LANDASAN TEORI
perhatian orang tua dapat diartikan sebagai kesadaran jiwa orang tua untuk
1
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), h. 14.
2
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 1990), h. 56.
3
Kartini Kartono, Psikologi Umum, (Bandung : Mandar Maju, 1996) , Cet. III, h. 111
10
11
a. Prestasi
b. Belajar
4
Karya Anda, Kamus Mini Populer, (Surabaya: Karya Anda, tt.), h. 170.
5
Adikusuma S., Kamus Lengkap Populer, (Surabaya: Pustaka Tinta Mas, 1992), h. 288.
6
W J S Poerwa Darminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1987),
h. 471.
7
Ki RBS. Fudyartanto, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Jogjakarta: Global
Pustaka Utama, 2002), Cet. Ke-1, h. 150.
12
pengalaman.”10
luas.
8
Ibid. , h. 151.
9
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1998), Cet.
Ke-14, h. 84.
10
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 61.
11
Ibid., h. 62.
12
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2001), Cet. Ke-8, h. 20.
13
bahwa belajar dalam arti sempit hanya terbatas pada perolehan dan
c. Prestasi belajar
belajar.
guru.
diperlukan. Terlebih lagi yang harus difokuskan adalah perhatian orang tua
sebagai pelajar dan penuntut ilmu, yang akan diproyeksikan kelak sebagai
anak.
14
kepada anak merupakan kewajiban orang tua. Hal ini tersirat dalam Al
13
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2002), h. 193.
14
Ibid.
15
H.M. Arifin dan Etty Kartikawati, Materi Pokok Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:
Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama, 1998), h. 3
15
Anak sangat memerlukan bimbingan dari orang tua, terlebih lagi dalam
masalah belajar. Seorang anak mudah sekali putus asa karena ia masih
labil, untuk itu orang tua perlu memberikan bimbingan pada anak
memperbaikinya.
orang tua dan anak, orang tua lebih memahami sikap pandang anak
yang pada gilirannya akan berdampak sangat efektif bagi daya dukung
b. Memberikan nasihat
pikiran sehat. Nasihat dan petuah memiliki pengaruh yang cukup besar
Allah berfirman:
Nasihat dapat diberikan orang tua pada saat anak belajar di rumah.
kurang baik, dan tujuan selanjutnya adalah mendidik dan mendorong anak
antaranya:
16
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remadja
Karya, 1987), Cet. 3. h. 236.
18
anak tersebut prestasinya jelek dan tidak mau belajar barulah hukuman
tanpa adanya pengawasan yang kontinu dari orang tua besar kemungkinan
aktivitas yang dilakukan oleh anak baik secara langsung maupun tidak
langsung.
diutamakan dalam masalah belajar. Dengan cara ini orang tua akan
belajar anak, apa saja yang dibutuhkan anak sehubungan dengan aktifitas
segala sesuatunya hingga akhirnya anak dapat meraih hasil belajar yang
maksimal.
kewajiban anak yang bebas dan bertanggung jawab. Ketika anak sudah
contohnya adalah ketika anak malas belajar, maka tugas orang tua untuk
kepada anak akan akibat jika tidak belajar. Dengan demikian anak akan
ketika anak di rumah saja, akan tetapi hendaknya orang tua juga terhadap
sekolah, melakukan pertemuan segitiga antara orang tua, guru dan anak
positif serta orang tua sebaiknya secara teratur, dalam suasana santai
Dalam upaya saling bantu membantu antar orang tua dan guru
dalam belajar anak, ada beberapa hal yang perlu di lakukan orang tua,
17
Satijan, “Pentingnya pertemuan Orang tua – Guru dalam Membantu Keberhasilan
Anak di sekolah”, Penabur, No.4 THN.XXVIII (April, 2001), h. 1.
21
dengan orang tua banyak membawa manfaat bagi kedua belah pihak. Ini
merupakan sasaran yang amat baik untuk menjalin kerja sama dalam
sekolah.
Sebagai pendidik yang utama dan pertama bagi anak, orang tua
anak itu sendiri. Namun jika prestasi belajar anak itu jelek atau kurang
maka tanggung jawab orang tua tersebut adalah memberikan motivasi atau
dari orang tua akan bertambah jelek pula prestasinya dan bahkan akan
baik kepada anak yang berprestasi baik ataupun kurang baik dari berbagai
18
H.M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan
Keluarg, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), h. 19.
22
dan sebagainya, selama pengarahan dari orang tua itu tidak memberatkan
anak.
dapat dilakukan oleh orang tua pada anak yang prestasinya kurang, yaitu:
orang tua untuk membangkitkan motivasi anak agar tumbuh rasa senang
dalam belajar yang dikutip dari sebuah artikel, yaitu sebagai berikut:
19
Stephanie Daisy Imelda R., “Peran Orang Tua dalam Membantu Anak Belajar”,
http://www.bpkpenabur.or.id, 12 Januari 2007.
23
1. Sisihkan waktu barang satu jam sampai dua jam untuk dapat
bertemu dengan anak-anak.
2. Curahan kasih sayang dengan tidak ada maksud memanjakan atau
menuruti segala kemauannya.
3. Tanyakan sekilas tentang pelajaran di sekolah.
4. Berilah penghargaan pada si anak dari hasil belajarnya sekalipun
hanya sebuah kata-kata manis.
5. Tanyakan apa yang menjadi kesulitannya,berilah nasihat untuk
menyelesaikan.
6. Bimbinglah untuk mengatur jadwal belajarnya belajar secara
kontinu dan mandiri.
7. Berilah sangsi yang mendidik jika ia melakukan keteledoran.
8. Jagalah kewibawaan orang tua agar ia tetap menghormati.
9. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan belajarnya.
10. Selalu berkonsultasi dengan guru jika ada masalah yang penting20
meraih prestasi. Hal ini sangat berguna bagi anak karena dengan
penghargaan anak akan timbul rasa bangga, mampu atau percaya diri dan
berbuat yang lebih maksimal lagi untuk mencapai prestasi yang lebih
tinggi. Yang harus diperhatikan oleh orang tua adalah memberikan pujian
20
Atmadi, “Memotivasi Belajar Siswa di Rumah”, http://www.lumajang.go.id. 14
Desember 2007.
24
orang tua juga harus tetap memberikan nasihat karena hadiah itu sendiri
juga bisa merusak dan menyimpangkan pikiran anak dari tujuan belajar
yang sebenarnya.
Dalam hal ini Bimo Walgito menyatakan bahwa “semakin lengkap alat-
mengalami gangguan.”21
motivasi belajar mempunyai pengaruh yang sangat kuat. Hal itu dapat
21
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset), h.
123-124.
25
dalam kelas dan mempermudah dalam belajar di rumah. Dan juga akan
membuktikan bahwa peran keluarga dan orang tua berkaitan erat dan positif
22
Nila F. Moeloek, “Mengapa ada Percepatan Penuntasan Gerakan Wajib Belajar
Pendidikan Dasar sembilan tahun”,http://www.dwp.or.id/dwp1.php?kas=12&noid=573., 12 April
2001.
26
Sikap dan perhatian orang tua, baik dari ayah atau ibu terhadap
dilakukan orang tua kepada anak dalam suasana penuh keakraban dengan
antara ayah dan anak akan berpengaruh positif dan dapat meningkatkan
yang dilakukan, maka prestasi belajar anak akan meningkat. Bahkan, dengan
23
Pakguruonline, “Agenda Reformasi Pendidikan”, http://paguruonline.pendidikan.net
/wacana_pdd_15.html., 2 November 2007.
24 Pikiran Rakyat, “Komunikasi Ibu-Anak yang Berkualitas Perlu”, http://www.pikiran-
rakyat.com/cetak/1103/21/03x2.htm., 21 Nopember 2003.
27
tentang manfaat peran dan perhatian orang tua, terutama ayah, hubungannya
25
Slameto, “Peranan Ayah Dalam Pendidikan Anak Dan Hubungannya Dengan Prestasi
Belajarnya”, http://re-searchengines.com/slameto2.htm., 24 Mei 2003.
26
Ibid.
27
Ibid.
28
Ibid.
28
Dengan kata lain bahwa perhatian yang diberikan orang tua terhadap anak,
tanggung jawab sekolah, tetapi bersama antara orang tua, sekolah dan
sekolah bukan hanya merupakan hasil perjuangan guru dan anak sebagai
memberikan andil. Dengan kata lain, orang tua mempunyai peranan besar
lemahnya semangat, prestasi menurun, atau hal-hal lain yang merugikan anak.
Maka dalam keadaan seperti ini eksistensi orang tua sangat penting dalam
solusi dan mengatasi masalah-masalahnya secara mandiri. Dalam hal ini Hari
anak.”29
Perhatian orang tua pada aktivitas belajar anak dengan segala yang
dan memunculkan simpati anak kepada orang tua yang pada akhirnya dapat
Motivasi ekstrinsik yang paling utama adalah dari orang tua atau
keluarga. Hal ini dikarenakan semenjak kecil anak bersosialisasi,
menerima pendidikan (pendidikan informal) pertama kalinya adalah di
dalam keluarga, dan pendidikan yang diperoleh dalam keluarga ini
merupakan pendidikan yang terpenting atau utama terhadap
perkembangan pribadi anak. Belajar sebagai proses interaksi untuk
mencapai tujuan akan lebih efektif, bila ditunjang dengan motivasi yang
tinggi, baik yang berupa intrinsik maupun ekstrinsik, dan orang tua adalah
hal yang signifikan dalam membangkitkan motivasi seseorang.30
29
Hari Waluyo, “Hambatan Kultural Kurikulum 2004”, http: //www.suaramerdeka.com/harian/
0401/26/kha2.htm., 26 Januari 2004.
30
Pramuji Wibowo, ”Pengaruh Motivasi Terhadap Efektivitas Belajar”,
http://pramujiwibowo.wordpress.com. 13 Maret 2007.
30