Jaringan Saraf Tiruan
Jaringan Saraf Tiruan
Jaringan saraf tiruan merupakan jaringan dari unit pemroses kecil yang saling
terhubung, yang dimodelkan berdasar jaringan saraf (neuron) jaringan saraf.
Jaringan saraf tiruan (JST) (Bahasa Inggris: artificial neural network (ANN), atau
juga disebut simulated neural network (SNN), atau umumnya hanya disebut neural
network (NN)), adalah jaringan dari sekelompok unit pemroses kecil yang dimodelkan
berdasarkan jaringan saraf manusia. JST merupakan sistem adaptif yang dapat
merubah strukturnya untuk memecahkan masalah berdasarkan informasi eksternal
maupun internal yang mengalir melalui jaringan tersebut.
Secara sederhana, JST adalah sebuah alat pemodelan data statistik non-linier. JST
dapat digunakan untuk memodelkan hubungan yang kompleks antara input dan output
untuk menemukan pola-pola pada data.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Sejarah
• 2 Pengertian Dasar
• 3 Definisi
• 4 Lihat pula
• 5 Bibliografi
• 6 Pranala luar
[sunting] Sejarah
Saat ini bidang kecerdasan buatan dalam usahanya menirukan intelegensi manusia,
belum mengadakan pendekatan dalam bentuk fisiknya melainkan dari sisi yang lain.
Pertama-tama diadakan studi mengenai teori dasar mekanisme proses terjadinya
intelegensi. Bidang ini disebut ‘Cognitive Science’. Dari teori dasar ini dibuatlah suatu
model untuk disimulasikan pada komputer, dan dalam perkembangannya yang lebih
lanjut dikenal berbagai sistem kecerdasan buatan yang salah satunya adalah jaringan
saraf tiruan. Dibandingkan dengan bidang ilmu yang lain, jaringan saraf tiruan relatif
masih baru. Sejumlah literatur menganggap bahwa konsep jaringan saraf tiruan
bermula pada makalah Waffen McCulloch dan Walter Pitts pada tahun 1943. Dalam
makalah tersebut mereka mencoba untuk memformulasikan model matematis sel-sel
otak. Metode yang dikembangkan berdasarkan sistem saraf biologi ini, merupakan
suatu langkah maju dalam industri komputer.
Walaupun demikian kepastian cara kerja otak manusia masih merupakan suatu
misteri. Meski beberapa aspek dari prosesor yang menakjubkan ini telah diketahui
tetapi itu tidaklah banyak. Beberapa aspek-aspek tersebut, yaitu :
a. Tiap bagian pada otak manusia memiliki alamat, dalam bentuk formula kimia, dan
sistem saraf manusia berusaha untuk mendapatkan alamat yang cocok untuk setiap
akson (saraf penghubung) yang dibentuk.
b. Melalui pembelajaran, pengalaman dan interaksi antara sistem maka struktur dari
otak itu sendiri akan mengatur fungsi-fungsi dari setiap bagiannya.
c. Axon-axon pada daerah yang berdekatan akan berkembang dan mempunyai bentuk
fisik mirip, sehingga terkelompok dengan arsitektur tertentu pada otak.
Berdasarkan keempat aspek tersebut di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
otak tidak seluruhnya terbentuk oleh proses genetis. Terdapat proses lain yang ikut
membentuk fungsi dari bagian-bagian otak, yang pada akhirnya menentukan
bagaimana suatu informasi diproses oleh otak.
Elemen yang paling mendasar dari jaringan saraf adalah sel saraf. Sel-sel saraf inilah
membentuk bagian kesadaran manusia yang meliputi beberapa kemampuan umum.
Pada dasarnya sel saraf biologi menerima masukan dari sumber yang lain dan
mengkombinasikannya dengan beberapa cara, melaksanakan suatu operasi yang non-
linear untuk mendapatkan hasil dan kemudian mengeluarkan hasil akhir tersebut.
Dalam tubuh manusia terdapat banyak variasi tipe dasar sel saraf, sehingga proses
berpikir manusia menjadi sulit untuk direplikasi secara elektrik. Sekalipun demikian,
semua sel saraf alami mempunyai empat komponen dasar yang sama. Keempat
komponen dasar ini diketahui berdasarkan nama biologinya yaitu, dendrit, soma,
akson, dan sinapsis. Dendrit merupakan suatu perluasan dari soma yang menyerupai
rambut dan bertindak sebagai saluran masukan. Saluran masukan ini menerima
masukan dari sel saraf lainnya melalui sinapsis. Soma dalam hal ini kemudian
memproses nilai masukan menjadi sebuah output yang kemudian dikirim ke sel saraf
lainnya melalui akson dan sinapsis.
Penelitian terbaru memberikan bukti lebih lanjut bahwa sel saraf biologi mempunyai
struktur yang lebih kompleks dan lebih canggih daripada sel saraf buatan yang
kemudian dibentuk menjadi jaringan saraf buatan yang ada sekarang ini. Ilmu biologi
menyediakan suatu pemahaman yang lebih baik tentang sel saraf sehingga
memberikan keuntungan kepada para perancang jaringan untuk dapat terus
meningkatkan sistem jaringan saraf buatan yang ada berdasarkan pada pemahaman
terhadap otak biologi.
Sel saraf-sel saraf ini terhubung satu dengan yang lainnya melalui sinapsis. Sel saraf
dapat menerima rangsangan berupa sinyal elektrokimiawi dari sel saraf-sel saraf yang
lain. Berdasarkan rangsangan tersebut, sel saraf akan mengirimkan sinyal atau tidak
berdasarkan kondisi tertentu. Konsep dasar semacam inilah yang ingin dicoba para
ahli dalam menciptakan sel tiruan.
[sunting] Definisi
Suatu jaringan saraf tiruan memproses sejumlah besar informasi secara paralel dan
terdistribusi, hal ini terinspirasi oleh model kerja otak biologis. Beberapa definisi
tentang jaringan saraf tiruan adalah sebagai berikut di bawah ini.
"Suatu neural network (NN), adalah suatu struktur pemroses informasi yang
terdistribusi dan bekerja secara paralel, yang terdiri atas elemen pemroses (yang
memiliki memori lokal dan beroperasi dengan informasi lokal) yang diinterkoneksi
bersama dengan alur sinyal searah yang disebut koneksi. Setiap elemen pemroses
memiliki koneksi keluaran tunggal yang bercabang (fan out) ke sejumlah koneksi
kolateral yang diinginkan (setiap koneksi membawa sinyal yang sama dari keluaran
elemen pemroses tersebut). Keluaran dari elemen pemroses tersebut dapat merupakan
sebarang jenis persamaan matematis yang diinginkan. Seluruh proses yang
berlangsung pada setiap elemen pemroses harus benar-benar dilakukan secara lokal,
yaitu keluaran hanya bergantung pada nilai masukan pada saat itu yang diperoleh
melalui koneksi dan nilai yang tersimpan dalam memori lokal".
Menurut Haykin, S. (1994), Neural Networks: A Comprehensive Foundation, NY,
Macmillan, mendefinisikan jaringan saraf sebagai berikut:
“Sebuah jaringan saraf adalah sebuah prosesor yang terdistribusi paralel dan
mempuyai kecenderungan untuk menyimpan pengetahuan yang didapatkannya dari
pengalaman dan membuatnya tetap tersedia untuk digunakan. Hal ini menyerupai
kerja otak dalam dua hal yaitu: 1. Pengetahuan diperoleh oleh jaringan melalui suatu
proses belajar. 2. Kekuatan hubungan antar sel saraf yang dikenal dengan bobot
sinapsis digunakan untuk menyimpan pengetahuan.
Dan menurut Zurada, J.M. (1992), Introduction To Artificial Neural Systems, Boston:
PWS Publishing Company, mendefinisikan sebagai berikut:
“Sistem saraf tiruan atau jaringan saraf tiruan adalah sistem selular fisik yang dapat
memperoleh, menyimpan dan menggunakan pengetahuan yang didapatkan dari
pengalaman”.
Sebuah jaringan syaraf adalah sebuah sistem yang dibentuk dari sejumlah elemen
pemroses sederhana yang bekerja secara paralel dimana fungsinya ditentukan oleh
stuktur jaringan, kekuatan hubungan, dan pegolahan dilakukan pada komputasi
elemen atau nodes
Guru NgeBlog
November 19, 2008
Jaringan Saraf dan Jaringan Penguat/Penunjang
Diarsipkan di bawah: Struktur Hewan — gurungeblog @ 3:23 am
Tags: Jaringan Darah, JAringan Ikat, Jaringan Limfe/Getah Bening, Jaringan Saraf,
Jaringan Tulang, jaringan tulang rawan
Jaringan Saraf
Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. Tiap neuron/sel saraf terdiri atas
badan sel saraf, cabang dendrit dan cabang akson, cabang-cabang inilah yang
menghubungkan tiap-tiap sel saraf sehingga membentuk jaringan saraf.
jaringan-saraf
Jaringan Penguat
Jaringan penguat disebut juga jaringan penyokong atau jaringan penunjang.
Yang termasuk jaringan penguat adalah :
1. Jaringan Ikat
Jaringan ikat terdiri dari serabut, sel-sel dan cairan ekstra seluler. Cairan ekstra seluler
dan serabut disebut matriks.
Fungsi jaringan ikat adalah mengikat atau mempersatukan jaringan-jaringan menjadi
organ dan berbagai organ menjadi sistem organ, menjadi selubung organ dan
melindungi jaringan atau organ tubuh.
Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan ikat dibedakan menjadi dua:
a.Jaringan ikat longgar
Ciri-ciri : sel-selnya jarang dan sebagian jaringannya tersusun atas matriks yang
mengandung serabut kolagen dan serabut elastis. Jaringan ikat longgar terdapat di
sekitar organ-organ, pembuluh darah dan saraf.
Fungsinya untuk membungkus organ-organ tubuh, pembuluh darah dan saraf.
b.Jaringan ikat padat
Nama lainnya jaringan ikat serabut putih, karena terbuat dari serabut kolagen yang
berwarna putih. Jaringan ini terdapat pada selaput urat, selaput pembungkus otot,
fasia, ligamen dan tendon.
Fasia adalah jaringan ikat berbentuk lembaran yang menyelimuti otot.
Ligamen adalah jaringan ikat yang berperan sebagai penghubung antar tulang.
Tendon adalah ujung otot yang melekat pada tulang. Fungsinya untuk
menghubungkan berbagai organ tubuh seperti otot dengan tulang-tulang, tulang
dengan tulang, juga memberikan perlindungan terhadap organ tubuh.
3. Jaringan Tulang
Jaringan tulang terdiri dari sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan di dalam matriks,
matriksnya terdiri dari zat perekat kolagen dan endapan garam-garam mineral
terutama garam kalsium (kapur). Tulang merupakan komponen utama dari kerangka
tubuh dan berperan untuk melindungi alat-alat tubuh dan tempat melekatnya otot
kerangka.
Tulang dapat dibagi menjadi 2 macam :
a.Tulang keras, bila matriks tulang rapat dan padat. Contoh : tulang pipa.
b.Tulang spons, bila matriksnya berongga. Contoh : tulang pendek.
4. Jaringan Darah
Jaringan darah merupakan jaringan penyokong khusus, karena berupa cairan. Bagian-
bagian dari jaringan darah adalah :
a.Sel darah
Dibagi menjadi sel darah merah (eritrosit) berfungsi untuk mengangkut oksigen dan
sel darah putih (lekosit) berfungsi untuk melawan benda-benda asing yang masuk ke
dalam tubuh.
b.Keping-keping darah (trombosit)
Berfungsi dalam proses pembekuan darah.
c.Plasma darah
Komponen terbesar adalah air, berperan mengangkut sari makanan, hormon, zat sisa
hasil metabolisms, antibodi dan lain-lain.