Anda di halaman 1dari 5

Variabel Penelitian

1. Pengertian Variabel
Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai. Badan bukan variabel,
karena badan tidak mengandung suatu pengertian tentang adanya nilai yang bervariasi
tetapi berat badan dan tinggi badan memiliki nilai yang berbeda-beda (bervariasi),
maka berat badan dan tinggi badan tersebut variabel. (Masri Singarimban dan Sofian
Effendi, dalam Marzuki, 2005:39)
Sedangkan menurut Y.W. Best yang disating oleh Sanpiah Faisal, variabel
penelitian adalah kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti
dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian.
Direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud
variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan dijadikan obyek pengamatan
penelitian dari kedua pengertian tersebut dapatlah dijelaskan bahwa variabel
penelitian itu meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang
diteliti.

2. Macam-Macam Variabel
a. Variabel Diskrit
Variabel diskrit (discrete) adalah variabel yang tidak mempunyai pecahan
(utuh), artinya hanya dinyatakan dalam satuan (satu,dua, tiga dst) yang
mempunyai hasil perhitungan, misalnya jumlah anak dalam satu keluarga.
Disebut variabel katagorik misalnya jenis kelamin laki-laki dan wanita, berbagai
tingkat pendidikan seperti sekolah dasar, lanjutan tingkat pertama, sekolah
menengah umum dan perguruan tinggi.
b. Variabel Kontinu / Bersambung
Variabel kontinu (continous) berupa hasil pengukuran seperti berat badan,
luas tanah, nilainya dapat dinyatakan pecahan misalnya seorang anak mempunyai
tinggi 1,47 meter dengan berat badan 54,25 kilogram (Masri S dan Sofian E,
dalam Marzuki, 2005:49)
c. Variabel Pengaruh dan Variabel Terpengaruh
Menurut fungsinya, dibedakan variabel bebas (Independent Variable,
variabel pengaruh) dan variabel tergantung (Dependent Variable, variabel
terpengaruh. Perbedaan dilakukan pola pemikiran hubungan sebab akibat.
Marzuki (Sumadi S, 1983:81)
• Variabel Pengaruh
Adalah variabel yang nilainya berpengaruh terhadap variabel yang lain,
misalnya pupuk dan bibit berpengaruh terhadap hasil produksi padi, metode
mengajar berpengaruh kepada prestasi belajar.
• Variabel Terpengaruh
Adalah variabel yang nilainya bergantung pada nilai variabel yang lain
yang merupakan konsekuensi dari perubahan yang terjadi peda variabel bebas
secara sistematis ditulis Y sebagai fungsi X atau Y = f (X), besar konsumsi
bergantung pada besar pendapatan. Apabila variabel bebasnya lebih dari satu
maka Y = f (X1, X2, X3) misalnya hasil produksi bergantung pada faktor
tanah, tenaga kerja dan model.
d. Variabel Aktif dan Variabel Atribut
• Variabel Aktif
Adalah variabel yang dapat dimanipulasi (melakukan berbagai hal
terhadap berbagai kelompok subyek) seperti dalam metode diskusi, atau satu
kelompok diberi penguatan positif / imbalan.
• Variabel Atribut
Adalah variabel yang tidak dapat dimanipulasikan, seperti jenis kelamin,
status sosio-ekonomi. Tapi ada variabel atribut yang dapat dijadikan variabel
aktif, misalnya tingkat kecemasan adalah variabel atribut yang dapat diukur,
tapi dapat dimanipulasi dengan menumbuhkan tingkat kecemasan yang
berbeda dengan pekerjaan yang sulit, tingkat kecerdasan yang akan diukur.
(Kerlinger, 1986:62-63)

3. Pengukuran Variabel
Inti penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antara variabel. Ada tiga macam
hubungan (Masri S dan Sofian E, dalam Marzuki, 2005:42-43):
a. Hubungan Simetris
Variabel yang satu tidak disebabkan atau tidak dipengaruhi oleh variabel yang
lainnya. Misalnya jantung yang berdebar dibarengi oleh keluarnya keringat,
keduanya terjadi karena kecemasan.
b. Hubungan Timbal Balik
Satu variabel menjadi sebab dan juga menjadi akibat dari variabel yang lain,
misalnya hubungan antara investasi dengan pendapatan; investasi meningkat
menjadi sebab dari meningkatnya investasi. Dikatakan Y= f (x) tetapi juga X= g
(Y)
c. Hubungan Asimetris
Satu atau lebih mempengaruhi satu variabel lainnya ( hubungan antara variabel
pengaruh dengan variabel terpengaruh). Hubungan ini disebut hubungan bivariat
(hubungan antara dua variabel). Apabila variabel X mempengaruhi variabel Y,
dan hubungan multivariat (antara variabel terpengaruhi dengan beberapa variabel
pengaruh) misalnya: X1, X2, X3 mempengaruhi Y
Dalam hubungan asimetris ini ada beberapa ketentuan hubungan:
1. Hubungan antara stimulus dan respons
Hubungan yang demikian itulah yang merupakan salah satu hubungan kausal
yang lazim dipergunakan oleh para ahli. Contohnya: seorang insinyur
pertanian mengamati adanya pengaruh pupuk terhadap buah yang dihasilkan.
2. Hubungan antara disposisi dan respons
Disposisi adalah kecenderungan untuk menunjukkan respons tertentu dalam
situasi tertentu. Bila stimulus datangnya dari luar dirinya. Sedangkan disposisi
berada dalam diri seseorang. Contoh: sikap kebiasaan, nilai, dorongan,
Kemauan dan sebagainya. Suatu respons sering diukur dengan mengamati
tingkah laku seseorang.

3. Hubungan antara individu dan disposisi atau tingkah laku


Artinya diri di sini adalah sifat individu yang relatif tidak berubah dan tidak
dipengaruhi lingkungan, seperti: seks, suku bangsa, Kebangsaan, pendidikan
dan lain-lain
4. Hubungan antara prakondisi yang perlu dengan akibat tertentu
Contoh: agar pedagang kecil dapat memperluas usahanya diperlukan antara
lain persyaratan pinjam bank yang lunak, hubungan kerja keras dengan
keberhasilan jumlah jam belajar dengan nilai yang diperoleh.
5. Hubungan yang Imanen antara dua variabel
Di dalam hubungan ini, terdapat perjalinan yang erat antara variabel yang satu
dengan variabel yang lainnya. Apabila variabel yang satu berubah maka
variabel lainnya ikut berubah. Contoh: hubungan antara semakin besarnya
suatu organisasi dengan semakin rumitnya peraturan yang ada.
6. Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means)
Contohnya: penelitian tentang hubungan antara kerja keras dan keberhasilan,
jumlah jam belajar dengan nilai yang diperoleh pada waktu ujian.

4. Memasukkan Variabel Yang Baru


• Variabel Penekanan
Yaitu memperjelas hubungan. Contoh: semakin dekat rumah penduduk dengan
Puskesmas, semakin besar kemungkinan orang yang mengunjungi Puskesmas
yang bersangkutan.
• Variabel Pengganggu
Terjadi apabila kita menghubungkan dua variabel (pengaruh dan terpengaruh),
misalnya A mempengaruhi C apabila ada variabel antara B sehingga terjadi tiga
hubungan A dengan B, B dengan C, serta A dengan C. Kebiasaan membaca
menunjukkan hubungan positif dengan umur, mungkin tinggi umur seorang
makin banyak kebiasaan membacanya. Ini hanya terjadi pada variabel antara,
yaitu pendidikan. Seorang lanjut usia yang tidak sekolah, tidak akan lebih
membaca, dibandingkan seorang pemuda.
• Variabel Anteseden
Menambah pengertian tentang hubungan, misalnya dalam hubungan antara
pendidikan dan pengetahuan politik terdapat data yang menunjukkan apabila
pendidikan seorang rendah, maka pengetahuan politiknya pun rendah. Untuk
memperjelas perlu dicari variabel apa yang mempengaruhi pendidikan
seseorang?. Dengan memasukkan status sosial orang tua, maka kita menjadi lebih
jelas bahwa status sosial ekonomi orang tua menentukan tingkat pendidikan
seseorang, dan pendidikan menentukan pengetahuan politiknya.
5. Merumuskan Definisi Operasional Variabel-Variabel
Setelah variabel-variabel diidentifikasi dan klasifikasikan, maka variabel-variabel
tersebut perlu diidentifikasikan secara operasional (Brigdman, 1927: bhnb)
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang dapat
diamati (diobservasi) dari definisi operasional tersebut dapat ditentukan alat
pengambilan data yang cocok dipergunakan.
Adapun cara penyusunan definisi operasional itu bermacam-macam, yaitu:
1. Menekankan kegiatan (Operation) apa yang perlu dilakukan
2. Menekankan bagaimana kegiatannya (Operation) itu dilakukan
3. Menekankan sifat-sifat statis hal yang didefinisikan.
Contohnya sebagai berikut:
1. Frustrasi adalah keadaan yang timbul sebagai akibat tercegahnya pencapaian hal
yang sangat diinginkan yang sudah hampir dicapai.
2. orang cerdas adalah orang yang tinggi kemampuannya dalam pemecahan
masalah, tinggi kemampuannya dalam menggunakan bahasa dan bilangan.
3. Ekstraversi adalah kecenderungan lebih suka berada dalam kelompok dari pada
seorang diri.
Setelah definisi operasional sebagaimana contoh di atas, selanjutnya peneliti
menunjuk alat yang dipergunakan untuk mengambil data-datanya. Dan setelah
dirumuskan, maka yang terkandung dalam hipotesis telah dioperasionalisasikan,
jadi peneliti telah menyusun prediksi tentang kaitan berbagai variabel
penelitiannya itu secara operasional dan siap diuji melalui data empiris.

Anda mungkin juga menyukai