0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
223 tayangan4 halaman
Variabel utama yang mempengaruhi keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa dalam tubuh adalah usia, ukuran tubuh, temperatur lingkungan, dan gaya hidup. Usia mempengaruhi distribusi cairan dan elektrolit dalam tubuh seiring perkembangan, sedangkan ukuran tubuh berpengaruh pada jumlah total air dalam tubuh. Temperatur lingkungan dan aktivitas seperti olahraga dapat menyebabkan perubahan kehilangan cairan melalui k
Variabel utama yang mempengaruhi keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa dalam tubuh adalah usia, ukuran tubuh, temperatur lingkungan, dan gaya hidup. Usia mempengaruhi distribusi cairan dan elektrolit dalam tubuh seiring perkembangan, sedangkan ukuran tubuh berpengaruh pada jumlah total air dalam tubuh. Temperatur lingkungan dan aktivitas seperti olahraga dapat menyebabkan perubahan kehilangan cairan melalui k
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Variabel utama yang mempengaruhi keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa dalam tubuh adalah usia, ukuran tubuh, temperatur lingkungan, dan gaya hidup. Usia mempengaruhi distribusi cairan dan elektrolit dalam tubuh seiring perkembangan, sedangkan ukuran tubuh berpengaruh pada jumlah total air dalam tubuh. Temperatur lingkungan dan aktivitas seperti olahraga dapat menyebabkan perubahan kehilangan cairan melalui k
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Variabel-variabel yang Mempengaruhi Keseimbangan Normal
Cairan, Elektrolit dan Asam Basa
Oleh Kristika Dianingsih Utami, 0806334022
Untuk mempertahankan kesehatan dibutuhkan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam
basa di dalam tubuh. System cairan, elektrolit, dan asam basa bukan berada dalam keadaan statis atau dalam kesatuan fisiologis yang tunggal. Banyak variable yang dapat mengubah atau mempengaruhi distribusi cairan dan elektrolit dalam tubuh. Oleh karena itu, dalam LTM ini akan dibahasa mengenai variabel yang mempengaruhi keseimbangan normal cairan, elektrolit, dan asam basa. Variabel utama yang mempengaruhi keseimbangan normal cairan, elektrolit, dan asam basa adalah : usia, ukuran tubuh, temperatur lingkungan, dan gaya hidup. 1. Usia Usia mempengaruhi distribusi cairan tubuh dan elektrolit. Perubahan cairan dan elektrolit terjadi secara normal seiring dengan perubahan perkembangan seseorang. Total proporsi air dalam tubuh bayi lebih besar daripada total proporsi air dalam tubuh anak usia sekolah, remaja, atau orang dewasa. Pada kenyataannya, bayi memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kekurangan volume cairan atau ketidakseimbangan hiperosmolar karena per kilogram berat tubuhnya akan kehilangan air yang lebih besar secara proporsional. a. Anak-anak Ketika anak-anak terserang penyakit, respon pengaturan dan kompensasi mereka terhadap ketidakseimbangan menjadi kurang stabil dan dalam perubahan yang besar. Sering kali respon anak-anak terhadap penyakit adalah menjadi demam sehingga dapat meningkatkan kecepatan kehilangan air yang tidak dirasakan. b. Remaja Peningkatan kecepatan pertumbuhan pada remaja akan meningkatkan proses metabolik dan akibatnya sejumlah air akan dihasilkan sebagai produk akhir metabolisme. Perubahan keseimbangan cairan pada remaja perempuan lebih besar karena adanya perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus menstruasi. c. Lansia Risiko klien lansia untuk mengalami ketidakseimbangan cairan dan elektrolit mungkin berhubungan dekat dengan penurunan fungsi ginjal dan ketidakmampuan untuk mengonsentrasikan urine. Selain itu, jumlah total air tubuh menurun seiring dengan peningkatan usia. Faktor risiko lain yang terutama mempengaruhi seiring dengan peningkatan usia adalah penggunaan obat-obat diuretic. 2. Ukuran Tubuh Ukuran dan komposisi tubuh berpengaruh pada jumlah total air dalam tubuh. Lemak tidak mengandung air karena itu klien yang gemuk memiliki proporsi air tubuh yang lebih sedikit. Wanita memiliki lebih banyak cadangan lemak di dalam payudara dan paha mereka daripada pria. Akibatnya, jumlah total air tubuh pada wanita lebih kecil daripada pria walaupun usia mereka sama. 3. Temperatur Lingkungan Tubuh berespon terhadap temperatur lingkungan yang berlebihan dalam bentuk perubahan cairan. Berkeringat akan meningkatkan kehilangan cairan tubuh yang menyebabkan kehilangan ion-ion natrium dan klorida. Apabila temperatur di sekitar kita meningkat sampai di atas 32,20 atau jika tubuh di atas 38,30, keringat akan banyak keluar. Hal ini bertujuan untuk mendinginkan darah perifer untuk mengurangi suhu tubuh. Karena volume keringat yang keluar bervatiasi dari 0-1000 ml/jam atau bahkan lebih, dehidrasi dapat terjadi tanpa adanya penggantian cairan yang adekuat. Namun, normalnya mekanisme rasa haus akan menstimulasi penggantian tersebut. 4. Gaya Hidup Gaya hidup memberikan pengaruh tidak langsung pada keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa. a. Diet Asupan diet cairan, garam, kalsium, magnesium, dan karbohidrat yang penting, lemak, serta protein membantu tubuh mempertahankan status cairan, elektrolit, dan asam basa. Ketika asupan nutrisi tidak adekuat, tubuh berupaya untuk mempertahankan cadangan protein dengan memecah cadangan glikogen dan lemak. b. Stres Stres meningkatkan kadar aldosteron dan glukokortikoid, menyebabkan retensi natrium dan garam. Selain itu, peningkatan sekresi ADH akan menurunkan haluaran urin. Efek respon stres adalah meningkatkan volume cairan. Akibatnya, curah jantung, tekanan darah, dan perfusi ke organ-organ utama meningkat. c. Olahraga Olahraga menyebabkan peningkatan kehilangan air kasat mata melalui keringat. Klien yang melakukan olahraga dapat berespons terhadap mekanisme rasa haus dan membantu mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan meningkatkan asupan cairan. Atlet yang melakukan olahraga berat secara terus menerus harus mengganti kehilangan cairannya dengan cairan yang mengandung elektrolit. Analisis kasus : Berdasarkan pemicu disebutkan bahwa pria X mengalami dehidrasi berat. Dehidrasi berat merupakan suatu keadaan di mana seseorang mengalami kehilangan cairan sebanyak 4-6 liter atau 10% BB tubuh. Ketidakseimbangan osmolar (dehidrasi) terjadi jika ada kehilangan air tanpa disertai kehilangan elektrolit yang proporsional, terutama natrium. Hal ini menyebabkan kadar natrium serum dan osmolalitas (konsentrasi) serta dehidrasi intrasel meningkat. Ketika terjadi hipernatremia, tubuh berupaya mempertahankan air sebanyak mungkin melalui rearbsorbsi dalam ginjal. Tekanan osmotic interstisial meningkat dan cairan berpindah dari sel ke dalam cairan ekstrasel sehingga menyebabkan sel-sel menyusut dan mengganggu sebagian besar proses fisiologis selular. Dehidrasi yang terjadi pada pria X terjadi karena insufisiensi asupan H2O. Defisit H2O bebas dapat merangsang sekresi vasopressin dan rasa haus. Dengan demikian, timbul keadaan yang menyebabkan pengeluaran urin untuk mengganti H2O tubuh. Rangsangan untuk sekresi vasopressin dan rasa haus datang dari reseptor hipotalamus yang terletak dekat dengan sel penghasil vasopressin dan pusat rasa haus. Osmoreseptor ini memantau osmolaritas cairan yang mengelilingi mereka. Sewaktu osmolaritas meningkat, terjadi perangsangan sekresi vasopressin dan rasa haus. Reabsorbsi H2O di tubulus distal dan saluran pengumpul meningkat sehingga pengeluaran urin berkurang dan H2O ditahan. Satu stimulus yang mendorong rasa haus tetapi tidak menyebabkan sekresi vasopressin adalah efek langsung kekeringan pada mulut seperti mulut dan mukosa pada rongga mulut. Ujung-ujung syaraf di mulut secara langsung dirangsang oleh kekeringan, yang menyebabkan rasa haus kuat yang sering dapat diatasi hanya dengan membasahi mulut walaupun sebenatnya dapat diatasi hanya dengan membasahi mulut walaupun sebenarnya tidak terjadi ingesti H2O. Pada kasus dehidrasi berat, klien ditandai dengan mata yang cekung dan kering, kesadaran menurun, mulut sangat kering, sulit/tidak bias minum, jika kulit dicubit kembalinya lama.
Referensi : Potter & Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Vol 2 Edisi 4.Jakarta: EGC Sherwood. 2001Fisiologi Manusia..Jakarta: EGC http://www.dr-rocky.com/layout-artikel-kesehatan/42-diare-akut-pada-anak