PETUNJUK PRAKTIKUM
FISIOLOGI HEWAN AIR
Disusun Oleh :
WALIM LILI
Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT, atas limpahan rakhmat dan
karunia Nya, maka Buku Petunjuk Praktikum FISIOLOGI HEWAN AIR ini dapat
Kami menyadari bahwa tujuan ini tidak dapat dipenuhi sekaligus, melainkan harus
bertahap. Oleh karena itu penyususan buku ini masih jauh dari sempurna, sehingga
mahasiswa. Kami akan sangat menghargai adanya saran dan kritik perbaikan untuk
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………………. i
PENDAHULUAN ………………………………………………………….. 1
Praktikum 5 : Pengaruh Nikotin & Alkohol Pada Laju Alir Darah Benih
Fisiologi Hewan Air merupakan salah satu ilmu dasar yang penting untuk
menjelaskan fungsi faal tubuh ikan dan hewan akuatik lain pada umumnya. Untuk
meningkatkan pengertian ilmu ini, perlu terlebih dahulu dipelajari terlebih dahulu
Biologi, Biokimia dan Ikhtiologi. Ilmu ini berperan sebagai persiapan untuk
mengikuti mata kuliah lain, seperti Nutrisi ikan dan Teknologi Produksi Benih Ikan.
Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib bagi Mahasiswa di Jurusan
fisiologi hewan air yang dapat diterapkan baik di laboratorium maupun di lapangan.
memahami secara faktual proses kerja faal tubuh ikan dan hewan akuatik lainnya
yang akan dibandingkan dan dibahas dengan teori yang telah dipelajari sebelumnya.
GBPP dan akan selalu dilakukan perubahan dari waktu ke waktu disesuaikan
1. Datang tepat pada waktu yang telah ditetapkan, agar dapat mengikuti petunjuk
menggunakan Jas Laboratorium. Tas, Jaket dan Topi harus disimpan pada
Apabila merasa belum cukup jelas, disarankan untuk menanyakan lebih lanjut
bertugas.
dan apakah dibuat perorangan atau kelompok) diserahkan kepada asisten yang
ditunjuk.
9. Laporan dibuat perorangan / kelompok dengan format sebagai berikut :
• Judul
• Cara kerja
• Kesimpulan
• Daftar Pustaka
Jurusan Perikanan
Universitas Padjadjaran
PRAKTIKUM 1
I. PENDAHULUAN
suhu lingkungan. Bagi hewan akuatik, suhu media air merupakan faktor pembatas ,
oleh karena itu perubahan suhu media air akan mempengaruhi kandungan Oksigen
terlarut, yang akan berakibat pada laju pernafasan dan laju metabolisme hewan
akuatik tersebut
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui perubahan suhu panas
media air terhadap membuka & menutup operculum benih ikan mas yang secara tidak
berikut :
2.1. Alat :
1. Siapkan sebuah beaker glass 1000 ml sebagai wadah perlakuan dan dua
wadah plastik sebagai tempat ikan yang belum dan yang sudah diamati
2. Ambil sebanyak 10 ekor benih ikan mas dari akuarium stok, lalu masukkan ke
dalam salah satu wadah plastic yang telah diberi media air.
3. Isi beaker glass dengan air secukupnya ( ± ½ volumenya ), lalu ukur suhunya
5. Masukkan satu persatu ikan uji ke dalam beaker glass yang sudah diketahui
counter dan stop watch sebagai penunjuk waktu dan diulang sebanyak tiga
kali untuk masing –masing ikan. Data yang diperoleh dicatat pada kertas
6. Setelah selesai dengan ikan uji pertama dilanjutkan dengan ikan uji
berikutnya sampai ke sepuluh ikan tersebut teramati. Ikan yang telah diamati
mengatur suhu air pada beaker glass agar sesuai dengan suhu yang diinginkan
dengan cara menambah air panas dari water bath sedikit demi sedikit.
Usahakan pada saat pengamatan berlangsung suhu air turun pada kisaran
mengatur suhu air pada beaker glass agar sesuai dengan suhu yang diinginkan
dengan cara menambah air panas dari water bath sedikit demi sedikit.
Usahakan pada saat pengamatan berlangsung suhu air turun pada kisaran
Tabel 1. : Banyaknya bukaan operculum benih ikan mas Pada suhu Kamar
Tabel 2. : Banyaknya bukaan operculum benih ikan mas Pada suhu 3 º C di atas
Suhu Kamar
Tabel 3. : Banyaknya bukaan operculum benih ikan mas Pada suhu 6 º C di atas
Suhu Kamar
4.2. Pembahasan :
V. KESIMPULAN
PRAKTIKUM 2
I. PENDAHULUAN
suhu lingkungan. Bagi hewan akuatik, suhu media air merupakan faktor pembatas ,
oleh karena itu perubahan suhu media air akan mempengaruhi kandungan Oksigen
terlarut, yang akan berakibat pada laju pernafasan dan laju metabolisme hewan
akuatik tersebut
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui perubahan suhu dingin
media air terhadap membuka & menutup operculum benih ikan mas yang secara tidak
berikut :
2.1. Alat :
2.2. Bahan :
wadah plastik sebagai tempat ikan yang belum dan yang sudah diamati
2. Ambil sebanyak 10 ekor benih ikan mas dari akuarium stok, lalu masukkan ke
dalam salah satu wadah plastic yang telah diberi media air.
3. Isi beaker glass dengan air secukupnya ( ± ½ volumenya ), lalu ukur suhunya
5.Masukkan satu persatu ikan uji ke dalam beaker glass yang sudah diketahui
operculum ikan tersebut selama satu menit dengan menggunakan hand counter
dan stop watch sebagai penunjuk waktu dan diulang sebanyak tiga kali untuk
masing –masing ikan. Data yang diperoleh dicatat pada kertas lembar kerja yang
telah tersedia.
6 Setelah selesai dengan ikan uji pertama dilanjutkan dengan ikan uji berikutnya
sampai ke sepuluh ikan tersebut teramati. Ikan yang telah diamati dimasukkan ke
dengan mengatur suhu air pada beaker glass agar sesuai dengan suhu
dengan mengatur suhu air pada beaker glass agar sesuai dengan suhu
pengamatan berlangsung suhu air naik pada kisaran toleransi ± 0,5 ºC.
Tabel 1. : Banyaknya bukaan operculum benih ikan mas Pada suhu Kamar
Tabel 2. : Banyaknya bukaan operculum benih ikan mas Pada suhu 3 º C di bawah
Suhu Kamar
Tabel 3. : Banyaknya bukaan operculum benih ikan mas Pada suhu 6 º C di bawah
Suhu Kamar
4.2. Pembahasan :
V. KESIMPULAN
PRAKTIKUM 3
I. PENDAHULUAN
Hematokrit adalah volume sel darah yang dimampatkan atau Picked Cell
Volume (PCV). Apabila darah disentrifuge maka akan terbagi ke dalam dua bagian
besar yaitu sel darah dan plasma darah. Sel darah terdiri dari sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keeping darah (trombosit) sedangkan plasma
darah merupakan bagian cairan darah terdiri dari air protein, garam anorganik dan
Penghitungan nilai hematokrit yaitu setelah darah diproses seperti yang akan
dijelaskan di dalam percobaan ini, dibaca dalam “Reading Chart Hematocrit “ dalam
satuan %.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk bisa menghitung nilai hematokrit dari
ikan mas
II. ALAT DAN BAHAN
2.1. Alat
5. Sentrifuge hematokrit
6. Wax/malam lilin untuk menyumbat salah satu ujung pipa kapiler yang
2.1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan mas ukuran konsumsi
(± 100 g)
berikut :
1. Setelah diambil salah satu ikan uji dari akuarium stok, ikan ditimbang lalu
dicatat bobotnya
2. pegang ikan uji dengan tangan kiri (kepala menghadap ke arah muka kita),
tusuk bagian anterior kepala ikan dengan sonde tepat di bagian otak depan,
hingga terasa ada rongga, putar sonde perlahan-lahan sehingga otaknya rusak
hingga terlihat organ jantung yang berdenyut secara teratur (exposed organ
5. Putuskan dengan menggunakan guntung, lalu siapkan dan dekatkan salah satu
ujung pipa kapiler sambil dibuka penjepit arteri secara perlahan-lahan dan
6. Agar heparin yang terdapat dalam dinding sebelah dalam pipa kapiler
tercampur secara homogen, maka pipa kapiler yang telah berisi darah segar
tersebut digoyang dengan hati-hati ke kiri dan kanan serta diputar. Tanda
bahwa darah sudah tercampur secara homogen dengan heparin, darah tidak
7. Tutup salah satu ujungnya dengan menacapkan secara tegak lurus pada lapisan
masing ppa kapiler (jangan terbalik meletakkan ujung pipa kapiler yang
bertutup)
10. Setelah selesai disentrifuge, letakkan pipa kapiler yang sudah terbagi dua
bagian besar darah tersebut (plasma dan sel darah) pada “ Hematocrit Reading
Chart” lalu sesuaikan ketinggian plasma sebagai batas atas dan dasar sel darah
sebagai batas bawah, lalu tentukan dan baca nilai hematokrit pada batas atas
terpisah agar tidak membahayakan, serahkan kepada laboran agar bisa dibuang
Data yang diperoleh selama kegiatan praktikum ini, selanjutnya disajikan dlam
Ikan mas
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PRAKTIKUM 4
I. PENDAHULUAN
Hematokrit adalah volume sel darah yang dimampatkan atau Picked Cell
Volume (PCV). Apabila darah disentrifuge maka akan terbagi ke dalam dua bagian
besar yaitu sel darah dan plasma darah. Sel darah terdiri dari sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keeping darah (trombosit) sedangkan plasma
darah merupakan bagian cairan darah terdiri dari air protein, garam anorganik dan
Penghitungan nilai hematokrit yaitu setelah darah diproses seperti yang akan
dijelaskan di dalam percobaan ini, dibaca dalam “Reading Chart Hematocrit “ dalam
satuan %.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk bisa menghitung nilai hematokrit dari
ikan lele
2.1. Alat
5. Sentrifuge hematokrit
6. Wax/malam lilin untuk menyumbat salah satu ujung pipa kapiler yang
2.1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan lele ukuran konsumsi
(± 100 g)
berikut :
Setelah diambil salah satu ikan uji dari akuarium stok, ikan ditimbang lalu dicatat
bobotnya
2. Bungkus bagian kepala ikan uji dengan menggunakan lap tangan, agar durinya
3. Potong ujung pangkal ekornya lalu darah segar yang mengalir ditampung
dengan pipa kapiler dengan cara menempatkan salah satu ujung pipa ke
4. Agar heparin yang terdapat dalam dinding sebelah dalam pipa kapiler
tercampur secara homogen, maka pipa kapiler yang telah berisi darah segar
tersebut digoyang dengan hati-hati ke kiri dan kanan serta diputar. Tanda
bahwa darah sudah tercampur secara homogen dengan heparin, darah tidak
5. Tutup salah satu ujungnya dengan menacapkan secara tegak lurus pada lapisan
masing ppa kapiler (jangan terbalik meletakkan ujung pipa kapiler yang
bertutup)
8. Setelah selesai disentrifuge, letakkan pipa kapiler yang sudah terbagi dua
bagian besar darah tersebut (plasma dan sel darah) pada “ Hematocrit Reading
Chart” lalu sesuaikan ketinggian plasma sebagai batas atas dan dasar sel darah
sebagai batas bawah, lalu tentukan dan baca nilai hematokrit pada batas atas
9. Setelah selesai dibaca, kumpulkan pipa kapiler bekas tersebut dalam wadah
terpisah agar tidak membahayakan, serahkan kepada laboran agar bisa dibuang
Data yang diperoleh selama kegiatan praktikum ini, selanjutnya disajikan dlam
Ikan lele
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PRAKTIKUM 5
darah adalah tekanan dan aliran. Dalam percobaan ini akan dibuktikan bagaimana
pengaruh alcohol yang bersifat fasa dilatasi dan nikotin yang bersifat fasa konstriksi
Tujuan dari percobaan ini adalah mengamati pengaruh penambahan larutan alcohol
dan nikotin pada pembuluh arteri atau vena sirip ekor benih ikan mas terhadap laju
2.1. Alat
1. Mikroskop
2. Petridish
3. Hand counter
4. Beaker glass
6. pipet tetes
2.2. Bahan
2. Aquades
4. Lrutan nikotin
5. Kapas
III. CARA KERJA
2. Ambil seekor ikan mas, letakkan dalam petridish, tutupi insangnya dengan
kapas basah, lalu amati aliran darah pada bagian sirip ekor akan terlihat
3. Basahi sirip ekor dengan aquades lalu hitung berapa jumlah aliran darah
permenit yang melalui satu tempat tertentu, ulangi sebanyak tiga kali
4. Setelah selesai point 3, teteskan larutan nikotin secukupnya pada sirip ekor
ikan mas lalu amati dan hitung berapa jumlah aliran darah permenit yang
5. Setelah selesai point 4, bilas sirip ekor ikan dengan aquades agar terbebas dari
pengaruh nikotin, lalu teteskan alcohol 70% secukupnya pada sirip ekor ikan
tersebut lalu amati dan hitung berapa jumlah aliran darah permenit yang
IV HASIL
PRAKTIKUM 6
KONSUMSI OKSIGEN
PADA IKAN MAS
I. PENDAHULUAN
dengan suhu lingkungannya. Suhu media air akan mempengaruhi kandungan oksigen
Ikan mas merupakan salah satu jenis ikan yang sensitif terhadap kandungan
2.1. Alat
2.2. Bahan
1. Ikan mas
5. Tutup wadah percobaan dengan cling wrap, agar tidak ada kontak dngan
udara luar
jangan sampai terjadi percikan air, lalu ukur oksigen terlarut pada media air
IV. HASIL
Hasil pengamatan dibuat dalam bentuk tabel berikut ini (data kelas) :
KONSUMSI OKSIGEN
PADA IKAN LELE
I. PENDAHULUAN
dengan suhu lingkungannya. Suhu media air akan mempengaruhi kandungan oksigen
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan yang kurang 29lastic29e terhadap
kandungan oksigen terlarut dalam media air tempat hidupnya, sehingga tahan
Tujuan dari percobaan ini adalah akan menghitung konsumsi oksigen, jenis
2.1.Alat
2.2. Bahan
1 .Ikan lele
5 Tutup wadah percobaan dengan cling wrap, agar tidak ada kontak dngan udara
luar
jangan sampai terjadi percikan air, lalu ukur oksigen terlarut pada media air wadah
catat hasilnya.
Hasil pengamatan dibuat dalam bentuk tabel berikut ini (data kelas) :
I. PENDAHULUAN
Darah terdiri dari plasma yang merupakan cairan darah dan sel darah yang
terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih ( leukosit) dan keping darah
(trombosit)
Tujuan dari percobaan ini adalah menghitung jumlah sel darah merah dan sel darah
2.1. Alat :
pipet Thomma)
2. Mikroskop
3. Hand counter
4. Diseccting kit
5. pipet tetes
6. cover glass
2.2. Bahan :
1. Ikan mas
2. Larutan Hayem”s
3. Larutan Turk
4. Alkohol
maupun SDP
- Tempatkan ikan uji pada wadah lalu lukai bagian pangkal ekornya dengan
pisau bedah
- Darah yang keluar segera dihisap dengan pipet Thomma sebatas skala 0,5 dan
- Karet penghisap dilepaskan dari pipet dan kedua ujung pipet ditekan denga ibu
jari dan telunjuk agar cairan tidak keluar, selanjutnya digerakkan dengan arah
- Tetesi kamar hitung dengan cairan darah tadi melalui parit haemacytometer,
- Untuk sel darah merah dilakukan dengan menghitung ke lima kotak di bagian
sudut dan hitung persel kotak kemudian dijumlah dan dibagi lima untuk rata-
ml darah
terlihat kotak-kotak kecil baik untuk tempat pernghitungan SDM maupun SDP
- Tempatkan ikan uji pada wadah lalu lukai bagian pangkal ekornya dengan
pisau bedah
- Darah yang keluar segera dihisap dengan pipet Thomma sebatas skala 0,5 dan
- Karet penghisap dilepaskan dari pipet dan kedua ujung pipet ditekan denga ibu
jari agar cairan tidak keluar, selanjutnya digerakkan dengan arah memutar
- Tetesi kamar hitung dengan cairan darah tadi melalui parit haemacytometer,
- Untuk sel darah putih dilakukan dengan menghitung ke empat kotak di bagian
sudut dan hitung persel kotak kemudian dijumlah dan dibagi empat untuk
per ml darah
PRAKTIKUM 9
I. PENDAHULUAN
Darah terdiri dari plasma yang merupakan cairan darah dan sel darah yang
terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih ( leukosit) dan keping darah
(trombosit)
Tujuan dari percobaan ini adalah menghitung jumlah sel darah merah dan sel darah
2.1. Alat :
2. Mikroskop
3. Hand counter
4. Diseccting kit
5. Pipet tetes
6. cover glass
2.2. Bahan :
1. Ikan lele
2. Larutan Hayem”s
3. Larutan Turk
4. Alkohol
maupun SDP
- Tempatkan ikan uji pada wadah lalu lukai bagian pangkal ekornya dengan
pisau bedah
- Darah yang keluar segera dihisap dengan pipet Thomma sebatas skala 0,5 dan
- Karet penghisap dilepaskan dari pipet dan kedua ujung pipet ditekan denga ibu
jari dan telunjuk agar cairan tidak keluar, selanjutnya digerakkan dengan arah
- Tetesi kamar hitung dengan cairan darah tadi melalui parit haemacytometer,
- Untuk sel darah merah dilakukan dengan menghitung ke lima kotak di bagian
sudut dan hitung persel kotak kemudian dijumlah dan dibagi lima untuk rata-
ratanya. Faktor pengali 200 x 10 x 25 = 50.000 yang harus dikalikan dengan
jumlah rata-rata sel darah merah tersebut yang merupakan jumlah SDM per
ml darah
terlihat kotak-kotak kecil baik untuk tempat pernghitungan SDM maupun SDP
- Tempatkan ikan uji pada wadah lalu lukai bagian pangkal ekornya dengan
pisau bedah
- Darah yang keluar segera dihisap dengan pipet Thomma sebatas skala 0,5 dan
- Karet penghisap dilepaskan dari pipet dan kedua ujung pipet ditekan denga ibu
jari agar cairan tidak keluar, selanjutnya digerakkan dengan arah memutar
- Tetesi kamar hitung dengan cairan darah tadi melalui parit haemacytometer,
- Untuk sel darah putih dilakukan dengan menghitung ke empat kotak di bagian
sudut dan hitung persel kotak kemudian dijumlah dan dibagi empat untuk
per ml darah
PRAKTIKUM
GENETIKA POPULASI
Kotak Punnet :
AA = ……
Aa = ……
Aa = ……
------------------
∑ = ……
PRAKTIKUM
GENETIKA POPULASI
Kotak Punnet :
AA = ……
Aa = ……
Aa = ……
------------------
∑ = ……