Permukaan bumi
Daratan Lautan
Tanah Pedosfer
Proses
Proses erosi tanah
pembentukan tanah
Konservasi tanah
A. Litosfer
1. Struktur dan komposisi Perlapisan Bumi
a. bagian atas, ketebalan 15 km, massa jenis sekitar 2,7
dengan tipe magma granit;
b. bagian tengah, ketebalan 25 km, massa jenis 3,5
dengan tipe magma basalt;
c. bagian bawah, ketebalan 20 km, massa jenis 3,5
dengan tipe magma peridotit dan eklogit.
2. Batuan beku
a. Batuan beku
Batuan beku terjadi apabila magma pijar dari magma membeku.
Batuan beku sebagian besar mengandung banyak mineral yang
disebut mineral silikat, yaitu mineral yang mengandung atom
silikom atau silisium dan oksigen. Mineral-mineral silikat
biasanya dapat bergabung dengan mineral-mineral lain, seperti
aluminium, besi, kalsium, sodium, potasium dan magnesium.
1) Batuan beku dalam
Ciri utama batuan beku dalam memiliki tekstur
holokristalin (semua mengkristal) atau granitis. Semua
bagian batuan terdiri dari kristal-kristal.
Granit
Batuan sebagian besar terdiri dari kuarsa (SiO 2) dan
mengandung sejumlah besar felspar (orthoklas). Granit
terdiri dari bermacam-macam :
- Diorit
- Gabbro
- Peridotit
2) Batuan beku gang/celah/korok
3) Batuan beku luar
Batuan Sedimen
Metamoforsa
batuan
Dinamo Kontak
metamoforsa metamoforsa
3. Proses-Proses Pembentukan Permukaan Bumi
a. Proses endogen
1. Vulkanis
a) Bentuk intrusi magma
Intrusi magma yang sejajar lapisan batuan
menghasilkan bentuk antara lain :
1) sill (pluton yang sejajar dengan
perlapisan batuan),
2) lakolit (pluton yang melengkung bagian
atasnya)
3) lopolit (pluton yang melengkung bagian
bvawahnya), dan
4) pakolit (pluton yang mengikuti bentuk
antiklinal atau sinklinal).
1) dike (pluton yang memotong tegak lurus
perlapisan batuan sedimen di atasnya),
2) vein vulkanik (neck = plug), yakni akar volkan
yang telah tererosi, dan
3) dike yang melingkar (ring dike).
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini.
Berdasarkan kekuatan tekanan gas magma di dalam
bumi, erupsi dapat gunung api dapat dibedakan
menjadi :
1) erupsi eksplosif, bila disertai tekanan gas yang
kuat hingga menimbulkan suatu letusan atau ledakan;
2) erupsi efusif, bila tekanan gas berkurang (kecil),
sehingga tidak menghasilkan letusan, tetapi
mengeluarkan suatu lelehan atau aliran lava;
3) erupsi campuran, menghasilkan erupsi eksplosif
dan efusif secara bergantian.
Bila didasarkan pada tipe letusan dan bahan hasil
letusan, erupsi gunung api dapat dibedakan menjadi
erupsi magmatik, erupsi freatik, dan erupsi
freatomagmatik.
1) Erupsi marmatik,
2) Erupsi freatik
3) Erupsi freatomagmatik
Menurut tempat terjadinya, erupsi gunung api dapat
dibedakan menjadi :
1) erupsi sentral
2) erupsi linier
a) Gunung api strato (bentuk campuran)
b) Gunung api perisai
c) Gunung api maar
d) Gunung api kaldera
Di Indonesia, gunung api dikelompookan menjadi 3 tipe,
yaitu :
a) gunung tipe A, yaitu gunung api yang pernah
mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya
satu kali sesudah tahun 1.600 Masehi;
b) gunung api tipe C, yaitu gunung api yang erupsinya
tidak diketahui dalam sejarah manusia, namun masih
terdapat tanda-tanda aktivitas masa lampau, berupa
lapangan fumarol pada tingkat yang lemah.
a) Tipe Hawai
Tipe ini bercirikan lava cair tipis, tekanan gas rendah,
dan dapur magma sangat dangkal. Karakteristiknya
adalah danau lava pijar dengan sebagian lava beku
yang terapung-apung di atasnya. Magma ringan yang
mengandung gas, dari dalam bumi naik ke atas dan
kemudian mendingin.
b) Tipe Stromboli
Tipe bercirikan lava cair tipis, tekanan gas sedang, dan
dapur magma dangka. Nama ini diambil dari nama
Gunung Api Stromboli di Laut Tengah (Italia).
c) Tipe Vulkano
Tipe ini bercirikan lava agak kental, tekanan gas sedang sampai
tinggi, dengan dapur magma dangkal sampai dalam. Gunung
yang terkenal adalah Gunung Vulcano di Laut Tengah (Italia).
d) Tipe Merapi
Tipe ini bercirikan lava agak kental, tekanan gas rendah, dan
dapur magma sangat dangkal. Letusan/aktivitas ini mengacu
pada Gunung Merapi di Jawa Tengah.
e) Tipe St. Vincent
Tipe ini bercirikan lava agak kental, tekanan gas sedang, dan
dapur magmanya dangkal. Contoh tipe letusan ini mengacu pada
Gunung St.
f) Tipe Pelee
Tipe ini bercirikan lava agak kental, tekanan gas tinggi,
dan dapur magma dalam. Contoh tipe ini mengacu pada
Gunung Pelee di Hindari Barat.
g) Tipe Vesuvius/Plinian
Tipe ini bercirikan lava agak kental, tekanan gas tinggi,
dan dapur magma sangat dalam. Nama tipe ini diambil
dari seorang pakar yang pertama kali membuat uraian
tentang letusan tipe ini, yaitu Plinnis dari Romawi (yang
mengamati letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 SM).
1) Pelengkungan (warping)
2) Pelipatan (folding)
3) Patahan (faulting)
4) Retakan / diaklas (jointing)
b. Proses eksogen
1) Pengikisan dan pengendapan oleh tenaga aliran air
(stream)
2) Pengikisan dan pengendapan oleh gelombang laut
(wave)
3) Pengikisan oleh es (glasial)
4) Pengikisan oleh angin (wind)
b. Proses seisme
1) Gempa tektonik
2) Gempa vulkanik
3) Gempa runtuhan
Jarak stasiun ke episentrum dapat dihitung dengan menggunakan
Hukum Laska.
= {(S-P) -1} x 100 km
= delta, menunjukkan jarak gempa ke episentrum
S = saat tibanya gelombang sekunder (S) pada seismograf
P = saat tibanya gelombang primer (P) pada seismograf
Penyelesaian :
= {(S-P) -1} x 100 km
= {(10.27’.56” – 10.26’.32”) -1} x 1.000 km
= 24/60 x 1.000 km
= 400 km
Jadi, jarak Jakarta dari episentrum gempa adalah 400 km.
B. Pedosfer
1. Proses Pembentuukan Tanah
1) Tanah organik
2) Tanah anorganik/mineral
b. Horison tanah
1) Horison O
2) Horison A
3) Horison B
4) Horison C
2. Jenis-Jenis Tanah di Indonesia
a. Tanah podzolik
Tanah ini mudah basah jika terkena air. Warnanya
kuning atau kuning kelabu. Contohnya di Nusa Tenggara.
b. Tanah aluvial
Dataran aluvial yang luas terdapat di Sumatera bagian
timur, Jawa bagian utara, Kalimantan bagian selatan dan
tengah, dan Irian bagian selatan.
c. Tanah vulkanis
Tanah vulkanis merata di wilayah Indonesia, sesuai
dengan persebaran gunung api, seperti di Jawa
(Temanggung, Magelang, Klaten, Garut) dan di Sumatera
(sekitar Danau Toba dan Deli).
d. Tanah mediteran
e. Tanah humus
f. Tanah pasir
g. Tanah rawa
h. Tanah laterit
i. Tanah mergel
j. Tanah padas
b. Jenis-jenis erosi
Ada 5 macam proses erosi oleh air hujan dan aliran
sungai.
a) Erosi percik (splash erosion)
b) Erosi lembar (sheet erosion)
c) Erosi alur (riil erosion)
d) Erosi parit (gully erosion)
e) Erosi tebing sungai