Soal belajar memang bisa dimana saja. Yang penting adalah sikap
dan daya kritis sarjana Muslim terhadap “sajian” Barat. Prof HM
Rasjidi, misalnya, meskipun lulusan Sorbonne University, Prancis, ia
mampu mengembangkan daya kritisnya terhadap gagasan-gagasan
sekulerisasi. Prof Naquib al-Attas juga jebolan Barat (University of
London), tetapi justru berhasil menyusun pola-pola kajian Islam
untuk “menandingi” Barat.
YAPISTA Corporation 1
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Pengalaman Kristen
Patut dicatat, suatu ide atau teori tidaklah muncul begitu saja, tanpa
sejumlah asumsi dan presuposisi. Demikian pula gagasan pemikiran,
tidak bisa terlepas dari konteks peradaban di mana teori itu
dilahirkan. Suatu teori juga seringkali merupakan refleksi dari
pergolakan dan krisis intelektual sang pemikir.
YAPISTA Corporation 3
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Hal yang sama tidak terjadi dalam Islam —kecuali ada oknum-oknum
yang sok ikut-ikutan Nietzche, misalnya, supaya dianggap filosof
hebat. Karena itu, orang Islam semestinya tidak asal meminjam
pendekatan studi agama yang diterapkan di Barat.
Hikmah
Mungkin ada yang berpendapat, “Mengapa tidak?” Bukankah
Rasulullah Saw menyuruh kaum Muslimin mengambil hikmah dari
mana pun sumbernya? Betul. Persoalannya, harus tahu membedakan
antara emas dan besi berkarat, antara shampo dan oli, antara yang
bermanfaat dan yang merusak.
Diabolisme Intelektual
Kenal dan tahu saja, tidak cukup. Percaya dan mengakui saja, tidak
cukup. Mereka yang kafir dari kalangan Ahli Kitab pun kenal dan
tahu persis siapa dan bagaimana terpercayanya Rasulullah SAW,
sebagaimana orangtua mengenali anak kandungnya sendiri
(ya'rifunahu kama ya'rifuna abna'ahum). Namun tetap saja mereka
enggan masuk Islam.
"Hasutlah siapa saja yang kau bisa dari kalangan mereka dengan
seruanmu. Kerahkan seluruh pasukanmu, kavalri maupun infantri.
Menyusuplah dalam urusan keuangan dan keluarga mereka. Janjikan
mereka [kenikmatan dan keselamatan]!" Demikian difirmankan
kepada Iblis (QS 17:64).
YAPISTA Corporation 6
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
YAPISTA Corporation 7
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Sama halnya yang dilakukan oleh para orientalis Barat dalam kajian
mereka terhadap al-Qur'an dan Hadis. Mereka mempersoalkan dan
membesar-besarkan perkara-perkara kecil, mengutak-atik yang
sudah jelas dan tuntas, sambil mendistorsi dan memanipulasi (tahrif)
sumber-sumber yang ada. Hal ini tidak terlalu mengejutkan,
YAPISTA Corporation 8
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Karena watak dan peran yang dilakoninya itu, Iblis disebut juga
Setan (syaytan), kemungkinan dari bahasa Ibrani 'syatan', yang
artinya lawan atau musuh (Lihat: W. Gesenius, Lexicon Manuale
Hebraicum et Chaldaicum in Veteris Testamenti Libros). Dalam al-
Qur'an memang ditegaskan bahwa setan adalah musuh nyata
manusia (12:5, 17:53 dan 35:6). Selain pembangkang ('asiyy),
setan berwatak jahat, liar, dan kurang ajar (marid dan marid).
Untuk menggelincirkan (istazalla), menjerumuskan (yughwi) dan
menyesatkan (yudillu) orang, setan juga memakai strategi. Caranya
dengan menyusup dan mempengaruhi (yatakhabbat), merasuk dan
merusak (yanzagh), menaklukkan (istahwa) dan menguasai
(istah'wadza), menghalang-halangi (yasudd) dan menakut-nakuti
(yukhawwif), merekomendasi (sawwala) dan menggiring (ta'uzz),
menyeru (yad'u) dan menjebak (yaftin), menciptakan imej positif
untuk kebatilan (zayyana lahum a'malahum), membisikkan hal-
hal negatif ke dalam hati dan pikiran seseorang (yuwaswis),
menjanjikan dan memberikan iming-iming (ya'iduhum wa
yumannihim), memperdaya dengan tipu muslihat (dalla bi-
ghurur), membuat orang lupa dan lalai (yunsi), menyulut konflik
dan kebencian (yuqi'u l-'adawah wa l-baghda'), menganjurkan
perbuatan maksiat dan amoral (ya'mur bi l-fahsya' wa l-munkar)
serta menyuruh orang supaya kafir (qala li l-insani-kfur).
YAPISTA Corporation 9
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
http://swaramuslim.net/EBOOK/more.php?id=1293_0_11_0_M
Pengantar Redaksi:
Kehadiran audiens yang kontra JIL dengan jumlah yang tak terduga
itu, nampaknya menunjukkan bahwa generasi muda Islam kita
memang masih banyak yang waras. Kedua, menunjukkan bahwa
kontribusi para aktivis Islam di internet yang turut
mensosialisasikan adanya acara tersebut, ternyata cukup efektif.
Ketiga, ini merupakan pertolongan Allah SWT.
Tak dinyana, acara yang sepi promosi ini ternyata dihadiri 1000-an
peserta, sebagian besar justru berasal dari luar kampus UIN.
Sehingga, perhelatanyang semula dirancang bertempat di Fak
Ushuluddin dan Filsafat, karena tidak mampu menampung audiens,
dipindahkan ke Masjid, khususnya di lantai 2 dan 3.
Acara berlangsung seru, ada pekik Allahu Akbar dan tepuk tangan
bertalu-talu, meski moderator sudah mengingatkan agar tidak
bertepuk tangan di dalam masjid. Materi, pemahaman, dan
metode yang ditempuh Muqsith dan Ulil justru menambah bukti
bahwa apa-apa yang ditulis di dalam buku Ada Pemurtadan di
IAIN terbitan Pustaka Al-Kautsar Jakarta setebal 280 halaman itu,
memang benar adanya.Karena, hujjah-hujjah dan metode dua
pembicara yang pro IAIN dalam membantah buku itu memang
diambil dari materi dan pemahaman kelompok ataupun tokoh yang
sudah dinyatakan kekufurannya oleh para ulama. Atau, mereka
menggunakan pemahaman mereka sendiri yang tanpa dasar, lalu
sampai berani menolak hadits yang shahih, dan hukum Allah swt
dalam Al-Qur’an. Di samping itu masih disertai dengan
kebohongan-kebohongan untuk memberikan cap-cap sangat buruk
kepada penulis buku. Akibatnya, ketika kebohongan-kebohongan
itu dibalikkan oleh penulis buku, maka terkuaklah
kesempurnaan bahwa produk dan bahkan dosen IAIN yang
dijagokan untuk membela IAIN justru lebih buruk dari yang
telah ditulis di buku itu.
menyebut Ulil sebagai orang gila pertama dan Muqsith orang gila
kedua. Karena Allah swt telah menurunkan wahyu tetapi ditolak dan
disebut tidak ada hukum Tuhan. Ini jelas murtad, kufur. Berbohong
atau memutar balikkan Kebohongan yang dilontarkan, di antaranya
Muqsith mengemukakan bahwa penulis buku ini sampai menulis: Si
jompo Sinta Nuriyah. “Penulis ini akhlaqnya masih akhlaq orang
beriman atau tidak. Kalau orang beriman tentunya tidak menulis
seperti itu,” kata Muqsith.
Dalam kitab Mizanul Kubro itu ada wanita merdeka (al-hurroh) dan
wanita budak (al-ammah). Aurat wanita merdeka adalah seluruh
tubuhnya, kecuali mukanya dan kedua telapak tangannya, menurut
pendapat Malik, Syafi’i, dan Ahmad dalam salah satu dari dua
riwayatnya. Menurut Abu Hanifah, seluruh tubuh wanita adalah
aurat kecuali mukanya, dua telapak tangannya, dan dua telapak
kakinya. Riwayat lain dari Ahmad, (seluruh tubuh wanita adalah
aurat) kecuali mukanya saja. (Al-Mizanul Kubro Juz 1, halaman
170, cetakan I, Darul Fikr Beirut, dalam hal syarat sahnya sholat
tentang menutup aurat). Aurat wanita budak (al-ammah) dalam
sholat adalah antara pusarnya dan lututnya seperti aurat laki-laki.
Ini menurut pendapat Malik, Syafi’i, dan salah satu riwayat dari
Ahmad; dan riwayat yang lain bahwa auratnya (wanita budak/al-
ammah) adalah qubul dan dubur saja. (ibid). Dalam Kitab Mizanul
Kubro itu dijelaskan, yang diamalkan oleh salafus sholih adalah
YAPISTA Corporation 14
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
yang pertama (aurat budak wanita, antara pusar dan lutut) karena
tidak adanya syahwat untuk melihat budak wanita di luar sholat,
lebih-lebih ketika sholat. (ibid).
Imam Ahmad dalam Kitab Mizanul Kubro bab shalat itu dikutip
pendapatnya bahwa aurat wanita merdeka (al-hurrah) adalah
seluruh tubuhnya kecuali muka dan dua telapak tangannya atau
bahkan seluruh tubuh kecuali muka saja
YAPISTA Corporation 15
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Yang dimaksud Hartono itu adalah apa yang ditulis Imam Al-
Qurthubi yang dimulai dengan menukil ulasan gurunya, al-Imam Abu
al-’Abbas, mengenai golongan ahli kebatinan yang dihukumi sebagai
zindiq yaitu: “Mereka itu berkata: Hukum-hukum syara’ yang umum
adalah untuk para nabi dan orang awam. Adapun para wali dan
golongan khusus tidak memerlukan nas-nas (agama), sebaliknya
mereka hanya dituntut dengan apa yang terdapat dalam hati
mereka. Mereka berhukum berdasarkan apa yang terlintas dalam
fikiran mereka.”
“Telah menjadi ijma’ salaf dan khalaf bahwa tidak ada jalan
mengetahui hukum-hukum Allah yang berhubungan dengan suruhan
dan larangan-Nya walaupun sedikit, melainkan melalui para Rasul.
Maka siapa yang berkata “Disana ada cara lain untuk mengetahui
suruhan dan larangan Allah tanpa melalui para rasul atau tidak
YAPISTA Corporation 16
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Kata At-Tamimi, “apakah anda ini ahli hadits? Apa keahlian anda.
Dalam hal ilmu agama ini tidak bisa hanya dengan perkataan
‘pendapat saya’. Di ilmu teknik dunia saja tidak bisa dengan
‘pendapat saya’ . Memang anda ahli apa? Apakah ahli hadits? Saya
YAPISTA Corporation 17
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Dua orang yang membela IAIN dan ingin merobohkan fakta pada
buku Ada Pemurtadan di IAIN itu setelah gagal memberikan cap-cap
buruk karena dibalikkan dengan telak, maka justru menolak hukum
Allah (sebagian ditentang, dan bahkan dinyatakan tidak ada hukum
Tuhan), dan menolak hadits walaupun diakui shahih.
YAPISTA Corporation 19
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Oleh
DR.Syamsuddin Arif,MA *
melewatkan begitu saja kritik Fred Donner dan William Graham atas
tesis Wansbrough, hal itu karena tulisan kedua orientalis tersebut
memang tidak diperhitungkan sama sekali pun oleh kalangan
spesialis studi Al-Qur’an di Barat sendiri.
YAPISTA Corporation 21
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
YAPISTA Corporation 22
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Disamping itu, menurut Imam Ibn Katsir (w. 774H), tidak lama
setelah kodifikasi dan standardisasi kedua itu rampung, tim ahli yang
terdiri dari para penghafal al-Qur’an itu kemudian menyerahkan dan
membacakan mushaf standard itu kehadapan para Sahabat Nabi
saw, termasuk Khalifah ‘Utsman ra (tsumma quri’at ‘alâ s-Shahabah
bayna yaday ‘Utsmân) (Lihat: Ibn Katsir, Fadhâ’il al-Qur’ân, dalam
Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm, 7 jilid, Beirut, 1966, 7:450). Laporan
umum dan terbuka ini sangat penting, untuk menjamin
kesahihan dan kemutawatiran al-Qur’an. Setelah semua ahli
dari kalangan Sahabat itu setuju dan sepakat, maka ditulislah
beberapa naskah acuan untuk dikirim ke kota-kota Kufah, Basrah,
Damaskus, Mekkah, Mesir, Yaman, Bahrain, dan al-Jazirah. Dan
sebuah naskah disimpan oleh Khalifah ‘Utsman ra di Madinah (Lihat:
Imâm Abu ‘Amr ad-Dânî, al-Muqni‘, hlm.19 dan al-Ya‘qubi, Târikh,
I:170).
YAPISTA Corporation 23
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Kritik Metodologis
YAPISTA Corporation 25
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Kritik Epistemologis
Berita pembangkangan pilot Israel ini juga dimuat oleh situs Harian
Republika dan juga Islamonline.net.
YAPISTA Corporation 28
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Kedua, berita dan artikel itu ditulis dan diucapkan oleh orang-orang
yang memiliki otoritas, baik secara kelembagaan Islam maupun
kepakaran atau latar belakang pendidikan. Dalam situasi
pertarungan opini secara bebas, maka kedua factor tersebut
memegang perenan penting untuk “memenangkan” pertarungan
opini di Indonesia. Opini akan membentuk image, dan jika image itu
ditanamkan secara terus menerus, maka akan membentuk satu
persepsi di tengah masyarakat.
Selain itu, orang Islam pun bisa disebut kafir, kalau dia tidak
bersyukur pada anugerah Tuhan. Dalam surat Al-Baqarah misalnya
disebutkan, “Innalladzîna kafarû sawâ’un ‘alaihim
YAPISTA Corporation 30
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Bahkan, al-Quran juga memuat satu surat khusus, yaitu surat Al-
Kafirun, yang dengan tegas menyatakan, “Hai orang-orang kafir, aku
tidak menyembah apa yang kamu sembah.” Jadi, ayat ini jelas
berkaitan dengan aqidah, yaitu aspek peribadahan. Oleh sebab itu,
sangatlah aneh, jika seorang pakar yang terkenal, seperti Djalaluddin
Rahmat menyatakan: “Jadi, kata kafir adalah sebuah label moral,
bukan label akidah atau keyakinan, seperti yang kita ketahui.”
Apalagai, dia katakana: “Dalam Alqur’an, kata kafir tidak pernah
didefinisikan sebagai kalangan nonmuslim. Definisi kafir sebagai
orang nonmuslim hanya terjadi di Indonesia saja.”
kaum kuffar itu pun tidak halal bagi mereka (laa hunna hillun lahum,
wa laa hum yahilluuna lahunn). Kata kuffaar dalam ayat itu jelas
menunjuk kepada identitas idelogis, yaitu orang non-muslim. Bukan
orang muslim yang perangainya buruk.
Ini sangat berbeda dengan Islam. Nama agama ini diberikan oleh
Allah. Kata “Islam”, selain memiliki makna berserah diri, adalah
nama agama. Surat Ali Imran ayat 19 dan 85 jelas-jelas menunjuk
YAPISTA Corporation 33
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Hal-hal seperti ini perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari
kalangan Muslim. Sebab, dampaknya akan dapat dilihat pada sekitar
10-20 tahun mendatang. Kita akan melihat, bagaimana akhir
pertarungan pemikiran ini pada masa-masa itu. Apa yang akan
terjadi, dan apakah upaya dekonstruksi bangunan Islam ini akan
berhasil? Semoga Allah SWT melindungi kaum Muslim. Amin.
YAPISTA Corporation 34
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Licik!
Ada cara licik yang dilakukan para pendukung Wadud untuk
menggiring opini kaum muslimin. Mereka sengaja memfokuskan
fenomena Wadud hanya sebatas pro kontra dalam masalah wanita
menjadi imam bagi laki-laki. Bukan tidak disengaja, karena mereka
mendapatkan hadits Ummu Waraqah –seperti yang akan kita kupas
nanti insya Allah- yang menurut mereka bisa dijadikan dalil. Paling
tidak mereka berusaha mengetengahkan kepada publik bahwa tidak
semua ulama dahulu melarang wanita menjadi imam bagi laki-laki.
Secara otomatis publik akan menganggap bahwa totalitas tindakan
Wadud itu masih khilafiyah di kalangan ulama. Sengaja mereka tidak
menyinggung sisi lain kenyelenehan Wadud dalam peristiwa yang
menghebohkan itu. Karena untuk membelanya mereka bakal
kewalahan mencarikan dalilnya. Mereka melupakan atau tepatya
pura-pura lupa akan penyimpangan nyata Wadud dalam kasus
tersebut.
Penyimpangan Wadud
Pertama, Aminah Wadud menjadi khathib shalat Jum’at. Silakan
mereka cari, adakah riwayat yang menyebutkan bahwa salah satu
istri nabi menjadi khathib bagi shalat Jum’at yang di hadiri para
shahabat? Sengaja pembahasan yang menukik dalam masalah ini
dihindari para pendukung Wadud.
YAPISTA Corporation 35
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Suatu hal lumrah jika kebudayaan yang mundur akan belajar dari
kebudayaan yang maju. Dan adalah alami jika suatu kebudayaan
yang terbelakang mengadopsi konsep-konsep kebudayaan yang lebih
maju. Tidak ada kebudayaan di dunia ini yang berkembang tanpa
proses interaksi dengan kebudayaan asing. Ketika peradaban Islam
YAPISTA Corporation 37
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Adil, artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya atau dalam hal ini
YAPISTA Corporation 38
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Cengkeraman Orientalis
YAPISTA Corporation 40
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Lebih jauh Watt mengatakan, “… dan untuk itu hal-hal yang tidak
penting dan sekunder dalam masalah keimanan harus dibuang.”
Ternyata , apa yang bagi Watt tidak penting itu adalah pengingkaran
Al-Qur`an tentang penyaliban dan kematian di tiang salib, dianggap
kesalahan sejarah dan tidak penting.
YAPISTA Corporation 41
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Framework Islam
Perlu pula dikaji esensi dan karakter kebudayaan Barat yang kini
menjadi fenomena yang persuasif dalam cara berpikir ummat Islam.
Esensi kebudayaan Barat yang berasaskan pada filsafat itu perlu
dibedakan dengan peradaban Islam yang berlandaskan pada wahyu.
* Penulis adalah Direktur Institute for the Study of Islamic Thought and
Civilizations (INSISTS) dan Pemimpin Redaksi Jurnal Islamia. Makalah
disampaikan dalam Diskusi dan Tasyakuran Dr Syamsuddin Arif di Hotel
Sofyan Cikini, Jakarta, tanggal 31 Juli 2004.
"Aku datang untuk menemui ummat Islam, tidak dengan senjata tapi
dengan kata-kata, tidak dengan kekuatan tapi dengan logika, tidak
dalam benci tapi dalam cinta."
Perang Salib telah gagal, begitu kata Henry Martyn. Karena itu,
untuk "menaklukkan" dunia Islam perlu resep lain: gunakan "kata,
logika, dan kasih". Bukan kekuatan senjata atau kekerasan.
Kekuatan "kata" dan "kasih" model Henry Martyn perlu dicatat secara
serius. Perang pemikiran ini biasanya dijalankan dengan sangat
halus, berwajah manis (seperti penampilan Paul Wolfowitz yang
murah senyum). Tetapi cara ini justru lebih manjur, tanpa disadari si
Korban.
Kaum Yahudi juga sangat mafhum akan kekuatan teror "kata" dan
"kasih". Begitu dahsyat sehingga mampu menghancurkan imperium
besar (Utsmani) yang telah berusia hampir 700 tahun. Bagi Zionis,
Turki Utsmani adalah penghalang utama mewujudkan negara Yahudi
di Palestina.
YAPISTA Corporation 45
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
YAPISTA Corporation 48
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengutus para nabi dan rasul untuk
menegakkan hujjah-Nya di muka bumi, sehingga tidak ada alasan
bagi para hamba bila enggan beriman setelah itu. Dan tidak ada satu
umat pun melainkan telah datang kepada mereka seorang pemberi
peringatan dan pembawa kabar gembira, sejak rasul yang pertama,
Nuh 'alaihissalam, dan ditutup oleh Nabi dan Rasul yang terakhir
YAPISTA Corporation 49
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Agama para nabi dan rasul tersebut satu yaitu Islam, karena
pengertian Islam secara umum adalah beribadah kepada Allah
dengan apa yang Dia syariatkan sejak Allah mengutus para rasul
sampai datangnya hari kiamat. Sebagaimana Allah sebutkan hal ini
dalam banyak ayat, yang semuanya menunjukkan bahwasa syariat-
syariat terdahulu (umat sebelum kita) seluruhnya adalah Islam
(tunduk) kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Seperti firman Allah
menyebutkan doa Nabi Ibrahim 'alaihissalam:
“Siapa yang mencari agama selain agama Islam maka tidak akan
diterima agama itu darinya dan di akhirat dia termasuk orang-orang
yang merugi.” (Ali Imran: 85)
YAPISTA Corporation 50
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian,
dan Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kalian dan Aku ridha Islam
sebagai agama kalian.” (Al-Maidah: 3)
Yahudi dan Nashrani memiliki kitab yang diturunkan dari langit (kitab
samawi), Taurat dan Injil, sehingga mereka digelari ahlul kitab. Akan
tetapi, karena mereka enggan beriman kepada Al-Qur’an dan enggan
tunduk kepada syariat yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam maka mereka kafir. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
Imam ahli tafsir dan ahli hadits, Ibnu Abi Hatim, berkata: “Saya tidak
mendapatkan perselisihan di antara ahli tafsir bahwasanya al-
maghdhub ‘alaihim (di dalam ayat itu) adalah Yahudi dan adh-
dhallun adalah Nashara, dan yang mempersaksikan perkataan para
imam tersebut adalah hadits ‘Adi bin Hatim.” (Tafsir Ibnu Katsir,
1/40)
“Laknat Allah atas kaum Yahudi dan Nashrani.” (HR. Al-Bukhari no.
435 dan Muslim no. 531)
YAPISTA Corporation 58
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Demikianlah makna dzahir yang ada pada ayat 120 surat Al-
Baqarah. Yahudi dan Nashrani tidak akan ridha selama-lamanya
terhadap Islam. Inilah yang Allah katakan tentang mereka tanpa ada
perkecualian.
YAPISTA Corporation 60
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
“Sungguh telah ada bagi kalian contoh teladan yang baik pada diri
Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya kerika mereka
mengatakan kepada kaum mereka (yang kafir musyrik):
Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan dari apa yang kalian
sembah selain Allah. Kami mengingkari kalian dan telah tampak
permusuhan dan kebencian antara kami dan kalian selama-lamanya
sampai kalian mau beriman kepada Allah saja.” (Al-Mumtahanah: 4)
YAPISTA Corporation 61
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
siapa di antara kalian yang berwala kepada mereka maka mereka itu
adalah orang-orang dzalim.” (At-Taubah: 23)
Karena tidak adanya sikap Al-Wala dan Al-Bara yang tepat, mereka
bergaul bebas dengan kaum kafirin, para orientalis misionaris Barat
bahkan mereka bangga ketika mereka dapat menimba ilmu di negeri
Barat yang notabene kafir! (Asyiknya Belajar Islam di Barat,
wawancara bersama Luthfi Assyaukanie, www.islamlib.com,
8/3/2004). Semoga Allah melindungi kita dan kaum muslimin secara
YAPISTA Corporation 62
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
umum dari makar yang dilakukan oleh para thaghut kaki tangan iblis
ini.
Wallahul musta’an.
2 Umat yang ada di zaman beliau dan setelah zaman beliau sampai
hari kiamat (Syarah Shahih Muslim lin Nawawi, 2/188)
YAPISTA Corporation 63
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
YAPISTA Corporation 66
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Ada buku menarik yang perlu anda baca minggu-minggu ini. Buku itu
berjudul, "Wajah Peradaban Barat: Dari Hegemoni Kristen ke
Dominasi Liberalisme-Sekularisme", karya saudara Adian
Husaini. Setidaknya, ini adalah buku penting yang bisa anda jadikan
pegangan untuk melihat wajah asli Barat beserta 'copy-paste' nya
sekarang ini.
YAPISTA Corporation 67
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Itulah resep Lull, Islam tidak dapat ditaklukkan dengan “darah dan
air mata”, tetapi dengan “cinta kasih” dan doa.
Ketika kaum Muslim tidak lagi memahami Islam dengan baik, tidak
meyakini Islam, dan menderita penyakit mental minder terhadap
peradaban Barat, maka yang terjadi kemudian adalah upaya imitasi
terhadap apa saja yang dikaguminya. Abdullah Cevdet, seorang
tokoh Gerakan Turki Muda menyatakan, “Yang ada hanya satu
YAPISTA Corporation 68
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
YAPISTA Corporation 69
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Para orientalis yang mengkaji bidang teologi dan filsafat Islam sejak
D.B. MacDonald, Alfred
Gullimaune, Montgomery Watt, atau sebelumnya hingga Majid
Fakhry, Henry Corbin, Michael Frank, Richard J. McCarthy, Harry A.
YAPISTA Corporation 70
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Buku ini merupakan salah satu karya terbaik Adian Husaini. Studi
Doktornya di ISTAC-IIUM, makin menambah kedalaman pemikiran
Adian dalam membedah “kulit dan jeroan” Peradaban Barat. Tidak
heran, bila buku dengan cover berwajah klasik ini, sarat dengan
referensi-referensi ilmiah baik karya ilmuwan klasik maupun
kontemporer.
Becermin dari hal ini, kita bisa bertanya, 'Tidakkah kekayaan jiwa,
kekayaan pemikiran, dan kekayaan hati itu bisa dibangun,
sebagaimana halnya dengan kekayaan material yang ada pada diri
manusia?'
Pasti dapat! Apalagi kita yang berada di Mesir, dan yang berada di
negara-negara Islam. Kekayaan dan modal semangat serta konsep
kita belum akan ambruk sepanjang kita tidak berpikir untuk
YAPISTA Corporation 71
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
RESENSI
YAPISTA Corporation 72
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
"Di masa inilah banyak masjid dan rumah orang Islam di bakar.
Indonesia juga mengalami teritorialisasi," sambungnya. Padahal,
sebelum itu, Muslim Indonesia, Malaysia, Mesir, Arab Saudi,
Thailand, Singapura sehari-harinya mereka berbicara dengan bahasa
yang sama ketika berada di Mesir. Tapi lantaran ulah adu domba
bangsa-bangsa Eropa itu maka umat Islam terpecah belah. Kaum
muslimin tak lagi menjadi "Global Islamic Community," imbuhnya.
Selain, dua nama itu masih ada ratusan inteletual Barat yang
mencela Al-Qur'an, Nabi Muhammad, Islam dan umat Islam itu
sendiri. Sebut saja mislnya, Snouck Hurgronje, Rene Guenon,
Eugene Stock, George F. Post dan lain-lainnya.
Karena itu pula tidak aneh jika George F. Post dalam acara
Centenary Conference on the Protestant Missions of the Word
menyatakan, "Kita harus menghadapi Pan-Islamisme dengan Pan-
Evaneglisme. Ini pertarungan hidup dan mati."
Fatwa yang tadinya untuk penghujat Islam dari kalangan Nasrani itu
ketika mencuat ke masyarakat dan arah sasarannya kali ini adalah
penghujat Islam namun dari kalangan JIL (Jaringan Islam Liberal),
maka secepat kilat seorang profesor yang sudah berpengalaman
dalam memelihara dan mendukung aliran-aliran dan faham sesat,
yaitu Profesor Dawam Rahardjo, mengambil langkah seribu untuk
membela Ulil Abshar Abdalla.
Maka sekali lagi, justru kematian yang mengancam diri Ulil itulah
yang sangat dia khawatirkan bersama para pendukung
kesesatannya. Sampai-sampai Ulil mengkhawatirkan kalau dirinya
tiba-tiba dibunuh orang gara-gara kenekadannya dalam menohok
Islam itu, dengan ia sebut "fatwa mati" untuk dirinya itu jangan-
jangan jadi bola liar yang lari ke sana-sini, lalu benar-benar
menimpa dirinya.
YAPISTA Corporation 75
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Singapura-tiga nama
YAPISTA Corporation 76
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Maka, adalah aneh dan keluar dari logika normal, kalau ada
yang mengaku Muslim tetapi mengingkari kesucian al-Quran
dan sekaligus juga mengimani kesucian kitab-kitab agama
lain saat ini, yang sudah jelas-jelas banyak bagiannya
bertentangan dengan al-Quran. Apalagi menyatakan bahwa
semua kitab suci agama-agama lain adalah mukjizat.
Sungguh pernyataan yang tidak masuk akal. Apakah Kitab
Suci aliran kebatinan Darmo Gandul dan Gatholoco juga
mukjizat?
YAPISTA Corporation 80
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Agama
YAPISTA Corporation 83
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Kita mungkin akan tersenyum membaca judul buku yang baru terbit
di Barat, Tomorrow’s God (Tuhan Masa Depan), karya Neale Donald
Walsch. Tuhan agama-agama yang ada tidak lagi cocok untuk masa
kini. Tuhan haruslah seperti apa yang digambarkan oleh akal
modern. Manusia makhluk berakal (rational animal) terpaksa
menggusur manusia makhluk Tuhan. Pada puncaknya nanti
manusialah yang menciptakan Tuhan dengan akalnya.
”Gus! maulud Nabi sama saja dengan maulud Isa atau Natalan”.
Mahasiswa Muslimpun diajari logika realitas “jangan ada yang
menganggap agamanya paling benar”. Para ulama diperingati
“jangan mengatasnamakan Tuhan”. Kini semua orang “harus”
menerima pluralitas dan pluralisme sekaligus, pluralisme seperi juga
sekularisme dianggap hukum alam. Samar-samar seperti ada suara
besar mengingatkan “kalau Anda tidak pluralis pasti anda teroris”.
YAPISTA Corporation 86
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Entah nasib apa yang menimpa Dunia Islam dan umat Islam
Indonesia khususnya pada hari-hari ini. Serangan dan kritikan
bertubi-tubi terhadap Islam, Kitab Sucinya, dan umatnya bukan saja
datang dari mereka yang secara logika sepatutnya membenci dan
memusuhi Islam. Tetapi, kadangkala, serangan dan kritik itu justru
dari kalangan kaum Muslim sendiri. Bahkan, dari mereka yang
mengaku sebagai intelektual Muslim dari satu organisasi Islam
tertentu.
Diskusi tentang al-Quran, kalam Allah, dan sifat Allah telah menjadi
perdebatan sengit antara Mu’tazilah dan Ahlu Sunnah. Mu’tazilah
berpendapat, bahwa al-Quran adalah makhluk, sebagai bagian dari
konsep mereka tentang penyucian Allah dari sifat tasybih, yaitu
menyerupakan Dzat dan sifat Allah dengan makhluk-Nya. Dengan
demikian pemikiran khalq al-Qur’an Mu’tazilah sebenarnya untuk
memperkuat konsep tanzih yang menyangkal keberbilangan Yang
Qadim. Konsep Mu'tazilah sebenarnya merupakan respon yang
menyangkal ekstrimitas madhhab tasybih. Namun, pada akhirnya
mereka juga terjebak dalam bentuk ekstrimitas yang lain. Sebab,
konsep ini telah menafikan keberadaan sifat, ketika mereka
menyatukannya dengan dzat (al-sifat ‘ainu al-dzat). (Lihat artikel
“Studi Komparatif: Konsep al-Quran Nasr Hamid dan Mu’tazilah”,
Majalah Islamia No 2).
Saat ini, seluruh umat manusia juga dipaksa oleh “penguasa dunia”
(negara adidaya) untuk menerapkan sekularisme - ideologi Nasr
Hamid Abu Zayd. Sekedar menyegarkan ingatan kita, salah satu
gagasan sentral Abu Zayd yang kontroversial adalah konsepnya
tentang al-Quran, yang ia tekankan sebagai “produk budaya”, “teks
historis”, “teks linguistik”, atau “teks manusiawi”. Meskipun tidak
menafikan unsur ilahiah (divinity) al-Quran, Abu Zayd memandang
teks al-Quran sudah “memanusiawi” dan masuk dalam kerangka teks
historis dan budaya Arab. Abu Zayd masuk dalam diskursus teks,
sebab sebagai hermeneut (pengaplikasi hermeneutik) dalam
interpretasi al-Quran, ia harus melakukan “dekonstruksi” dan
YAPISTA Corporation 88
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Abu Zayd, yang mengaku seorang sekular, bukan orang baru dalam
membongkar konsep al-Quran. Arkoen dan Fazlur Rahman, sudah
melakukan itu. Rahman menyatakan, dalam bukunya, “Islam”,
bahwa “the Quran is entirely the Word of God and, in an ordinary
sense, also entirely the word of Muhammad.” Arkoun, dalam
bukunya “Rethinking Islam Today”, menyayangkan sarjana Muslim
yang tidak mau mengikuti jejak kaum Kristen dalam melakukan
kritik folosofis terhadap teks suci al-Quran. Pada 1927, pendeta
Kristen Prof. Alphonse Mingana, menyatakan, “Sudah tiba saatnya
untuk melakukan kritik teks terhadap al-Qur’an sebagaimana telah
kita lakukan terhadap kitab suci Yahudi yang berbahasa Ibrani-Arami
dan kitab suci Kristen yang berbahasa Yunani (The time has surely
come to subject the text of the Kur’an to the same criticism as that
to which we subject the Hebrew and Aramaic of the Jewish Bible, and
the Greek of the Christian scriptures).”
Fenomena dalam tradisi Kristen itu sangat berbeda dengan apa yang
terjadi dalam tradisi Islam. Kaum Muslim, sepanjang sejarahnya,
tidak pernah menggugat atau mempersoalkan otentisitas teks al-
Quran-- termasuk Mu’tazailah. Karena itulah, secara prinsip, teks al-
Quran tidak mengalami problema sebagaimana problema teks Bible.
Norman Daniel dalam bukunya, Islam and The West: The Making
YAPISTA Corporation 90
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
YAPISTA Corporation 93
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Menurut saya, ini hal yang penting. Saya beri contoh. Anda punya
kumis dan jenggot, saya juga punya kumis dan jenggot. Anda
mengatakan, kumis saya bermasalah. Akan tetapi, Anda tidak
mengatakan kumis dan jenggot Anda bermasalah. Mengapa? Ini
yang perlu dipecahkan. Ini sebagai contoh saja. Mereka menganggap
kita ada masalah dan tidak menganggap diri mereka ada masalah.
YAPISTA Corporation 94
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Artinya, mereka tidak mau mengakui ada masalah. Karena itu saya
katakan, kamilah yang akan melihat permasalahan Anda.
Contohnya?
YAPISTA Corporation 95
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
samping itu, memang ada faktor-faktor alami yang datang dari Allah.
Dan memang Allah menjamin kemurnian Alquran.
Ketika Allah mengatakan seperti itu bukan berarti nanti ada mukjizat
lagi. Mukjizat sudah selesai. Itulah kemudian Allah dalam praktiknya
membuat masyarakat seperti itu. Ketika Alquran harus dipelihara
Allah, maka Allah menciptakan masyarakat yang seperti itu. Jadi,
bukan berarti kemudian akan muncul mukjizat lagi dan sebagainya
dalam pengertian tidak ada faktor yang bersifat manusiawi. Dalam
penjagaan manusia itu diciptakan oleh Allah.
YAPISTA Corporation 96
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Lantas?
Pertama kali saya menulis buku pada tahun 1960-an ketika berada di
Qatar sesudah tamat dari Kairo, Mesir. Di Qatar, saya menjadi
sekretaris Perpustakaan Nasional. Studi kitab adalah kalimat atau
kata-kata India dalam bahasa awam Qatar (bahasa pasaran). Seperti
juga banyak bahasa India, Urdu, yang menjadi bahasa Indonesia.
Misalnya kata 'bahasa' itu dari India. Saya mengumpulkan kata-kata
India yang kemudian menjadi bahasa orang kebanyakan yang
dipakai di Qatar.
YAPISTA Corporation 98
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Nama Al A'zami nisbat dari daerah Azamgarh. Saya berasal dari kota
Mau Distrik Azamgarh negara bagian Uttar Pradesh. Jadi nama itu
bukan nama marga melainkan nisbat daerah.
Soal kesehatan?
Menurut nasihat para dokter, orang seumur saya tidak baik makan
daging yang merah seperti sapi, kerbau, lebih baik makan ikan
kecuali ayam. Tapi, saya nggak senang ayam dan akhirnya saya
memilih makanan laut seperti ikan maupun udang.
Saya punya tiga anak, dua putra dan satu putri. Putra yang pertama,
Agil, sudah mendapatkan gelar doktor dalam bidang komputer dari
Colorado, Amerika Serikat (AS). Putra kedua namanya Anas juga
meraih gelar doktor dalam genetic engineering di Oxford, Inggris.
Sedang anak ketiga doktor dalam bidang matematika dari Colorado,
AS.
Kok, tak ada satu pun dari mereka yang mengikuti keahlian
sang ayah, yakni ahli di bidang Alquran dan Alhadis?
Ketiga anak saya secara tidak resmi belajar Alquran dan Alhadis.
Yang pertama, sarjana komputer. Ilmu komputer diterapkan untuk
ilmu tentang masalah hadis. Anak kedua, sangat kritis sekali karena
belajar di Barat. Kalau saya menulis, dia banyak sekali membantu
saya karena bahasa Inggrisnya lebih bagus. Jadi, kalau saya
membuat kalimat dalam bahasa Inggris sudah pas apa belum, itu
tergantung dari koreksian anak saya yang kedua. Jadi mereka tahu
YAPISTA Corporation 99
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Berapa cucu?
Pekerjaan saya membaca dan menulis, jadi bisa kapan saja. Tapi
kadang-kadang dua jam menulis empat jam membaca atau dua jam
menulis dua jam membaca. Jadi, menulis dan membaca itu selalu
dikerjakan.
Arah pijakan majalah yang didanai oleh founding Amerika ini, bisa
ditebak dengan mudah. Bila terjadi polemik antara Islam dan
Kristen, maka keberpihakannya tidak diarahkan kepada Islam. Bila
mempublikasikan Yahudi dan Kristen, maka struktur dan gaya
“Tak perlu panik karena pindah agama. Barangkali harus kita akui,
orang Islam itu suka plin-plan... Kita tak perlu lagi mencemaskan
seberapa besar orang keluar dari Islam. Yang kita cemaskan adalah
seberapa parah Islam tak berdaya melahirkan kedamaian di
masyarakat. Dan kita tak akan panik, meskipun orang berpindah-
pindah agama sehari tiga kali, seperti minum obat” (hlm. 16).
Padahal orang yang masuk Islam itu adalah orang yang mendapat
petunjuk (hidayah) Allah. Sebaliknya, Al-Qur‘an surat An-Nisa 137
secara tegas dan jelas menyebutkan orang yang murtad tidak
YAPISTA Corporation 103
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Terakhir, dalam rubrik Konsultasi Fiqh (Syir’ah No. 39, hlm. 84-85),
Abdul Moqset Ghazali, menjawab pertanyaan tentang hukum pindah
agama (murtad). Seorang ibu bertanya perihal anaknya yang
berencana akan pindah agama meninggalkan Islam. Menurut penje-
lasan penanya, anaknya yang sedang duduk di bangku kuliah itu
sudah tidak betah dalam Islam karena termakan isu terorisme akhir-
akhir ini. “Bagaimana pandangan fikih Islam menyangkut
perpindahan agama ini?” tanya ibu Fatimah, pembaca Syir’ah.
Misi lain Syir’ah yang tak kalah rusaknya dengan pemurtadan adalah
pencitraburukan umat Islam dalam hal seksual. Pencitraburukan ini
semakin kurang ajar bila digeneralisir bahwa semua mahasiswa
Muslim melakukan penyimpangan seksual.
Entah apa maunya Syir’ah menampilkan berita ini? Yang jelas, berita
ini bisa menimbulkan antipati dan sinisme orang awam dan kalangan
non Islam terhadap kampus berlabel “Islam.” Betapa tidak?
Perhatikan saja sinopsisnya: “Terpuruknya iman di lubang
hasrat. Ajaran agama menilai seks di luar nikah sebagai perbuatan
berbuah dosa. Biasanya para pemeluk agama menghindari perilaku
haram itu. Akan tetapi, fenomena ini di kalangan mahasiswa Muslim
tak begitu. Sebagian dari mereka bahkan menganggap seks bebas
itu sudah biasa.” (hlm. 18).
Pada edisi nomor 22, Syir’ah menyajikan topik utama “Sex on TV:
Bangkrutnya Petuah Halal-Haram”. Intinya, mengajak pembaca
untuk pembaca untuk mengabaikan “sementara” halal-haram guna
meramaikan pembicaraan seksual.
Kita memang harus cerdas dan teliti dalam memilih bacaan. Memang
buku adalah guru yang paling baik. Tapi jika salah baca, maka akan
jadi racun bagi keselamatan iman kita. Waspadai media-media yang
didanai oleh founding asing.
Pluralisme Agama
(tulisan pertama)
nuansa dan aroma politik. Maka tidak aneh jika gagasan pluralisme
agama itu sendiri muncul dan hadir dalam kemasan pluralisme politik
(political pluralism), yang merupakan produk dari liberalisme politik
(political liberalism).
Ada pula doktrin "di luar gereja tidak ada keselamatan". Ini
tetap dipegang teguh oleh Gereja Katolik hingga dilangsungkannya
Konsili Vatikan II pada awal tahun 1960-an, yang mendeklarasikan
doktrin keselamatan umum, bahkan bagi agama-agama selain
Kristen.
Semua agama, baik yang mati maupun yang hidup, yang kuno
maupun modern, yang teistik maupun non-teistik, lahir dan hadir
lengkap dengan klaim kebenaran. Terlepas apakah klaim ini valid
atau tidak, rasional atau irasional.
YAPISTA Corporation 112
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Klaim Inklusivisme lebih longgar. Hanya salah satu agama saja yang
benar, tapi juga mencoba mengakomodasi konsep yuridis
keselamatan untuk mencakup pengikut agama lain. Bukan karena
agama mereka benar, tapi justru karena limpahan berkah dan
rahmat dari kebenaran absolut yang ia miliki.
Hadits dari Miqdam bin Ma’di Karib Al-Kindi yang berkata, Rasulullah
saw bersabda: Ingatlah sesungguhnya aku diberi Al-Kitab (Al-Qur’an)
dan yang sesamanya bersamanya. Ingatlah sesungguhnya aku diberi
Al-Qur’an dan yang sesamanya bersamanya. (HR Ahmad).
Hadits itu menjelaskan bahwa Nabi saw diberi wahyu berupa Al-
Qur’an dan wahyu yang sesamanya besertanya, yaitu wahyu berupa
hadits. Sehingga Al-Qur’an dan Al-Hadits yang menjadi sumber Islam
itu sebenarnya adalah wahyu dari Allah. Maka benarlah bahwa Islam
itu agama dari sisi Allah, karena memang berupa wahyu dari Allah
SWT.
Contoh:
Kesimpulan: Dari 3 wilayah (ushul, furu’, dan mubah) itu ada celah-
celah yang bisa timbul kesesatan. Namun kesesatan yang paling
YAPISTA Corporation 123
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Ada yang sesatnya tidak sampai kafir, misalnya atas nama untuk
ibadah, lalu melarang dirinya makan daging (pada waktu-waktu
tertentu) padahal daging halal. Meskipun kesesatannya itu tidak
sampai kafir, namun merusak agama. Sebab sudah mengada-adakan
aturan/ syari’at baru. Dan hal itu dilarang mengadakannya oleh
Rasulullah saw.
Untuk lebih komplitnya silakan baca buku Aliran dan Paham Sesat di
Indonesia. (Hartono Ahmad Jaiz). [Majalah Media Dakwah, Jakarta,
Mei 2003].
YAPISTA Corporation 124
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Kecerobohan Intelektual
Sebab itu, orang yang ingin menyebut atau disebut dirinya ulama,
cendekiawan, intelektual, dan sebagainya, yang ingin pendapat-
pendapatnya didengar dan dituruti masyarakat, perlu sangat berhati-
hati, senantiasa bersikap cermat, teliti, dan tidak mudah
menyebarkan pendapatnya kepada masyarakat. Apalagi, ada hadits
Nabi SAW yang diriwayatkan Imam Ad Darimy, yang menyatakan
"Orang yang terlalu mudah berfatwa (ceroboh) dalam berfatwa
diantara kamu, akan masuk neraka.? (Lihat al-Faidhul Qadir, Jld 1,
hadith no.183).
70 orang ulama, bahwa aku memang ahli dalam soal yang demikian
itu." Imam Abu Musa juga menceritakan, bahwa ketika berkunjung
ke Iraq, Imam Malik ditanya 40 masalah, dan hanya 5 yang
dijawabnya. "Tidak ada perkara yang lebih berat atas diriku, selain
daripada ditanya tentang hukum-hukum halal dan haram," kata
Imam Malik. Terkadang, untuk menemukan jawaban atas sesuatu,
Imam Malik sampai tidak dapat makan dan tidur pulas. Kehati-hatian
para imam besar itu, sangat perlu menjadi pelajaran. Sebab, jika
seseorang salah dalam menyebarkan pendapat, maka ia akan
bertanggungjawab terhadap kesalahan yang timbul akibat
perbuatannya.
2. Ditulis: ?Bila kita lihat ke belakang, hal itu berawal dari intensnya
persentuhan umat Islam dengan politik dan perebutan kekuasaan
pada masa dan pasca dinasti Abbasiyah dan Umayyah. Secara
simbolik, mungkin saat itu bisa dikatakan Islam mencapai zaman
keagungan. Namun, perkembangan Islam secara substansial
YAPISTA Corporation 127
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Syafii dalam bidang ushul fiqih. Jika Imam al-Bukhari saja mau
mengakui keagungan Imam al-Syafii, apakah ada intelektual dari
Muhammadiyah yang bisa menyusun hadith sendiri, tanpa mengikuti
koleksi hadith al-Bukhari? Bahkan, tokoh Mu?tazilah, Qadhi Abdul
Jabbar pun juga bermazhab al-Syafii. Imam Ibn Taimiyah yang telah
menulis ratusan Kitab juga mengikuti mazhab Imam Ahmad bin
Hanbal.
Jika kita melakukan kajian peradaban dengan serius, maka kita akan
menjumpai, bahwa Umat Islam mencapai kegemilangan selama
ratusan tahun, dengan menggunakan pola pendekatan yang
dicontohkan Rasulullah, para sahabat, tabi?in, para ulama besar,
seperti Maliki, al-Syafii, al-Asy?ari, al-Ghazali, dan sebagainya.
Contoh yang jelas, adalah bagaimana keberhasilan Shalahuddin al-
Ayyubi dalam mengembalikan kejayaan Islam dan mengalahkan
Pasukan Salib, serta merebut Jerusalem pada tahun 1187. Buku
yang ditulis Carole Hillenbrand, berjudul ?The Crusades: Islamic
Perspectives? ( Edinburgh University Press, 1999), menggambarkan
bagaimana pengaruh pemikiran Islam mazhab Asy?ari, Syafii, dan
peran para ulama Ahlus Sunnah lainnya, dalam kebangkitan para
pemimpin Muslim ketika itu, termasuk dalam diri Shalahuddin al-
Ayyubi.
YAPISTA Corporation 130
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Terlepas dari hal-hal itu, ada sesuatu yang menjadikan tanda tanya.
Sehari sebelum tulisan Ulil yang menghebohkan, berjudul
Menyegarkan Kembali Pemahaman Islam, muncul di Harian Kompas
Senin 18 November 2002, Ulil telah mengemukakannya di Masjid
Kampus UGM (Universitas Gajah Mada) Jogjakarta, dalam Dialog
Ramadhan 1423H yang diselenggarakan para mahasiswa UGM yang
tergabung dalam Jama'ah Salahuddin. Kata Ulil, besok (yaitu hari
Senin 18/11 2002) akan keluar tulisannya di Kompas. Maka dia
uraikan isi tulisannya itu. Saat itulah Ulil saya bantah ungkapan-
ungkapannya langsung di depannya. Karena ia menganggap bahwa
hukum Islam seperti jilbab, qishosh, hudud dan semacamnya yang
sifatnya mu'amalah itu tidak usah diikuti. Al-hamdulillah, saya
sempat menyebutnya bahwa teori yang ia kemukakan itu hanyalah
teori Nicollo Machiavelli yang dikenal menghalalkan segala cara, dan
teori Anthrophocentrism yang menjadikan manusia sebagai sentral
pertimbangan. Dan ini pada hakekatnya adalah teori Ibliscentrism,
yaitu sudah ada perintah Allah, namun perintah itu disanggah
dengan menjadikan diri Iblis sebagai ukurannya.
Pagi Itu akad nikah cara Islam. Pengantin lelakinya bernama Ahmad
Nurcholish, perempuannya Ang Mei Yong. Walinya diserahkan
kepada Dr Kausar Azhari Noer dosen tasawuf di UIN (Universitas
Negeri Jakarta) dan beberapa perguruan tinggi, dan pengajar di
Paramadina.
Dan lebih efisien lagi kalau Ulil menikahi sekaligus empat wanita dari
empat jenis yaitu musyrik, kafir, murtad, dan zindiq (tidak
mempercayai Allah, tak percaya hukum/ aturan Allah, namun tempo-
tempo menampakkan dirinya sebagai orang beriman). Atau kalau
khawatir disindir rekannya karena poligami, Ulil bisa juga
menjadwalkan satu persatu. Misalnya yang musyrik dulu, nanti ganti
yang kafir, ganti lagi yang murtad, dan terakhir yang zindiq.
Terserahlah. Untuk efisien-efisienan, saya tidak perlu mengajari.
Semuanya tentu sudah terprogram rapi. Dan juga stocknya kan
banyak. Kalau hanya mencari yang empat jenis itu tidak sulit-sulit
amat. Baik yang lama maupun yang baru. Misalnya yang murtadnya
baru, itu justru masih mudah diwawancarai guna mengukur seberapa
keberhasilan selama ini.
"Pastilah tali-tali Islam akan dilepaskan satu demi satu tali, maka
ketika terlepas satu tali lalu manusia berpegangan dengan yang
YAPISTA Corporation 135
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
"Hampir datang pada manusia suatu zaman (di mana) tidak tersisa
dari Islam kecuali namanya, dan tidak tersisa dari Al-Qur'an kecuali
tulisannya. Masjid-masjid mereka ramai tetapi keropos dari
petunjuk. Ulama mereka adalah seburuk-buruk orang di bawah
kolong langit… (HR Al-baihaqi dalam Syu'abul Iman juz 2, halaman
311).
Inti dari lontaran sampah yang dibualkan Ulil adalah agar dalam
mengatur kehidupan modern ini Al-Qur'an tidak dijadikan pedoman,
apalagi As-Sunnah. Justru yang dijadikan pedoman adalah apa yang
ia sebut pengalaman manusia, dengan alasan bahwa Tuhan telah
memuliakan (takrim) kepada manusia. Kalau untuk mengatur
kehidupan modern ini masih merujuk kepada Al-Qur'an dan As-
Sunnah seperti yang tertulis dalam teks, maka Ulil menganggapnya
sebagai penyembahan terhadap teks. Ulil menginginkan agar apa
yang ia sebut penyembahan teks itu dicari jalan keluarnya, di
antaranya adalah menjadikan pengalaman manusia ini
kedudukannya sejajar dengan Al-Qur'an, sehingga Al-Qur'an yang
berupa teks itu hanyalah separoh dari Al-Qur'an, dan yang
separohnya lagi adalah pengalaman manusia. Itulah yang dimaui
Ulil.
Kalau kemauan Ulil itu diikuti, maka dia sendiri tertabrak oleh
bikinan dia sendiri, yaitu dia sama dengan menginginkan agar jangan
hanya menyembah teks tetapi sembah juga pengalaman manusia.
Ujung-ujungnya, dia sendiri menyembah pikirannya sendiri, yaitu
pikirannya yang menginginkan adanya penyembahan model yang ia
lontarkan.
Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa
nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang zalim. (QS Al-Qashash: 50).
Itulah Ulil yang telah berguru kepada intelektual kafir. Demikian pula
tokoh-tokoh lain yang berguru kepada kafirin di Barat dalam apa
yang disebut "belajar Islam" ke Barat, yang kini mereka mengajar di
UIN, IAIN-IAIN, Perguruan Tinggi Islam Swasta se-Indonesia, dan di
lembaga-lembaga Islam.
Mereka adalah penerus Snouck Hurgronje, Van der Plas, atau bahkan
Gatoloco dan Darmo Gandul. (Tentu saja ada juga yang shalih, tidak
dinafikan). Jadi dari Barat diambil faham pluralisme agamanya
(menyamakan semua agama), sedang dari tasawuf sesat diambil
wihdatul adyan (menyamakan semua agama)nya, dan dari Gatoloco-
Darmogandul diambil kebengalannya dalam meledek Islam. Jadilah
sosok-sosok perusak Islam yang sangat berbahaya, sambil bekerja
Bagi Islam liberal, semua manusia sama, tidak ada mukmin dan
tidak ada kafir. Tidak ada manusia taat dan tidak ada pula manusia
bejat. Ketika tapal batas antara haq dan bathil telah dirusak,
segalanya dianggap sebagai kebenaran. Pada titik ini Islam liberal
telah berpartisipasi mengangkat partai-partai sesat kepada
kedudukan mulia yang sejajar dengan agama tauhid. Sifat antipati
terhadap kesesatan pun sirna sudah, karena penganutnya juga
manusia yang pantas dimanusiakan.
Seruan Nabi adalah seruan untuk Islam. Ahli kitab belum dianggap
beriman sebelum masuk Islam. Oleh karena itulah ketika Mu'adz
diutus Nabi ke Yaman beliau bersabda: "Kamu akan mendatangi ahli
kitab, maka pertama kali yang kamu serukan kepada mereka adalah
syahadat bahwa tidak ada ilah yang haq kecuali Allah dan bahwa
Muhammad adalah utusan Allah." (HR Muslim), kalaulah mereka
telah dianggap beriman oleh Nabi tentulah Nabi tidak memesankan
hal itu.
agama. Ini adalah langkah yang mulus bagi mereka, mengingat ada
hubungan historis antara keduanya dan keduanya menempati
rangking pertama dan kedua secara kuantitas di Indonesia. Ayat-
ayat yang muhtamal (memungkinkan beberapa makna) sengaja
ditampilkan dengan versi mereka, sedangkan ayat-ayat yang telah
'qath'i dilalah'nya (telah pasti arti yang dimaksud di dalamnya)
disembunyikan dan diselewengkan. Seperti ayat-ayat yang
menyebutkan secara gamblang kekafiran ahli kitab dan orang
musyrik.
Poin penting dari tulisan Mohammad Guntur Romli dan Ulil Abshar
yang akan saya tanggapi adalah;
(1)KehadiranTuhan,
(2)PenyalibanYesus,
(3).Al-Qur’anbukan“KitabPembatal”dan
(4) bid’ah Natal.
Penulis kira adalah hal yang keliru kalau Islam tidak dianggap detail
dalam menggambarkan kehadiran Tuhan. Paham yang menyatakan
bahwa Kristen lebih mementingkan kehadiran Tuhan seperti yang
diungkapkan oleh Firthjof Schuon dalam bukunya ‘Filsafat Parenial’
sangat kurang tepat.
Sebagai contoh dapat dilihat dalam Perjanjian Lama; (1) Tuhan itu
Allah, tidak ada yang lain (Ulangan 4: 35); (2) Akulah yang pertama
dan yang terakhir, tidak ada tuhan selain Aku (Yesaya 44: 6); (3)
Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Tuhan Yang Esa di dalam
Taurat (Keluaran 8: 10); (4) Allah melarang membuat patung-
patung atau berhala-berhala untuk disembah (Lawi 19: 4) dan (5)
Nehemia dalam munajatnya berkata: “Engkaulah Tuhan yang Maha
Esa!” (Nehemia 9: 6).
Sedangkan dalam Perjanjian Baru, misalnya; (1) Lalu guru agama itu
berkata kepada Yesus, "Tepat sekali, Bapak Guru! Memang benar
apa yang Bapak katakan: Tuhanlah Allah yang esa, dan tidak ada
lagi Allah yang lain (Markus 12: 32) [Yasir Anwar, Alâm al-Masîh
2004: 17]; (2) Allah tidak bisa dilihat (Yohanes 5: 37); (3) Iblis
meminta Yesus untuk menyembahnya, kemudian –saat itu—Yesus
menyuruhnya pergi, karena sudah tertulis bahwa hanya Allah saja
yang pantas untuk disembah (Matius 4: 10); (4) Yesus
menengadahkan wajahnya ke langit dan berkata; Inilah hidup yang
kekal, supaya mereka mengenal-Mu, Tuhan yang sesungguhnya dan
Yesus yang Engkau utus (Yohanes 17: 3); (5) Di dalam surat Paulus
kepada penduduk Roma; Karena Allah itu satu (Roma 3: 30) dan
lainnya (Dr. Muhammad Ahmad al-Hâjj, al-Nashrâniyah min al-
Tawhîd ilâ al-Tatslîts, 2002: 69-74).
qiyas antara Al-Qur’an dengan Injil. Dan itu lebih rasional. Penulis
kira Injil juga nuzul dari Allah. Atau apakah ada umat Kristen yang
menyatakan bahwa Injil tidak nuzul dari Allah?
Dalam Islam ada ajaran kurban (al-‘udlhiyah) pada hari raya `Idul
Adlha, bukan jihad seperti yang ditulis Guntur. Selain itu, jihad
bukan sampai darah penghabisan. Dalam Islam dijelaskan bahwa
jihad itu sampai target jihad tercapai. Kalau sudah tercapai tidak
perlu sampai darah penghabisan, itu namanya mati konyol. Dalam
Al-Qur’an hal itu sudah tampak gamblang diterangkan oleh Allah swt
(Qs. 2: 19-193), belum lagi dalam Hadits Nabi SAW.
Ketika ada yang menyatakan bahwa umat Islam tidak bisa menolak
ajaran Penyaliban Yesus, dengan alasan dalam Islam ada syafa’at
karena dipandang sama-sama berbentuk pengampunan. Jelas
wacana seperti ini bisa dikatakan “jauh panggang daripada api”.
Kita tidak boleh hanya mementingkan hal yang sifatnya sekunder,
semacam kerukunan beragama, namun terpaksa mengorbankan
garis akidah yang jelas. Sumber ajaran (akidah) adalah kitab suci.
Karenanya, penyaliban harus dilihat dari kitab suci (Bibel) dan Al-
Qur’an. Jadi tidak bisa hanya lewat rasio (akal) yang memiliki
kemampuan yang terbatas (limited ability).
Tetapi riset modern membuktikan, bahwa dua belas ayat (mulai ayat
9 sampai 20) yang terdapat di bagian terakhir Injil itu adalah palsu
dan tidak ditemukan di manuskrip-manuskrip tertua. (baca Dr.
Hamid Qadri, Dimension of Christianity (Terj) Masyhur Abadi & Lis
Amalia R; “Awan Gelap Dalam Keimanan Kristen”, 2004: 61).
Klaim-klaim buta yang tidak berdasar merupakan hal yang tidak bisa
dibenarkan sama sekali. Pernyataan Ulil bahwa Al-Qur’an bukan
‘Kitab Pembatal’ harus dilihat kembali dengan kritis. Yesus hadir
(diutus) ke dunia bukan membawa atau menciptakan hukum baru. Ia
hanya melengkapi (menggenapi) hukum Taurat yang dibawa oleh
Musa (Matius 5: 17-18). Maka, Injil pada intinya tidak bisa dianggap
sebagai penghapus Taurat, meskipun datangnya belakangan. Ia
hanya bisa disebut sebagai ‘mushaddiq’ (pembenar). Lain halnya
dengan Al-Qur’an, meskipun Al-Qur’an turun bukan sebagai ‘Kitab
Pembatal” --namun ia merupakan penghapus beberapa hukum
Taurat--, tapi ia (Al-Qur’an) turun sebagai pembenar (mushaddiq)
sekaligus muhaimin `alaihi (batu ujian). Hal-hal inilah yang sering
luput dari pengamatan kaum liberal seperti Guntur dan Ulil.
Ada hal penting yang harus ketahui dalam masalah bid`ah. Pertama,
bid`ah itu terbagi dua, pertama bid`ah dalam kebiasaan (adat) dan
kedua, bid`ah dalam agama (al-dîn). Bid`ah dalam bentuk pertama
dibolehkan, karena asal (dasar) dari segala sesuatu itu adalah boleh
(al-ibâhah). Sedangkan bid`ah dalam agama adalah haram, karena
pada dasarnya adalah al-tawqîf (berdasarkan penjelasan Nabi saw
berdasarkan wahyu dari Allah swt).
1. Pengertian Sekularisme
(Sebuah sistem doktrin dan praktik yang menolak bentuk apa pun
dari keimanan dan upacara ritual keagamaan)
Atau sebagai:
“The belief that religion and ecclesiastical affairs should not enter
into the function of the state especially into public education.”
Katolik.
Jalan tengah dari keduanya ialah, agama tetap diakui, tapi tidak
boleh turut campur dalam pengaturan urusan masyarakat.*5) Jadi,
agama tetap diakui eksistensinya, tidak dinafikan, hanya saja
perannya dibatasi pada urusan privat saja, yakni interaksi antara
manusia dan Tuhannya (seperti aqidah, ibadah ritual, dan akhlak).
Tapi agama tidak mengatur urusan publik, yakni interaksi antara
manusia dengan manusia lainnya, seperti politik, ekonomi, sosial,
dan sebagainya.*6)
Kontradiksi ini lahir karena akal manusia dianggap hebat dan super
sehingga berani menerapkan berbagai sistem hukum secara campur
aduk, berasaskan sekularisme (menjauhkan agama dari kehidupan).
Ini jelas bertentangan dengan fitrah manusia yang seharusnya
mengakui kelemahannya, sehingga akhirnya mau berhukum kepada
aturan dari Allah semata. Oleh karena itu, menjauhkan agama dari
kehidupan jelas bertentangan dengan fitrah manusia. Dengan kata
lain, menjauhkan peraturan Allah dan mengambil peraturan dari
manusia adalah bertentangan dengan fitrah manusia. Maka dari itu,
sekularisme telah gagal dilihat dari segi fitrah manusia.
A. Kegagalan Demokrasi
dari 1,197 milyar jiwa pada tahun 1987 menjadi 1,214 milyar jiwa
pada tahun 1997 (20% dari penduduk dunia). Sementara 1,6 milyar
jiwa (25%) penduduk dunia lainnya hidup antara 1-2 dolar perhari.
(The United Nations Human Development Report, 1999).
Sementara 200 juta orang India kelaparan, pada tahun 1995 India
mengekspor gandum dan tepung terigu dengan nilai $ 625 juta,
beras 5 juta ton dengan nilai $ 1,3 milyar. (Institute for Food and
Development Policy, Backgrounder, Spring 1998).
Pada tahun 1997, hampir 10 juta orang AS yang terdiri atas 6,1 juta
orang dewasa dan 3,3 juta anak-anak benar-benar dililit kelaparan.
Sementara itu, pada tahun 1998, 10,5 juta rumah tangga di AS atau
31 juta orang tidak bisa memperoleh makanan dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka. (US Departement of
Agriculture, Food Insecurity Report, 1999).
Sekularisme adalah ide kufur yang tidak didasarkan pada apa yang
diturunkan Allah.*16) Segala sesuatu pemikiran tentang kehidupan
yang tidak didasarkan pada apa yang diturunkan Allah adalah kufur
dan thaghut yang harus diingkari dan dihancurkan. Allah SWT
berfirman:
4.Kesimpulan
Catatan Kaki:
Amma ba'du. Buku ini kami tulis berdua, dengan judul "Menangkal
Bahaya JIL dan FLA". Isinya berupa bantahan terhadap lontaran-
lontaran aneh yang menyesatkan dari orang-orang firqah liberal (JIL;
Jaringan Islam Liberal, Paramadina -yayasan bentukan Nurcholish
Madjid cs kini dipimpin Azzumardi Azra rektor UIN/ Universitas Islam
Negeri Jakarta, sebagian orang NU -Nahdlatul Ulama, sebagian orang
Muhammadiyah, sebagian orang IAIN -Institut Agama Islam Negeri,
dan lain-lain. Juga bantahan terhadap isi buku "Fikih Lintas Agama"
yang ditulis oleh tim sembilan penulis Paramadina di Jakarta
bekerjasama dengan yayasan orang kafir, The Asia Foundation yang
berpusat di Amerika.
Sesuai dengan sifatnya 'yang berbeda', maka Fikih Lintas Agama itu
pun berbeda dengan fikih hasil ijtihad para ulama. Di antara
perbedaannya bisa disimplifikasikan/ disederhanakan sebagai
berikut:
Syari'ah seperti Masdar F Mas'udi (salah satu dari 9 orang tim Penulis
FLA Paramadina) pada perjalanan terkininya bukan lagi menekuni
studi jurusan Fikih tetapi filsafat.
4.Tidak jujur.
Oleh karena itu saya mengajak seorang Ustadz Agus Hasan Bashori
Lc, Mag, yang bermukim di Malang Jawa Timur, untuk menulis
bantahan terhadap buku Fikih Lintas Agama itu.
Kami menyadari, yang kami bantah itu adalah buku yang mereka
tulis ramai-ramai 9 orang, yang sebelum dibukukan pun
diseminarkan di pergedungan dengan mengundang atau didatangi
pers. Entah kumpulan tulisan para penulis itu pesanan atau
'pengajuan' (untuk cari dana ke orang kafir), wallahua'lam, tetapi
Zuhairi Misrawi mengemukakan bahwa kerja mereka siang malam
untuk mewujudkan buku FLA itu. Sementara itu kami berdua untuk
YAPISTA Corporation 167
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Berhubung buku ini disusun dengan proses seperti yang telah saya
uraikan itu, maka saran dan kritik yang membangun dari pembaca
budiman senantiasa kami nantikan.
Allah berfirman:
Dan tafsir seperti ini juga diikuti juga di Indonesia. Maka pantaslah
mengapa rasulullah bersabda:
Mereka lupa bahwa sikap seperti inilah yang diancam oleh Allah:
"Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran
baginya. dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min,
Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya
itu dan Kami masukkan ia kedalam Jahannam, dan Jahannam itu
seburuk-buruknya tempat kembali." (QS. An-Nisaa' 115).
Rupanya zaman itu sudah sampai. Lihat saja, setiap kali terjadi
perang opini, maka pemuja hawa nafsu lebih banyak pendukungnya,
para pengumbar nafsu paling banyak dijadikan idola.
"Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara, kalian tidak akan sesat
selama, selagi berpe-gang dengan keduanya, yakni kitabullah dan
sunnah Nabi-Nya." (HR Malik)
Untuk itu, patut diketahui dulu pengertian ushul fikih serta apa saja
yang menjadi cakupan studi ushul fikih. Menurut ulama ushul fikih
mazhab Hanafi, Maliki, dan Hanbali, ushul fikih adalah kaidah-kaidah
(qawâ’id) yang dapat mengantarkan pada penggalian (istinbâth)
hukum syariat dari dalil-dalilnya yang terperinci (asy-Syaukani,
Irsyâd al-Fuhûl, hlm. 3; Wahbah az-Zuhaili, Ushûl al-Fiqh al-
Islâmî, jld. I, hlm. 23-24). Sedangkan menurut ulama mazhab
Syafii, ushul fikih adalah pengetahuan mengenai dalil-dalil fikih yang
bersifat global, tatacara pengambilan hukum dari dalil-dalil itu, serta
keadaan orang yang mengambil hukum (al-Amidi, Al-Ihkâm fî
Ushûl al-Ahkâm, jld. I, hlm. 10).
seterusnya.
Nah, kalau definisi ushul fikih dan cakupan kajiannya itu diterapkan
pada ide-ide ushul fikih kaum liberal, apakah mereka memang punya
ushul fikih sendiri?
Nah, untuk mengobati ‘si sakit’ itu, lalu muncul 2 (dua) macam
upaya ‘penyembuhan’ dengan dua paradigma yang sangat berbeda:
dari ideologi Barat yang kufur. Dari pemetaan ini, tampak bahwa
paradigma kaum liberal adalah paradigma sekular tersebut.
Tujuannya sangat jelas, yaitu bagaimana agar Islam dapat diubah,
diedit, dikoreksi, dan diadaptasikan agar tunduk di bawah hegemoni
peradaban Barat sekular. Sekularisme dan ide-ide Barat lainnya
seperti demokrasi, HAM, pluralisme, dan jender, dianggap mutlak
benar dan dijadikan standar; tidak boleh diubah. Justru Islamlah
yang harus diubah dan dihancurkan.
Sebenarnya, ini modus yang sangat jahat. Akan tetapi, kaum liberal
sangat lihai menutupinya dan tidak menyampaikan dengan terus
terang kepada umat, bahwa mereka ingin menghancurkan Islam.
Agar umat terkelabui, modus mereka dikemas dengan berbagai
istilah yang keren dan terkesan hebat, seperti reinterpretasi,
dekonstruksi, reaktualisasi, dan bahkan ijtihad. Ketua Tim
Pengarusutamaan Gender Depag, Siti Musdah Mulia, tanpa malu
berani mengklaim bahwa draft CLD KHI (Counter Legal Draft
Kompilasi Hukum Islam) adalah hasil ijtihad (Tempo, 7/11/ 2004,
hlm. 47).
Penutup
Daftar Pustaka
2. Adams, Ian. 2004. Ideologi Politik Mutakhir: Konsep, Ragam, Kritik, dan Masa
Depannya (Political Ideology Today). Terjemahan oleh Ali Noerzaman. Yogyakarta:
Qalam.
3. Al-Amidi, Saifuddin. 1996. Al-Ihkâm fî Ushûl al-Ahkâm. Juz I. Beirut: Darul Fikr.
7. Asy-Syaukani. Tanpa Tahun. Irsyâd al-Fuhûl ilâ Tahqîq al-Haqq min ‘Ilm al-
Ushûl. Beirut: Darul Fikr.
8. Az-Zuhaili, Wahbah. 1998. Ushûl al-Fiqh al-Islâmî. Juz I. Damaskus: Darul Fikr.
11. Madjid, Nurcholish dkk. 2004. Fiqih Lintas Agama. Jakarta: Yayasan Wakaf
Paramadina & The Asia Foundation.
12. Said, Busthami M. 1995. Gerakan Pembaruan Agama Antara Modernisme dan
Tajdiduddin (Mafhûm Tajdîduddîn). Terjemahan oleh Ibn Marjan dan
Ibadurrahman. Bekasi: Wacanalazuardi Amanah.
“Politik, ekonomi dan lainnya penting, tapi ilmu lebih penting sebab
ilmu adalah landasan tegaknya iman. Jika ilmu rusak, akan lahir
ulama rusak yang lebih bahaya daripada orang kafir yang rusak,”
tandasnya.
Soal kucuran dana pihak asing tersebut juga diakui sendiri oleh
Koordinator Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla. Saat
diwawancarai Majalah Hidayatullah Desember 2004 lalu, Ketua
Lakpesdam NU ini mengaku dapat kucuran dana sebesar 1,4 miliar
rupiah per tahun dari TAF untuk tujuan mendorong politik sekular di
YAPISTA Corporation 183
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Indonesia.
Rivai Hutapea
Kalau pas berada dalam acara-acara seminar atau diskusi ada orang
melontarkan ide-ide nyeleneh itu, ia pun langsung membantah.
Menurut ceritanya, dia pernah diundang dalam bedah buku Dr
Musdah Mulia, Islam Menggugat Poligami, di Pusat Studi Al-Qur’an.
Apa yang dikatakan Musdah langsung disanggah dan tak ada satu
pun yang dijawab. “Dia ketawa saja. Hanya pertanyaan audiens yang
dia jawab.” Pertanyaan Huzaemah oleh Musdah—yang tak lain
muridnya semasa kuliah di UIN—hanya dianggap sebagai masukan.
Soal gender?
Bisa saja.
Ada faktanya?
(Sabili)
Menurut saya, fenomena ini harus dipandang dari dua sisi, sisi
ideologis dan politis. Secara ideologis, kaum liberal bertujuan
menundukkan Islam pada peradaban dan ideologi Barat. Ini dari
perspektif ideologis. Kalau dari sisi politis, JIL dan semacamnya
adalah alat politik Barat untuk mendominasi umat Islam. Mengapa
bisa begitu? Sebab, faktanya, kekuatan politik yang mendominasi
dunia adalah Barat yang sekular, sedangkan JIL itu kan ideologinya
juga sekular. Klop, kan? Kesamaan ideologi ini jelas akan
memunculkan kesamaan visi, misi, dan agenda. Di posisi ini kaum
liberal itu sebenarnya adalah agen penjajah. Mengapa? Sebab,
penjajah selalu ingin agar umat Islam mengikuti Barat dalam segala
hal. Tapi, itu sulit terjadi karena bagaimanapun merosotnya, umat
Islam masih tidak mau mempraktikkan sesuatu kalau tidak
mendapat pengesahan agama. Maka di sinilah, kaum liberal datang
untuk membujuk umat agar mau mengikuti peradaban Barat itu,
dengan memperalat agama Islam sebagai landasan pembenarannya.
Itulah kerjaan kaum liberal.
justru banyak difasilitasi dan dipicu oleh sistem yang ada, seperti
sistem politik, ekonomi, dan pendidikan. Semuanya adalah impor
dari Barat sekular. Masalahnya, semua sistem itu tak akan bisa
berjalan baik tanpa budaya yang sekular juga. Nah, yang ada dalam
sistem-sistem itu baru prosedur formalnya, tanpa budaya
sekularnya. Di sinilah kaum liberal lalu lahir guna menanamkan
budaya sekular agar sistem sekular itu bisa berjalan baik. Dalam
bahasa mereka, sekarang ini yang ada baru ‘demokrasi prosedural’
semisal tahapan Pemilu, belum disertai ‘demokrasi substansial’
seperti kebebasan berpendapat. Nah, kaum liberal ingin agar sistem
sekular yang ada menjadi kâffah, yaitu bukan sekular sebatas
prosedur formal, tapi juga disertai budayanya. Itulah hakikat
demokratisasi yang jadi tujuan mereka.
Hubungannya jelas ada. Begini. Pada prinsipnya, kan Barat itu punya
satu metode khas untuk menyebarkan ideologinya di negeri-negeri
Islam, yaitu penjajahan; bisa militer, ekonomi, politik, budaya, dan
sebagainya. Setelah menjajah, mereka mengeksploitasi. Itu pasti.
Untuk masing-masing bidang penjajahan itu, Barat punya agennya
sendiri-sendiri dari kalangan umat Islam yang berkhianat. Nah, kaum
liberal itu adalah agen Barat di bidang budaya (tsaqâfah) yang
bergerak di bidang pemikiran atau ideologi. Tujuannya adalah
menghancurkan Islam di satu sisi dan memenangkan sekularisme di
sisi lain.
Saya kira benar. Konon draft CLD KHI dibiayai The Asia Foundation
sebesar Rp 6 miliar. JIL sendiri mendapat support dana The Asia
Foundation sebesar Rp 14 miliar pertahun. Jadi, ada simbiose
mutualisme di sini. Sebab, Barat itu kan ingin mensekularkan umat
Islam. Lagi pula, mereka punya banyak uang hasil dari
mengeksploitasi umat Islam. Tapi, saya kira, uang bukan satu-
satunya motif. Ada motif lainnya, semisal motif ketenaran, motif
ilmiah, dan mungkin, motif spiritual. Ulil Abshar Abdalla pernah
menyatakan, JIL ingin mewujudkan “sekularisme yang mantap dan
spiritual yang kokoh.” Saya pikir, ini cukup menggelikan dan agak
YAPISTA Corporation 194
MICHAIL HUDA Melawan JIL : DALANG DI BALIK GERAKAN ISLAM LIBERAL
Menurut saya, motif utama kaum Muslim liberal itu adalah motif
ideologis. Sebab, ideologi Kapitalisme sekular tampaknya memang
telah merasuk ke dalam jiwa mereka. Contohnya isu sekularisme.
Kaum liberal sangat fanatik dan tergila-gila dengan sekularisme.
Bahkan, di situs mereka dikatakan bahwa sekularisme itu berkah
bagi agama-agama, karena, katanya, sekularisme bisa meredakan
berbagai ekses jika agama dan negara menyatu. Padahal setelah
menjadi sekular, Barat tidak menjadi lebih baik. Sains dan teknologi
Barat memang lebih maju. Akan tetapi, secara moral, apa lebih baik?
Secara spiritual, apa lebih hebat? Nggak, kan. Setelah ada
sekularisme, dunia makin mengerikan dan hancur-hancuran, karena
ada imperialisme, Perang Dunia I dan II, pemboman Hiroshima dan
Nagasaki, dan sekarang kebijakan unilateral (satu kutub, red.) AS
yang arogan di Afghanistan dan Irak. Apa itu lebih baik? Kaum liberal
pura-pura tak tahu semua itu, dan karena fanatik, seenaknya
berkata, “Sekularisme berkah bagi agama.” Nah, fanatisme yang
ekstrem terhadap sekularisme inilah yang hendak mereka tularkan
kepada generasi muda Islam. Saya lihat ini motif utamanya.
Ya, ada yang salah. Sebab, mereka menerima Islam bukan secara
rasional, tetapi secara dogmatis. Ketika belajar Islam, proses berpikir
yang cerdas tidak difungsikan. Mungkin karena literatur Islam yang
mereka baca tidak cukup argumentatif. Sebaliknya, mereka
menerima ideologi Barat secara sadar, melalui proses berpikir yang
rasional. Menurut saya, pembelajaran Islam harus memenuhi 3
aspek. Pertama, harus rasional, maksudnya pengkajian materi ajaran
Islam harus melibatkan proses berpikir bagi pengkajinya, bukan
bersifat dogmatis atau doktriner. Kedua, harus ada pembenaran
terhadap materi yang dikaji itu. Artinya, materi yang dikaji
hendaknya menjadi keyakinan, bukan sekadar pengetahuan. Ketiga,
materi yang dikaji harus praktis, bukan teoretis yang tidak ada
faktanya dalam kenyataan empiris.
seperti ‘kanker ganas’ dalam tubuh umat Islam. Kanker itu sangat
berbahaya, nggak ada gunanya sama sekali.
Agar tuntas, dua langkah tadi harus ditambah satu lagi, yaitu jalur
hukum (al-qadhâ‘). Maksudnya, jalur peradilan dalam negara
Khilafah nantinya. Kalau mereka tidak mau berhenti, mereka bisa
diadukan kepada hakim sebagai komplotan yang menyebarkan
kekafiran, mengajak orang murtad, dan berkolaborator dengan
penjajah. Peradilan nanti yang akan mengambil sanksi tegas atas
mereka.
Biodata:
M. Shiddiq Al-Jawi, lahir di Grobogan (Jateng) 31 Mei 1969. Setelah lulus SMA 1 Pekalongan 1988, beliau masuk IPB
tanpa test (PMDK). Pernah nyantri di Pondok Pesantren Nurul Imdad (1989-1991) dan Pondok Pesantren Al-Azhar
Bogor (1992-1994). Pada periode 1990-1991 beliau menjadi Ketua Umum Badan Kerohanian Islam (BKI) IPB. Setelah
lulus IPB 1997, beliau terjun di bidang pendidikan, penulisan, dan penerjemahan. Pada 1997-1998 dan 1999-2000
beliau menjadi staf pengajar almamaternya; Pondok Pesantren Al-Azhar Bogor. Sejak tahun 1999 menjadi staf peneliti
Shariah Economic and Management (SEM) Institute Jakarta. Beliau telah menghasilkan sekitar 150 artikel keislaman, 4
buku, 10 karya terjemahan, dan 5 karya editan. Saat ini bekerja sebagai dosen STEI Hamfara dan LPI (Lembaga
Pendidikan Insani) Yogyakarta, sambil menyelesaikan tesis pada program pascasarjana Magister Studi Islam UII,
Yogyakarta. Di HTI, ia menjadi Ketua Lajnah Tsaqafiyah DPD I HTI Proprinsi DIY. Beliau menikah dengan Ir. Lusiani
Udjianita dan dikaruniai dua anak: Atina Fahma Rosyada dan Fauzi Saifurrahman. (HT Hiwar Al-Waie 58)
SS
Luthfi asy Syaukani, tokoh ISLIB (baca: Islam Liberal) yang menjadi
moderator di e-group pernah mengutarakan (tanggal 13-03-2001, 1:
45 A.W) tentang tujuan berdirinya ISLIB: "Saya melihat bahwa
mayoritas umat Islam yang ada sekarang adalah Islam ortodoks,
baik dalam wajahnya yang fundamentalis (dalam sikap politis)
maupun konservatif (dalam pemahaman keagamaan). Islam liberal
datang sebagai sebuah bentuk protes dan perlawanan terhadap
dominasi itu.
"Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur’an yang Kami
wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat
(saja) yang semisal Al Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu
selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu
tidak dapat membuat (nya) dan pasti kamu tidak akan dapat
membuat (nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya
manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir." (al-
Baqarah: 23-24)
Pada tahun 1927, Alphonse Mingana, pendeta Kristen asal Irak dan
guru besar di Universitas Birmingham Inggris berkata: "Sudah tiba
saatnya untuk melakukan kritik teks terhadap Al-Qur’an
sebagaimana telah kita lakukan terhadap kitab suci Yahudi yang
berbahasa Ibrani Arami dan kitab suci Kristen yang berbahasa
Yunani (Buletin of the Jahn Rylands Library Manchester, 1927, XI:77)
Referensi:
www.islamlib.com
Khalif Mu'ammar
The West has failed to see the strength and potential of the Islamic
movement. It has chosen to dub it as fundamentalist, as fanatic, as
anti- Western, as anachronistic…Nothing could be farther from the
truth. It appears that the West is once again committing the fatal
mistake of looking upon others as belonging to a different paradigm,
from the prism of its own distorted categories of thought and history.
(Khurshid Ahmad. “The Nature of the Islamic Resurgence”, ed. John
L. Esposito, Voices of Resuregent Islam , 225).
Mafhum mukhalafah dari kriteria ini jelas bahwa orang yang tidak
fundamentalis bagi Barat adalah orang Islam yang meninggalkan
syariat Islam, tidak concern dengan masalah umat Islam, dan tidak
bercita-cita membangun kembali kegemilangan Islam. Jadi sejatinya
yang menjadi ancaman bagi Barat bukan Muslim “fundamentalis”,
tapi kebangkitan Islam itu sendiri.
dan membantu mendistribusikan buku-buku layak baca bagi mereka yang tidak
mampu. Kedepannya ingin memilikii penerbitan sendiri yang konsen untuk
membantu mereka yang ingin menjadi penulis-penulis muda berbakat dan
selalu berjuang untuk agama Allah.