INSTALASI PENGISIAN
DAN PENANGANAN LPG
ii
5.10 PIPA, KATUP DAN FITTING ......................................................................... 15
iii
5.20.4 Pemeriksaan Selang .............................................................................. 22
5.20.5 Sambungan Fleksibel ............................................................................. 22
5.20.6 Katup Pengontrol Pelindung Aliran (Protective flow control valve) .......... 23
iv
6.4.4.1 Persiapan sebelum pengisian ................................................................ 39
6.4.4.2 Prosedur selama pengisian LPG ke Tangki Timbun ............................... 40
6.4.4.3 Penyelesaian Pengisian LPG ke Tangki ................................................. 40
6.4.5 Klasifikasi tabung sebelum pengisian ..................................................... 41
6.4.6 Persyaratan teknis pengisian Tabung LPG............................................. 41
6.4.6.1 Jumlah pengisian LPG yang aman ......................................................... 41
6.4.6.2 Komposisi campuran LPG yang aman ................................................... 41
6.4.6.3 Ketepatan Penimbangan ........................................................................ 41
6.4.6.4 Metode Pengisian................................................................................... 41
6.4.6.5 Jarak Aman Pengisian ........................................................................... 42
6.4.7 Prosedur pengisian LPG ke tabung dengan kapasitas air 0,5 liter s/d
150 liter .................................................................................................. 43
6.4.7.1 Kegiatan Persiapan ................................................................................ 43
6.4.7.2 Pelaksanaan Pengisian .......................................................................... 44
6.4.7.3 Kegiatan setelah pengisian .................................................................... 45
6.4.8 Pembuangan gas LPG ke atmosfir ......................................................... 46
6.4.9 Decanting ............................................................................................... 47
6.4.9.1 Batasan .................................................................................................. 47
6.4.9.2 Persyaratan Umum ................................................................................ 47
6.4.9.3 Jarak aman dan lokasi Decanting........................................................... 48
6.4.9.4 Kualifikasi Personil ................................................................................. 49
6.5.1 Prosedur Penukaran Tabung LPG dari Instalasi untuk Retest ................ 50
6.5.2 Prosedur Operasi Penyerahan LPG kepada Dealer ............................... 51
6.5.3 Prosedur Pengawasan Penyerahan LPG ............................................... 51
v
6.7.4.3 Tangki Timbun ....................................................................................... 56
vi
DAFTAR TABEL
TABEL 4. FILLING RATIO MAKSIMUM YANG DIIJINKAN UNTUK TANGKI LPG ................. 37
TABEL 5. JARAK AMAN PENGISIAN TABUNG DAN TEMPAT PENYIMPANAN TABUNG ...... 42
vii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2. JARAK AMAN PENGISIAN TABUNG DAN TEMPAT PENYIMPANAN TABUNG .... 43
viii
PEDOMAN TEKNIS INSTALASI PENGISIAN DAN PENANGANAN LPG
1. RUANG LINGKUP
Pedoman teknis instalasi pengisian dan penanganan LPG ini memuat ketentuan-
ketentuan mengenai instalasi LPG, fasilitas peralatan, dan prosedur operasi yang
mengacu pada standar yang ditetapkan untuk menjamin keamanan dan keselamatan
dalam penerimaan, penimbunan,pengisian, penyaluran LPG.
2. LANDASAN HUKUM
2.1 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran
Negara Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4152).
2.4 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada
Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.
2.5 Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Migas.
2.7 Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor 84.K/38/DJM/1998
tentang Pedoman dan Tata Cara Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi,
Peralatan dan Teknik yang dipergunakan dalam Usaha Pertambangan Minyak dan
Gas Bumi dan Pengusahaan Sumberdaya Panas Bumi.
2.8 Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor 39 K/38/DJM/2002
tentang Pedoman dan Tatacara Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Tangki
Penimbun Minyak dan Gas Bumi.
1
3. ACUAN NORMATIF
3.3 Standar Nasional Indonesia, SNI 15-1591-2006 “Katup Tabung Baja LPG”.
3.4 International Standard ISO 10691: 2004 Gas Cylinders-Refillable welded steel
cylinders for liquefied petroleum gas (LPG)-Procedures for checking before, during
and after filling.
3.5 International Standard ISO 11622:2005 Gas Cylinders-Conditions for filling gas
cylinders.
3.6 National Fire Protection Association (NFPA) 58 : Storage and Handling of Liquefied
Petroleum Gases.
3.9 Australian/New Zealand Standard AS/NZS 1596:2008 The Storage and Handling
of LP Gas.
3.10 American Society of Mechanical Engineers Section VIII Division 1 Boiler &
Pressure Vessel Code-Rules for Construction of Pressure Vessels.
3.11 American Petroleum Institute (API) Publication 2510A : Fire Protection for LPG
Storage Facilities.
3.12 American Petroleum Institute (API) Standard 2510 : Design and Construction of
LPG Installations.
3.13 API Publication 910 – Eight Edition, November 1997 : Above Ground Storage Tank
Rules and Regulation.
2
Adalah bejana, termasuk tangki dan silinder yang digunakan untuk mengangkut atau
penyimpan LPG.
4.2 Konveyor
Alat pengangkut tabung LPG kosong maupun isi di LPG Filling Plant
3
• Bangunan umum, sekolah atau universitas, rumah sakit, bioskop atau bangunan dan
tempat terbuka dimana massa berkumpul dalam jumlah banyak, baik di dalam atau di
luar batas instalasi.
• Pabrik, kantor, workshop, pertokoan, bengkel atau bangunan dimana massa
dipekerjakan, kecuali bangunan yang digunakan untuk penanganan dan
penyimpanan LPG.
• Fasilitas penyimpanan untuk bahan berbahaya di luar batas instalasi.
4.13 Pallet
Tempat untuk penyusunan tabung, terbuat dari bahan yang kokoh dan dibuat sedemikian
rupa sehingga memudahkan dalam penyusunan dan pemindahan tabung LPG.
4.16 Strainer
merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan kotoran yang mungkin terbawa
dalam saluran LPG dari tangki pengirim ke tabung penerima yang dapat mengganggu
proses pengisian atau mengganggu kinerja peralatan lain.
4
Adalah tekanan di atas tekanan kerja yang diperbolehkan yang mampu menahan selama
terjadinya kenaikan tekanan.
4.22 Ullage
Ruangan kosong yang dihitung dari permukaan cairan LPG sampai titik referensi.
5
5. INSTALASI PENANGANAN DAN PENYIMPANAN LPG
Instalasi penanganan penyimpanan LPG merupakan area khusus yang digunakan untuk
melakukan kegiatan penerimaan, penimbunan, pengisian, dan penyaluran LPG.
Persyaratan umum suatu instalasi LPG adalah sebagai berikut :
5.1.1 Kontainer dengan kapasitas air hingga 500 liter harus di desain, dikonstruksi dan
diuji sesuai dengan SNI 1452:2007 atau standar lain yang disetujui oleh instansi
yang berwenang. Kontainer ini umumnya disebut tabung LPG
5.1.2 Kontainer dengan kapasitas air lebih dari 500 liter harus di desain, difabrikasi dan
diuji sesuai dengan ASME section VIII atau standar lain yang disetujui oleh
instansi yang berwenang. Kontainer ini biasa disebut Tangki LPG atau pressure
vessel.
Persyaratan tekanan desain tangki atau tabung LPG didesain dengan tekanan sebagai
berikut :
5.2.1 Tabung LPG dengan kapasitas air hingga 500 liter, tekanan desainnya harus
memenuhi persyaratan SNI 1452:2007 atau standar lain yang disetujui oleh
instansi yang berwenang.
5.2.2 Tangki LPG dengan kapasitas air lebih dari 500 liter, tekanan desain minimumnya
harus sesuai dengan tabel 1 berikut ini :
6
Tabel 1. Tekanan Desain
Pada pedoman ini menjelaskan persyaratan instalasi tangki di atas permukaan tanah
dalam suatu instalasi LPG. Instalasi tangki di atas permukaan tanah, harus memenuhi
persyaratan umum sebagai berikut :
5.3.1 Tangki harus diletakkan pada pondasi yang kuat. Tangki tidak boleh bersentuhan
dengan tanah atau dapat diletakkan pada lantai yang tidak mudah terbakar.
5.3.2 Tangki harus didisain untuk tahan terhadap terpaan angin, gempa, dan beban test
hidrostatik.
5.3.3 Tangki harus dilindungi dari kerusakan akibat pengaruh luar seperti pengaruh
cuaca yang dapat mengakibatkan korosi antara lain dengan pemasangan proteksi
katoda atau pengecatan.
5.3.5 Pada lokasi rawan banjir, tangki harus diikat untuk menghindari hanyutnya tangki
pada saat banjir. Peninggian permukaan tanah sebaiknya dilakukan untuk
menghindari terendamnya tangki.
5.3.6 Tangki harus diberi tanda indentitas, plat nama, kapasitas dan kondisi kerja
tangki.
7
Pressure Vessel Code-Rules for Construction of Pressure Vessels atau yang
setara.
• Katup pengaman yang bekerja dengan baik, dan harus ditera 3 tahun sekali oleh
yang berwenang dan harus memliki sertifikat kelayakan penggunaan peralatan
dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi yang masih berlaku.
• Tangga
• Dilakukan inspeksi secara berkala, termasuk juga katup yang ada pada tangki.
Yang dimaksud dengan penandaan adalah pemberian marka berupa pelat nama atau
tulisan untuk memberikan informasi tentang identitas dan peringatan tanda bahaya yang
dapat diakibatkan oleh tangki penimbun atau katup LPG.
Setiap tangki LPG harus diberi tanda secara permanen dengan informasi sebagai
berikut :
• Nomor seri
8
• Tahun pembuatan
• Tekanan tangki
• Nama Produk
• Tekanan desain
• Berat massa timbangan dalam kilogram (kg) untuk kontainer yang diisi dengan
massa berat.
• Tanda peringatan gas mudah terbakar (Flammable Gas), dilarang merokok (No
Smoking), Tidak ada sumber nyala (No Ignition Sources).
• Tanda atau simbol harus yang jelas untuk menunjukkan posisi membuka dan
menutup.
• Jenis katup lain untuk keselamatan, pengatur tekanan atau penunjuk batas cairan
harus ditandai untuk menunjukkan apakah katup tersambung ke ruang cairan
atau uap.
Untuk tangki LPG yang dibangun di atas tanah, maka persyaratan lokasi tangki harus
memperhatikan jarak terhadap fasilitas lain berdasarkan pada kapasitasnya.
5.6.1 Umum
Jarak minimal lokasi tangki di atas tanah terhadap fasilitas lain ditunjukkan pada Tabel 2,
dengan kualifikasi sebagai berikut :
• Tangki timbun LPG atau tangki di atas tanah tidak boleh diinstal di dalam
bangunan.
• Tangki dengan total kapasitas lebih dari 2,5 kliter, lokasinya tidak boleh kurang
dari 3 meter terhadap bangunan
9
• Tangki dengan kapasitas lebih dari 0,5 kliter tidak boleh kurang dari 1 meter dari
batas.
Tangki-tangki dapat di atur dalam suatu kelompok hingga 6 tangki, dimana masing-
masing tangki dalam kelompok dipisahkan jaraknya sesuai dengan Tabel 2, kolom 2.
Persyaratan dan rekomendasi berikut ini berlaku untuk pengelompokan tangki :
• Jarak dari satu kelompok tangki dengan kelompok tangki lainnya, tidak boleh
kurang dari 15 meter, kecuali diameter masing-masing tangki dalam kelompok
tidak lebih dari 2 meter, maka jarak pemisah antar kelompok tangki dapat
diturunkan menjadi 10 meter.
• Apabila kondisinya tidak dapat dihindari, tangki dapat ditempatkan dalam satu
jalur dengan sumbu tangki lainnya dan jarak antara ujung tangki dan ujung atau
dinding tangki lainnya tidak boleh kurang dari 3 meter atau dua kali diameter
tangki terbesar, mana saja yang lebih besar.
Tangki yang dipasang di luar bangunan, harus memperhatikan posisi tangki lainnya,
gedung dan fasilitas yang berada di sekitarnya, atau jarak terhadap tanah kepemilikan
orang, sesuai dengan Tabel 2.
10
Tabel 2. Jarak pemisah antar tangki dan bangunan
Keterangan :
Tangki-tangki LPG harus dipisahkan dari tempat penyimpanan bahan yang mudah
terbakar (flammable) dengan ketentuan jarak yang diukur secara horizontal, yaitu :
a. Minimal 6 m, jarak dari tangki terhadap tempat penyimpanan atau area pengisian
bahan yang mudah terbakar.
b. Minimal 3 m, jarak dari bagian atas tempat penyimpanan liquid yang mudah
terbakar.
11
Suatu tangki tidak boleh dibangun dipermukaan atau di atas suatu landasan yang
memiliki kemiringan, dimana beresiko tumpah atau bocor yang mengakibakan
akumulasi gas LPG.
• Tangki penimbun di atas tanah harus berada di udara terbuka, di luar bangunan.
• Konstruksi lain yang dekat dengan tangki seperti pagar, dinding, penahan uap,
atau semacamnya diperbolehkan jika tidak menghalangi akses jalan masuk di
sekitarnya.
Struktur pendukung dan pondasi didesain sesuai dengan standar desain tangki dengan
persyaratan berikut :
a. Total kapasitas tangki merupakan total massa tangki ketika diisi penuh dengan air.
b. Apabila tangki terletak pada suatu area yang berpotensi banjir, maka tangki
dilengkapi anchored/jangkar untuk membuatnya tidak mengapung.
5.7.1.Sumber nyala atau api tidak diijinkan berada di dalam area instalasi penanganan
dan penyimpanan LPG atau area berbahaya lainnya.
5.7.2.Peralatan komunikasi, seperti pager dan telepon seluler atau mobile phone tidak
boleh digunakan dalam area pengisian atau area berbahaya lainnya, kecuali
peralatannya memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Peralatan listrik yang dimaksud adalah penyalur petir, grounding cable, penerangan, alat
telekomunikasi dan instrumentasi serta sistem peringatan. Seluruh peralatan listrik dan
kabel yang terpasang harus memenuhi persyaratan standar kelistrikan International
Electric Commission (IEC) atau Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL). Peralatan listrik
harus memenuhi zone/divisi klasifikasi daerah berbahaya.
12
5.9 AKSES KONTROL
Seluruh fasilitas dalam instalasi penanganan LPG harus diamankan dari potensi bahaya
dan akses pihak-pihak yang tidak berkepentingan, yaitu dengan menetapkan jarak
pemisahan terhadap fasilitas umum dan mengatur tata letak fasilitas dan peralatan.
a. Instalasi LPG harus dipisahkan dari batas sumber nyala dan tempat-tempat yang
dilindungi dengan jarak minimum yang relevan untuk setiap jenis tangki
penyimpan LPG
c. Jarak diukur melewati suatu batas dan apabila terjadi perubahan kondisi tata letak
yang mengakibatkan pelanggaran terhadap jarak pemisah, maka Instalasi
pengisian akan dimodifikasi atau direlokalisasi untuk memenuhi syarat
penyimpanan LPG dan melakukan perbaikan.
a. Alat pemadam api ringan (APAR) harus tersedia dalam proses penanganan LPG.
b. Kemungkinan terjadinya benturan oleh kendaraan pada saat keluar masuk dan
berputar di area tersebut terhadap peralatan dan tangki timbun.
d. ketersediaan akses keluar dan masuk kendaraan pengangkut LPG yang memadai.
f. ketersediaan tempat parkir yang cukup luas untuk kendaraan pengangkut LPG
selama operasi bongkar muat LPG.
13
g. ketersediaan pencahayaan yang cukup sepanjang waktu operasi di sekitar lokasi
untuk tujuan keamanan.
i. Penempatan pintu darurat dan pintu keluar masuk kendaraan maupun pejalan
kaki.
l. Penempatan instalasi listrik agar tidak menimbulkan percikan api yang dapat
memicu kebakaran.
a. Terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar dan benar benar layak sehingga
mampu menahan api yang ditimbulkan LPG dalam waktu singkat.
c. Berukuran cukup untuk menjamin bahwa semua sambungan dan perpipaan yang
terhubung dengan bejana bertekanan LPG atau fiting yang beroperasi tidak
terlihat dari daerah yang dilindungi.
d. Untuk tangki vertikal, penahan panas berada tidak lebih dari 0,5 m di atas titik
tertinggi yang potensial atau titik pelepasan LPG yang sebenarnya pada saat
operasi normal. Katup pengaman, katup relief dan katup pembuang (drain valve)
tidak dianggap sebagai titik pelepasan.
14
5.10 PIPA, KATUP DAN FITTING
Persyaratan desain dan spesifikasi material pipa, tubing, fitting tubing dan pipa, katup
(valve) termasuk hydrostatic relief valve, hose , hose connection dan konektor fleksibel
yang digunakan untuk menyambung perlengkapan tangki dengan sistem instalasi LPG
harus memiliki tekanan desain minimum 2,4 Mpa.
5.10.1 Pipa
a. Tekanan awal dan akhir dari seluruh safety valve harus sama
b. Standar level pengisian dari seluruh tangki harus berada dalam bidang horizontal
yang sama, kecuali sistim katup dan pipanya mampu mencegah jumlah cairan
yang tidak terkontrol.
c. Bila terjadi aliran balik cairan LPG, sistim harus mampu mengatasi agar cairan
tersebut tidak menyebabkan overfilling pada tangki.
d. Apabila tangki tersambung dengan jalur pipa cairan LPG, tangki harus dilengkapi
dengan ruang uap yang terhubung dengan jalur pipa uap.
e. Katup tambahan tidak boleh digunakan untuk tangki yang tersambung satu sama
lain.
a. Pipa baja mengacu pada ASTM A 106 grade B seamless schedule 80 untuk
diameter sampai 2 inch dan schedule 40 untuk diameter diatas 2 inch atau setara.
b. Pipa polietilena mengacu pada ISO 4437 , ASTM D2513 atau setara
15
5.10.1.4 Tubing
Tubing harus terbuat dari bahan baja, tembaga dan polietilena dan harus memenuhi
spesifikasi yang telah ditentukan, yaitu :
5.10.1.5 Fitting
a. Fitting harus terbuat dari material baja, tembaga atau polietilena. Fitting pipa dari
cast iron tidak boleh digunakan.
b. Fitting yang digunakan pada tangki atau tabung harus memiliki tekanan kerja
yang lebih tinggi dari tekanan tangki atau tabung. Pada pompa transfer cairan
LPG, harus mampu bekerja pada tekanan minimal 2.410 kPa (24,62 kg/cm2).
c. Penggunaan fitting pada sistem peralatan untuk cairan dan uap LPG yang
memiliki tekanan operasi lebih dari 860 kPa (8,7695 kg/cm2) harus sesuai untuk
tekanan kerja 1.750 kPa (17,8450 kg/cm2) gauge.
d. Penggunaan fitting pada sistem peralatan untuk uap LPG pada tekanan kurang
dari 860 kPa (8,7695 kg/cm2) gauge, harus sesuai untuk tekanan kerja 860 kPa
(8,7695 kg/cm2).
5.10.2.1 Material
Katup terdiri dari katup membuka-menutup, kontrol valve, katup untuk mengalirkan
tekanan berlebih (excess-flow valve), pressure relief valves, check valve, manual shut off
valve, Pressure Safety Valve, yang digunakan dalam sistem perpipaan dan tangki. Katup
tersebut harus terbuat dari material :
16
b. Besi (Ductile Iron), harus memenuhi persyaratan dalam standar ASTM A395
c. Besi lunak atau kuningan, harus memenuhi persyaratan dalam standar ASTM
A47
Catatan : Seluruh material yang digunakan, termasuk valve seat discs, packing, seal dan
diaphragma harus tahan terhadap sifat kimia LPG. Beberapa katup (valve) eksternal
tangki atau tabung, materialnya tahan terhadap api.
5.10.2.2 Desain
Seluruh katup (valve) harus sesuai dengan tekanan kerja, sebagai berikut :
a. Katup yang digunakan pada tangki atau tabung harus memiliki tekanan kerja
yang lebih tinggi dari tekanan tangki atau tabung contohnya pada pompa transfer
cairan LPG, harus sesuai untuk tekanan minimal 2.410 kPa (24,62 kg/cm2) gauge.
b. Untuk cairan atau uap LPG pada tekanan lebih dari 860 kPa (8,7696 kg/cm2),
tetapi tidak lebih dari 1.750 kPa (17,8450 kg/cm2), katup yang digunakan harus
sesuai untuk tekanan kerja minimal 1.750 kPa (17,8450 kg/cm2) gauge.
c. Katup yang digunakan untuk uap LPG pada tekanan tidak lebih dari 860 kPa
(8,7696 kg/cm2) harus memiliki tekanan kerja minimal 860 kPa (8,7696 kg/cm2).
5.10.2.3 Penandaan
Informasi minimum berikut ini harus ada pada badan katup atau plat yang menempel
pada badan katup :
a. Tanda panah yang menunjukkan posisi membuka dan menutup harus jelas.
b. Katup (valve) selain dari safety relief valve, katup untuk pressure gauge atau fixed
liquid level gauge harus ditandai untuk menunjukkan apakah katup (valve)
tersambung dengan ruang cairan atau uap LPG.
17
a. Safety valves
c. Alat pembatas aliran (flow-limiting orifice) dengan diameter tidak lebih besar dari
1,4 mm.
e. Katup multi fungsi (membatasi pembukaan pada ruang uap dari tangki yang
berkapasitas kurang dari atau sama dengan 8 Kiloliter)
• Primary shut-down system harus terdiri dari katup yang tidak dapat balik (non-
return valve) kecuali bila diperlukan adanya aliran yang keluar, maka excess-
flow valve dapat digunakan.
18
5.11 POMPA DAN KOMPRESOR
Pompa dan kompresor yang digunakan harus memiliki desain yang sesuai untuk
penggunaannya. Apabila pompa terletak di dalam area yang berbahaya, maka pompa
harus disesuaikan untuk penggunaan dalam area tersebut.
a. Pompa transfer merupakan alat yang diperlukan untuk menyalurkan LPG dari
tangki timbun ke tempat lain dimana karakteristik desain dan operasinya
ditentukan berdasarkan kebutuhan dan pemilihannya tergantung pada :
• Konsumsi daya
c.Batas tekanan
• Secondary system dapat memiliki setting tekanan lebih besar dari sistim
primer
d. Kompresor
Instalasi kompresor harus memenuhi persyaratan berikut ini :
• Kompresor mampu menarik gas LPG dari ruang uap dan kompresor dapat
mendorong cairan atau uap LPG.
19
alat penangkap cairan harus dipasang dalam jalur pengisap (suction) sedekat
mungkin dengan kompresor.
5.12 REGULATOR
a. First stage regulator harus berada di luar gedung/bangunan, kecuali bila regulator
terpasang pada tabung, dapat digunakan di dalam gedung/bangunan.
b. Secondary stage regulator harus diinstal sesuai dengan persyaratan standar yang
ditentukan.
Tangki di atas permukaan tanah dengan kapasitas air lebih besar dari 8 Kiloliter harus
dilengkapi dengan perlindungan petir yang memenuhi persyaratan standar yang
ditentukan.
Air diperlukan untuk memproteksi area skid tank dan gudang penimbunan dari bahaya
api. Untuk penyediaan air ini bisa dilakukan dengan sistem hidran, mobile, fixed monitor
dan fixed spray system. Ukuran dan kapasitas sistim hidran harus disesuaikan dengan
kebutuhan dan persyaratan yang telah ditetapkan.
Harus dilengkapi dengan jenis alat pemadam api ringan seperti, Dry Chemical Powder
yang cocok untuk kebutuhan LPG. Untuk setiap luas lantai 230 m2 tersedia minimal 4
buah serbuk kimia kering ( 9 Kg). dan 2 buah APAR beroda kapasitas 68 kg.
Beberapa tangga atau platform yang diperlukan untuk mencapai lokasi katup, fitting atau
gauge harus memenuhi persyaratan standar.
20
5.17 PENERANGAN
Kegiatan penerimaan dan pengisian LPG pada malam hari harus dilengkapi dengan
fasilitas penerangan yang memadai dengan alat penerangan yang memiliki intensitas
lebih dari 50 lummens pada seluruh katup, coupling dan gauge yang terkait dengan
operasi pengisian.
Area parkir yang tersedia harus memadai sehingga untuk mobil truk yang mengangkut
LPG, termasuk skid tank dapat parkir minimal berjarak 15 m dari bangunan-bangunan
seperti bengkel, rumah-rumah, sekolah dan tempat keramaian. Untuk lokasi api tebuka
berjarak paling sedikit 22,5 meter.
• Sekitar instalasi
• Menginisiasi bunyi alarm pada minimal 105 desibel dan lampu alarm dapat
terlihat.
21
5.20 PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN INSTALASI PENGISIAN LPG
5.20.2 PemeriksaanTangki
Tangki harus diperiksa sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
b. Selang dan sambungan yang terpasang diuji sesuai dengan petunjuk pabrikan
dan memenuhi standar yang ditentukan setiap 5 tahun pemakaian. Setelah 5
tahun, maka dapat dilakukan :
• Penggantian atau
• Dilakukan pengujian hidrostatik dengan tekanan 2,4 Mpa, namun untuk jangka
waktu tidak lebih dari 1 tahun.
c. Selang penyaluran pada titik pengisian harus diperiksa secara visual setiap
minggu. Selang yang tidak lolos pemeriksaan dan pengujian harus diperbaiki atau
dibuang.
a. Sambungan fleksibel yang terbuat dari logam harus diperiksa secara visual dalam
jangka waktu tidak lebih dari 1 tahun dan harus diuji secara hidrostatik hingga
tekanan 3,6 Mpa (37,77 kg/cm2) dalam jangka waktu tidak lebih dari 5 tahun.
22
b. Sambungan fleksibel elastomer harus diperiksa dan diuji seperti pada selang
pengisian di atas. Sambungan fleksibel logam yang tidak lolos uji harus diganti.
Instalasi pengisian LPG harus memperoleh sertifikat yang menyatakan bahwa instalasi
telah terpasang dengan lengkap, teruji dan sesuai dengan persyaratan yang dikeluarkan
oleh instansi yang berwenang, dalam hal ini Dirjen. Minyak dan Gas Bumi (MIGAS).
6.1.1 Kegiatan operasi penerimaan, operasi penimbunan LPG, operasi pengisian dan
penyaluran LPG yang aman dan terkontrol.
6.1.2 Persyaratan umum untuk kegiatan operasi dalam suatu Instalasi pengisian LPG
yang menggunakan tangki dengan kapasitas air lebih dari 150 liter.
6.1.4 Persyaratan khusus yang meliputi jenis tangki, instalasi pipa dan peralatan
pendukung lainnya.
Pedoman teknis operasi penerimaan LPG ini dimaksudkan sebagai petunjuk untuk tata
cara penerimaan LPG curah dan penerimaan tabung LPG untuk dilakukan pengisian.
Kegiatan operasi penerimaan LPG ini harus memenuhi beberapa persyaratan seperti
diuraikan di bawah ini.
23
6.2.1 Persyaratan Umum
Persyaratan umum kegiatan operasi penerimaan LPG di antaranya meliputi :
a. Lokasi, tempat, fasilitas, peralatan dan personil yang melakukan penerimaan LPG
harus memenuhi persyaratan keselamatan.
b. Kondisi skid tank, tangki timbun dan tabung LPG serta katup pada saat
penerimaan sesuai persyaratan standar.
d. Pemindahan LPG dari tangki pengirim ke dalam tangki penerima harus dilakukan
di ruang terbuka.
• Fasilitas penerimaan tabung LPG dengan kapasitas air 0,5 liter sampai dengan
150 liter dari kendaraan pengangkut tabung LPG.
24
• Kabel Grounding / Arde
a. Pemeriksaan dokumen,
b. Pemeriksaan dokumen yang terkait dengan penerimaan LPG dilakukan oleh
personil yang berwenang dari Instalasi pengisian LPG.
25
f. Melakukan pemeriksaan segel dan kode lokasi pemuatan terhadap semua katup
pembongkaran dari Skid Tank.
g. Jika terdapat katup Skid Tank yang tidak disegel, pihak penerima berhak menolak
LPG curah yang dikirim.
h. Memasang selang penyaluran (flexible hose) LPG dari Skid Tank menuju tangki
timbun.
a. Mengawasi proses penyaluran dari Skid Tank ke tangki timbun dan memastikan
tidak terjadi kebocoran.
b. Memastikan bahwa LPG sudah mengalir ke tangki timbun yang telah disiapkan.
e. Melakukan penimbangan
b. Semua katup Skid Tank dan katup fasilitas penerimaan harus ditutup rapat oleh
petugas penerima.
c. Melepaskan sambungan Quick Coupling (liquid dan uap) dan bonding cable.
d. Inlet pada tangki timbun ditutup dan disegel setelah operasi penerimaan selesai.
26
6.2.4 Prosedur Penerimaan Tabung LPG
Kegiatan penerimaan tabung LPG yang dimaksud dalam pedoman ini adalah
penerimaan tabung LPG dengan kapasitas air 0,5 liter s/d 150 liter untuk tabung baru
dan lama. Pedoman ini meliputi kegiatan sebelum, selama dan setelah penerimaan
untuk tabung baru dan lama dalam kondisi kosong.
b. Tabung baru dan lama dalam kondisi kosong diperiksa jumlah dan jenis tabung
yang akan diterima sesuai dengan dokumen.
b. Pemindahan tabung dari truk atau mobil bak terbuka tidak boleh dilakukan
dengan kasar (dibanting, dilempar atau digelindingkan)
c. Usahakan tabung kosong yang pertama kali masuk, tabung itu pula yang pertama
kali keluar ( First In – First Out ).
a. Menghitung kembali jumlah tabung LPG yang sudah dipindahkan dan mencocokkan
kembali dengan jumlah yang ada pada dokumen.
27
b. Membuat berita acara penerimaan yang memuat antara lain :
• Jumlah tabung LPG dalam kondisi baik dan layak untuk diisi.
• Jumlah tabung LPG yang rusak dan bocor serta menandatangani dokumen
bukti penerimaan produk LPG
• Memisahkan tabung yang rusak/bocor dan dikirimkan ke bengkel
pemeliharaan atau pabrikan.
Pedoman teknis ini menjelaskan tentang persyaratan penimbunan tabung LPG, fasilitas
dan prosedur penimbunan dari suatu instalasi LPG agar dapat beroperasi dengan baik
dan aman. Beberapa persyaratan dalam operasi penanganan dan penimbunan LPG
adalah sebagai berikut :
a. Lokasi, tempat, fasilitas, peralatan dan personil yang melakukan penanganan dan
penimbunan LPG harus memenuhi persyaratan keselamatan.
28
d. Tabung tidak boleh disimpan di dekat bahan-bakan yang korosif dan mudah
terbakar.
e. Tabung tidak boleh ditempatkan di dekat pintu keluar, di dekat tangga atau dalam
area umum demi keselamatan.
h. Lantai terbuat dari bahan yang tidak mudah menimbulkan percikan api/bunga api.
i. Bangunan dan ruangan khusus penyimpanan tabung LPG tidak boleh berdekatan
dengan tempat dan bangunan umum seperti, sekolah, tempat ibadah umum,
rumah sakit, lapangan olah raga dan tempat-tempat dimana massa biasa
berkumpul.
j. Alat pemadam api harus selalu tersedia di tempat penyimpanan tabung dan
berfungsi dengan baik.
b. Lantai bangunan tidak terbuat dari bahan yang mudah terbakar, kayu keras atau
material lain yang sejenis. Jika terdapat ruang antara lantai gudang penimbun dan
permukaan tanah, maka ruang tersebut tidak boleh terisi bahan yang mudah
terbakar atau berventilasi sesuai dengan persyaratan.
c. Tabung LPG yang disimpan bersama dengan tabung gas pengoksiodasi harus
dipisahkan minimal dengan jarak 3 meter secara horisontal dari penghalang uap
(vapour barrier).
29
d. Bangunan yang digunakan untuk menyimpan tabung, harus terbuat dari bahan
yang tidak mudah terbakar serta harus berventilasi sesuai dengan persyaratan.
f. Dasar atau lantai gudang selain padat juga dibuat lebih tinggi (setinggi lantai bak
truk/pengangkut) untuk memudahkan pemasukan dan pengeluaran tabung LPG
dari dan ke kendaraan pengangkut.
30
c. Jumlah APAR dan penempatannya disesuaikan dengan luas area kerja dan jenis
aktifitas kerja.
d. Mengangkut tabung gas dengan posisi berdiri dan diikat dengan jumlah tabung
tidak melebihi kapasitas alat angkut.
e. Pemindahan tabung gas tidak boleh dengan cara diseret, digelindingkan atau
dibanting.
f. Dilarang mengangkut tabung gas LPG dengan tali baja (wire rope).
a. Harus dipasang tanda larangan merokok dan tanda larangan melakukan kegiatan
yang dapat menimbulkan percikan bunga api.
b. Tabung tidak boleh ditempatkan pada lokasi yang dapat menghalangi keluar
masuknya personil dan dijauhkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar
c. Tabung tetap dijaga pada posisi berdiri setiap saat dan dilindungi dari benturan
fisik
31
6.3.5 Prosedur penyusunan Tabung dalam Gudang Penimbunan
c. Tabung isi harus disusun terpisah dengan tabung kosong, oleh karena itu perlu
diberi plakat (board) yang bertuliskan “tabung isi” dan “Tabung kosong”.
Kemudian menempatkan plakat sedemikian rupa sehingga mudah terbaca.
d. Memisahkan tabung yang rusak/cacat, bocor dan diberi tanda untuk tabung-
tabung tersebut.
• Tabung isi maupun kosong kapasitas minimal 108 lt WC tidak boleh ditumpuk
f. Agar mudah menghitungnya jumlah tabung setiap baris dalam kelompok (blok)
harus dibuat sama.
g. Untuk tabung kapasitas 108 lt WC, pastikan safety plug (plastik) harus selalu
terpasang pada katupnya.
i. Jarak antara kelompok susunan tabung harus cukup aman untuk kegiatan
penimbunan dan penyaluran.
32
6.3.5.2 Dengan Fasilitas Forklift
• Jarak gang (aisle) didalam gudang harus cukup aman untuk pergerakan forklift.
33
a. Lokasi, tempat, fasilitas, peralatan dan personil yang melakukan pengisian harus
memenuhi persyaratan keselamatan.
b. Teknis operasi pengisian LPG diuraikan secara tertulis dan jelas dalam bentuk
instruksi kerja.
c. Pengisian LPG ke dalam tabung hanya dapat dilakukan dalam bangunan yang di
desain khusus atau di dalam ruang terbuka. Pengisian LPG ke dalam tabung tidak
boleh dilakukan di basement atau di bagian atas bangunan.
d. Lantai tempat pengisian LPG ke dalam tabung, dapat sedikit lebih tinggi dari
permukaan tanah. Ruang terbuka di sekitar tempat pengisian tidak boleh
digunakan untuk tepat penyimpanan dan harus bersih serta bebas`dari bahan
yang mudah terbakar.
f. Lantai dan area dalam bangunan tidak boleh terdapat saluran atau lubang yang
dapat menyebabkan akumulasi gas.
g. Platform pengisian tabung, minimal memiliki dua sisi yang terbuka, tetapi jika
tidak terpenuhi maka harus dilengkapi ventilasi sesuai dengan persetujuan pihak
yang relevan.
h. Pengisian LPG ke dalam tabung harus dilakukan pada area yang berpagar
minimal setinggi 2 meter.
i. Bangunan atau area pagar harus memiliki minimal 2 pintu keluar yang mudah
diakses.
j. Pintu gerbang utama tidak boleh terkunci secara automatis dan dapat terbuka
dengan mudah dari dalam.
l. Pipa yang melintas harus dilindungi oleh casing sehingga pipa di dalam bebas
bergerak.
m. Harus dilengkapi dengan penerangan yang memadai pada area kerja dan
penimbunan.
n. Pada pipa atau selang harus ditulis jenis, kapasitas dan kondisi kerja produk LPG.
34
p. Pengisian dengan volume tidak bisa dilakukan pada tabung-tabung yang tidak
dilengkapi dengan penunjuk level cairan (liquid level gauge).
r. Pengisian LPG ke dalam tabung hanya dapat dilakukan oleh Badan Usaha yang
tercantum dalam identitas tabung atau pihak yang telah memiliki otorisasi dari
pemilik tabung.
a. Pengisian LPG ke dalam tangki harus sesuai dengan jumlah filling ratio
maksimum yang diijinkan seperti pada Table 4. Filling ratio tergantung pada
ukuran tangki dan densitas cairan LPG pada temperatur 15oC.
b. Penentuan isi LPG di dalam tangki dapat dilakukan dengan cara pengisian massa
atau pengisian dengan volume seperti pada poin 6.4.3.2.
35
suatu tangki pada berbagai temperatur cairan. Volume maksimum cairan yang diijinkan
dalam persen merupakan kapasitas total dari tangki, dapat ditentukan pada berbagai
temperatur cairan dengan metode dalam Annex J. Standar MS 830:2003.
6.4.3.3 Alternatif volume cairan maksimum yang diijinkan untuk tangki dengan
kapasitas air hingga 8 kiloliter.
Volume cairan maksimum dari total kapasitas tangki (%) diberikan dalam tabel 3 dapat
digunakan dalam mengulas filling ratio maksimum yang diijinkan dalam tabel 4 untuk
tangki dengan kapasitas air hingga 8 kl.
Tabel 3. Volume cairan maksimum yang diijinkan untuk tangki dengan kapasitas air
hingga 8 kl
36
Tabel 4. Filling ratio maksimum yang diijinkan untuk tangki LPG
0,496 – 0,503 41 44
0,504 – 0,510 42 45
0,511 - 0,519 43 46
0,520 - 0,527 44 47
0,528 – 0,536 45 48
0,537 – 0,544 46 49
0,545 – 0,552 47 50
0,553 – 0,560 48 51
0,561 – 0,568 49 52
0,569 - 0,576 50 53
0,577 – 0,584 51 54
0,585 – 0,592 52 55
0,593 – 0,600 53 56
0,601 – 0,608 54 57
0,609 – 0,617 55 58
0,618 – 0,626 56 59
0,627 – 0,634 57 60
Catatan : Tabel ini dapat digunakan untuk tangki dan tabung yang tidak diinsulasi
37
b. Setiap saat pengoperasian kendaraan harus betul-betul dikendalikan dan
semua rambu-rambu harus dipatuhi.
c. Bila memarkir kendaraan, mesin harus dimatikan dan rem tangan harus
digunakan sebelum meninggalkan kendaraan. Di dalam area instalasi, kunci
kontak jangan dicabut.
g. Jika terdapat lebih dari satu instalasi pengisian LPG, maka setiap instalasi
harus dipisahkan antara tiap-tiap kontainer dengan jarak minimum 25 ft (7,6
m).
i. Peralatan listrik dan knalpot setiap kendaraan pengangkut LPG harus dalam
keadaan baik, karena selalu ada kemungkinan konsentrasi gas di berbagai
tempat di area instalasi LPG.
k. Sambungan listrik dari chasis kendaraan ke bumi, baik itu skid tank atau
tangki kontainer harus dilakukan sebelum tangki di isi dan dikosongkan.
l. Bila sedang mengisi bahan bakar ke kendaraan, mesin harus dimatikan dan
dilarang merokok selama pengisian bahan bakar.
a. Dilarang mengosongkan dan memuat LPG di tempat umum tanpa ijin khusus
dari pihak yang berkompeten, kecuali pengoperasian tersebut sangatlah
penting untuk alasan keselamatan.
38
6.4.5 Prosedur pengisian ke tangki timbun
Meliputi transfer cairan LPG dari satu tangki ke tangki lainnya dengan penyambungan
dan pelepasan sistem transfer atau venting LPG ke atmosfir. Fasilitas bongkar muat
tangki LPG dapat dilihat pada Gambar 5. Persyaratan dalam bagian ini tidak untuk
aplikasi decanting.
Prosedur pengisian LPG ke tangki timbun meliputi persiapan sebelum pengisian,
kegiatan selama proses pengisian dan setelah pengisian adalah sebagai berikut :
• Dokumen transfer
• Fasilitas pengisian
• Peralatan K3
• Masa berlakunya
c. Prosedur pengisian LPG ke tangki dan dari tangki hanya dapat dilakukan oleh
personil yang berkompeten dan telah memenuhi persyaratan prosedur
penerimaan di atas dan tanggap keadaan darurat.
d. Dilarang memasukkan udara tekan, oksigen, atau material lain selain LPG ke
dalam tangki .
e. Tangki penerima harus diperiksa untuk menjamin bahwa kondisi tangki telah siap
dan aman.
g. Tangki penerima harus diperiksa untuk menjamin bahwa ullage tangki telah cukup
untuk menerima sejumlah LPG yang ditransfer ke dalamnya.
h. Sistem interkoneksi, seperti pipa, katup, fitting, selang dll harus diperiksa untuk
menjamin bahwa kondisi operasi aman untuk melakukan operasi transfer.
39
i. Sistem interkoneksi harus diperiksa untuk menjamin bahwa produk LPG tidak
dapat masuk ke dalam jalur pipa, peralatan atau tangki.
j. Area tempat pengisian harus diperiksa untuk menjamin bahwa sumber nyala,
rokok atau percikan api tidak ditemukan dalam jarak 10 m dari koneksi ujung
selang pengisian.
k. Tanda ‘Dilarang merokok’, ‘Dilarang ada percikan nyala’ dan ‘Dilarang menelpon’,
harus ditempatkan pada area pengisian
b. Pengisian harus dihentikan jika muncul sumber nyala di dalam area Instalasi
pengisian atau jika terjadi kesalahan dan malfungsi yang menyebabkan
kebocoran gas.
c. Personil yang melakukan pengisian menguasai operasi pengisian LPG dan harus
dapat menjamin bahwa pengisian tangki tidak berlebih.
d. Filling ratio LPG ke dalam tangki harus tepat dan tidak boleh berlebih.
c. Mesin pompa harus dimatikan sebelum venting dan venting harus selesai dahulu
sebelum selang dilepas.
d. Hose coupling dilepas dan terminal caps pada pipa selang harus diganti dengan
segera.
40
6.4.6 Klasifikasi tabung sebelum pengisian
Untuk tabung LPG dengan kapasitas 0,5 liter hingga 150 liter, tabung-tabung LPG
kosong harus diperiksa dan dipisahkan berdasarkan Pedoman Teknis Pemeriksaan
Berkala Tabung LPG.
a. Prosedur pengisian harus dapat menjamin bahwa tidak terjadi pengisian LPG
berlebih.
b. Isi berat maksimum per liter (water capacity) harus sama dengan 0,95 kali
densitas fasa cairan pada suhu 50oC, dan fasa cairan tidak boleh diisikan bila
suhu 60oC.
c. Untuk tabung yang digunakan pada daerah dengan iklim khusus, pihak yang
berkompeten harus menentukan filling ratio maksimum untuk masing-masing
campuran komposisi LPG.
d. Timbangan di set pada berat yang ditentukan dan otomatis berhenti jika proses
pengisian tabung LPG sudah cukup.
b. Penanganan khusus harus dilakukan untuk menjamin tidak ada kontaminan yang
dapat menyebabkan korosi.
41
b. Pengisian berdasarkan volume, alat penunjuk level cairan harus diperiksa agar dapat
beroperasi dengan baik.
Tempat pengisian tabung baik di dalam bangunan atau di area terbuka selalu terkait
dengan batas kepemilikan, area penyimpanan tabung, penyimpanan cairan yang mudah
terbakar dan tangki penyimpan LPG curah (bulk LPG). Jarak aman antara titik pengisian
dengan lokasi lain di dalam instalasi pengisian LPG dapat dilihat pada Tabel 5.
Keterangan :
42
R = Jarak antara tempat penyimpanan/pengisian tabung LPG dengan bangunan lain atau
workshop
6.4.8 Prosedur pengisian LPG ke tabung dengan kapasitas air 0,5 liter s/d 150 liter
43
c. Memeriksa dan menghitung jumlah tabung apakah sesuai dengan jumlah yang
tertera dalam dokumen.
e. Menyusun tabung kosong pada tempat yang telah ditentukan dan penyusunan
tabung tidak boleh lebih dari ketentuan.
g. tabung yang tidak layak edar, di pisahkan dan dikelompokkan dengan tabung
yang tidak laik edar lainnya untuk ditukar dengan tabung yang layak edar dan
dibuat kan tanda terima antara petugas di instalasi pengisian dengan
petugas/sopir Agen
a. Tabung harus diisi secara tepat dan diperiksa untuk menjamin tidak terjadi
pengisian berlebih. Pengisian dapat dilakukan dengan massa atau volume.
Pengisian tabung dengan volume dapat dilakukan apabila tabung dilengkapi
dengan penunjuk level cairan. Seluruh tabung tidak boleh di isi kurang atau lebih
dari berat LPG yang tertera pada tabung sesuai toleransi yang diijinkan.
c. Meletakkan tabung kosong di atas ban berjalan (conveyor) dengan posisi yang
baik sesuai pengelompokkan tabung.
e. Penyambungan katup tabung pada tiap-tiap filling point dan mulai dilakukan
pengisian
f. Jumlah maksimum LPG yang diisikan ke dalam tabung harus sesuai dengan
persyaratan kapasitas pengisian tabung.
g. Filling point otomatis akan berhenti mengisi jika berat tabung telah sesuai dengan
setting timbangan.
44
h. Sistem harus dibuat sedemikian rupa, sehingga kebocoran dapat diminimalkan
ketika sambungan pada katup tabung dilepas.
a. Setiap tabung yang telah diisi harus ditimbang untuk menjamin tidak terjadi
kelebihan atau kekurangan pengisian dalam batas toleransi yang ditentukan oleh
pihak terkait
b. Apabila terjadi pengisian berlebih produk LPG ke dalam tabung, segera dilakukan
pengurangan menggunakan pompa evakuasi
c. Setiap tabung yang telah diisi harus dilakukan pemeriksaan kebocoran termasuk
katup tabung,
d. Tabung dengan kebocoran kurang dari 1,5 g per jam masih dapat diterima.
Tabung-tabung yang dicurigai memilki kebocoran lebih dari 1,5 g per jam harus di
uji seperti pada Gambar 3 untuk menentukan jumlah aktual kebocoran. Tabung
dengan kebocoran lebih dari 1,6 g per jam tidak dapat digunakan.
e. Memasang Security Seal Cup atau segel di bagian atas untuk tabung yang telah
di isi.
f. Sealing caps (seal), plug dan pelindung katup harus diperiksa untuk setiap tabung
yang telah diisi sebelum pengiriman.
45
Tabel 6. Konversi laju alir pengukuran kebocoran LPG
7,0 1,022
7,5 1,095
8,0 1,168
8,5 1,241
9,0 1,314
9,5 1,387
10,0 1,460
10,5 1,533
11,0 1,606
a. Pembuangan LPG ke udara pada shut off valve masih diperbolehkan sebelum
melepas selang transfer dari tangki
d. Pembuangan gas LPG ke udara untuk tujuan pembilasan harus sesuai dengan
ketentuan dan persyaratan keamanan dan keselamatan kerja.
46
e. Pembuangan gas LPG ke udara diperbolehkan pada keadaan darurat.
f. Pembuangan gas LPG ke udara yang digunakan sebagai sumber tekanan pada
sistem pemadaman terkontrol untuk katup internal dan katup pemadaman pada
keadaan darurat masih diperbolehkan.
Catatan : Pembuangan gas ke atmosfer dapat menimbulkan bahaya keselamatan
dan lingkungan.
6.4.10 Decanting
6.4.10.1 Batasan
Decanting adalah proses transfer LPG dari satu tabung ke dalam tabung lainnya
dengan adanya perbedaan tekanan dari produk LPG. Decanting dilakukan tanpa
menggunakan pompa.
Decanting diperbolehkan hanya pada kondisi sebagai berikut :
c. Pipa, selang dan fitting yang digunakan untuk tujuan decanting harus memiliki
kualitas tekanan yang tinggi
d. Lubang nominal dari selang tidak boleh lebih dari 10 mm dan panjangnya tidak
boleh lebih dari 3 m
47
f. Tabung harus dalam posisi
b. Sumber nyala : 15 m
c. Bangunan atau tempat penyimpanan bahan yang mudah terbakar pada daerah
kepemilikan pihak lain : 5 m
48
Gambar 5. Fasilitas bongkar muat mobil tangki LPG
a. Seluruh personil yang terlibat dalam operasi pengisian LPG harus berkompeten
dan tersertifikasi.
d. Memiliki sertifikat yang masih berlaku dan dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang.
49
6.5 OPERASI PENYALURAN LPG
Pedoman teknis operasi penyaluran bulk dan tabung LPG mengacu pada pedoman
teknis transportasi LPG. Sedangkan untuk sirkulasi tabung LPG, prosedur di bawah ini
dapat digunakan sebagai petunjuk dalam memantau alur sirkulais tabung LPG.
a. Instalasi pengisian memisahkan tabung yang diterima dari Dealer yang secara
visual kurang baik atau habis masa operasinya.
b. Apabila terdapat tabung palsu, maka tabung tersebut akan disita oleh perusahaan
untuk dimusnahkan dengan tidak diberi ganti rugi.
d. Petugas dari perusahaan LPG memastikan kembali tabung yang dianggap tidak
layak di Instalasi pengisian tersebut dengan memeriksa setiap tabung yang
terdapat di Instalasi pengisian.
e. Petugas yang ditunjuk oleh perusahaan LPG harus petugas yang memahami
betul kondisi tabung yang layak dan yang tidak layak pakai.
g. Filling Plant dari setiap Badan Usaha dan secara geografis dekat dengan Instalasi
pengisian tersebut.
h. Instalasi LPG harus selalu mempunyai buffer stock tabung LPG yang cukup dan
baik (siap diisi) yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan untuk mengganti tabung
LPG yang tidak layak pakai di Instalasi pengisian.
i. Tabung LPG yang tidak layak pakai yang terkumpul di Filling Plant LPG atau
Instalasi pengisian diserahkan pada instalasi perusahaan yang mempunyai
fasilitas pemeliharaan tabung LPG, baik yang ditangani oleh perusahaan sendiri
atau oleh pihak ketiga (rekanan).
50
k. Setiap kegiatan penukaran/serah terima tabung LPG dibuat berita acara dan
dokumennya direkam.
a. Penyerahan fisik LPG kepada dealer dalam bentuk tabung atau skid tank LPG,
berasal dari Depot LPG, Filling Plant atau Instalasi pengisian.
b. Dealer menjual LPG ke konsumen, dapat secara langsung atau melalui pengecer
atau sistem home to home service.
• Stock tabung kosong dan tabung afkir, stock seal cap plastik dan rubber seal
51
• Pengawasan terhadap mutu LPG, termasuk kualitas dan kuantitasnya
a. Ruang yang cukup antara dinding pembatas, area penyimpanan dan bangunan
lainnya untuk akses pemeliharaan dan selama keadaan darurat.
c. Suplai air
6.6.2 Perencanaan
Perencanaan umum untuk menyiagakan keadaan darurat harus disiapkan secara
matang. Suatu perencanaan harus dikembangkan dan dikaitkan dengan peraturan yang
relevan dari instansi yang berwenang.
Perencanaan keadaan darurat harus :
52
d. Tata cara dan aturan emergency harus disalin dan ditempatkan pada tempat yang
aman di pintu masuk.
6.7.1 Pendahuluan
Bagian ini menetapkan persyaratan perlindungan intalasi LPG dari bahaya api, dan untuk
menangani kebakaran pada instalasi tersebut, berdasarkan konsep fundamental yang
dijabarkan pada lampiran N. Tipe dan sifat dari perlindungan terhadap bahaya kebakaran
pada tiap instalasi lebih bergantung dari keadaan , struktur, bahaya, dan kegiatan
disekitar instalasi tersebut yang berhubungan dengan instalasi tersebut daripada
kuantitas LPG yang disimpan.
Peralatan pelindung terhadap api memiliki 2 fungsi. Pertama, pemadam kebakaran,
untuk mengontrol dan mematikan api yang mungkin terjadi. Kedua, perlindungan
terhadap panas, untuk melindungi tangki dan peralatan yang berhubungan dengannya
dari panas berlebih yang diterimanya jika ada api. Peralatan perlindungan terhadap api
yang sama digunakan untuk keduanya dan beberapa alat yang lain digunakan untuk
situasi tertentu, contohnya aliran air dari selang air dapat digunakan untuk memadamkan
kebakaran, mendinginkan tangki yang kontak dengan api, atau menghilangkan gas yang
terjadi akibat kebakaran.
Pemadaman kebakaran. Pemadaman kebakaran dilakukan dengan penempatan
peralatan pada instalasi LPG. Pemadaman ini lebih efektif dilakukan dengan
penangannan keadaan sekitar sistem, misalnya kebakaran umumnya tidak diatasi
dengan mematikan api, tetapi diatasi dengan memutuskan aliran gas. Jadi lingkup
peralatan pemadam kebakaran bergantung dari kebutuhan seluruh lokasi pengiriman,
53
tidak hanya dari tempat penyimpanan LPG. Instalasi LPG tidak memerlukan peralatan
pemadam kebakaran yang besar jika persyaratan standar teknik keselamatan terhadap
api dipenuhi. Gedung yang bersebelahan atau yang dekat harus memiliki peralatan
pemadam kebakaran untuk memenuhi peraturan mengenai gedung dan harus
diperhitungkan sebagai bagian penting dari perlindungan keseluruhan lokasi tersebut,
termasuk juga pada intalasi LPG.
Pelindung panas . Pelindung panas menjadi penting pada keadaan adanya resiko api
yang dapat muncul jika terdapat radiasi panas yang signifikan terhadap tangki.
Perlindungan ini lebih bergantung ke struktur bangunan sekitar, bahaya,dan kegiatan,
daripada kuantitas LPG atau ukuran kontainer.
6.7.2 Penerapan
Untuk penyimpanan dengan kapasitas rendah, tidak ada persyaratan spesifik yang
diberikan, berdasarkan asumsi bahwa terdapat aliran air disekitar gedung atau aktifitas
yang dapat dihubungkan ke selang. Jika tidak terdapat struktur bangunan atau aktifitas
didekatnya, maka resiko terhadap penyimpanan LPG cukup kecil sehingga instalasi
peralatan pemadaman dapat dijustifikasi.
Hingga 5000 2 1
5000 – 15.000 3 2
≥15.000 4 2
54
6.7.3.2 Fasilitas peralatan
Semua peralatan perlindungan terhadap api, termasuk selang, konektor, dan koneksi
booster, harus sesuai dengan yang digunakan oleh petugas pemadam kebakaran
setempat.
6.7.4 Tabung
55
6.7.4.3 Tangki Timbun
• Tangki timbun di atas permukaan tanah dan fasilitasnya harus dilengkapi dengan
fasilitas perlindungan terhadap api yang telah dirancang menggunakan
persyaratan tang telah ditentukan.
• Area dimana suatu tangki beroperasi baik pada saat mengisi (loading) maupun
membongkar LPG (unloading) harus dilengkapi dengan sistem hidran atau
monitor yang mampu mengawasi seluruh area.
b. Jalur evakuasi
e. Pelaporan
f. Pengendalian rekaman
g. Tanda peringatan pada area penyimpanan dan penimbunan LPG harus diberi
plakat dan label peringatan untuk tidak merokok.
h. Site Plant
j. Alat komunikasi
56
• Radio
• Walki talky
• Alarm
• Extinguisher (APAR)
• Sistim hidran
a. Seluruh daerah Instalasi LPG merupakan daerah terbatas dan terlarang untuk
merokok dan menyalakan api. Merokok di larang keras kapan saja kecuali dalam
lokasi-lokasi yang khusus diijinkan oleh Manajemen.
b. Dilarang membawa korek api atau benda apa saja yang dapat menimbulkan
bunga api atau api ke dalam ”daerah instalasi”.
c. Dilarang menyalakan api dan sumber-sumber api lainnya seperti pekerjaan las
tanpa surat ijin kerja panas, kecuali pada lokasi-lokasi yang khusus diperbolehkan.
e. Sebelum melakukan pekerjaan, yakinkan bahwa surat ijin atau surat keterangan
yang diperlukan telah diperoleh.
i. Menjaga semua perkakas dan peralatan bersih dan ditempatkan pada yang
seharusnya.
j. Dilarang mengganti atau menukar alat atau perkakas secara tidak baik.
57
k. Petugas tidak boleh meninggalkan pekerjaan sampai petugas yang menggantikan
telah diberitahu mengenai keadaan pekerjaan.
a. Suatu sistim alarm harus dapat didengar di seluruh daerah Instalasi pengisian
LPG untuk memperingatkan personil akan keadaan darurat yang mungkin akan
terjadi.
b. Apabila sistim alarm umum gagal, petunjuk lisan keadaan darurat akan diberikan
dengan menggunakan radio dan sistim siaga keadaan darurat.
c. Cara yang benar untuk melaporkan keadaan darurat harus berbicara dengan jelas
dan terang serta memberikan informasi yang tepat.
h. Jika terjadi suatu keadaan darurat, petugas yang bertanggung jawab harus
langsung merespon untuk mengendalikan keadaan darurat di daerah instalasi.
j. Petugas yang menemukan adanya gas atau cairan hidrokarbon yang bocor harus
segera melaporkan pada kepala instalasi tentang masalah dan situasinya.
Sesudah melapor dan atas petunjuk Kepala instalasi, personil akan mengambil
tindakan langsung untuk mengatasi masalah atau menjaga agar tidak meluas
sampai bantuan tiba. Tindakan emergency yang harus dilakukan :
58
• Menghubungi pemadam kebakaran terdekat
a. Setiap pekerja yang mengetahui adanya kebocoran atau penyebaran LPG yang
ditandai dengan terciumnya bau tertentu, agar segera berusaha mencari tahu
sumbernya.
c. Kepala satuan penyelamatan produk LPG dan bagian yang terkait harus
memeriksa situasi pada lokasi kejadian kemudian meneliti dan menyelidiki
sumber kebocoran dan berupaya mengatasi dan memperbaikinya.
d. Melakukan tindakan segera untuk mengatasi masalah atau agar masalah tidak
meluas sampai bantuan tiba, seperti menutup katup atau mengisolasi pipa atau
tabung yang bocor, mengaktifkan sistim alat pemadam kebakaran dsb.
e. Apabila tindakan di atas tidak berhasil, hentikan semua aktifitas yang berkaitan
dengan penerimaan dan penyerahan produk LPG
f. Menghentikan semua aktifitas pengisian produk LPG dan menutup semua katup
yang diperkirakan akan memutuskan atau paling tidak akan mengurangi besarnya
penyebaran gas LPG dan mengeluarkan kendaraan angkutan tabung LPG.
h. Semua kegiatan perbaikan yang tidak ada hubungannya dengan kejadian dalam
jarak 300 m dari kabut gas harus dihentikan dan semua sumber api (mesin las,
motor bakar dll) harus dimatikan.
59
i. Orang-orang yang tidak berkepentingan dalam menangani kejadian tersebut
harus mengungsi dari daerah kejadian dan tidak boleh berada di daerah 300 m
dari kabut gas.
k. Zona yang berbahaya mungkin akan meluas apabila konsentrasi gas dalam jarak
300 m lebih tinggi dari pada 60 % dari LEL (Lower Explosion Limit) gas.
m. Karena berat jenis uap LPG lebih berat dari udara, maka uap LPG akan
merambat di atas tanah sebelum menyebar di atmosfir. Petugas emergensi akan
menentukan zona yang aman sesudah pengukuran konsentrasi gas dilakukan.
n. Air tidak boleh diarahkan langsung ke tumpahan LPG karena ini akan membentuk
gumpalan uap gas yang lebih besar.
o. Hanya High Expansion Foam (HEF) dengan ratio pengembangan busa 500 : 1
yang boleh digunakan dalam pengendalian penguapan tumpahan LPG agar
penyebaran uap gas di atmosfir dapat terkendali.
q. Terkena cairan LPG dapat menyebabkan luka bakar dingin . Apabila ini terjadi,
hangatkan bagian yang terkena dengan air hangat yang bersih sampai warnanya
menjadi merah dan segera ke dokter untuk memperoleh pengobatan.
60
• Di sekitar instalasi LPG
• Menginisiasi berfungsinya alarm pada level 105 desibel dan alarm tersedia
e. Personil lain menghentikan semua kegiatan dan menuju assembly poin t terdekat.
a. Alarm akan berbunyi 5 detik ”ON” dan 5 detik ”OFF” secara terus menerus
c. Personil yang berada di dalam gedung atau kantor, segera meninggalkan kantor
atau gedung menuju muster area (Assembly point) dan selanjutnya akan
diungsikan oleh petugas.
a. Alarm akan berbunyi 10 detik ”ON” dan 2 detik ”OFF” secara terus menerus
selama 2 menit.
61
b. Semua personil kembali ke tempat kerja dan bekerja seperti biasa, kecuali kalau
ada instruksi lain dari Petugas.
d. Memiliki sertifikat yang masih berlaku dan dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang.
62
Lampiran A
KILANG LPG
DEPOT LPG
RUMAH TANGGA
FILLING PLANT
INSTALASI
PENGISIAN
KOMERSIAL
SUB AGEN
PENGECER • HOTEL
AGEN
• RESTAURAN
• RUMAH SAKIT
INDUSTRI
63
Lampiran B
Simbol : hitam
Instruksi : hitam
Simbol : hitam
Instruksi : hitam
Simbol : hitam
Instruksi : hitam
Simbol : hitam
Instruksi : hitam
64
Lingkaran dan silang : merah
Simbol : hitam
Instruksi : hitam
Simbol : hitam
Instruksi : hitam
Teks : Merah
65
Lampiran C
Dari beberapa keadaan darurat, pembahasan ini merupakan hal yang sangat penting
untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang mengancam jiwa manusia pada peristiwa
kebakaran, paparan dan ledakan tabung LPG atau terjadinya kebocoran serius dari LPG
tanpa adanya api. Hal yang sangat menguntungkan jika mengundang personil pemadam
kebakaran ke lokasi instalasi (plant) untuk memperkenalkan dan membiasakan mereka
dengan lokasi instalasi dan masuk ke lokasi katup dan melihat beberapa fitur
keselamatan lainnya.
C.1. Tindakan pencegahan yang bisa dilakukan dalam situasi darurat, adalah sebagai
berikut :
1. Dekati pusat api atau kebocoran gas dengan mengikuti mata angin.
2. Pastikan tidak ada seorang pun yang berada pada area atau lokasi tersebut.
Lebih baik mengevakuasi lokasi yang berdekatan dengan lokasi kejadian dan
lakukan dengan cepat. Mengeliminasi sumber-sumber penyebab kebakaran
pada waktu yang bersamaan.
66
3. Gunakan pembatas area untuk keselamatan individu, kecuali orang-orang
yang mempunyai keahlian untuk mengatasi kondisi tersebut, tetapi lebih baik
mengikuti aturan seperti pada gambar.
1. Jika terjadi kebocoran LPG tanpa ada kebakaran, maka tutup bagian valve
yang dapat menghentikan laju alir dari gas tersebut. Apabila kasus ini terjadi
pada kendaraan pengangkut LPG, diskusikan dengan pengemudi, atau
apabila terjadi pada tangki penyimpanan, beritahu kepada petugas yang
bertanggung jawab agar menghentikan kebocoran gas.
67
3. Dalam beberapa kejadian pada kasus kebocoran gas pada tangki tanpa
timbulnya api, tangki dapat dipindahkan ke lokasi/area yang terisolasi, atau
ladang terbuka yang aman dan bebas dari sumber nyala. Akan tetapi jika
kebocoran gas telah habis, tangki harus dikembalikan ke posisi semula. Hati-
hati saat menarik tangki, untuk mencegah kerusakan pada valve atau pipa.
68
2. Jika kebocoran gas diikuti nyala api, segera siram dengan air yang banyak ke
permukaan yang mudah terpapar panas. Dekati tangki dan basahi sebelah
sisi tangki. Utamakan pada pipa dan permukaan logam tangki atau
sambungan pada tangki dan permukaan tangki yang mudah terbakar
4. Seandainya hanya valve/klep yang bisa menghentikan laju alir gas yang
melibatkan kebakaran, kemudian dengan mnggunakan penyiraman uap air
dapat melindungi petugas pemadam disaat menutup valve/klep. Lakukan
dengan hati-hati untuk menghindari terjebaknya petugas didalam api.
69
5. Pengendalian kebakaran dari kebocoran LPG ( yang tidak bisa dihentikan
dengan valve). Adalah suatu hal yang harus dipelajari dalam latihan. Gunakan
air secukupnya untuk menjaga valve/klep dan pipa agar tetap dingin.
7. Kerusakan yang sering terjadi pada tangki LPG adalah pada saat kenaikkan
suhu dibeberapa bagian permukaan logam dari dalam tangki yang
mengakibatkan melemahnya bagian yang tidak memiliki suatu penekanan.
Kemudian dengan tidak adanya pendingin pada permukaan logam dapat
menyebabkan terjadinya nyala api dari pengaruh radiasi panas, dan ini sangat
berbahaya pada tangki yang retak.
70
8. Ketika pendingin yang digunakan tidak ada dan disertai tingkat panas yang
berlebih, harus ada tanda peringatan mengenai peningkatan tekanan dan juga
tingkat volume. Hal ini dapat dijadikan sebagai peringatan awal untuk
keselamatan.
9. Penembakkan lubang pada tangki LPG yang dapat menimbulkan api ,adalah
perbuatan yang tidak disarankan dan harus mendapat ijin terlebih dahulu.
10. Jika memungkinkan pindahkan kontainer(tabung) ke area yang jauh dari titik
kebakaran. Disarankan disaat memindahkan tabung,tabung harus dilindungi
dengan siraman air. Keadaan tabung harus pada posisi tegak.tidak boleh
menjatuhkan tabung karna dapat merusak klep tabung. Dan pada saat
mengembalikan, posisi tabung harus tegak lurus dan berhati-hati untuk
menghindari kerusakkan pada valves dan pipa.
71
C.4. Paparan dari Api (kebakaran).
2. Jika pada penyimpanan LPG terjadi kenaikan suhu yang disebabkan oleh
valve, penutupan harus segera dilakukan jika telah terbakar. Disaat yang
sama, lakukan penyiraman sebanyak-banyaknya untuk mendinginkan tangki
dan pipa.
3. Tabung LPG yang terpapar oleh api harus segera dipindahkan ke lokasi jauh
dari titik kebakaran (api).
72