Anda di halaman 1dari 40

PROGRAM HIBAH KOMPETISI A-2 BATCH I – 2005

PROYEK PENINGKATAN MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGGI


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Sub Kegiatan : PENYUSUNAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM &


MANUAL ALAT LABORATORIUM

PETUNJUK PRAKTIKUM
FISIOLOGI HEWAN AIR

Disusun Oleh :

WALIM LILI

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS PADJADJARAN
2005
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT, atas limpahan rakhmat dan

karunia Nya, maka Buku Petunjuk Praktikum FISIOLOGI HEWAN AIR ini dapat

diselesaikan tepat pada waktunya.

Tujuan penyusunan Buku Petunjuk Praktikum ini untuk melengkapi bahan

pengajaran terutama kegiatan praktikum di laboratorium, sehingga akan memudahkan

dan memperlancar kegiatan praktikum bagi para Mahasiswa yang mengikutinya.

Kami menyadari bahwa tujuan ini tidak dapat dipenuhi sekaligus, melainkan harus

bertahap. Oleh karena itu penyususan buku ini masih jauh dari sempurna, sehingga

perbaikan dan perubahan materi secara konsisten dan bertahap serta

berkesinambungan akan selalu dilaksanakan disesuaikan dengan GBPP dan SAP

yang disesuaikan dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan & teknologi.

Besar harapan kami, buku petunjuk praktikum ini dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya sehingga dapat memperlancar tugas praktikum para

mahasiswa. Kami akan sangat menghargai adanya saran dan kritik perbaikan untuk

penyempurnaan buku ini.

Bandung, Oktober 2005

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR………………………………………………………. i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………... ii

PENDAHULUAN ………………………………………………………….. 1

TATA TERTIB PRAKTIKUM …………………………………………….. 2

Praktikum 1 : Pengaruh Perubahan Suhu Panas Media Air Terhadap Membuka

dan Menutup Operculum Ikan Mas……………………….. 3

Praktikum 2 : Pengaruh Perubahan Suhu Dingin Media Air Terhadap Membuka

dan Menutup Operculum Ikan Mas………………………. 6

Praktikum 3 : Penghitungan Nilai Hematokrit Pada Ikan Mas ………. 9

Praktikum 4 : Penghitungan Nilai Hematokrit Pada Ikan Lele ……… 12

Praktikum 5 : Pengaruh Nikotin & Alkohol Pada Laju Alir Darah Benih

Ikan Mas …………………………………………………… 15

Praktikum 6 : Konsumsi Oksigen Pada ikan Mas ……………………….. 18

Praktikum 7 : Konsumsi Oksigen Pada Ikan Lele ………………………. 20

Praktikum 8 : Penghitungan Sel Darah Merah & Sel Darah Putih

Pada ikan Mas ……………………………………………. ... 23

Praktikum 9 : Penghitungan Sel darah Merah & Sel darah Putih

Pada Ikan Lele ……………………………………………. 26


PENDAHULUAN

Fisiologi Hewan Air merupakan salah satu ilmu dasar yang penting untuk

menjelaskan fungsi faal tubuh ikan dan hewan akuatik lain pada umumnya. Untuk

meningkatkan pengertian ilmu ini, perlu terlebih dahulu dipelajari terlebih dahulu

Biologi, Biokimia dan Ikhtiologi. Ilmu ini berperan sebagai persiapan untuk

mengikuti mata kuliah lain, seperti Nutrisi ikan dan Teknologi Produksi Benih Ikan.

Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib bagi Mahasiswa di Jurusan

Perikanan agar bisa memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang

fisiologi hewan air yang dapat diterapkan baik di laboratorium maupun di lapangan.

Pelaksanaan praktikum di laboratorium dimaksudkan agar para Mahasiswa lebih

memahami secara faktual proses kerja faal tubuh ikan dan hewan akuatik lainnya

yang akan dibandingkan dan dibahas dengan teori yang telah dipelajari sebelumnya.

Materi praktikum disesuaikan dengan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) dan

GBPP dan akan selalu dilakukan perubahan dari waktu ke waktu disesuaikan

dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta peralatan laboratorium yang tersedia.


TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Datang tepat pada waktu yang telah ditetapkan, agar dapat mengikuti petunjuk

dari dosen atau asisten pada setiap praktikum akan dimulai.

2. Selama kegiatan praktikum berlangsung, setiap praktikan diwajibkan

menggunakan Jas Laboratorium. Tas, Jaket dan Topi harus disimpan pada

tempat yang telah ditentukan.

3. Selama kegiatan praktikum berlangsung, dilarang mengerjakan pekerjaan lain

yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan praktikum.

4. Harap diperhatikan bagaimana menggunakan peralatan yang akan digunakan.

Apabila merasa belum cukup jelas, disarankan untuk menanyakan lebih lanjut

kepada dosen / asisten.

5. Bila terjadi kerusakan peralatan (rusak/pecah) yang diakibatkan oleh

kesalahan dan kecerobohan, praktikan wajib mengganti saling lambat

seminggu sebelum UAS berlangsung

6. Setelah selesai melaksanakan kegiatan praktikum, semua peralatan yang

digunakan diserahkan kembali dalam keadaan bersih kepada laboran yang

bertugas.

7. Ruang Laboratorium harus dalam keadaan bersih setelah praktikum selesai

dengan menunjuk kelompok yang bertugas (diatur secara bergilir) untuk

membersihkan ruangan dan memeriksa jendela, kran air, dan listrik.

8. Kegiatan praktikum dianggap selesai apabila telah mengumpulkan laporan

seminggu setelah pelaksanaan praktikum (atau ditentukan kemudian waktunya

dan apakah dibuat perorangan atau kelompok) diserahkan kepada asisten yang

ditunjuk.
9. Laporan dibuat perorangan / kelompok dengan format sebagai berikut :

• Judul

• Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan dan landasan teori

• Bahan dan alat yang digunakan

• Cara kerja

• Hasil Pengamatan & Pembahasan

• Kesimpulan

• Daftar Pustaka

Jatinangor, Oktober 2005

Laboratorium Fisiologi Hewan Air

Jurusan Perikanan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Padjadjaran
PRAKTIKUM 1

PENGARUH PERUBAHAN SUHU PANAS MEDIA AIR


TERHADAP MEMBUKA & MENUTUP OPERCULUM BENIH IKAN MAS

I. PENDAHULUAN

Ikan merupakan hewan yang bersifat poikilotermik, suhu tubuhnya mengikuti

suhu lingkungan. Bagi hewan akuatik, suhu media air merupakan faktor pembatas ,

oleh karena itu perubahan suhu media air akan mempengaruhi kandungan Oksigen

terlarut, yang akan berakibat pada laju pernafasan dan laju metabolisme hewan

akuatik tersebut

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui perubahan suhu panas

media air terhadap membuka & menutup operculum benih ikan mas yang secara tidak

langsung ingin mengetahui laju pernafasan ikan tersebut.

II. ALAT & BAHAN

Dalam pelaksanaan praktikumini digunakan alat-alat dan bahan sebagai

berikut :

2.1. Alat :

• Beaker glass sebagai ikan untuk ikan yang akan diamati

• Wadah plastic sebagi tempat ikan sebelum dan setelah diamati

• Water bath sebagai penangas air

• Termometer Hg / alcohol untuk mengukur suhu air

• Hand counter untuk menghitung bukaan operculum

• Timer / stopwatch untuk mengamati waktu


2.2. Bahan :

• Benih ikan mas sebanyak 10 ekor

• Stok air panas untuk mengubah suhu air sesuai perlakuan

III. CARA KERJA

Dalam percobaan ini langkah-langkah yang harus diperhatikan antara lain :

1. Siapkan sebuah beaker glass 1000 ml sebagai wadah perlakuan dan dua

wadah plastik sebagai tempat ikan yang belum dan yang sudah diamati

2. Ambil sebanyak 10 ekor benih ikan mas dari akuarium stok, lalu masukkan ke

dalam salah satu wadah plastic yang telah diberi media air.

3. Isi beaker glass dengan air secukupnya ( ± ½ volumenya ), lalu ukur suhunya

dengan thermometer dan catat hasilnya.

4. Pengamatan akan dilakukan dengan tiga perlakuan yaitu :

a. T1 = untuk suhu kamar ( …. ± 0,5 ºC)

b. T2 = untuk suhu 3 ºC di atas suhu kamar

c. T3 = untuk suhu 6 ºC di atas suhu kamar

5. Masukkan satu persatu ikan uji ke dalam beaker glass yang sudah diketahui

suhunya (perlakuan a) kemudian hitung banyaknya membuka & menutup

operculum ikan tersebut selama satu menit dengan menggunakan hand

counter dan stop watch sebagai penunjuk waktu dan diulang sebanyak tiga

kali untuk masing –masing ikan. Data yang diperoleh dicatat pada kertas

lembar kerja yang telah tersedia.

6. Setelah selesai dengan ikan uji pertama dilanjutkan dengan ikan uji

berikutnya sampai ke sepuluh ikan tersebut teramati. Ikan yang telah diamati

dimasukkan ke dalam wadah plastik lain yang telah disediakan


7. Setelah selesai dengan perlakuan a, dilanjutkan dengan perlakuan b dengan

mengatur suhu air pada beaker glass agar sesuai dengan suhu yang diinginkan

dengan cara menambah air panas dari water bath sedikit demi sedikit.

Usahakan pada saat pengamatan berlangsung suhu air turun pada kisaran

toleransi ± 0,5 ºC. Pengamatan selanjutnya sama seperti pada point 5.

8. Setelah selesai dengan perlakuan b, dilanjutkan dengan perlakuan c dengan

mengatur suhu air pada beaker glass agar sesuai dengan suhu yang diinginkan

dengan cara menambah air panas dari water bath sedikit demi sedikit.

Usahakan pada saat pengamatan berlangsung suhu air turun pada kisaran

toleransi ± 0,5 ºC. Pengamatan selanjutnya sama seperti pada point 5.

9. Data hasil pengamatan ditabulasi seperti tabel di bawah ini :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN :

4.1. Hasil Pengamatan

Tabel 1. : Banyaknya bukaan operculum benih ikan mas Pada suhu Kamar

Ikan ke : Ulangan Rata-rata


I II III
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Tabel 2. : Banyaknya bukaan operculum benih ikan mas Pada suhu 3 º C di atas

Suhu Kamar

Ikan ke : Ulangan Rata-rata


I II III
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Tabel 3. : Banyaknya bukaan operculum benih ikan mas Pada suhu 6 º C di atas

Suhu Kamar

Ikan ke : Ulangan Rata-rata


I II III
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

4.2. Pembahasan :

diharapkan mahasiswa setelah melakukan percobaan ini, bisa membahas hasil

yang diperoleh membandingkannya dengan landasan teori yang telah diberikan

sebelumnya. Bagaimanapun hasilnya (nilai angka yang diperoleh) merupakan nilai

angka yang valid, asalkan mengikuti kaidah-kaidah yang telah ditentukan.

V. KESIMPULAN

Berikan kesimpulan dari hasil pengamatan yang didapat


VI. DAFTAR PUSTAKA

Tuliskan refernsi yang menunjang kegiatan praktikum ini

PRAKTIKUM 2

PENGARUH PERUBAHAN SUHU DINGIN MEDIA AIR


TERHADAP MEMBUKA & MENUTUP OPERCULUM BENIH IKAN MAS

I. PENDAHULUAN

Ikan merupakan hewan yang bersifat poikilotermik, suhu tubuhnya mengikuti

suhu lingkungan. Bagi hewan akuatik, suhu media air merupakan faktor pembatas ,

oleh karena itu perubahan suhu media air akan mempengaruhi kandungan Oksigen
terlarut, yang akan berakibat pada laju pernafasan dan laju metabolisme hewan

akuatik tersebut

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui perubahan suhu dingin

media air terhadap membuka & menutup operculum benih ikan mas yang secara tidak

langsung ingin mengetahui laju pernafasan ikan tersebut.

II. ALAT & BAHAN

Dalam pelaksanaan praktikum ini digunakan alat-alat dan bahan sebagai

berikut :

2.1. Alat :

• Beaker glass sebagai ikan untuk ikan yang akan diamati

• Wadah plastic sebagi tempat ikan sebelum dan setelah diamati

• Freezer sebagai tempat pembuat es batu

• Palu / martil untuk memecah bongkahan es batu

• Termometer Hg / alcohol untuk mengukur suhu air

• Hand counter untuk menghitung bukaan operculum

• Timer / stopwatch untuk mengamati waktu

2.2. Bahan :

• Benih ikan mas sebanyak 10 ekor

• Stok es balok untuk mengubah suhu air sesuai perlakuan

III. CARA KERJA

Dalam percobaan ini langkah-langkah yang harus diperhatikan antara lain :


1. Siapkan sebuah beaker glass 1000 ml sebagai wadah perlakuan dan dua

wadah plastik sebagai tempat ikan yang belum dan yang sudah diamati

2. Ambil sebanyak 10 ekor benih ikan mas dari akuarium stok, lalu masukkan ke

dalam salah satu wadah plastic yang telah diberi media air.

3. Isi beaker glass dengan air secukupnya ( ± ½ volumenya ), lalu ukur suhunya

dengan thermometer dan catat hasilnya.

4. Pengamatan akan dilakukan dengan tiga perlakuan yaitu :

a. T1 = untuk suhu kamar ( …. ± 0,5 ºC)

b. T2 = untuk suhu 3 ºC di bawah suhu kamar

c. T3 = untuk suhu 6 ºC di bawah suhu kamar

5.Masukkan satu persatu ikan uji ke dalam beaker glass yang sudah diketahui

suhunya (perlakuan a) kemudian hitung banyaknya membuka & menutup

operculum ikan tersebut selama satu menit dengan menggunakan hand counter

dan stop watch sebagai penunjuk waktu dan diulang sebanyak tiga kali untuk

masing –masing ikan. Data yang diperoleh dicatat pada kertas lembar kerja yang

telah tersedia.

6 Setelah selesai dengan ikan uji pertama dilanjutkan dengan ikan uji berikutnya

sampai ke sepuluh ikan tersebut teramati. Ikan yang telah diamati dimasukkan ke

dalam wadah plastik lain yang telah disediakan

7 Setelah selesai dengan perlakuan a, dilanjutkan dengan perlakuan b

dengan mengatur suhu air pada beaker glass agar sesuai dengan suhu

yang diinginkan dengan cara menambah es balok yang telah

dipecahkan dengan palu sedikit demi sedikit. Usahakan saat


pengamatan berlangsung suhu air naik pada kisaran toleransi ± 0,5 ºC.

Pengamatan selanjutnya sama seperti pada point 5.

8 Setelah selesai dengan perlakuan b, dilanjutkan dengan perlakuan c

dengan mengatur suhu air pada beaker glass agar sesuai dengan suhu

yang diinginkan dengan cara menambah es balok yang telah

dipecahkan dengan palu sedikit demi sedikit. Usahakan pada saat

pengamatan berlangsung suhu air naik pada kisaran toleransi ± 0,5 ºC.

Pengamatan selanjutnya sama seperti pada point 5.

9 Data hasil pengamatan ditabulasi seperti tabel di bawah ini :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Tabel 1. : Banyaknya bukaan operculum benih ikan mas Pada suhu Kamar

Ikan ke : Ulangan Rata-rata


I II III
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Tabel 2. : Banyaknya bukaan operculum benih ikan mas Pada suhu 3 º C di bawah

Suhu Kamar

Ikan ke : Ulangan Rata-rata


I II III
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Tabel 3. : Banyaknya bukaan operculum benih ikan mas Pada suhu 6 º C di bawah

Suhu Kamar

Ikan ke : Ulangan Rata-rata


I II III
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

4.2. Pembahasan :

diharapkan mahasiswa setelah melakukan percobaan ini, bisa membahas hasil

yang diperoleh membandingkannya dengan landasan teori yang telah diberikan


sebelumnya. Bagaimanapun hasilnya (nilai angka yang diperoleh) merupakan nilai

angka yang valid, asalkan mengikuti kaidah-kaidah yang telah ditentukan.

V. KESIMPULAN

Berikan kesimpulan dari hasil pengamatan yang didapat

VI. DAFTAR PUSTAKA

Tuliskan refernsi yang menunjang kegiatan praktikum ini

PRAKTIKUM 3

PENGHITUNGAN NILAI HEMATOKRIT PADA IKAN MAS

I. PENDAHULUAN

Hematokrit adalah volume sel darah yang dimampatkan atau Picked Cell

Volume (PCV). Apabila darah disentrifuge maka akan terbagi ke dalam dua bagian

besar yaitu sel darah dan plasma darah. Sel darah terdiri dari sel darah merah

(eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keeping darah (trombosit) sedangkan plasma

darah merupakan bagian cairan darah terdiri dari air protein, garam anorganik dan

substansi organic bukan protein.

Penghitungan nilai hematokrit yaitu setelah darah diproses seperti yang akan

dijelaskan di dalam percobaan ini, dibaca dalam “Reading Chart Hematocrit “ dalam

satuan %.

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk bisa menghitung nilai hematokrit dari

ikan mas
II. ALAT DAN BAHAN

Dalam praktikum ini digunakan alat-alat dan bahan sebagai berikut :

2.1. Alat

1. Timbangan, untuk menimbang bobot tubuh ikan uji

2. Diseccting Kit, untuk mmbedah ikan uji

3. Penjepit arteri, untuk menjepit bagian saluran darah aorta ventralis

4. Pipa kapiler heparinized, untuk memampung sampel darah segar

5. Sentrifuge hematokrit

6. Wax/malam lilin untuk menyumbat salah satu ujung pipa kapiler yang

telah berisi darah segar

7. “Hematocrit reading chart” papan pembaca nilai hematokrit (%)

2.1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan mas ukuran konsumsi

(± 100 g)

III. CARA KERJA

Prosedur pengerjaan yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai

berikut :

1. Setelah diambil salah satu ikan uji dari akuarium stok, ikan ditimbang lalu

dicatat bobotnya

2. pegang ikan uji dengan tangan kiri (kepala menghadap ke arah muka kita),

tusuk bagian anterior kepala ikan dengan sonde tepat di bagian otak depan,

hingga terasa ada rongga, putar sonde perlahan-lahan sehingga otaknya rusak

dan ikan akan pingsan


3. Bedah ikan pada bagian dekat insang dan sebagian perut bagian anterior,

hingga terlihat organ jantung yang berdenyut secara teratur (exposed organ

jantung dengan sinus venosus yang terlihat pucat)

4. Dengan menggunakan penjepit arteri, jepit aorta ventralis lalu biarkan

beberapa saat hingga sinus venosus terisi penuh oleh darah

5. Putuskan dengan menggunakan guntung, lalu siapkan dan dekatkan salah satu

ujung pipa kapiler sambil dibuka penjepit arteri secara perlahan-lahan dan

hati-hati tampung darah dalam pipa kapiler tersebut sampai ± ¾ volumenya.

6. Agar heparin yang terdapat dalam dinding sebelah dalam pipa kapiler

tercampur secara homogen, maka pipa kapiler yang telah berisi darah segar

tersebut digoyang dengan hati-hati ke kiri dan kanan serta diputar. Tanda

bahwa darah sudah tercampur secara homogen dengan heparin, darah tidak

membeku, bisa bergerak disepanjang kolom pipa kapiler.

7. Tutup salah satu ujungnya dengan menacapkan secara tegak lurus pada lapisan

malam lilin/wax yang telah disediakan

8. Siapkan sentrifuge hematokrit, lalu letakkan secara seimbang antara masing-

masing ppa kapiler (jangan terbalik meletakkan ujung pipa kapiler yang

bertutup)

9. Sentrifuge selama 4 menit pada kecepatan 12.000 rpm

10. Setelah selesai disentrifuge, letakkan pipa kapiler yang sudah terbagi dua

bagian besar darah tersebut (plasma dan sel darah) pada “ Hematocrit Reading

Chart” lalu sesuaikan ketinggian plasma sebagai batas atas dan dasar sel darah

sebagai batas bawah, lalu tentukan dan baca nilai hematokrit pada batas atas

dari sel darah (dalam %)


11. Setelah selesai dibaca, kumpulkan pipa kapiler bekas tersebut dalam wadah

terpisah agar tidak membahayakan, serahkan kepada laboran agar bisa dibuang

pada tempat yang semestinya

IV. PENYAJIAN DATA

Data yang diperoleh selama kegiatan praktikum ini, selanjutnya disajikan dlam

bentuk tabel (data kelas) berikut ini :

Kelompok Bobot ikan (g) Nilai Hematokrit (%)

Ikan mas
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PRAKTIKUM 4

PENGHITUNGAN NILAI HEMATOKRIT PADA IKAN LELE

I. PENDAHULUAN

Hematokrit adalah volume sel darah yang dimampatkan atau Picked Cell

Volume (PCV). Apabila darah disentrifuge maka akan terbagi ke dalam dua bagian

besar yaitu sel darah dan plasma darah. Sel darah terdiri dari sel darah merah

(eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keeping darah (trombosit) sedangkan plasma

darah merupakan bagian cairan darah terdiri dari air protein, garam anorganik dan

substansi organic bukan protein.

Penghitungan nilai hematokrit yaitu setelah darah diproses seperti yang akan

dijelaskan di dalam percobaan ini, dibaca dalam “Reading Chart Hematocrit “ dalam

satuan %.

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk bisa menghitung nilai hematokrit dari

ikan lele

II. ALAT DAN BAHAN

Dalam praktikum ini digunakan alat-alat dan bahan sebagai berikut :

2.1. Alat

1. Timbangan, untuk menimbang bobot tubuh ikan uji

2. Diseccting Kit, untuk membedah ikan uji


3. talenan kayu

4. Pipa kapiler heparinized, untuk memampung sampel darah segar

5. Sentrifuge hematokrit

6. Wax/malam lilin untuk menyumbat salah satu ujung pipa kapiler yang

telah berisi darah segar

7. “Hematocrit reading chart” papan pembaca nilai hematokrit (%)

2.1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan lele ukuran konsumsi

(± 100 g)

III. CARA KERJA

Prosedur pengerjaan yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai

berikut :

Setelah diambil salah satu ikan uji dari akuarium stok, ikan ditimbang lalu dicatat

bobotnya

1. Timbang ikan uji, sehingga diketahi bobotnya dan catat

2. Bungkus bagian kepala ikan uji dengan menggunakan lap tangan, agar durinya

tidak melukai tangan letakkan dlam talenan

3. Potong ujung pangkal ekornya lalu darah segar yang mengalir ditampung

dengan pipa kapiler dengan cara menempatkan salah satu ujung pipa ke

sumber darah segar tersebut secara perlahan-lahan dan dengan hati-hati

tampung darah dalam pipa kapiler tersebut sampai ± ¾ volumenya.

4. Agar heparin yang terdapat dalam dinding sebelah dalam pipa kapiler

tercampur secara homogen, maka pipa kapiler yang telah berisi darah segar
tersebut digoyang dengan hati-hati ke kiri dan kanan serta diputar. Tanda

bahwa darah sudah tercampur secara homogen dengan heparin, darah tidak

membeku, bisa bergerak disepanjang kolom pipa kapiler.

5. Tutup salah satu ujungnya dengan menacapkan secara tegak lurus pada lapisan

malam lilin/wax yang telah disediakan

6. Siapkan sentrifuge hematokrit, lalu letakkan secara seimbang antara masing-

masing ppa kapiler (jangan terbalik meletakkan ujung pipa kapiler yang

bertutup)

7. Sentrifuge selama 4 menit pada kecepatan 12.000 rpm

8. Setelah selesai disentrifuge, letakkan pipa kapiler yang sudah terbagi dua

bagian besar darah tersebut (plasma dan sel darah) pada “ Hematocrit Reading

Chart” lalu sesuaikan ketinggian plasma sebagai batas atas dan dasar sel darah

sebagai batas bawah, lalu tentukan dan baca nilai hematokrit pada batas atas

dari sel darah (dalam %)

9. Setelah selesai dibaca, kumpulkan pipa kapiler bekas tersebut dalam wadah

terpisah agar tidak membahayakan, serahkan kepada laboran agar bisa dibuang

pada tempat yang semestinya


IV. PENYAJIAN DATA

Data yang diperoleh selama kegiatan praktikum ini, selanjutnya disajikan dlam

bentuk tabel (data kelas) berikut ini :

Kelompok Bobot ikan (g) Nilai Hematokrit (%)

Ikan lele
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

PRAKTIKUM 5

PENGARUH NIKOTIN DAN ALKOHOL TERHADAP


LAJU ALIR DARAH IKAN MAS
I. PENDAHULUAN

Pengukuran yang paling sering dilakukan dalam penelitian system sirkulasi

darah adalah tekanan dan aliran. Dalam percobaan ini akan dibuktikan bagaimana

pengaruh alcohol yang bersifat fasa dilatasi dan nikotin yang bersifat fasa konstriksi

akan mempengaruhi laju alir darah.

Tujuan dari percobaan ini adalah mengamati pengaruh penambahan larutan alcohol

dan nikotin pada pembuluh arteri atau vena sirip ekor benih ikan mas terhadap laju

alir darah dibandingkan dengan penambahan aquades sebagai control.

II. ALAT DAN BAHAN

2.1. Alat

1. Mikroskop

2. Petridish

3. Hand counter

4. Beaker glass

5. stop watch / jam tangan

6. pipet tetes

2.2. Bahan

1. Benih ikan mas

2. Aquades

3. Larutan alcohol 70%

4. Lrutan nikotin

5. Kapas
III. CARA KERJA

1. Siapkan mikroskop dalam posisi sudah focus

2. Ambil seekor ikan mas, letakkan dalam petridish, tutupi insangnya dengan

kapas basah, lalu amati aliran darah pada bagian sirip ekor akan terlihat

beberapa macam pembuluh darah, lalu gambar !

3. Basahi sirip ekor dengan aquades lalu hitung berapa jumlah aliran darah

permenit yang melalui satu tempat tertentu, ulangi sebanyak tiga kali

4. Setelah selesai point 3, teteskan larutan nikotin secukupnya pada sirip ekor

ikan mas lalu amati dan hitung berapa jumlah aliran darah permenit yang

melalui satu tempat tertentu, ulangi sebanyak tiga kali

5. Setelah selesai point 4, bilas sirip ekor ikan dengan aquades agar terbebas dari

pengaruh nikotin, lalu teteskan alcohol 70% secukupnya pada sirip ekor ikan

tersebut lalu amati dan hitung berapa jumlah aliran darah permenit yang

melalui satu tempat tertentu, ulangi sebanyak tiga kali

6. Point 2 s/d 5 diulangi pada ikan lain sebanyak 10 ekor

IV HASIL

Data ditampilkan dalam bentuk tabel berikut ini :


Ikan Aquades Rata- Nikotin Rata- Alkohol Rata-
Menit ke - Menit ke - Menit ke -
No 1 2 3 rata 1 2 3 rata 1 2 3 rata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah Jumlah Jumlah
Rata-rata Rata-rata Rata-rata

PRAKTIKUM 6

KONSUMSI OKSIGEN
PADA IKAN MAS

I. PENDAHULUAN

Ikan merupakan hewan poikiloterm, suhu tubuhnya akan menyesuaikan diri

dengan suhu lingkungannya. Suhu media air akan mempengaruhi kandungan oksigen

terlarut yang akan berakibat terhadap proses respirasi ikan.

Ikan mas merupakan salah satu jenis ikan yang sensitif terhadap kandungan

oksigen terlarut dalam media air tempat hidupnya.


Tujuan dari percobaan ini adalah akan menghitung konsumsi oksigen ikan mas

yang sensitive terhadap kadar oksigen terlarut di media hidupnya.

II. ALAT DAN BAHAN

2.1. Alat

1. Wadah plastik, untuk tempat percobaan

2. DO meter atau seperangkat alat titrasi dengan metode Winkler

3. Jam tangan, untuk penunjuk waktu

4. Timbangan, untuk mengukur bobot ikan

5. Cling wrap, bahan pelapis/penutup terbuat dari plastik

2.2. Bahan

1. Ikan mas

2. Reagen untuk titrasi oksigen terlarut dengan metode Winkler

III. CARA KERJA

1. Siapkan wadah plastic yang telah diisi air penuh

2. Ukur oksigen terlarutnya dengan menggunakan DO meter atau titrasi metode

Winkler, catat hasilnya.

3. Timbang ikan, lalu catat bobotnya

4. Masukkan ikan dengan hati-hati tanpa ada air yang memercik

5. Tutup wadah percobaan dengan cling wrap, agar tidak ada kontak dngan

udara luar

6. Wadah percobaan dibiarkan selama 60 menit


7. Setelah selesai, pentup plastik dibuka, ikan dipindahkan secara hati-hati ,

jangan sampai terjadi percikan air, lalu ukur oksigen terlarut pada media air

wadah percobaan tersebut dengan menggunakan DO meter atau titrasi metode

Winkler, catat hasilnya.

8. DO awal - DO akhir adalah konsumsi oksigen ikan tersebut

IV. HASIL

Hasil pengamatan dibuat dalam bentuk tabel berikut ini (data kelas) :

No. Bobot Ikan (g) DO awal DO akhir Konsumsi O2

(mg/l) (mg/l) (mg/l)


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PRAKTIKUM 7

KONSUMSI OKSIGEN
PADA IKAN LELE

I. PENDAHULUAN

Ikan merupakan hewan poikiloterm, suhu tubuhnya akan menyesuaikan diri

dengan suhu lingkungannya. Suhu media air akan mempengaruhi kandungan oksigen

terlarut yang akan berakibat terhadap proses respirasi ikan.

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan yang kurang 29lastic29e terhadap

kandungan oksigen terlarut dalam media air tempat hidupnya, sehingga tahan

terhadap kandungan oksigen terlarut yang rendah.

Tujuan dari percobaan ini adalah akan menghitung konsumsi oksigen, jenis

ikan yang punya alat bantu pernafasan

II. ALAT DAN BAHAN

2.1.Alat

6. Wadah 29lastic, untuk tempat percobaan


7. DO meter atau seperangkat alat titrasi dengan metode Winkler

8. Jam tangan, untuk penunjuk waktu

9. Timbangan, untuk mengukur bobot ikan

10. Cling wrap, bahan pelapis/penutup terbuat dari 30lastic

2.2. Bahan

1 .Ikan lele

2. Reagen untuk titrasi oksigen terlarut dengan metode Winkler

III. CARA KERJA

1. Siapkan wadah plastic yang telah diisi air penuh

2. Ukur oksigen terlarutnya dengan menggunakan DO meter atau titrasi metode

Winkler, catat hasilnya.

3 Timbang ikan, lalu catat bobotnya

4 Masukkan ikan dengan hati-hati tanpa ada air yang memercik

5 Tutup wadah percobaan dengan cling wrap, agar tidak ada kontak dngan udara

luar

6 Wadah percobaan dibiarkan selama 60 menit

7 Setelah selesai, pentup 30lastic dibuka, ikan dipindahkan secara hati-hati ,

jangan sampai terjadi percikan air, lalu ukur oksigen terlarut pada media air wadah

percobaan tersebut dengan menggunakan DO meter atau titrasi metode Winkler,

catat hasilnya.

8 DO awal - DO akhir adalah konsumsi oksigen ikan tersebut


IV. HASIL

Hasil pengamatan dibuat dalam bentuk tabel berikut ini (data kelas) :

No. Bobot Ikan (g) DO awal DO akhir Konsumsi O2

(mg/l) (mg/l) (mg/l)


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PRAKTIKUM 8

PENGHITUNGAN SEL DARAH MERAH DAN SEL DARAH PUTIH


PADA IKAN MAS

I. PENDAHULUAN

Darah terdiri dari plasma yang merupakan cairan darah dan sel darah yang

terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih ( leukosit) dan keping darah

(trombosit)

Tujuan dari percobaan ini adalah menghitung jumlah sel darah merah dan sel darah

putih ikan mas

II.ALAT DAN BAHAN

2.1. Alat :

1. Haemacytometer (terdiri dari kamar hitung tipe “improved Neubauer” dan

pipet Thomma)

2. Mikroskop

3. Hand counter

4. Diseccting kit

5. pipet tetes

6. cover glass

2.2. Bahan :
1. Ikan mas

2. Larutan Hayem”s

3. Larutan Turk

4. Alkohol

III. CARA KERJA

A. Penghitungan Sel Darah Merah

- Siapkan mikroskop dengan perbesaran tertentu (40x) , lalu letakkan

haemacytometer tipe “Improved Neubauer” di bawah mikroskop,amati

sampai terlihat kotak-kotak kecil baik untuk tempat pernghitungan SDM

maupun SDP

- Tempatkan ikan uji pada wadah lalu lukai bagian pangkal ekornya dengan

pisau bedah

- Darah yang keluar segera dihisap dengan pipet Thomma sebatas skala 0,5 dan

dihentikan penghisapan dengan menekan ujung lidah ke ujung karet

penghisap, kemudian ditambah larutan Hayem”s sampai skala 101

- Karet penghisap dilepaskan dari pipet dan kedua ujung pipet ditekan denga ibu

jari dan telunjuk agar cairan tidak keluar, selanjutnya digerakkan dengan arah

memutar selama 3 menit agar merata

- Tetesi kamar hitung dengan cairan darah tadi melalui parit haemacytometer,

biarkan beberapa saat, kemudian dilakukan penghitungan dengan

menggunakan hand counter

- Untuk sel darah merah dilakukan dengan menghitung ke lima kotak di bagian

sudut dan hitung persel kotak kemudian dijumlah dan dibagi lima untuk rata-

ratanya. Faktor pengali 200 x 10 x 25 = 50.000 yang harus dikalikan dengan


jumlah rata-rata sel darah merah tersebut yang merupakan jumlah SDM per

ml darah

B. Penghitungan Sel Darah Putih

- Siapkan mikroskop dengan perbesaran tertentu (40x) , lalu letakkan

haemacytometer tipe “improved Neubauer” di bawah mikroskop,amati sampai

terlihat kotak-kotak kecil baik untuk tempat pernghitungan SDM maupun SDP

- Tempatkan ikan uji pada wadah lalu lukai bagian pangkal ekornya dengan

pisau bedah

- Darah yang keluar segera dihisap dengan pipet Thomma sebatas skala 0,5 dan

dihentikan penghisapan dengan menekan ujung lidah ke ujung karet

penghisap, kemudian ditambah larutan Turk sampai skala 11

- Karet penghisap dilepaskan dari pipet dan kedua ujung pipet ditekan denga ibu

jari agar cairan tidak keluar, selanjutnya digerakkan dengan arah memutar

selama 3 menit agar merata

- Tetesi kamar hitung dengan cairan darah tadi melalui parit haemacytometer,

biarkan beberapa saat, kemudian dilakukan penghitungan dengan

menggunakan hand counter

- Untuk sel darah putih dilakukan dengan menghitung ke empat kotak di bagian

sudut dan hitung persel kotak kemudian dijumlah dan dibagi empat untuk

rata-ratanya. Faktor pengali 20 x 16 x 10 = 3200 yang harus dikalikan dengan


jumlah rata-rata jumlah sel darah merah tersebut yang merupakan jumlah SDP

per ml darah

PRAKTIKUM 9

PENGHITUNGAN SEL DARAH MERAH DAN SEL DARAH PUTIH


PADA IKAN LELE

I. PENDAHULUAN

Darah terdiri dari plasma yang merupakan cairan darah dan sel darah yang

terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih ( leukosit) dan keping darah

(trombosit)

Tujuan dari percobaan ini adalah menghitung jumlah sel darah merah dan sel darah

putih ikan mas

II.ALAT DAN BAHAN

2.1. Alat :

1. Haemacytometer ( kamar hitung tipe “Improved Neubaeur” dan pipet Thomma)

2. Mikroskop

3. Hand counter

4. Diseccting kit

5. Pipet tetes

6. cover glass
2.2. Bahan :

1. Ikan lele

2. Larutan Hayem”s

3. Larutan Turk

4. Alkohol

III. CARA KERJA

A Penghitungan Sel Darah Merah

- Siapkan mikroskop dengan perbesaran tertentu (40x) , lalu letakkan

haemacytometer tipe “Improved Neubauer” di bawah mikroskop,amati

sampai terlihat kotak-kotak kecil baik untuk tempat pernghitungan SDM

maupun SDP

- Tempatkan ikan uji pada wadah lalu lukai bagian pangkal ekornya dengan

pisau bedah

- Darah yang keluar segera dihisap dengan pipet Thomma sebatas skala 0,5 dan

dihentikan penghisapan dengan menekan ujung lidah ke ujung karet

penghisap, kemudian ditambah larutan Hayem”s sampai skala 101

- Karet penghisap dilepaskan dari pipet dan kedua ujung pipet ditekan denga ibu

jari dan telunjuk agar cairan tidak keluar, selanjutnya digerakkan dengan arah

memutar selama 3 menit agar merata

- Tetesi kamar hitung dengan cairan darah tadi melalui parit haemacytometer,

biarkan beberapa saat, kemudian dilakukan penghitungan dengan

menggunakan hand counter

- Untuk sel darah merah dilakukan dengan menghitung ke lima kotak di bagian

sudut dan hitung persel kotak kemudian dijumlah dan dibagi lima untuk rata-
ratanya. Faktor pengali 200 x 10 x 25 = 50.000 yang harus dikalikan dengan

jumlah rata-rata sel darah merah tersebut yang merupakan jumlah SDM per

ml darah

B Penghitungan Sel Darah Putih

- Siapkan mikroskop dengan perbesaran tertentu (40x) , lalu letakkan

haemacytometer tipe “improved Neubauer” di bawah mikroskop,amati sampai

terlihat kotak-kotak kecil baik untuk tempat pernghitungan SDM maupun SDP

- Tempatkan ikan uji pada wadah lalu lukai bagian pangkal ekornya dengan

pisau bedah

- Darah yang keluar segera dihisap dengan pipet Thomma sebatas skala 0,5 dan

dihentikan penghisapan dengan menekan ujung lidah ke ujung karet

penghisap, kemudian ditambah larutan Turk sampai skala 11

- Karet penghisap dilepaskan dari pipet dan kedua ujung pipet ditekan denga ibu

jari agar cairan tidak keluar, selanjutnya digerakkan dengan arah memutar

selama 3 menit agar merata

- Tetesi kamar hitung dengan cairan darah tadi melalui parit haemacytometer,

biarkan beberapa saat, kemudian dilakukan penghitungan dengan

menggunakan hand counter

- Untuk sel darah putih dilakukan dengan menghitung ke empat kotak di bagian

sudut dan hitung persel kotak kemudian dijumlah dan dibagi empat untuk

rata-ratanya. Faktor pengali 20 x 16 x 10 = 3200 yang harus dikalikan dengan


jumlah rata-rata jumlah sel darah merah tersebut yang merupakan jumlah SDP

per ml darah

PRAKTIKUM
GENETIKA POPULASI

Kelompok :………………... Tanggal :………………


Nama : 1…………………………
2…………………………
3…………………………

p(A) = 0,5 dan q(a) = 0,5

♂ : Kancing …………..: - Warna ………………..: A


- Warna ………………..: a

♀ : Kancing …………..: - Warna ………………..: A


- Warna ………………..: a

Kotak Punnet :
AA = ……
Aa = ……
Aa = ……
------------------
∑ = ……

Frekuensi Alel : f (A) = …………….


f (a) = …………….

Frekuensi Gen : f (AA) = …………….


f (Aa) = …………….
f (aa) = …………….

PRAKTIKUM
GENETIKA POPULASI

Kelompok :………………... Tanggal :………………


Nama : 1…………………………
2…………………………
3…………………………

p(A) = 0,75 dan q(a) = 0,25

♂ : Kancing …………..: - Warna ………………..: A


- Warna ………………..: a

♀ : Kancing …………..: - Warna ………………..: A


- Warna ………………..: a

Kotak Punnet :
AA = ……
Aa = ……
Aa = ……
------------------
∑ = ……

Frekuensi Alel : f (A) = …………….


f (a) = …………….

Frekuensi Gen : f (AA) = …………….


f (Aa) = …………….
f (aa) = …………….

Anda mungkin juga menyukai