Anda di halaman 1dari 10

Nama : Sri Astuti Mayangsari L

NIM : E1E1 10003

Perkembangan Teknologi Geoinformasi di Indonesia


Pada Awal kelahiran GPS hanya diperuntukan bagi MILITER dan pada tahun 1998
GPS yang dikenal resmi sebagai Starnav GPS mulai dapat dipergunakan untuk sipil yaitu
sebagai Navigasi dan Survey. Perkembangan GPS di Indonesia terus meningkat setiap
tahunnya, baik perorangan, instansi maupun swasta telah memanfaatkan sumber daya GPS
sebagai pengolah data elektronik.
Global Positioning System (GPS) adalah satu-satunya sistem navigasi satelit yang
berfungsi dengan baik. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal
gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan
digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa
dengan GPS anatara lain GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India.
GPS dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan, dan waktu secara
cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini pada setiap saat tanpa tergantung cuaca. GPS
adalah satu satunya sistem navigasi ataupun sistem penentuan posisi, selama beberapa
abad ini, yang mempunyai karakteristik prima seperti tersebut.
Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dengan
nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (kesalahan umum adalah bahwa NAVSTAR
adalah sebuah singkatan, ini adalah salah, NAVSTAR adalah nama yang diberikan oleh
John Walsh, seorang penentu kebijakan penting dalam program GPS).] Kumpulan satelit ini
diurus oleh 50th Space Wing Angkatan Udara Amerika Serikat. Biaya perawatan sistem ini
sekitar US$750 juta per tahun,[2] termasuk penggantian satelit lama, serta riset dan
pengembangan.
Satelit GPS untuk sistem navigasi dirancang pada 1970-an oleh Departemen
Pertahanan Amerika Serikat. Ini dimulai sebagai sistem navigasi global untuk militer darat
dan kendaraan udara, dengan beberapa penggunaan yang terbatas untuk penduduk sipil.
Tapi hari ini, meja telah berbalik - ada lebih GPS receiver digunakan oleh warga sipil
daripada militer kembali ke 70's, militer digunakan berbagai sistem navigasi seperti Loran
(singkatan untuk Long Range Radio Navigasi), VOR (singkatan untuk VHF Radio Omni-
directional) dan Omega, dan memerlukan dirasakan untuk bantuan navigasi yang lebih
akurat yang akan fungsional sepanjang hari, sepanjang tahun dan di mana-mana di Bumi,
terlepas dari siang atau malam hari atau kondisi cuaca. kebutuhan militer itu adalah untuk
menavigasi pesawat tersebut, tank dan personil handal. Pada waktu itu, Angkatan Laut AS
dan Angkatan Udara berada di mengejar mengembangkan sistem yang akan memenuhi
persyaratan tersebut dengan program seperti Transit sistem satelit, sistem satelit dan
Timation Proyek 621B. Departemen Pertahanan akhirnya membentuk Program Bersama
Kantor (JPO), yang konsolidasi perkembangan hingga saat ini dalam apa yang kita ketahui
hari ini sebagai Global Positioning System (GPS).
GPS satelit pertama diluncurkan pada tahun 1974, dan konstelasi satelit GPS
dinyatakan beroperasi penuh pada tahun 1994. Para satelit / dirancang dan dibangun oleh
Rockwel International, Boeing dan Lockheed-Martin. Meskipun GPS dirancang oleh DOD
untuk militer, mereka tidak menyertakan beberapa kemampuan yang dapat berguna bagi
masyarakat sipil. Satelit-satelit GPS mengirimkan sinyal dienkripsi, yang hanya militer
memiliki akses ke. Satelit juga mengirimkan sinyal non-dienkripsi, yang dapat dideteksi pada
kedua militer dan sipil penerima GPS. Sinyal sipil disebut sebagai C / A sinyal kode (kasar
Akuisisi). Sebuah parameter kunci yang menjelaskan kemampuan GPS akurasi posisi, yang
hanya menaruh, adalah akurasi posisi penerima GPS user dihitung dalam penerima GPS.
pengembang sistem GPS awalnya tidak mengharapkan sinyal sipil untuk memberikan
ketelitian posisi yang sebanding dengan yang diperoleh oleh sinyal militer. Namun, para
desainer segera menyadari bahwa penerima GPS sipil bisa menggunakan algoritma yang
baru dikembangkan beberapa yang dapat meningkatkan akurasi posisi diperoleh penerima
GPS sipil secara dramatis. Untuk membatasi akurasi dari penerima GPS posisi sipil, mereka
menerapkan degradasi dari sinyal GPS sipil sebelum ditransmisikan oleh satelit GPS.
Kemampuan degradasi ini disebut sebagai Selektif Ketersediaan (SA). SA ketelitian posisi
terbatas dalam penerima GPS untuk ~ 50 meter. Namun, pada akhir 1990-an, Presiden
Clinton telah menyadari manfaat GPS untuk masyarakat sipil, memerintahkan degradasi SA
untuk dihapus. Dengan penghapusan SA, pintu-pintu terbuka bagi pengguna sipil untuk
menggunakan GPS untuk pelacakan otomotif untuk mengemudi bantuan, manajemen
armada
GPS Tracker atau sering disebut dengan GPS Tracking adalah teknologi AVL
(Automated Vehicle Locater) yang memungkinkan pengguna untuk melacak posisi
kendaraan, armada ataupun mobil dalam keadaan Real-Time. GPS Tracking memanfaatkan
kombinasi teknologi GSM dan GPS untuk menentukan koordinat sebuah obyek, lalu
menerjemahkannya dalam bentuk peta digital.
Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem navigasi yang memanfaatkan
satelit. Penerima GPS memperoleh sinyal dari beberapa satelit yang mengorbit bumi. Satelit
yang mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit
aktif dan 3 buah satelit sebagai cadangan. Dengan susunan orbit tertentu, maka satelit GPS
bisa diterima di seluruh permukaan bumi dengan penampakan antara 4 sampai 8 buah
satelit. GPS dapat memberikan informasi posisi dan waktu dengan ketelitian sangat tinggi.
Sayangnya teknologi di Indonesia masih belum banyak dikenal. Meskipun demikian
perkembangan GPS di Indonesia terbilang pesat, terutama teknologi ini dipakai untuk di
bidang maritim, militer, servai, pemetaan dan lain-lain. Pengguna perorangan pun sudah
menggunakan layanan ini dengan secara gratis ataupun membayar iuran tiap bulan (contoh
penggunaan pada Google Earth).
Sebelum GPS dikenal, dahulu orang menggunakan beberapa tanda alam di dalam
menentukan lokasi dan arah. Pada saat mereka berada di darat, mereka menggunakan
beberapa acuan alam seperti pegunungan, pepohonan ataupun jenis bebatuan. Tanda-
tanda alam di atas sifatnya tidak kekal apabila terjadi bencana alam diantaranya banjir yang
mengakibatkan tanah longsor ataupun gempa bumi yg dapat menghilangkan semuanya itu.
Untuk menggantikan tanda-tanda alam tersebut, maka orang menggunakan Kompas
sebagai penentu arah. Selain alat ini orang juga menggunakan rasi bintang tertentu sebagai
penentu arah. Namun metode pengamatan bintang ini sangat memakan waktu karena orang
harus menghitung sudut yang ada diantara bintang-bintang untuk menentukan arah
bepergian di lautan yang luas. GPS terdiri dari 3 segmen: Segmen angkasa,
kontrol/pengendali, dan pengguna:
 Bagian Kontrol
Seperti namanya, bagian ini untuk mengontrol. Setiap satelit dapat berada sedikit
diluar orbit, sehingga bagian ini melacak orbit satelit, lokasi, ketinggian, dan
kecepatan. Sinyal-sinyal sari satelit diterima oleh bagian kontrol, dikoreksi, dan
dikirimkan kembali ke satelit. Koreksi data lokasi yang tepat dari satelit ini disebut
dengan data ephemeris, yang nantinya akan di kirimkan kepada alat navigasi kita.
 Bagian Angkasa
Bagian ini terdiri dari kumpulan satelit-satelit yang berada di orbit bumi, sekitar
12.000 mil diatas permukaan bumi. Kumpulan satelit-satelit ini diatur sedemikian
rupa sehingga alat navigasi setiap saat dapat menerima paling sedikit sinyal dari
empat buah satelit. Sinyal satelit ini dapat melewati awan, kaca, atau plastik, tetapi
tidak dapat melewati gedung atau gunung. Satelit mempunyai jam atom, dan juga
akan memancarkan informasi ‘waktu/jam’ ini. Data ini dipancarkan dengan kode
‘pseudo-random’. Masing-masing satelit memiliki kodenya sendiri-sendiri. Nomor
kode ini biasanya akan ditampilkan di alat navigasi, maka kita bisa melakukan
identifikasi sinyal satelit yang sedang diterima alat tersebut. Data ini berguna bagi
alat navigasi untuk mengukur jarak antara alat navigasi dengan satelit, yang akan
digunakan untuk mengukur koordinat lokasi. Kekuatan sinyal satelit juga akan
membantu alat dalam penghitungan. Kekuatan sinyal ini lebih dipengaruhi oleh lokasi
satelit, sebuah alat akan menerima sinyal lebih kuat dari satelit yang berada tepat
diatasnya (bayangkan lokasi satelit seperti posisi matahari ketika jam 12 siang)
dibandingkan dengan satelit yang berada di garis cakrawala (bayangkan lokasi
satelit seperti posisi matahari terbenam/terbit). Ada dua jenis gelombang yang saat
ini dipakai untuk alat navigasi berbasis satelit pada umumnya, yang pertama lebih
dikenal dengan sebutan L1 pada 1575.42 MHz. Sinyal L1 ini yang akan diterima oleh
alat navigasi. Satelit juga mengeluarkan gelombang L2 pada frekuensi 1227.6 Mhz.
Gelombang L2 ini digunakan untuk tujuan militer dan bukan untuk umum.
 Bagian Pengguna
Bagian ini terdiri dari alat navigasi yang digunakan. Satelit akan memancarkan data
almanak dan ephemeris yang akan diterima oleh alat navigasi secara teratur. Data
almanak berisikan perkiraan lokasi (approximate location) satelit yang dipancarkan
terus menerus oleh satelit. Data ephemeris dipancarkan oleh satelit, dan valid untuk
sekitar 4-6 jam. Untuk menunjukkan koordinat sebuah titik (dua dimensi), alat
navigasi memerlukan paling sedikit sinyal dari 3 buah satelit. Untuk menunjukkan
data ketinggian sebuah titik (tiga dimensi), diperlukan tambahan sinyal dari 1 buah
satelit lagi.
Dari sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh kumpulan satelit tersebut, alat navigasi
akan melakukan perhitungan-perhitungan, dan hasil akhirnya adalah koordinat posisi alat
tersebut. Makin banyak jumlah sinyal satelit yang diterima oleh sebuah alat, akan membuat
alat tersebut menghitung koordinat posisinya dengan lebih tepat. Karena alat navigasi ini
bergantung penuh pada satelit, maka sinyal satelit menjadi sangat penting. Alat navigasi
berbasis satelit ini tidak dapat bekerja maksimal ketika ada gangguan pada sinyal satelit.
Ada banyak hal yang dapat mengurangi kekuatan sinyal satelit:
 Kondisi geografis, seperti yang diterangkan diatas. Selama kita masih dapat melihat
langit yang cukup luas, alat ini masih dapat berfungsi.
 Hutan. Makin lebat hutannya, maka makin berkurang sinyal yang dapat diterima.
 Air. Jangan berharap dapat menggunakan alat ini ketika menyelam.
 Kaca film mobil, terutama yang mengandung metal.
 Alat-alat elektronik yang dapat mengeluarkan gelombang elektromagnetik.
 Gedung-gedung. Tidak hanya ketika didalam gedung, berada diantara 2 buah
gedung tinggi juga akan menyebabkan efek seperti berada di dalam lembah.
 Sinyal yang memantul, misal bila berada diantara gedung-gedung tinggi, dapat
mengacaukan perhitungan alat navigasi sehingga alat navigasi dapat menunjukkan
posisi yang salah atau tidak akurat.

Cara kerja GPS

Untuk mengetahui posisi dari GPS, diperlukan minimal 3 satelit. Pengukuran posisi
GPS didasarkan oleh sistem pengukuran matematika yang disebut dengan Triliterasi. Yaitu
pengukuran suatu titik dengan bantuan 3 titik acu. Misalnya anda berada di suatu kota A
(disini kota kita anggap sebagai titik), tetapi anda tidak mengetahui dimana anda berada.
Untuk mengetahui keberadaan anda, anda bertanya kepada seseorang, dan orang tersebut
menjawab bahwa anda 2 km dari kota B. Jawaban ini tidak memuaskan anda karena anda
tidak tahu apakah anda di sebelah selatan, utara, barat, atau timur kota B. Kemudian anda
bertanya kepada orang ke-2 dan mendapat jawaban bahwa anda berada 5 km dari kota C.
Dengan jawaban ini anda sudah dapat membayangkan dimana posisi anda, hanya ada
kemungkinan 2 titik berbeda yang berpotongan antara lingkaran dengan radius kota A
dengan kota B dan lingkaran dengan radius kota A dengan kota C. Untuk lebih memperjelas
lagi anda mumerlukan orang ke-3, misalnya anda berada di 1 km dari kota D. Dengan
demikian anda mendapatkan perpotongan antara lingkaran dengan radius jarak kota A ke
kota B, lingkaran antara kota A dan kota C, dan lingkaran antara kota A dan kota D. Dalam
GPS kota A adalah alat penerima GPS, kota B, C, dan D adalah Satelit.Manfaat teknologi
GPS dapat digunakan ke beberapa bidang diantaranya :
 Militer
GPS dapat digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau
mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui
mana teman mana lawan untuk menghindari salah target, ataupun menetukan
pergerakan pasukan.
 Navigasi
GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa jenis
kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu nivigasi, dengan
menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk memandu pengendara, sehingga
pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Sebagai contoh peta digital yang sudah dimiliki oleh CBN
adalah cybermap.co.id
 Sistem Informasi Geografis. GPS sering juga diikutsertakan dalam pembuatan peta,
seperti mengukur jarak perbatasan, ataupun sebagai referensi pengukuran.
 Pelacakan kendaraan Kegunaan lain GPS adalah sebagai pelacakan kendaraan
dengan bantuan GPS pemilik kendaraan/pengelola armada bisa mengetahui
keberaadaan dimana saja kendaraan/aset bergeraknya pada saat ini.
 Pemantau Gempa, Bahkan saat ini, GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan
untuk memantau pergerakan tanah, yang ordenya hanya mm dalam setahun.
Pemantauan pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya gempa,
baik pergerakan vulkanik ataupun tektonik. (FWD/Ron).

Pada lingkup penelitian, GPS dapat digunakan untuk beberapa studi seperti:
 Geodinamika dengan menempatkan  titik- titik pantau di beberapa lokasi yang dipilih,
secara periodik maupun kontinyu untuk ditentukan koordinatnya secara teliti dengan
menggunakan metode survei GPS.
 Ground deformation pada tubuh gunungapi dengan cara menempatkan beberapa
titik di beberapa lokasi yang dipilih, ditentukan koordinatnya secara teliti dengan
menggunakan metode survei GPS. Dengan mempelajari pola dan kecepatan
perubahan koordinat dari titik-titik tersebut dari survei yang satu ke survei berikutnya,
maka karakteristik ground deformation pada tubuh gunung api akan dapat dihitung
dan dipelajari lebih lanjut.
 Studi mengenai ionosfer dan troposfer. Satelit GPS memancarkan sinyal-sinyal
gelombang elektromagnetik yang sebelum diterima oleh antena receiver GPS akan
melewati medium lapisan-lapisan atmosfer yaitu ionosfer dan troposfer. Dalam kedua
lapisan ini, sinyal GPS akan mengalami gangguan (bias) sehingga jarak yang
dihitung akan memberikan nilai yang mengandung kesalahan. Jarak digunakan
untuk menghitung posisi titik.  Dalam lingkup kajian GPS, kedua lapisan ini menjadi
bias tersendiri yang harus dikoreksi sebelum menentukan posisi titik.
 Studi oseanografi dengan GPS buoy system digunakan diantaranya untuk
penentuan pasut lepas pantai, pasut pantai, studi pola arus, tsunami EWS, dan lain-
lain.  GPS mampu memberikan ketelitian posisi sampai dengan ketelitian sentimeter
bahkan milimeter. Untuk mencapai ketelitian yang tinggi dengan menggunakan GPS
dalam studi GPS Buoy digunakan metoda kinematik diferensial baik itu secara real
time (RTK) maupun cinematic post processing. Untuk beberapa kasus biasa
digunakan Differential GPS (DGPS).
 Studi gempa bumi.  Data GPS dapat dengan baik melihat deformasi yang mengiringi
tahapan mekanisme terjadinya Gempa Bumi.  Studi mengenai tahapan mekanisme
gempa ini akan sangat berguna dalam melakukan evaluasi potensi bencana alam
gempa bumi, untuk memperbaiki upaya mitigasi dimasa datang. 
 Meskipun ketelitian GPS sudah cukup akurat, namun kelemahan GPS adalah ketika
melakukan pengukuran komponen tinggi. Komponen tinggi GPS mempunyai
ketelitian yang lebih rendah dibandingkan komponen horisontal disebabkan oleh
faktor geometri satelit yang tidak memungkinkan pengamatan di bawah horison,
sehingga kekuatan ikatan jaring untuk komponen tinggi lebih lemah, kemudian
adanya beberapa bias seperti bias troposfer yang akan mempengaruhi tingkat
ketelitian (memperjelek ketelitian) yang lebih pada komponen tinggi. Hasil penelitian
seorang engineer GPS bernama Jaldelhag (1995) menyatakan bahwa ketelitian
komponen tinggi GPS lebih rendah sekitar 3 kalinya ketelitian horizontal. Saat ini
telah banyak aplikasi dari teknologi GPS untuk memonitor land subsidence
(penurunan tanah), platform (struktur) subsidence, inflasi dan deflasi gunung api
yang memanfaatkan komponen tinggi (tinggi elipsoid) yang diberikan sistem GPS.
 Di Indonesia sendiri, GPS telah berhasil digunakan dalam studi geodinamika di
daerah Sulawesi, studi mekanisme gempa bumi aceh, pemantauan deformasi
gunung api di Jawa dan Bali dan banyak studi kasus lain yang dilakukan oleh
Kelompok Keilmuan Geodesi Mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung.

Proses Satellite Locking

Proses Lamanya Penguncian Satelit (Satellite Locking) Tergantung pada beberapa


faktor, bisa cepat atau bisa lambat. Hal ini terjadi pada semua GPS.
Faktor - faktor yang mempengaruhi penguncian satelit :
1. Cuaca, Cuaca cerah akan lebih cepat pengunciannya apabila dibanding dengan
cuaca mendung, apalagi hujan deras dan awan sangat gelap. Tapi jangan khawatir,
GPS ini masih bisa mengunci satelit dalam keadaan mendung, hanya tidak secepat
cuaca cerah.
2. Bangunan, Halangan Atap juga berpengaruh untuk penguncian satelit, apalagi atap
dari beton bahkan mungkin tidak bisa mengunci satelit.
3. Pepohonan, Pepohonan yang rindang juga menjadi faktor penyebab susahnya
mengunci satelit, semakin rindang dan lebat pohon, akan susah satelit untuk mencari
kita.
4. Kecepatan Tinggi, Untuk penguncian satelit pada awal mula diperlukan kondisi yang
steady / diam. Satelit akan susah mengunci apabila kita dalam kecepatan tinggi.
5. Penempatan GPS, sebaiknya diletakkan langsung menghadap ke langit. GPS yang
diletakkan di dekat Head Unit yang posisinya dibawah akan lebih susah
menguncinya ketimbang peletakan pada kaca mobil.
6. Posisi GPS, Semakin vertikal GPS menghadap langit, akan semakin cepat
penguncian satelit.
7. Kaca Film, Untuk mobil yang menggunakan kaca film anti radiasi dengan presentase
yang cukup tinggi akan menjadikan penghalang penerimaan satelit ke unit GPS.
8. Warming Mode, terdapat 3 pemanasan GPS : cold, warm, dan hot. dalam posisi Hot
akan semakin cepat penguncian satelit, tetapi sedikit lebih boros baterai. Sebaiknya
diposisikan pada tengah2 (Warm) atau kesukaan sendiri.
9. Lock Mode, cara mematikan GPS juga menentukan cepat atau lambatnya
penguncian satelit. Bila mematikan dengan mode sleep, akan mempercepat
penguncian  satelit ketimbang Mode Off, dimana pencarian satelit akan dimulai dari
awal lagi

Pada Geo-Informasi seperti sistem informasi kebencanaan akan bermanfaat pada


pencegaah, penanggulangan, dan penanganan dampak bencana alam di Indonesia. Melalui
teknologi geo-informasi masyarakat juga bisa memanfaatkan untuk mengakses informasi
dalam mencari lokasi tempat tinggal yang paling tepat agar terhindar dari ancaman atau
resiko becana. IGTE yang ke tiga ini mengangkat tema The Integrated Portal of Dynamic
Geo-Information. Selain itu, pemerintah juga bisa memanfaatkan teknologi ini sebagai
aktifitas perencanaan. Untuk menyusun perencanaan tata kota misalnya, diperlukan
informasi mengenai potensi wilayah. Kesesuaian lahan untuk suatu daerah, kondisi hutan,
sebaran pemukiman harus dituangkan secara spatial dalam bentuk peta. Geolocation
merupakan suatu identifikasi lokasi geografis dari dunia nyata yang berasal dari sambungan
computer, handphone, pengunjung website dan yang lainnya. Geolocation dapat juga
digunakan untuk meng-akses lokasi atau lokasi terbaru ataupun data lokasi terbaru, untuk
navigasi dan sistem informasi geografis, ataupun dalam GPS atau GIS untuk keperluan
navigasi, mapping, tracking dan lain-lain.
Fungsi utama dari GPS bukan hanya sepert yang disebutkan di atas, tetapi karena
fungsinya yang bisa menandakan posisi yang unik itu akhirnya GPS dikembangkan
beberapa fungsi baru seperti kompas, jalur perjalanan, penunjuk arah kelokasi tertentu,
penghitung jarak dan lain-lainnya yang berhubungan dengan navigasi. GPS berhubungan
langsung dengan satelit untuk saat ini ada sekitar 30 buah satelit GPS dan mempunyai 6
lintasan satelit sehingga seluruh daerah dapat terliput dalam waktu 24 jam sepanjang tahun.
Untuk dapat menampilkan data 2 demensi sebuah GPS harus bisa mengkap minimal 3
sinyal satelit sedangan untuk data 3 dimensi memerlukan minimal 4 sinyal satelit. GPS
bekerja pada gelombang UHF dan mampu menembus kaca, awan dan plastik. Gedung,
pohon dan benda-benda padat lainnya dapat merusak atau menghalangi kerja penerimaan
sinyal GPS. Jumlah sinyal satelit yang diterima oleh GPS juga berpengaruh pada ketepatan
koordinat yang di dapat.

Aplikasi GPS

Aplikasi-aplikasi GPS:

 APLIKASI-APLIKASI MILITER
 SURVEI & PEMETAAN (Darat dan Laut)
 GEODESI, GEODINAMIKA, DAN DEFORMASI
 NAVIGASI & TRANSPORTASI
 STUDI TROPOSFIR & IONOSFIR
 PENDAFTARAN TANAH, PERTANIAN
 PHOTOGRAMMETRY & REMOTE SENSING
 GIS (Geographic Information System)
 STUDI KELAUTAN (Arus, Gelombang, dan Pasang Surut)
 APLIKASI OLAHRAGA & REKREATIF

Penginderaan jarak jauh (Remote Sensing) adalah pengukuran atau akuisisi data
dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak
dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena
oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit,
kapal atau alat lain. Contoh dari penginderaan jarak jauh antara lain satelit observasi bumi,
satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa yang memantau
planet dari orbit. Di masa modern, istilah penginderaan jarak jauh mengacu kepada teknik
yang melibatkan instrumen di pesawat atau pesawat luar angkasa dan dibedakan dengan
penginderaan lainnya seperti penginderaan medis atau fotogrametri. Walaupun semua hal
yang berhubungan dengan astronomi sebenarnya adalah penerapan dari penginderaan
jarak jauh (faktanya merupakan penginderaan jarak jauh yang intensif), istilah
"penginderaan jarak jauh" umumnya lebih kepada yang berhubungan dengan teresterial dan
pengamatan cuaca.
Teknologi Sistem Informasi Geografis (GIS) dapat digunakan untuk investigasi
ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan
rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu
tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan
basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.

Keunggulan menggunakan GPS:

 GPS adalah suatu sistem yang murah.


 Keakurasian dari GPS sangat baik
 Sinyal untuk GPS adalah gratis
 Dan koordinat yang dihasilkan oleh GPS dapat digunakan ke sistem yang lain atau
sebaliknya.
 Mempermudah perjalanan Dengan memiliki GPS receiver di kendaraan atau telepon
genggam, kita dapat dengan mudah mengetahui letak dan jarak tempuh menuju
tempat tujuan. GPS memiliki keakurasian navigasi hingga beberapa meter saja.
 Sangat menguntungkan bagi pemilik sistem GPS, yakni Amerika Serikat.
Dalam bidang militer, Amerika dapat memantau musuh dan pangkalan militernya.
Bukan tak mungkin, Amerika menggunakan sistem navigasinya untuk memantau
negara-negara lain secara berkala, karena sistem GPS telah umum digunakan di
banyak negara.
 Antisipasi gempa bumi Dengan GPS, jumlah korban gempa dapat dikurangi dengan
memberikan peringatan dini mengenai gempa.
 Peta yang akurat Peta menjadi lebih akurat karena dilengkapi dengan koordinat dan
keadaan jalan raya pada waktu kita mengaksesnya.
 Keamanan bisnis penyewaan kendaraan Pemilik rental mobil dapat memantau
pergerakan tiap mobil yang sedang disewa. Apabila mobil dicuri, ia dapat melacak
keberadaannya dengan sistem GPS.

Kekurangan GPS

 Membahayakan negara lain Negara yang dengan mudahnya memantau geografis


negara lainnya, mungkin saja dapat melakukan serangan militer. Misalnya saja,
menjatuhkan misil tepat di pangkalan militer sebuah negara. Letak pasti pangkalan
militer ini dapat diketahui melalui sistem GPS.
 Berkurangnya privasi Pengguna kendaraan yang dilengkapi GPS akan selalu
diketahui ke mana perginya. Begitu juga yang dialami oleh pengguna telepon
genggam dengan sistem GPS. Bagi sebagian besar orang, hal ini cukup
mengganggu dan merisaukan.
 Mengundang kejahatan Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menganggap
perangkat GPS sebagai benda yang mahal. Tidak heran, bagi mereka yang berniat
buruk, perangkat seperti ini dapat mengundang aksi kriminalitas.
 Mampu membahayakan pengemudi kendaraan GPS memang dapat digunakan
sebagai pemandu ketika berada di jalan raya, tetapi membuat pengemudi kendaraan
tidak fokus dan konsentrasinya terpecah. Risiko kecelakaan pun bisa saja terjadi.
 Harga yang relatif mahal Perangkat GPS masih merupakan barang mahal di negeri
kita. Hanya kalangan tertentu yang mampu membelinya.

Sistem GPS

   Satelit GPS mengelilingi bumi 2x sehari


   Satelit ini mentransmisikan signal ke bumi
   Signal tersebut digunakan untuk menghitung posisi
   GPS membedakan waktu yang ditransmisikan untuk menghitung posisi
   Waktu tersebut dihitung sebagai jarak dari beberapa Satelit GPS untuk hitung
posisi di bumi & permukaannya, termasuk exosphere

Dasar Kerja GPS

   GPS harus memiliki setidaknya 3 satelit untuk hitung posisi 2D dan


pergerakannya.
   Dengan 4 satellites, GPS kita dapat menghitung posisi 3D position (latitude,
longitude & ketinggian).
   Dengan informasi posisi, GPS dapat menghitung data lain seperti : kecepatan,
arah, lintasan, jarak tempuh, jarak ke tujuan, matahari terbit & terbenam dan lain-
lain.

Keakuratan Perangkat GPS

  GPS umumnya memiliki 12 chanel secara parallel.

  Faktur atmosfir dapat mengurangi ketepatan.

  GPS untuk penerbangan dapat mencapai keakurasian sampai dengan +/- 15


meters.
  WAAS (Wide Area Augmentation System) dapat meningkatkan keakurasian
hingga  +/- 3 - 8  meters.
  Tidak ada alat khusus atau biaya extra untuk mendapatkan signal WAAS, selama
negara tersebut memasang WAAS ground / koresi satelit.
  Sedang Differential GPS (DGPS) dapat meningkatkan keakurasian hingga +/- 3-5
meter.
  DGPS terdiri dari alat yang menerima signal dan mentransmisikan ulang untuk
mengoreksi posisi, alat ini dipakai untuk penerbangan, di Halim Airport ada 2 unit
DGPS untuk meningkatkan keakurasian.
  Untuk koreksi ini GPS kita harus memiliki differential beacon receiver and
antenna, seperti pada GPS295 dimana kita dapat menyetel frequensi dari beacon
tersebut.

Referensi Peta

 Secara umum referensi peta khususnya penerbangan yangdigunakan ialah


WGS84.
 WGS84  adalah referensi tetap yang digunakan untuk pemodelan bumi yang
terdiri dari data primer dan sekunder
 Data primer ialah bentuk lonjong dari bumi, kecepatan putar melingkar serta masa
bumi yang termasuk dalam referensi elips
 Sedangkan data sekunder ialah data model gravitasi bumi.

 Seluruh data navigasi (udara) distandardkan dengan WGS 84 standard untuk


memenuhi persyaratan RNAV (Radio Navigasi) untuk memenuhi global referensi.

Satelit GPS

 Satelit GPS pertama diluncurkan tahun 1978.

 24 satelit di capai pada tahun 1994, sekarang telah lebih dari 30 GPS satelit
berorbit diatas bumi kita.
   Usia dari Satellite rata rata 10 thn, setelah itu ada pergantian / perawatan rutin.

 Berat Satelit sekitar +/- 2,000 pounds (hamper 1 ton)


 Lebar antenna solar panelnya +/- 17 feet (+/- 5 meter).

   Power Transmisinya <= 50 watts.

   Posisi orbit berada pada ketinggian +/- 12,000 miles diatas permukaan bumi.

 Kecepatan jelajahnya 7,000 mph.

 GPS Satelit menggunakan tenaga SOLAR (sinar matahari), tapi disediakan


backup baterai untuk menghindari Gerhana Matahari Total.
 Tenaga yang digunakan untuk menjaga orbitnya ialah beberapa roket kecil.

Sinyal GPS

 Signal GPS ada 2 signal L1 & L2

 L1 bekerja pada frequency 1575 MHz pada gelombang UHF band.

 Bergerak langsung lurus (line of sight) menembus awan, kaca dan plastik.

 Yang menghambat transmisinya ialah Objek padat spt: gedung, pohon, gunung,
dll.
 Terdapat tiga informasi pada sinyal GPS:
 - Pseudorandom code(I.D. code) : ialah informasi yang dikirimkan ke unit
penerima bahwa unit kita menerima signal seperti pada halaman satelit
ditunjukan dengan diagram batang BAR
 - Ephemeris data : ialah data kekuatan signal serta informasi waktu
 - Almanac data: ialah info tentang dimana lokasi Satelit sebenarnya yang
menunjukan posisi satelit pada halaman GPS Satellite status.

Sumber Kesalahan

 Keterlambatan dari pantulan Ionosphere dan troposphere : terjadi


penurunan ketepatan akibat dari keterlambatan waktu saat signal saat
menembus lapisan ini, namun GPS dapat mengkoreksi dengan
mengasumsikan factor kesalahan rata rata.
 Eror dari Pantulan signal: hal ini terjadi jika signal GPS berpantul melalui
objek spt bangunan atau gunung sebelum dia diterima unit kita.
 Kesalahan Waktu dari unit kita: Ketepatan waktu / jam dari unit kita tidak
setepat jam Atom di GPS satelit (GPS memakai Atomic Clock). Untuk itu
ada sedikit error waktu.
 Orbital errors - dikenal sebagai ephemeris errors, hal ini terjadi jika ada
pergeseran dari orbit / laporan dari satelit untuk posisinya.
 Jumlah satelit yang diterima: Tambah banyak signal yang diterima tambah
tinggi ketepatannya, Banugnan, gunung, gangguan elektronik, bahkan
pohon rindang dapat mengurangi ketepatan.
 Posisi relative dari Satelit / gangguan sisi miring: hal ini terjadi jika posisi
satelit terletak pada sudut yang sangat lebar atau sangat dekat atau
hamper berhimpitan satu sama lain sehingga perhitungan ketepatan
berkurang.
 Penurunan degradasi yang diatur oleh departemen pertahanan Amerika /
SA (Selective Availability): hal ini dilakukan untuk menghindari militer
menggunakan ketepatan dalam hal khusus, dan militer bahkan
menggunakan / mengatur orbit yang terfokus pada area tertentu seperti
apda perangteluk, SA ini telah di hapuskan, karena pihak sipil khususnya
penerbangan sipil mengajukan keberatan akhirnya pada Mei 2000,
pemerintah menghapuskan SA ini agar penerbangan sipil memiliki
ketepatan yang lebih baik.

Akurasi atau ketepatan perlu mendapat perhatian bagi penentuan koordinat sebuah
titik/lokasi. Koordinat posisi ini akan selalu mempunyai ‘faktor kesalahan’, yang lebih dikenal
dengan ‘tingkat akurasi’. Misalnya, alat tersebut menunjukkan sebuah titik koordinat dengan
akurasi 3 meter, artinya posisi sebenarnya bisa berada dimana saja dalam radius 3 meter
dari titik koordinat (lokasi) tersebut. Makin kecil angka akurasi (artinya akurasi makin tinggi),
maka posisi alat akan menjadi semakin tepat. Harga alat juga akan meningkat seiring
dengan kenaikan tingkat akurasi yang bisa dicapainya. Pada pemakaian sehari-hari, tingkat
akurasi ini lebih sering dipengaruhi oleh faktor sekeliling yang mengurangi kekuatan sinyal
satelit. Karena sinyal satelit tidak dapat menembus benda padat dengan baik, maka ketika
menggunakan
Seperti dua sisi mata uang, perkembangan teknologi yang ada sekarang ini juga
memiliki kelebihan dan kekurangan. Dari dua contoh diatas, kehadiran global positioning
system (gps) yang ada di toko gps, memang sangat membantu kehidupan manusia. Dengan
kehadiran dua alat ini, kehidupan manusia menjadi lebih praktis dan efisien. Tetapi, ada
kalanya sistem dalam alat-alat tersebut tidak berfungsi dengan baik. Contohnya, malfungsi
delacroy voting systems yang menyebabkan proses perhitungan kandidat yang salah.
Sebagai alat buatan manusia, kehadiran electronic voting machines yang kita anggap
sangat hebat ternyata tak lepas dari eror/malfungsi.

Anda mungkin juga menyukai