Anda di halaman 1dari 8

Gambar 1

Gambar 2

RANGKAIAN ARUS SEARAH DAN ALAT-ALATNYA


1. Resistor dalam seri dalam paralel

Kebanyakan rangkaian listrik bukan hanya terdiri atas satu sumber dan satu resistor luar saja, tetapi
meliputi beberapa sumber, resistor, atau unsur-unsur lain seperti kapasitor, motor dan sebagainya,
yang saling dihubungkan; hubungannya ini ada yang rumit dan ada yang tidak. Istilah umum yang
dipakai untuk rangkaian semacam ini ialah j ari ngan.

Gambar 1 melukiskan empat macam cara menghubungkan tiga resistor, yang daya hambatnya
berturut-turut ialahR1,R2 danR3, antara titika dan titikb. pada (a), ketiga resistor itu membentuk hanya
satu lintasan antara kedua titik, dan dihubungkan dalam seri antara titik-titik tersebut. Berapa pun
jumlah unsur rangkaian seperti resistor, baterai, motor dan sebagainya, dikatakan dalam seri satu
sama lain antara dua titik, jika dihubungkan seperti pada (a) sehingga hanya ada satu lintasan antara
titik-titik tersebut. Arus adalah sama dalam tiap unsur itu.

Gambar 1.

Resistor-resistor dalam gambar 1(b) dikatakan dalam paralel antara titika dan titikb. Tiap resistor
merupakan lintasan alternatif antara titik-titik tersebut, dan berapa pun banyaknya unsur rangkaian
saling dihubungkan seperti itu, dikatakan dalam paralel satu sama lain. Perbedaan potensial antara
tiap unsur pun sama.

2. Hukum Kirchhoff

Tidak semua jaringan dapat disusutkan sehingga menjadi kombinasi seri-paralel yang sederhana.
Salah satu contoh ialah jaringan yang resistor-resistornya dihubung-silangkan, seperti dalam gambar
1-3 (a). Rangkaian seperti dalam gambar 1-3 (b), yang mengandung sumber-sumber asas lain untuk
menghitung arus dalam jaringan-jaringan ini, karena ada beberapa metode yang memungkinkan kita
memecahkan soal seperti ini secara sistematis. Kita hanya akan satu diantara metode-metode itu,
yaitu metode yang mula-mula dikemukakan oleh Gustav Robert Kirchhoff (1824-1887).

Kita difinisikan dahulu dua istilah. Titik cabang (Branch point) dalam jaringan ialah sebuah titik
dimana tiga (atau lebih) konduktor bertemu. Lintasan tertutup dalam gambar 2 (a), misalnya, titik a, d, e
danb merupakan titik cabang, tetapic danf bukan. Dalam gambar 2 (b) hanya ada dua titik cabang,
yaitua danb.

Gambar 2. Dua jaringan yang tak dapat disusutkan menjadi kombinasi hubungan
seri-paralel yang sederhana.
Yang merupakan lintasan tertutup dalam gambar 2 (a) ialah jalan tertutup acda, defbd,
hadbgh,dan hadefbgh.
Hukum Kirchhoff terdiri atas dua kaidah, yaitu:
1.Kaidah titik cabang. Hasil penjumlahan aljabar tiap arus yang menuju sembarang titik cabang
sama dengan nol:
2.Kaidah lintasan tertutup. Hasil penjumlahan aljabar tiap ggl dalam sembarang lintasan tertutup
sama dengan hasil penjumlahan aljabar hasil kali IR dalam lintasan tertutup yang bersangkutan.
Kaidah pertama hanya menyatakan bahwa tak ada muatan yang mengumpul di titik cabang.
Kaidah kedua merupakan generalisasi persamaan rangkaian, dan menjadi persamaan ini jika arus I
sama pada semua daya hambat.

Seperti dalam banyak kejadian, kesulitan utama yang dihadapi dalam menerapkan hukum
Kirchhoff terletak pada penentuan tanda-tanda aljabar, bukan dalam memahami segi-segi fisiknya,
yang sebenarnya sangat elementer. Langkah pertama ialah menetapkan lambang dan arah untuk tiap
arus dan ggl yang tak diketahui; lambang untuk tiap daya hambat yang tidak diketahui pun harus
ditetapkan. Semua ini, dan juga besaran-besaran yang diketahui, dibubuhkan pada diagram; setiap
arah harus pula diperlihatkan dengan jelas. Penyelesaian soal kemudian dikerjakan berdasarkan arah-
arah yang diasumsikan tersebut. Jika penyelesaian dengan angka persamaan- persamaannya
menghasilkan harga negatif untuk arus atau untuk ggl, maka arah yang betul ialah kebalikan dari arah
yang diasumsikan. Bagaimana pun juga, nilai dalam angka akan diperoleh. Karena itu dengan
kaidah-kaidah tersebut kita dapat mengetahui arah, pun juga besar arus dan ggl; dan arah-arah arus
tidak perlu diketahui lebih dahulu.

Dalam menerapkan kaidah titik cabang, arus dianggap positif jika arahnya menuju titik cabang,
negatif jika menjauhinya. Dalam menerapkan kaidah lintasan tertutup, haruslah dipilih arah yang
mana (yang menurut arah jarum jam atau yang berlawanan) sekeliling lintasan tertutup yang
akan diasumsikan sebagai arah positif. Semua arus dan ggl dalam arah ini dianggap positif, yang
sebaliknya negatif. Perlu dicatat bahwa arus sekeliling lintasan tertutup yang bertanda positif
menurut kaidah titik cabang dapat bertanda negatif dari segi kaidah lintasan tertutup. Juga perlu
dicatat bahwa arus sekeliling lintasan tertutup yang bertanda positif adalah tidak penting, karena
kalau arah yang sebaliknya yang dianggap positif, itu hanya akan menghasilkan persamaan yang
sama dengan tanda-tanda yang berlawanan. Ada kecenderungan untuk menganggap benar arah yang
positif itu ialah arus dalam lintasan tertutup, tetapi umumnya pilihan seperti ini tidaklah mungkin,
karena arus dalam beberapa unsur lintasan tertutup ada yang arahnya menurut arah jarum jam dan
ada pula yang arahnya menurut yang sebaliknya.

Dalam jaringan yang rumit, dalam mana banyak tersangkut besaran yang tak diketahui,
kadang-kadang sukar untuk mengetahui cara merumuskan persamaan yang berdiri sendiri dalam
jumlah yang cukup untuk menentukan besaran-besaran yang tidak diketahui itu. Kiranya aturan-
aturan berikut ini dapat diikuti:

 Jika adan titik cabang dalam jaringan, terapkanlah kaidah titik cabang pada titik-titik
sebanyak n-1. Titik yang mana saja bole dipilih. Penerapan kaidah titik cabang pada titik
yang ke-nt it i k menghasilkan persamaan yang berdiri sendiri.
 Bayangkan jaringan itu dipisah-pisahkan menjadi sejumlah lintasan tertutup sederhana.
Terapkan kaidah lintasan tertutup pada tiap lintasan tertutup yang sudah terpisah-pisah ini.

Terapkanlah arah dan sebuah huruf untuk tiap ruas yang tidak diketahui. Arah yang
diasumsikan boleh sekehendak. Perlu diingat bahwa arus dalam sumber 1 dan resistor 1 sama, dan
hanya memerlukan satu huruf untuk lambang, yaitu I1. Begitu pula untuk sumber 2 dan resistor 2, arus
dalam keduanya dilambangkan denganI2. Hanya ada dua titik cabang, yaitua danb.

∑I =I1 +I2 +I3 = 0


Karena hanya ada dua titik cabang, maka hanya ada satu persamaan “titik” yang independen.
Jika kaidah titik cabang diterapkan pada titik cabang yang satu lagi, pada titik a, kita peroleh :
Gambar 3. Cara menyelesaikan soal sebuah jaringan dengan menerapkan
kaidah-kaidah Kirchhoff.
∑I = -I1 -I2 -I3 = 0

Dalam tiap lintasan tertutup arah menurut putaran jarum jam kita anggap positif. Maka
menurut kaidah lintasan tertutup kita peroleh persamaan-persamaan berikut:
3. Amperemeter dan voltmeter

Jenis amperemeter atau voltmeter yang paling umum ialah galvanometer kumparan berputar. Pada
galvanometer ini sebuah kumparan kawat berporos yang mengandung arus dibelokkan oleh interaksi
kemagnetan antara arus ini dengan medan magnet yang permanen. Daya hambat kumparan alat ini
(jenis biasa) kira-kira antara 10 sampai 100 Ω, dan arus yang hanya kira-kira beberapa miliampere
sudah akan menyebabkan defleksi penuh. Defleksi ini berbanding (proportional) dengan arus dalam
kumparan, tetapi karena kumparan itu merupakan konduktor linier, maka arus itu berbanding dengan
perbedaan potensial antara terminal kumparan, dan defleksinya juga berbanding dengan perbedaan
potensial ini.
Gambar 4. (a) Hubungan dalam sebuah amperemeter. (b) hubungan dalam sebuah voltmeter.

Pertama-tama marilah kita bahas galvanometer sebagai amperemeter. Untuk mengukur arus
dalam suatu rangkaian, sebuah amperemeter harus disisipkan dalam se r i pada rangkaian itu. Jika
disisipkan dengan cara ini, galvanometer yang kita maksud di atas akan mengukur setiap arus dari 0
sampai 1 mA. Tetapi, daya hambat kumparannya akan memperbesar daya hambat total rangkaian,
sehingga arus sesudah galvanometer disisipkan, walaupun ditunjukkan dengan tepat oleh alat ini,
mungkin jauh kurang dari arus sebelum galvanometer disisipkan. Jadi, dayahambat alat itu harus jauh
lebih kecil dari dayahambat bagian lain rangkaian, sehingga kalau sudah disisipkan, alat itu tidak
akan mengubah arus yang hendak kita ukur. Amperemeter yang sempurna haruslahnol
dayahambatnya.

Selain itu, batas kemampuan galvanometer mengukur arus jika dipakai tanpa modifikasi, hanya
sampai maksimum 1 mA. Batas kemampuannya ini dapat ditambah, dan dayahambat ekuivalennya
sekalian dapat dikurangi, dengan cara paralel menghubungkan sebuah Rsh yang rendah
dayahambatnya dengan kumparan bergerak galvanometer. Resistor ini paralel disebut s hunt.
Kumparan dan shunt dalam sebuah kotak, dengan batang pengikat untuk hubungan luar di a danb.

Sekarang mari kita perhatikan konstruksi galvanometer. Guna galvanometer ialah untuk
mengukur perbedaan potensial antara dua titik; untuk itu kedua terminalnya harus dihubungkan ke
titik ini. Jelas kiranya galvanometer kumparan bergerak tak dapat digunakan untuk mengukur
perbedaan potensial antara dua bola bermuatan. Kalau terminal galvanometer dihubungkan pada

Anda mungkin juga menyukai