Preskes Pedsos Oke
Preskes Pedsos Oke
SPEECH DELAYED
Oleh :
Okta Dwi P G 0003148
Tri Yudhanto G 0003192
Dian Galuh M G0004007
Humaimah Nur A G 0004111
Pembimbing :
Prof. Dr. dr. Harsono Salimo, Sp.A (K)
1
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : An. FS
Umur : 3 tahun 5 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Tegal Winangan 3/13 Surakarta
Tanggal Pemeriksaan : 3 Februari 2010 pukul 10.30 WIB
No. CM : 860081
II. ANAMNESIS
Anamnesis diperoleh dengan cara alloanamnesis terhadap orang tua pasien.
Keluhan Utama
Belum bisa bicara
2
dalam keluarga adalah campuran antara bahasa Jawa dan bahasa
Indonesia.
3
Riwayat Sosial Ekonomi
Penderita adalah anak kedua dari dua bersaudara. Anggota
keluarganya terdiri dari ayah, ibu, dan dua anak. Ayah penderita bekerja
sebagai wiraswasta (pedagang) yang rata-rata penghasilan perbulannya
adalah Rp. 800.000. Ibu sebagai ibu rumah tangga.
4
Riwayat Kelahiran
Penderita lahir di sebuah rumah bersalin, partus normal, ditolong
oleh bidan, pada usia kehamilan 9 bulan, menangis kuat segera setelah
lahir. Berat waktu lahir 2900 gram, panjang badan saat lahir 49 cm.
Riwayat Imunisasi
BCG :1x, 2 bulan
Hepatitis :2x, 3bulan, 4 bulan, 9 bulan
DPT :1x, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan
Polio :6x, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 9 bulan
Campak :1x, 9 bulan.
Keluarga Berencana
Ibu pasien mengikuti program KB suntik.
5
Status gizi :
BB/U : 9,7/10,5 x 100 % = 92,4 % 15<P<50
TB/U : 86/90 x 100 % = 95,55 % 15<P<50
BB/TB : 9,7/10 x 100 % = 97 % 15<P<50
-1<Z<0
Kesimpulan status gizi : gizi baik
3. Kulit
warna sawo matang, kelembaban baik, crazy pavement dermatosis (-).
4. Kepala
bentuk mesocephal, sutura sudah menutup, UUB sudah menutup, rambut
hitam tidak mudah rontok dan sukar dicabut.
5. Muka
sembab (-), wajah orang tua (-).
6. Mata
cowong (-), bulu mata hitam lurus tidak rontok, conjunctiva anemis (-/-),
strabismus (-), xeroftalmia (-), bercak bitot’s (-), oedem palpebra (-/-).
7. Hidung
bentuk normal, napas cuping hidung(-/-), sekret (-/-), darah (-/-),
deformitas(-).
8. Mulut
sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), gusi berdarah (-), mukosa
basah (+), susunan gigi normal.
9. Tenggorokan
uvula di tengah, tonsil T1 –T1, faring hiperemis (-), pseudomembran (-),
post nasal drip (-).
10. Telinga
bentuk aurikula dx et sn normal, kelainan MAE (-), serumen (+/+),
membrana timpani sde, prosesus mastoideus tidak nyeri tekan, tragus pain
(-), sekret (-).
11. Leher
6
bentuk normal, trachea ditengah, kelenjar thyroid tidak membesar.
12. Limfonodi
kelenjar limfe auricular, submandibuler, servikalis, suparaklavikularis,
aksilaris, dan inguinalis tidak membesar.
13. Thorax
bentuk normochest, retraksi (-), iga gambang (-), gerakan simetris ka = ki
Cor : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar
Kiri atas : SIC II LPSS
Kiri bawah : SIC IV LMCS
Kanan atas : SIC II LPSD
Kanan bawah: SIC IV LPSD
Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)
Pulmo : Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri
Palpasi : Fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : Sonor / Sonor di semua lapang paru
Batas paru-hepar : SIC V kanan
Batas paru-lambung : SIC VI kiri
Redup relatif di : SIC V kanan
Redup absolut : SIC VI kanan (hepar)
Auskultasi : SD bronchovesikuler (+/+), RBK (-/-),
RBH (-/-)
14. Abdomen
Inspeksi : dinding dada sejajar dinding perut
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Perkusi : tympani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba.
15. Ekstremitas :
akral dingin - - sianosis oedem
- - - -
- - - - - -
7
CRT < 2 detik
IV. DENVER DEVELOPMENTAL SCREEENING TEST
Personal sosial setara dengan anak usia 2 tahun 3 bulan.
Adaptif-motorik halus setara dengan anak usia 15 bulan.
Bahasa setara dengan anak usia 3 bulan.
Motorik kasar setara dengan anak usia 21 bulan.
V. RESUME
Pasien datang dengan keluhan belum bisa bicara. Selama ini pasien
hanya bisa mengucapkan ‘ooh’ atau ‘aah’. Apabila meminta sesuatu
pasien biasanya hanya memberi kode, misalnya menunjuk makanan
dengan tangan lapar atau melepas celananya bila ingin kencing atau berak.
Orang tua pasien juga mengeluhkan pasien tidak menoleh ketika dipanggil
namanya dan tidak bereaksi dengan suara-suara di sekitarnya. Bila
mengajak komunikasi, orang tua harus berbicara di depan muka pasien.
Penderita adalah anak kedua dari dua bersaudara. Menurut orang
tua, pasien bisa bermain dengan kakak atau teman-temannya seperti anak
anak lainnya. Ayah bekerja dari pagi sampai sore, baru berinteraksi
dengan penderita pada sore dan malam hari. Ibu penderita tidak bekerja,
sehari-hari barada di rumah sebagai ibu rumah tangga dan selalu
berinteraksi dengan pasien. Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi
dalam keluarga adalah campuran antara bahasa Jawa dan bahasa
Indonesia.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, compos
mentis dan gizi kesan baik, tanda vital frekuensi nadi: 104 x/menit,
reguler, simetris, isi dan tegangan cukup, frekuensi nafas: 28 x/menit, suhu
36,50C. Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan kelainan. Hasil tes
perkembangan Denver yaitu, personal sosial setara dengan anak usia 2
tahun 3 bulan, adaptif-motorik halus setara dengan anak usia 15 bulan, dan
bahasa setara dengan anak usia 3 bulan, serta motorik kasar setara dengan
anak usia 21 bulan.
8
VI. DIAGNOSIS BANDING
Speech delayed e/c DD:
1. Gangguan pendengaran
2. Social deprivation
3. Autism
VIII. PLANNING
1. BERA
2. Konsul THT
3. Konsul RM
IX. PENATALAKSANAAN
1. Speech therapy
2. Edukasi keluarga:
- Menjelaskan kepada keluarga tentang penyakitnya
- Stimulasi di rumah
X. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia
Ad sanam : dubia
Ad fungsionam : dubia