwal kerja BKP yang jelas dan terukur serta tarif layanan yang transparan.
E. Menentukan anggaran biaya pelaksanaan program ini.
5. Cakupan layanan BKP:
A. Konsultasi dan bantuan dalam hal Ketentuan Umum Perpajakan.

Halaman 8
B. Fasilitas bantuan pembuatan dan pelaporan pajak.
C. Fasilitas bantuan dan pendampingan pada saat mendapatkan kelebihan pembayaran pajak.
D. Informasi terbaru tentang Peraturan Pajak dan manajemen Pajak.
E. Layanan penyelesaian surat tagihan pajak.
F. Penyelesaian hak-hak WP.
6. Hasil yang diharapkan:
A. Meningkatnya perolehan nehara dari sector pajak.
B. Sumber pendapatan bagi Kadin secara berkesinambungan.
C. Meningkatnya pranata Kadin se-Indonesia.
7. Kesimpulan:
A. BKP Kadin dapat memberi layanan yang benilai tambah bagi anggta.
B. Di masa mendatang, memberikan akibat multiplayer efek positif.
C. Perlunya pengawasan baik dan benar serta diperlukannya perhatian serius dan professional dari
seluruh komponen Kadin yang ada.

Tanya Jawab/Masukan
1. Kadin Sumut :
A. Peraturan perundang-undangan baru agar disosialisasikan kepada Kadin Provinsi.
B. Kerjasama antara Kadin Provinsi dan Konjen setempat berkaitan dengan penerimaan tamu
asing dan pameran (Keprotokolan).
C. Publikasi berita-berita luar negeri agar diinformasikan kepada Kadin Provinsi.
D. Kuliah Kewirusahaan agar diperluas sasarannya untuk staf Sekretariat.
E. Biro Konsulen Pajak memungkinkan untuk diselenggarakan oleh Koperasi karyawan
Sekretariat.
2. Kadin Riau :
A. Agar Layanan Advokasi dan Hukum memiliki modul.
B. Perlu adanya koordinasi antara Komite Multilateral dengan Kadin Provinsi tentang hal-hal yang
berkaitan dengan penerimaan delegasi dan lain-lain.
C. Agar ada pelibatan dari Kadin Provinsi jika Kadin Indonesia menyelenggarakan Kuliah Umum
Kewirausahaan.
3. Kadin Jatim:
A. Perlu adanya persamaan dan pengembangan mind set business meeting/business matching.
B. Perlu adanya pembentukan mind set mengenai KU Kewirausahaan.
4. Kadin Jateng:
A. Perlu ada kontak informasi mengenai Layanan Advokasi dan Layanan Hukum.
5. Kadin DKI Jakarta:
A. Bantuan dari Kadin Indonesia untuk memperoleh copy MoU standard.
B. Perlu adanya Teknik Penyusunan Kontrak yang standard.
C. Penyelesaian pengaduan dagang agar diberikan kepada Anggota Kadin.
D. Informasi pasar (asing) agar difasilitasi oleh kadin Indonesia.

Tanggapan :
1. Layanan Advokasi dan Layanan Hukum telah disosialisasikan serta Modul Advokasi akan segera
dicetak.
2. Rencana akan diadakan workshop Advokasi di luar jawa.
3. Sengketa bisnis yang diselesaikan oleh Sekretariat Kadin Indonesia selama ini lebih mengarah
kepada pemberian alternative proses penyelesaiannya.
4. Bantuan publikasi dan standard moU akan diberikan.
5. KU Kewirausahaan dapat diperluas untuk Sekretariat Kadin.

Halaman 9
VIII. Income Generating dan layanan yang menghasilkan Pendapatan oleh Andreas Gosche
(Koordinator Program DIHK)

1. Kadin tidak berkembang karena :


Minimnya anggota
Kurangnya sumber pendapatan
Representasi Kadin kurang
(Solusinya adalah layanan jasa yang menghasilkan pendapatan)
2. Makna Income Generating Services:
Sebagai sumber pendapatan
Motivasi karyawan sendiri
Kemandirian
Mendukung perwakilan kepentingan
Subsidi silang
3. Pelayanan jasa Kadin :
Pelayanan jasa perkantoran
Pelayanan jasa informasi/publikasi
Pelayanan jasa konsultasi
Pelayanan jasa kewirausahaan baru
Pelayanan jasa pelatihan
Pelayanan jasa misi dagang
Pelayanan jasa arbitrase/mediasi
Pelayanan jasa temu usaha/kerjasama

IX. Income Generating dan layanan yang menghasilkan Pendapatan oleh Nasrul Arifin (Direktur
Eksekutif Kadin DKI Jakarta).

1. Kategori kebutuhan layanan :


Promosi Usaha
Penyediaan Sumber Informasi
Konsultasi Usaha
Peningkatan Sumber Daya Manusia
Perkuatan manajemen perusahaan
Networking
Peraturan dan Perijinan
Legalisasi/Surat Keterangan KADIN
Advokasi
2. Bentuk-bentuk layanan :
Event (Seminar/Pameran/Diklat)
Iklan (Cetakan/Elektronik)
Jasa Informasi Usaha (offline)
Keanggotaan Akses informasi Online (internet)
Jasa Kartu Kredit (Visa/Master)
Keanggotaan Kartu Diskon
3. Lembaga pendidikan dan pelatihan Kadin
Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 15 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan
Tally di Pelabuhan
Bab X. Ketentuan Peralihan
Pasal 19. Sebelum terbentuknya Asosiasi Tally KADIN Provinsi berperan untuk memberikan
rekomendasi sebagai persyaratan ijin usaha perusahaan Tally.
Salah satu persyaratan adalah Perusahaan Tally harus memiliki tenaga yang telah mengikuti diklat
LPPK (konsep 3 in 1).

Halaman 10
Pada tanggal 14 November 2007 direncanakan melatih sebanyak 600 tenaga Tally.
4. Rencana pengembangan tahun 2008
 Analisa Kebutuhan Anggota :
- Menyusun daftar pertanyaan kebutuhan anggota
- Distribusi angket
- Pengumpulan, pengelompokan dan analisa
- Menentukan jenis-jenis layanan baru

 Skala prioritas layanan baru :


- KADIN TV Peluang
- SMS Center
- Electronic Newsletter

SESSI IV : SISTEM INFORMASI

X. Program Layanan Bisnis oleh Budoyo Basuki (Wakil Komtap Asosiasi & Himpunan Kadin
Indonesia)

1. Pembahasan mengenai Program Layanan Bisnis sebagai salah satu cara untuk penggalangan
pendapatan.
2. Simulasi dengan menggunakan Formulir yang tersedia dimana para peserta diminta untuk diisi dan
dikumpulkan kepada narasumber,yaitu Bapak Budoyo Basuki.

XI Peningkatan Layanan Kepada anggota Melalui Internet oleh Edi Purwoko (Bidang Pengolahan
Data dan Informasi Kadin DKI Jakarta)
1. Website Kadin DKI Jakarta : www.kadin.or.id
2. Isi dari website tersebut meliputi: Organisasi, Keanggotaan, Peluang Usaha, Berita Kadin, Agenda
News dan website Link.

XII Model Pengembangan Sistem Informasi di Kadin Jawa Tengah oleh Teguh Tuhu Prasetyo
Direktur Eksekutif Kadin Jawa Tengah

1. Membangun paradigma bahwa Kadin Jawa Tengah adalah mitra pemerintah d dan layanan untuk
seluruh pelaku anggota.
2. Website Kadin Jatim : www.eastjavabiz.org
3. Website sebagai media informasi dan jembatan komunikasi.
4. Network : East Java Incorporated (EJI)
5. Website saat ini berorientasi kepada informasi penawaran dan permintaan.
6. Website juga membangun blog profil pengurus. Diharapkan dengan blog tersebut ada monitoring
terhadap pengurus serta membangun sense of belonging.
7. Website meliputi,antara lain: Informasi Pameran, Peluang Usaha, Peluang Investasi, Link, Info
UMKM, Form MPU (Registrasi).
8. Perbandingan sebelum update sekitar 200 pengunjung, setelah diupdate pengunjung bertambah
700-800an.
9. Kekurangan: kurang menarik tampilannya, Agenda dan Info Pameran belum terurut, gambar
Agenda belum dapat ditampilkan.
10. Perbaikan ke depan adalah lebih memfokuskan perbaikan kepada kekurangan-kekurangan tersebut
di atas.

Tanya Jawab/Masukan/Saran
1 Kadin Sumut : Bantuan teknis pembangunan sistem informasi melalui internet sebagai

Halaman 11
penggalangan pendapatan.
2. Kadin Sumut : Layanan Dokumen berdasarkan UU PT baru, bagaimana peranan (Kadin Indonesia)
dan (BPOM) berkaitan dengan produk-produk?
3. Kadin Sumbar: Apakah yang dilakukan Kadin mengenai Layanan Kadin, apakah tidak
menyimpang dari AD/ART pasal 12?
4. Kadin Banten: Website Kadin Banten masih dalam tahap perencanaan, target 2008 sudah ada
website Kadin Banten.
Tanggapan
1. Dalam AD ART telah diatur layanan-layanan umum/standard yang sudah ada,di luar itu adalah
layanan charges. Layanan-layanan yang telah dilakukan tersebut termasuk dalam sumber
pendapatan yang sah & tidak melanggar UU.
2. Berpedoman pada Pedoman Organisasi,maka Direktur Eksekutif memiliki wewenang
menandatangani perjanjian/kontrak.

SESSI V : KESEKRETARIATAN

XIII Template Website Kadin Provinsi/Kabupaten/Kota oleh Bapak Tata Wahyudin (BODI)

1. Keadaan riel mengenai website Kadin Indonesia (www.kadin-indonesia.or.id):


A. Update website Kadin Indonesia memperoleh ranking 5 pada 2 bulan lalu.
B. Pengguna internet banyak yang menggunakan website Kadin Indonesia untuk memperoleh
informasi dunia usaha.
2. Latar belakang : Penyediaan Layanan Informasi Kadin berupa pemanfaatan teknologi internet
sebgaimedia komunikasi, sarana media promosi, kebutuhan terhadap informasi dunia usaha.
3. Adanya implementasi Keputusan Dewan Pengurus Kadin Indonesia Nomor: Skep/045/DP/IV/2006
tentang Sistem Informasi Terpadu Kadin Indonesia (KIIS- )
4. Maksud dari kegiatan ini adalah menyediakan template website dinamis bagi Kadin
Provinsi/Kabupaten/Kota.
5. Tujuan membantu Kadin Provinsi/Kabupaten/Kota untuk memiliki website yang interaktif.
6. Sasaran Kadin Provinsi/Kabupaten/Kota yang belum memiliki website.
7. Tampilan didesain dengan konsep utama media penyampaian informasi kegiatan dan layanan yang
ada di Kadin Provinsi/Kabupaten/Kota.
8. Desain informasi meliputi bahasa, kesan dan gaya.
9. Desain website ---- Halaman Muka: profil Organisasi,Keanggotaan, rogramKerja, Referensi
organisasi Bisnis, Berita, Agenda Kegiatan, Informasi Peluang bisnis/investasi, Kontak, FAQ,
Opini, Directory Industri/Produk, Links dll. ----- Fasilitas Tambahan : Pemasangan banner
perusahaan, iklan produk dan lain-lain.
10. Kadin Indonesia membantu penyediaan template kepada Kadin Provinsi/Kabupaten/Kota secara
gratis : Template, Hosting, Domain, Update Content.
11. Simulasi website Kadin Provinsi/Kabupaten/Kota.

Tanya Jawab/Masukan/Saran

1. Direktorat Organisasi Kadin Indonesia: Menu Utama yang tercantum di website agar
dimasukkan Content Promosi Keanggotaan.
2. Moderator : Bulan Nopember akan ada modul mengenai upload content dan lain-lain.
3. DIHK : Bantuan Kadin Indonesia untuk membantu penyediaan template kepada Kadin
Provinsi/Kabupaten/Kota secara gratis TETAP memiliki nilai meski diberikan secara free kepada
Kadin Provinsi/Kabupaten/Kota.
4. DE Kadin Indonesia : bantuan Kadin Indonesia melalui penyediaan template website dapat
dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh Kadin Provinsi/Kabupaten/Kota.
5 Kadin Babel : Agar simulasi dilakukan saat ini supaya dapat segera diaplikasikan oleh Kadin

Halaman 12
Provinsi/Kabupaten/Kota masing-masing.
6. Kadin Keppri : apakah template bisa dapat langsung digunakan?
7. DIHK : Kadin Jambi, Kadin Bengkulu, Kadin Banten, Kadin Jabar, Kadin Kalbar belum memiliki
website. Peluang Kadin Indonesia untuk membantu Kadin Provinsi tersebut.
8. Kadin Riau :
A. Keamanan data di website bagaimana?
B. Bagaimana kiat-kiat membuat desain website yang bagus dan mudah diakses?

Tanggapan:
1. Template dari Kadin Indonesia sudah dapat digunakan.
2. Keamanan di server dan keamanan dari sisi template, yaitu tidak dengan menyimpan password di
server agar tidak jebol.
3. Back up data otomatis ada di server back up.

XIV Peraturan Kekaryawanan Sekretariat Kadin oleh Sutrisno (Direktur Keuangan dan SDM)
1. Peraturan Kekaryawanan adalah suatu pedoman dalam menentukan syarat-syarat kerja dan kondisi
kerja sebagai salah satu sarana untuk mewujukan hubungan industrial.
2. Tujuan:
A. meningatkan kinerja dan produktifitas.
B. Mempertegas dan memperjelas hak dan kewajiba karyawan.
C. Menciptakan dan mengokohkan hubungan industrial yang harmonis.
D. Menetapkan syarat-syarat kerja dan/atau hubungan ketenagakerjaan yang belum diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
E. Mengatur tata cara penyelesaian keluh kesah dan perbedaan pendapat antara karyawan dan
pimpinan.
3. Lingkup peraturan berlaku bagi seluruh Karyawan Sekretariat Kadin Indonesia.
4. Hak Sekretariat Kadin Indonesia, antara lain memberikan perintah tugas, lembur, dan lain-lain.
5. Kewajiban Sekretariat Kadin Indonesia, antara lain memberikan kompensasi yang layak dan
seimbang.
6. Jenis hubungan kerja :
A. hubungan kerja untuk jangka waktu tidak tertentu bagi karyawan tetap.
B. Hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu.
7. Penerimaan, Pengangkatan dan Penempatan Karyawan, meliputi:
A. berdasarkan formasi dan kebutuhan secretariat Kadin Indonesia.
B. Syarat Umum penerimaan Calon Karyawan: WNI, minimal 18 tahun maksimal 45 tahun dan
lain-lain.
C. Adanya masa percobaan 3 bulan yang pada prakteknya ada yang langsung dikontrak setahun.
D. Pengaturan lebih lanjut dalam Keputusan Direktur Eksekutif.
8. Batas usia pensiun per tanggal 30 April 2007 adalah usia karyawan 55-60, sedang usia pension
ditetapkan 56 tahun
9. Penilaian Kinerja Karyawan meliputi Kedisiplinan, Kumulatif Angka Kredit Kepangkatan
Fungsional, Produktifitas Kerja, Orientasi Kerja dan Dedikasi Kerja.
10. Kompensasi terdiri dari Kompensasi Dasar (Gaji, tunjangan keluarga, kehadiran, kesehatan dan
jabatan) dan Kompensasi Berbasis Insentif (Lembur, Insentif Produktifitas, Insentif Kedisiplinan).
11. Waktu Kerja, Istirahat dan Kerja Lembur sama secara umum dengan instansi lain, yaitu jam 08.00 –
17.00. Hari Sabtu dan Minggu libur.
12. Kerja Lembur ada persyaratan tertentu di Sekretariat Kadin Indonesia.
13. Macam-macam Cuti: Cuti Tahunan, Cuti Melahirkan, Cuti Istimewa, Cuti Khusus, Cuti di Luar
Tanggungan.
14. Tata Tertib dan Disiliplin meliputi penetapan jam kerja, pelaporan kerja dan lain-lain.
15. Sanksi Pelanggaran Tata Tertib dan Disiplin memiliki tingkatan tertentu tergantung jenis
pelanggaran Tata Tertibnya.

Halaman 13
16. Forum Komunikasi Karyawan untuk menginformasikan berbagai kegiatan yang perlu diketahui
seluruh karyawan, untuk menyalurkan pendapat/saran dari karyawan untuk perbaikan Sekretariat
Kadin Indonesia di masa mendatang.
17. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), Larangan PHK dan Penyebab PHK berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. PHK akan berkaitan erat dengan pemberian kompensasi bagi
karyawan yang bersangkutan tergantung pada jenis PHK.

XV Software Keuangan Kadin Indonesia oleh Kamaludin (Asisten Program Kerjasama DIHK)
1. Software merupakan alat bantu bagi Kadin Provinsi/Kabupaten/Kota untuk mengontrol keuangan.
Software dibuat secara sederhana agar mudah digunakan dan software dibuat dengan aplikasi
Microsoft Excel serta berdasarkan Pedoman Organisasi Kadin Indonesia.
2. Software ini meliputi penggunaan Microsoft Excel, fasilitas grafik dan lain-lain.
3. Simulasi Laporan Keuangan

Tanya Jawab/Masukan

1. Kadin Jawa Tengah :


A. Variabel dalam penetapan gaji meliputi apa saja?
B. Penetapan Kinerja Karyawan apa saja?
C. Pelaporan Keuangan apakah dapat diubah disesuaikan dengan asosiasi?
2. Kadin Keppri : Uraian Jabatan dan Struktur Kadin Indonesia seperti apa?
3. Kadin Sumut :
A. Bantuan untuk memperoleh contoh uraian jabatan dan struktur yang ada di Sekretariat Kadin
Indonesia.
B. Jenjang karir di Sekretariat Kadin Indonesia bagaimana?
4. Kadin Jabar:
A. Bantuan dari Kadin Indonesia untuk membantu pengiriman standard mengenai Kekaryawanan
melalui Ketua Umum Kadin Indonesia kepada Ketua Kadin Jabar agar dewan Pengurus Jabar
juga aware terhadap hal tersebut, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan Asuransi bagi
Karyawan Sekretariat Kadin Indonesia.
5. Kadin Riau:
A. Peraturan Kekaryawanan SKI , apakah dibuat bersama yang konsekuensinya ada Serikat
Pekerja, apakah ada Serikat Pekerja di SKI?

Tanggapan:

1. Sistem penggajian Sekretariat Kadin Indonesia mengacu pada sistem Penggajian PNS tahun 2006.
2. Penilaian Kinerja meliputi Kedisiplinan, Kumulatif Angka Kredit Kepangkatan Fungsional,
Produktifitas Kerja, Orientasi Kerja dan Dedikasi Kerja yang masing-masing bagian dinilai.
3. Uraian Jabatan di Seketariat Kadin Indonesia telah dibuat secara rinci.
4. Software Keuangan memiliki password untuk mengubah sesuai dengan kebutuhan asosiasi yang
bersangkutan.
5. Jenjang karir di SKI singkat dan tidak memberikan banyak harapan kepada karyawan karena hal
tersebut berkaitan erat dengan keuangan.
6. Supaya karyawan tidak “ke mana-mana” maka manajemen memberikan insentif. Pada intinya,
kesejahteraan karyawan harus diperhatikan, minimal berdasarkan peraturan perundang-undangan
ketenagakerjaan berlaku.
7. Wewenang pengadaan Asuransi adalah sepenuhnya milik Direktur Ekskutif dan harus
diperjuangkan oleh Direktur Ekskutif.
8. Peluang memperluas jaringan Jamsostek SKI ke Kadin Provinsi.
9. Tidak ada Serikat Pekerja di SKI, namun ada Forum Kekaryawanan. Serta tidak ada
ketidaksetujuan dari Dewan Pengurus Kadin Indonesia.

Halaman 14
SESSI VI : ORGANISASI

XVI Pelaksanaan Pendaftaran/Pendaftaran Ulang Anggota AB/ALB dan Tercatat oleh Bapak
Suprayitno (Direktur Organisasi)

1. Anggota Biasa :
A. Definisi : perusahaan yang berbadan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
B. Setiap kantor pusat, cabang, perwakilan dan unit produksi masing-masing mendaftar di Kadin
Kabupaten/kota tempat domisilinya masing-masing.
C. Anggota Biasa memiliki hak dipilih.
2. Anggota Tercatat : Perusahaan perseorangan yang tidak berbadan hukum termasuk perusahaan
informasi.
3. Anggota Luar Biasa memiliki persyaratan: memiliki AD ART, memiliki kode Etik Organisasi, tidak
memiliki kesamaan nama, merek, lambang atau logo dengan organisasi sejenis yang telah ada, telah
berdiri dan telah melaksanakan paling sedikit satu kali Musyawarah Anggota-nya.
4. Persyaratan Khusus ALB: organisasi atau cabang organisasi tingkat Kabupaten/Kota berjumlah
minimal 20 perusahaan/pengusaha; organisasi tingkat provinsi harus memiliki cabang minimal 30
persen dari jumlah kabupaten/kota pada provinsi yang bersangkutan; organisasi tingkat nasioal harus
ada minimal 30 persen jumlah provinsi yang tersebar di provinsi Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Nusa Tenggara-Maluku-Papua dan dibuktikan dengan KTA LB di provinsi yang
bersangkutan.
5. Uang pangkal golongan menengah dan besar ditetapkan oleh Dewan Pengurus Kadin Provinsi sesuai
koridor TPPUA.
6. Uang Iuran anggota adalah uang iuran bulanan untuk mendukung pembiayaan kegiatan operasional
rutin dan pengembangan Kadin.’
7. Leges adalah tanda bukti lunas dan memiliki logo tersendiri.
8. Daftar Anggota Kadin memuat identitas, data serta keterangan lainnya yang menjadi sumber
informasi resmi bagi semua pihak berkepentingan dalam rangka memberikan kepastian berusaha.
Daftar anggota wajib dikirimkan kepada Kadin Indonesia.
9. Formulir-formulir dapat dilihat di Buku Tata Cara Pendaftaran dan Pendaftaran Ulang Anggota
Kadin.
10. Data Permintaan KTAB (per Oktober 2007):
- KTAB Golongan Besar 8855
- KTAB Golongan Menengah 7987
- KTAB Golongan Kecil 27955
Jumlah seluruhnya adalah 44.797. Angka tersebut mengalami peningkatan dibanding
tahun 2006 .

XVII Promosi & Kampanye Keanggotaan oleh Bapak Arief Hermawan (Kabid Promosi dan
Registrasi Anggota)

1. Fungsi Kadin merupakan wadah komunikasi dan konsultasi antar pengusaha Indonesia dan antara
pengusaha Indonesia dan Pemerintah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perdagangan,
perindustrian dan jasa. Hal tersebut sesuai dengan UU Kadin serta AD ART Kadin.
2. Promosi Keanggotaan harus diakukan secara sinergi dari Kadin Indonesia sampai dengan Kadin
Kabupaten/Kota.
3. Program yang pernah dilakukan Kadin Indonesia :
A. Surat-surat himbauan kepada Kadin Provinsi/Kabupaten/Kota untuk lebih aktif merekrut
Anggota.
B. MoU antara Kadin Indonesia dengan Gapensi.
C Surat Edaran No 426/DP/III/2005 yang mengatur akreditasi dan sertifikasi pasca terbitnya

Halaman 15
Keppres 80/2003.
4. Ketentuan Baru yang menetapkan Anggota Luar Biasa Tercatat yang ditetapkan dalam pasal 30
Keppres 16/2006. Surat Edaran No. 1033/DP/V/2007 tentang Program Promosi Anggota yang
ditujukan kepada Pengurus Kadin Indonesia, Komite Bilateral/Multilateral.
5. Analisis:
A. Perkembangan jumlah Anggota Biasa tahun 2003-2005 terus menurun, namun pasca tahun 2006
sedikit mengalami kenaikan.
B. Pemberlakuan Keppres 18/2000 berdampak pada naik turunnya jumlah Anggota Kadin.
C. dan lain-lain
6. Strategi dan Cara untuk promosi Anggota:
A. Pemberian diskon bagi kegiatan AB-ALB.
B. Kewajiban kartu Pengurus Kadin (Kadin Card).
C. Pendaftaran jadi Anggota Kadin melalui ALB.
D. Membuat alat promosi dan penyebarannya melalui website, leaflet, flyer, tempat distribusi,
pemantauan, evaluasi dan perbaikan.
E. Sistem Pelaporan.
F. Rekruitmen AB dan ALB.
7. Dalam monitoring perlu menetapkan criteria tolok ukur keberhasilan.

Tanya Jawab/Masukan/Pendapat
1. Kadin DKI Jakarta: Sistem Pendaftaran Anggota harus jemput bola jangan diberlakukan sistim
leges.
2. Kadin Babel, Kadin DKI Jakarta, Kadin Banten: masa berlaku KTA 1 tahun agar disamakan dengan
Kadin Indonesia (5 tahun).
3. Kadin Jawa Tengah: Memungkinkan Kadin Card diberikan secara gratis.
4. Kerjasama dengan asosiasi untuk rekruitmen Anggota.

Tanggapan:
1. Kerjasama dengan asosiasi untuk rekruitmen Anggota akan dikaji ulang.
2. Masukan-masukan bersifat kebijakandari Kadin Provinsi akan disampaikan kepada pengurus.
Namun masukan tersebut agar di perkuat secara tertulis.

XVIII Pemeringkatan Kinerja Kadin (Konsepsi dan Rencana Program) oleh Bapak Budoyo Basuki
(Wakil Komtap Asosiasi dan Himpunan Kadin Indonesia)
1. Program rating masih baru, oleh karena itu perlu masukan dari Kadin Provinsi berkaitan dengan
jadwal.
2. Sifatnya voluntary (sukarela), segmentatif, proporsional, meritokrasi didasarkan pada pola
peraturan, pedoman dan prosedur yang ada, progresif.
3. Pola :
A. penetapan kriteria dan persyaratan.
B. Publikasi dan pendaftaran.
C. Penetapan kuisioner dan diseminasinya.
D. Penerimaan isian jawaban.
E. Penilaian dan pengujian.
4. Kriteria :
A. Elemen Penyelenggaraan Organisasi berunsur isi: Visi,Misi, Struktur, Jumlah & Keaktifan
Pengurus, Juru Bicara dan Pengambilan Keputusan, Rapat-rapat dll.
B. Hubungan dengan pemerintah, legislative dan media massa berunsur: Hubungan dengan Kepala
Daerah dan Muspida, Bappeda dan Pejabat Sektoral dll.
C. Keanggotaan dan Layanan berunsur: Pembinaan AB/ALB, pengembangan AB/ALB, Sistem
Informasi dan Komunikasi dl.
D. Sumber Daya Manusia berunsur: Pemahaman visi misi, Tugas Kadin dll.

Halaman 16
E. Fasilitas dan Teknologi berunsur: Ruang Kerja, Ruang tamu dll.
F. Keuangan berunsur: Komite Perbendaharaan/Keuangan, Dana Keanggotaan, Fund Raising dll.

Tanya Jawab/Masukan/Pendapat:
1. Agak sulit diterapkan karena untuk mengukur visi misi adalah sesuatu yang tidak terukur. Jadwal
bulan Februari 2008 kurang efektif.

Tanggapan:
1. Visi Misi bukan dinilai tapi ada/tidaknya visi misi di Kadin Provinsi/Kabupaten/Kota.

XIX Proses Ekspor dan Proses Penerbitan SKA oleh Bapak Harmon Bermawi Thaib (Direktur
Layanan Bisnis dan UKM)
1. Dasar Surat Keterangan Asal (SKA) adalah pasal 8 huruf a UU Kadin dan pasal 10 h AD.
2. Persyaratan (minimal) Kadin sebagai penerbit SKA adalah : kantor lengkap permanent, adanya
Direktur Eksekutif dan staf, terdaftar di Kadin Indonesia.
3. Persyaratan Eksportir yang diberi SKA adalah Eksportir mengajukan permintaan pendaftaran dengan
dilampiri: Surat Pernyataan Tanggung Jawab (Letter of Indemnity), Fotokopi akta Perusahaan,
Pengesahan Akta di Dephumham, SIUP, TDP, IUI/Izin Khusus lainnya, NPWP, Keterangan Domisili.
4. Persyaratan Penerbitan SKA: PE dari Bea Cukai, B/L, invoice.
5. Penetapan Tarif Penerbitan CO terdiri dari 2, yaitu Tarif Anggota dan Non Anggota.

XX Pengalaman Training di Jepang oleh Arief Hermawan (Kabid Promosi dan Registrasi Anggota)
1. Pola keanggotaan dan pembagian keuangan
2. Layanan Anggota (Anggota diskon 60%) meliputi: Newspaper dll.
3. Layanan Ujian Keahlian oleh Kadin Jepang.
4. Aktivitas, Promosi dan Manajemen UKM.
5. Situasi keuangan JCCI.
6. Kerjasama Kadin Jepang dengan Kadin Indonesia: Aktifitas Promosi Bisnis, Ujian Kompetensi dll.

Tanya Jawab/Pendapat:
1. Kejelasan prosedur COO.
2. COO harus sesuai dengan domisili perusahaan yang bersangkutan.
3. Perlu ada penyeragaman prosedur penerbitan SKA dan COO dari Kadin Indonesia samapai dengan
Kadin Provinsi/Kabupaten/Kota.
4. Pedoman Organisasi Kadin hasil Rapimnas 2006 menetapkan bahwa Komite tidak diperbolehkan
mengeluarkan COO. Kontrol terhadap hal tersebut menjadi tanggung jawab siapa?

Tanggapan :
1. Bila keseragaman diterapkan dalam prosedur penerbitan SKA dan COO, maka diperlukan akreditasi
Kadin Indonesia.
2. Komite Bilateral/Multilateral tidak diperbolehkan menerbitkan COO.

V. REKOMENDASI WORKSHOP
Workshop Direktur Eksekutif Kadin Provinsi Indonesia Bagian Barat menghasilkan rekomendasi sebagai
berikut :

1. Rekomendasi kepada Rakornas Bidang Organisasi


a. Sebagai “not for profit organization” Berbagai kegiatan KADIN yang menghasilkan income ditujukan
untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas layanan KADIN kepada masyarakat dunia usaha
maupun para pemangku kepentingan lainnya. KADIN harus mampu meningkatkan income generating
untuk meningkatkan layanan tersebut
Halaman 17
b. Agar Workshop Direktur Eksekutif KADIN di jadikan agenda tetap di waktu mendatang
c. Agar hasil Workshop serupa ini disampaikan dalam forum formal untuk memperoleh dukungan serta
komitment dari Dewan Pengurus setiap tingkatan
d. Perhatian dalam rekrutmen staf sekretariat KADIN di waktu mendatang dengan kualifikasi yang sesuai
dengan kompetensi kerja dengan mengacu pada prosedur “fit and proper test” yang telah dibuat dengan
gaji sesuai dengan kualitas profesionalisme dan output kerja (gaji pokok dan sistem insentif)
e. Perkembangan organisasi KADIN hanya bisa dicapai bila ada konsistensi kelembagaan, sekretariat dan
tenaga sekretariat kadin secara permanen. Oleh karenanya perlu adanya staf sekretariat permanan yang
di lindungi dengan kontrak kerja staf tetap sehingga dijamin bahwa pengetahuan tentang per KADIN an
tetap berada di sekretariat KADIN
f. Gap antara sekretariat dan pengurus KADIN bisa diselaraskan bila fungsi, tugas dan peranan masing-
masing dilaksanakan sebagaimana diamanahkan dalam AD/ART KADIN yaitu pengurus mengurusi
kebijakan dan sekretariat mengoperasikan pelaksanaan

2. Rekomendasi kepada Kadin Indonesia


a. Penyelenggaraan Workshop Direktur Eksekutif dianjurkan dilaksanakan di ibukota provinsi selain
memberikan suasana baru juga memberikan kesempatan kepada KADIN Provinsi selaku tuan rumah
b. Perlu dibuat mailing list serupa yahoo.groups sebagai sarana komunikasi dan interaksi bidang kebijakan
publik berkenaan dengan issue-issue bea cukai, perpajakan, anti dumping, enerji dan jaminan sosial,
agar pembahasan dan diskusi dapat diperluas serta dapat menghimpun masukan dalam rangka
membangun opini organisasi KADIN.
c. Membangun modul-modul layanan berikut instrukturnya sesuai kebutuhan berdasarkan permintaan
yang dapat melakukan pelatihan di daerah-daerah
d. Mengkoordinasikan pertukaran staff antara KADIN Provinsi maupun Kabupaten/Kota sesuai proposal
e. Menyampaikan usulan peninjauan kembali sistem pendaftaran/ daftar ulang anggota dengan sistem
leges dan pemberlakuan KTA 5 thn maupun rencana kerjasama pendaftaran keanggotaan KADIN
dengan Asosiasi.
f. Mendorong komitmen para Direktur Eksekutif untuk berpartisipasi dalam program rating KADIN
Provinsi dan Kabupaten/Kota, program rating dilaksanakan setelah Rapimnas Kadin bulan Februari
2008.

3. Rekomendasi kepada Kadin Provinsi


Menetapkan implementasi program hasil Workshop Direktur Eksekutif
KADIN, menyusun program, melaksanakan, mengevaluasi dan
melaporkan kepada KADIN Provinsi dan KADIN Indonesia
sebagaimana disepakati dalam formulir komitment peserta workshop
antara lain meliputi:
a. Layanan Advokasi dan Hukum
b. Layanan
c. Pembuatan Peraturan Kekaryawanan
d. Pembuatan web site
e. Pelaporan pendaftaran anggota
f. Penggalakan kampanye keanggotaan
g. Lihat formulir

Halaman 18
VI. REKAPITULASI PENILAIAN MATERI DAN IMPLEMENTASI LAYANAN

Untuk mengetahui minat peserta terhadap materi yang dipresentasikan dan pelaksanaan layanan/kegiatan yang
akan diterapkan di setiap Kadin Provinsi, telah dibagian kuisioner dengan hasil sebagai berikut :

SKALA LIEKERT RATA2


NO MATERI
1 2 3 4 5
1 Pengetahuan Industri dan Perdagangan 1 7 9 4 3.76
2 Pengetahuan Penggunaan Produk Dalam Negeri 3 8 9 1 3.38
3 Pengetahuan Mengenai Perundangan Baru 12 5 2 3.47
4 Pedoman Advokasi dan Layanan Hukum 8 8 2 3.67
5 Pedoman Kuliah Umum Kewirausahaan dan Penyelenggaraan 5 10 3 3.89
Seminar Franchise
6 Layanan Hubungan Internasional 10 9 2 3.62
7 Layanan Konsultasi Pajak 1 7 11 3 3.73
8 Income Generating dan Layanan Yang Menghasilkan Pendapatan 3 9 9 4.29
9 Prosedur Ekspor Impor dan Certificate of Origin 1 8 7 3 3.63
10 Layanan Bisnis & Investasi (support desk) 1 6 8 3 3.72
11 Pelatihan pengelolaan website Kadin Provinsi 3 7 11 4.38
12 Peraturan Kekaryawanan 5 10 6 4.05
13 Sistim Pelaporan Keuangan 5 5 8 4.17
14 Pelaksanaan pendaftaran/pendaftaran ulang AB/ALB dan tercatat 8 7 4 3.79
15 Promosi dan Kampanye Keanggotaan 1 7 8 3 3.68

MATERI YG INGIN DITERAPKAN OLEH KADIN PROVINSI :


JUMLAH
MATERI
NO PEMINAT
1 Pengetahuan Industri dan Perdagangan 5
2 Pengetahuan Penggunaan Produk Dalam Negeri 4
3 Pengetahuan Mengenai Perundangan Baru 3
4 Pedoman Advokasi dan Layanan Hukum 6
5 Pedoman Kuliah Umum Kewirausahaan dan Penyelenggaraan 8
Seminar Franchise
6 Layanan Hubungan Internasional 3
7 Layanan Konsultasi Pajak 7
8 Income Generating dan Layanan Yang Menghasilkan Pendapatan 7
9 Prosedur Ekspor Impor dan Certificate of Origin 4
10 Layanan Bisnis & Investasi (support desk) 3
11 Pelatihan pengelolaan website Kadin Provinsi 13
12 Peraturan Kekaryawanan 11
13 Sistim Pelaporan Keuangan 8
14 Pelaksanaan pendaftaran/pendaftaran ulang AB/ALB dan tercatat 7
15 Promosi dan Kampanye Keanggotaan 11

Jakarta, 20 Nopember 2007

Kamar Dagang dan Industri Indonesia


Direktur Eksekutif

Hariadi Saptadji

Halaman 19

Anda mungkin juga menyukai