PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak setiap manusia, oleh karena itu setiap individu,
kesehatannya, dan negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup
yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya dalam
Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat
memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien keluarga miskin. Pada tahun 2008
1
untuk masyarakat miskin atau Jamkesmas sebagai wujud pemenuhan hak rakyat
Masalah kesehatan nasional sampai saat ini masih cukup tinggi dilihat
Angka Kematian Ibu 228/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi
34/1.000 kelahiran hidup, Angka Prevalensi Gizi kurang 18,4%. Status kesehatan
tersebut akan lebih buruk pada kelompok masyarakat miskin yaitu 4 kali lebih
dan biaya pelayanan kesehatan yang semakin mahal. Maka dengan adanya
Jamkesmas itu sendiri hal ini dapat dilihat dari adanya keluhan pasien mengenai
Dalam pelayanan obat terhadap pasien Jamkesmas di Apotek RSUD Kab. Kolaka
pun dirasa belum optimal, ada beberapa masalah yang sering muncul di lapangan
seperti stok obat kosong sehingga pasien harus membeli sendiri obatnya di
apotek luar, namun juga seringkali masalah itu datang dari pasien sendiri yang
2
surat yang dibutuhkan pihak Apotek, maka dari itu pasien jamkesmas harus
B. Rumusan Masalah
pelayanan, peracikan dan penyerahan, informasi obat dan konseling, pada pasien
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
A. Uraian Tingkat Pelayanan Obat
dilaksanakan oleh instansi pemerintah pusat dan daerah dalam bentuk barang
Pelayanan obat adalah penyerahan obat yang benar kepada pasien yang
benar, dalam jumlah dan dosis yang diresepkan secara rasional, dengan petunjuk
yang jelas dan dalam wadah yang dapat memelihara khasiat obat dengan disertai
informasi yang diperlukan (Sulistiono, 2008). Pelayanan rumah sakit pada saat
mengelola rumah sakit secara bisnis dan ekonomis tanpa melupakan fungsi
sosialnya, artinya suatu usaha yang walau bersifat sosial namun diusahakan agar
rumah sakit yang mandiri dalam pembiayaan melalui pengelolaan langsung dana
rumah sakit harus menjalankan beberapa fungsi, satu diantaranya adalah fungsi
Farmasi merupakan salah satu dari pelayanan penunjang medik terapeutik yang
4
tidak dapat dipisahkan dari pelayanan rumah sakit secara keseluruhan. Pelayanan
bersama-sama dengan kegiatan lain seperti ruang operasi, instalasi gawat darurat,
farmasi yang beredar di rumah sakit, serta bertanggung jawab atas pengadaan dan
penyajian informasi obat siap pakai bagi semua pihak di rumah sakit.
1. Mempersiapkan obat
c. Memeriksa resep apakah sesuai untuk pasien. Jika obatnya lebih dari satu,
e. Menulis kemasan obat dengan nama pasien, tanggal, nama obat, jumlah
5
g. Meletakkan obat dalam wadah yang telah disiapkan untuk pasien.
mengkonsumsi obat tersebut. Jika pasien mendapat obat lebih dari satu
Pada saat petugas pengelola obat di kamar obat menerima resep, beberapa
hal yang harus diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan yang berakibat
fatal adalah :
2) Apabila ada keragu-raguan tentang isi resep, tanyakan pada teman atau
penulis resep.
3) Perhatikan dosis obat, bila ada keragu-raguan tanyakan pada teman atau
penulis resep.
4) Apabila obat yang diminta tidak ada, konsultasikan pada penulis resep
1) Mencari obat.
6
A. Formulasi.
Jumlah obat yang disiapkan adalah: Dosis x jumlah pemakaian per hari
x lama pemakaian.
semula.
a)Mengukur cairan.
a) Melarutkan
7
II.Untuk melarutkan sirup kering, gunakan aquadest atau air yang
sudah dimasak
a) Mengencerkan
1) Pengemasan.
I.Kantong plastik
IV.Vial
8
a) Cairan.
a) Krim/salep.
baik.
1) Pemberian etiket.
masing wadah obat. Informasi pada etiket harus rapi, singkat, jelas dan
a) Nama obat
b) Kekuatan obat
c) Isi/volume obat
d) Cara pemakaian
e) Nama pasien
9
Selesai pengemasan dan pemberian etiket, pada saat penyerahan obat
a) Pemeriksaan resep
10
g. Cara menyimpan obat.
A. Jamkesmas
kuratif dan rehabiltatif) yang berupa rawat jalan, rawat inap, pertolongan
(early diagnostic) dan tindakan yang tepat untuk mengurangi faktor resiko
11
untuk semua kelompok umur, semua jenis pelayanan kesehatan dasar yang
pedoman SOP yang sama bagi setiap masyarakat sesuai indikasi medis.
terbatas, tidak termasuk pembiayaan untuk obat, bahan medis habis pakai, vaksin
dan bahan logistik lain yang berbeda dengan pelaksanaan Jamkesmas di PPK
lanjutan dengan INA-DRG kebutuhan obat yang termasuk dalam paket pelayanan
kesehatan yang akan dibayar pada satu paket. Pembiayaan untuk kebutuhan obat,
bahan medis habis pakai, vaksin dan logistik lainnya bersumber dari dana non
dengan konsorsium BUMN kefarmasian meliputi PT. Indo Farma, PT. Kimia
Farma, PT. Bio Farma dan PT. Phapros dalam menjamin ketersediaan obat,
bahan medis habis pakai dan logistik kesehatan, sehingga pemerintah daerah
berikut :
12
Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan jaringannya
terlantar )
dimaksud pada butir 1 (satu) diatas dan surat rujukan dari puskesmas
menjadi peserta dengan menunjuk pada kartu orang tuanya. Bila bayi
identitas kepesertaan orang tuanya dan dilampirkan surat kenal lahir dan
13
kartu keluarga orang tuanya. Pelayanan persalinan normal dibayarkan
secara paket baik ibu maupun bayinya akan tetapi apabila bayinya
BKMM/BBKPM.
c) Pelayanan rawat inap kelas III di Rumah Sakit dan tidak diperkenankan
d) Pelayanan obat-obatan
dalam waktu lama, surat rujukan dapat berlaku selama 1 bulan (seperti
14
jiwa dan kasus pengobatan paru, surat rujukan dapat berlaku sampai
dengan 3 bulan.
2) Rujukan pasien antar Rumah Sakit termasuk antar daerah dilengkapi surat
rujukan dari Rumah Sakit yang merujuk, copy kartu peserta atau surat
I. Untuk memenuhi kebutuhan obat dan bahan habis pakai di Rumah Sakit,
pihak terkait.
menjamin ketersediaan Alat Medis Habis Pakai (AMHP), obat dan darah
15
Kesehatan menindaklanjutinya dengan kerjasama teknis dengan mengacu
Rujukan
Puskesmas
RSSJP
Pelayanan
RITL
RJTL
(PPATRS)
Pulang
kesehatan
Peserta
Pulang
Verifikasi
Kepesertaan
Pelayanan Pulang
Kesehatan
IGD
16
Kasus Gawat
Darurat
Peserta
penelitian, dan kesehatan masyarakat. Rumah Sakit sebagai salah satu sub
17
Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan perawatan yang dilaksanakan
melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan dan unit inap
(Muninjaya,1999,Siregar,2003)
a) Sejarah
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka dibangun pada tahun 1979
b) Status
Sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Kolaka. Rumah Sakit ini adalah
Rumah Sakit Tipe C yang merupakan pusat rujukan pasien yang berasal
sekitarnya.
c) Letak Geografis
Dr. Sutomo No. 1. Lokasi ini sangat strategis karena terletak di pusat kota
d) Lingkungan Fisik
18
Kecamatan. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka dibangun di
atas tanah seluas ± 1 (satu) Ha. Pada tahun 2007 telah memiliki 22 (dua
1. Struktur Organisasi
Kabupaten Kolaka.
1) Visi
19
“ Menjadi tempat pelayanan yang paling prima di bidang kesehatan
2) Misi
20
BAB III
METODE PENELITIAN
Farmasi Rumah Sakit (IFRS). Waktu penelitian pada bulan Mei - Juni 2010.
B. Jenis Penelitian
1. Populasi
Jamkesmas yang menebus obat dalam kurun waktu 2 minggu. Dimana rata-rata
2. Sampel
jamkesmas yang berusia 15 tahun ke atas, dan menebus obat di Apotek RSUD
Kab. Kolaka minimal 2 kali di lokasi tempat penelitian setiap hari selama
Rumus Slovin :
21
S= N1 +N (10%)2
N = populasi
S = 28001+2800 (10%)2
= 99 → 100 orang
pelaksanaannya. Kuesioner yang disusun terdiri dari satu variabel yaitu tingkat
1999).
A. Pemberian skor
22
B. Persentase skor = jumlah skor rata-rata x 100%
Skor ideal
Skor ideal = jumlah responden x 3 (jawaban ya)
yaitu :
1. Tingkat pelayanan obat termasuk kategori tidak baik, jika skor jawaban
2. Tingkat pelayanan obat termasuk kategori cukup baik, jika skor jawaban
3. Tingkat pelayanan obat termasuk kategori baik, jika skor jawaban responden
>77,8 % - 100 %.
A. Definisi Operasional
2. Pelayanan obat yaitu penyerahan obat yang benar kepada pasien yang benar,
dalam jumlah dan dosis yang diresepkan secara rasional, dengan petunjuk
yang jelas dan dalam wadah yang dapat memelihara khasiat obat dengan
BAB IV
23
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Kabupaten Kolaka selama ± 2 minggu yaitu pada bulan Juni 2010 dan dibagikan
pada 100 orang pasien Jamkesmas yang telah memenuhi persyaratan yaitu pasien
yang telah berumur 15 tahun ke atas dan minimal telah 2 kali menebus obat di
mengenai pelayanan obat dalam hal jaminan pelayanan, pelayanan peracikan &
merupakan bagian dari standar pelayanan obat yang baik. Data yang diperoleh
24
soal jwbn skor jwbn skor jwbn skor jwbn skor
1 90 270 10 20 0 0 100 290
2 87 261 13 8 0 0 100 269
3 95 285 10 20 0 0 100 305
4 52 156 40 80 8 8 100 244
110
Jumlah 324 972 64 128 8 8 400
8
Rata-
243 32 2 277
rata
% skor 81 10,6 0,6 92,3
Sumber : Data primer 2010
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat pelayanan obat dalam hal
jaminan pelayanan termasuk dalam kategori baik dengan jumlah persentase skor
sebesar 92,30 %.
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat pelayanan obat dalam hal
pelayanan peracikan & penyerahan obat termasuk dalam kategori baik dengan
25
Tabel 3. Persentase Jawaban Responden Terhadap Pelayanan Informasi
Obat
No. Baik Kurang Baik Tidak Baik Jumlah
soal jwbn skor jwbn skor jwbn skor jwbn skor
9 87 261 12 24 1 1 100 286
10 66 198 30 60 4 4 100 262
11 49 147 40 80 11 11 100 238
12 94 282 6 12 0 0 100 294
Jumlah 296 888 88 176 16 16 400 1080
Rata-
222 44 4 270
rata
% skor 74 14,6 1,3 90
Sumber : Data primer 2010
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat pelayanan obat dalam hal
26
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat pelayanan obat dalam hal
27
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat pelayanan obat terhadap
pasien Jamkesmas di Apotek RSUD Kab. Kolaka termasuk dalam kategori baik
(87,85%).
B. Pembahasan
Pelayanan obat yang baik haruslah suatu pelayanan prima yang tentu
saja dapat memuaskan pasien yang datang menebus obat di apotek. Dimana
pelayanan prima itu adalah pelayanan terbaik yang sesuai standar mutu yang
yaitu tolok ukur yang digunakan sebagai rujukan mutu pelayanan yang
menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak
1. Jaminan pelayanan
28
Jaminan pelayanan yaitu kemampuan memberikan kepercayaan dan
(92,30%) dimana sebagian besar pasien menjawab baik (81%) karena dengan
segera mengambil resep yang diserahkan pasien. Dan juga dibuktikan dengan
selalu siap sedianya obat yang dibutuhkan pasien. Namun masih terdapat
mengecek kembali obat yang akan diserahkan kepada pasien, peracikan yang
cepat dan tepat, pengemasan obat yang tepat. Dari hasil persentase dapat
(95%). Ini dapat dilihat dari 100 responden diperoleh jawaban ya (87%),
29
dikarenakan karena banyaknya resep obat racikan yang tidak menutup
bermanfaat bagi pasien dalam hal ini menyangkut dosis, indikasi, kontra
indikasi dan efek sampingnya. Dari hasil persentase dapat diketahui bahwa
beberapa pasien menjawab ya (74%) karena pasien merasa sudah cukup jelas
terhadap informasi obat yang disampaikan petugas farmasi, namun ada juga
beberapa pasien yang menjawab tidak pernah (1,3%). Hal ini disebabkan
karena petugas farmasi terlalu sibuk dengan banyaknya resep yang masuk
sehingga terkadang hanya menjelaskan informasi apa adanya saja atau tanpa
4. Pelayanan konseling/konsultasi
farmasi dalam pemenuhan kebutuhan pasien akan informasi obat dan juga
informasi mengenai penyakit yang mungkin ingin diketahui pasien. Dari hasil
30
dan ada juga beberapa pasien yang menjawab tidak pernah (7,70%). Hal ini
konseling sehingga pasien agak sulit untuk bertanya kepada petugas farmasi.
secara tepat dan teliti seperti mengecek kelengkapan resep yang diterima,
peracikan yang cepat dan tepat, pengemasan obat, penyerahan obat yang
disertai dengan informasi obat secara efektif dan efisisen haruslah mendapat
membeli obatnya d apotek luar apabila obat tersebut kosong di apotek rumah
sakit, hal ini tentu saja sudah menyalahi aturan prosedur pelayanan yaitu pada
Namun tetap saja biaya pembelian obat masih di tanggungkan kepada pasien.
Hal ini juga ditekankan pada poin terakhir dimana ditulis bahwa “Dalam
31
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
32
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
2. Pelayanan obat dalam hal pelayanan peracikan dan penyerahan obat termasuk
3. Pelayanan obat dalam hal pelayanan informasi obat termasuk dalam kategori
baik (90%).
A. Saran
Dari kesimpulan yang dapat dilihat pada poin 4, yaitu dimana pelayanan
obat dalam hal konseling sudah termasuk kategori cukup baik(74%) namun tetap
33
Selain itu profesionalisme para petugas dalam menjalankan program
Jamkesmas kiranya patut di tingkatkan lagi. Karena masih terdapat beberapa hal
yang belum dilaksanakan dengan baik. Masih adanya pasien yang harus
mengeluarkan biaya untuk membeli obat di apotek luar jelas-jelas tidak boleh
terjadi, karena poin pokok dari program Jamkesmas itu sendiri adalah pelayanan
kesehatan gratis bagi masyarakat miskin. Jika masih ada pasien yang harus
mengeluarkan biaya hal ini tentu saja melenceng dari Pedoman Pelaksanaan
melakukannya.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Depkes RI.
34
Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman pelaksanaan Jaminan kesehatan
masyarakat (Jamkesmas). Jakarta : Depkes RI.
Siregar, P.J.C, 2004, Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
KUESIONER PENELITIAN
35
I.Identitas umum pasien
a. Nomor Responden :
b. Nama :
c. Umur :
d. Jumlah kunjungan :
I.Pertanyaan
Berilah tanda silang (X) pada jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai
dengan keadaan yang Anda rasakan selama menjalani pengobatan di RSUD Kab.
Kolaka.
Jaminan Pelayanan
1. Bagaimana kesegeraaan petugas menerima resep Anda ?
a. Baik b. Kurang Baik c. Tidak Baik
2. Apakah apotek rumah sakit menyediakan obat yang Anda butuhkan ?
a. selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
3. Bagaimana kecepatan tenaga farmasi menyediakan resep Anda ?
a. Baik b. Kurang Baik c. Tidak Baik
4. Apakah tenaga farmasi selalu menanggapi keluhan-keluhan Anda ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
Pelayanan Peracikan & Penyerahan Obat
5. Apakah petugas menjelaskan perbedaan waktu antara obat racikan/puyer
dengan obat jadi ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
6. Apakah sebelum menyerahkan obat, tenaga farmasi memeriksa kembali obat
yang akan diberikan ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah
7. Apakah jumlah obat yang diberikan sesuai dengan jumlah obat di resep
Anda?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
8. Apakah kemasan obat yang anda terima dikemas dengan rapi ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
36
Pelayanan Informasi Obat
9. Apakah tenaga farmasi selalu memberikan informasi saat penyerahan obat?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
10. Apakah informasi pelayanan obat yang Anda peroleh dapat dimengerti ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
11. Apakah petugas menjelaskan ulang informasi obat yang belum dimengerti
pasien ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
12. Apakah etiket obat yang diberikan sudah jelas dan lengkap ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
Pelayanan Konsultasi/konseling
13. Apakah Anda mendapatkan pelayanan konseling dari tenaga farmasi ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
14. Apakah Anda diberi kesempatan untuk menanyakan tentang khasiat obat dari
resep yang Anda tebus ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
15. Apakah Anda dapat mengulangi informasi yang diberikan oleh tenaga
farmasi?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak dapat
16. Apakah Anda diberi penjelasan tentang penyakit yang Anda derita ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
37
Grafik 2. Persentase Tingkat Pelayanan Obat Terhadap Pasien Jamkesmas di Apotek
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka.
38