Anda di halaman 1dari 28

(VOIP)

VOICE OVER INTERNET PROTOCOL

Oleh:
Nama : Enggal prasetyo
NIM : S1TIS100084
Dosen : Purwanto s.com

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
(STIMIK)
TUNASBANGSA BANJARNEGARA
Voice over Internet Protocol (VoIP)

Voice over Internet Protocol (VoIP)

Pendahuluan
VoIP yang disebut juga internet telephony merupakan teknologi yang menawarkan solusi
teleponi melalui jaringan paket (IP Network). Teknologi menyimpang dari kelaziman
tetapi menjanjikan suatu kelebihan, sehingga banyak pihak yang ikut melibatkan diri.
VoIP mereduksi biaya mereduksi biaya percakapan sampai 60%. Sebagai contoh, tarif
percakapan lewat telepon kabel di Amerika Serikat Rp 6.000/menit atau US$ 66 sen,
sementara tarif VoIP hanya Rp 1.300/menit atau sekitar US$ 14 sen. Selain Reduksi
biaya, VoIP juga menyederhanakan sistem, memudahkan OAM dan mendukung aplikasi
multimedia.

Konfigurasi Jaringan
Untuk melewatkan voice melalui jaringan internet (IP), memerlukan gateway. Gateway
mengubah format sinyal suara (analog, T1/E1, BRI maupun PRI) ke paket IP, begitu juga
sebaliknya. Beberapa vendor menyediakan gateway berkapasitas kecil (SOHO Gateway)
yang berbentuk card yang harus diinstal ke sebuah PC, atau berbentuk smart terminal
(tidak memerlukan PC). Bahkan terminal telepon yang dapat langsung dihubungkan
dengan jaringan internet (IP Phone) juga tersedia.

Gambar di atas menunjukkan konfigurasi VoIP.


• Layanan VoIP menyediakan layanan voice Phone-to-Phone
Computer-to-Phone atau Computer-to-Computer. Selain layanan voice, VoIP juga dapat
digunakan untuk fax (Fax over Internet Protocol). Layanan internet existing juga
diperkaya dengan layanan web based voice. VoIP juga mendukung layanan Interactif
voice response, Call center integration, dan Video conference

• Jaringan Internet (IP Network)


Jaringan Internet (IP Network) yang digunakan adalah internet, Corporate atau Enterprise
IP network (Intranet) dan IP Virtual Private Network (Extranet). Jaringan internet
mewakili public internet, memiliki resiko kegagalan yang besar, sedangkan intranet dan
PVN sering disebut Managed IP network. Managed IP Network menjamin kualitas VoIP,
beberapa provider menyediakan koneksi ke jaringan Managed IP Network-nya. Masalah
utama dalam VoIP adalah Quality of Service seperti Interoperability, Reliability,
Availability, Scalability, Accessibility, dan Viability yang belum matang. Beberapa usaha
dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, seperti membentu protokol komunikasi yang
sesuai, menggunakan signalling ss7, MPLS, network management, serta network
improvement.

• Standar ITU
mengeluarkan standar resmi H.323. Komponen yang disyaratkan oleh H.323 lebih
lengkap dan mendukung layanan multimedia. selain H.323, terdapat protokol lain seperti
MGCP (Media Gateway Control Protol), SIP (Session Inisialization Protocol), SGCP
(Simple Gateway Control Protocol), MMUSIC Multiparty (MUltimedia SessIon Control)
dll. Akibat belum matangnya protokol-protokol di atas, terdapat banyak produk yang
memiliki standar yang berbeda.

• Teknologi Lain Selain Voice over IP


dikenal juga teknologi lain seperti Fax over IP (FoIP), Voice over ATM (VoATM), dan
Voice over Frame Relay (VoFR) dan Voice Over Wireless (VOW).

• Vendor dan Provider


Secara umum vendor terdiri atas penyedia sirkit VoIP tunggal, penyedia gateway dan
perangkat pendukung, terminal dan penyedia software. Sedangkan provider menyediakan
layanan yang berkenaan dengan jaringan VoIP. Service provider terdiri dari Internet
Telephony Service Provider (ITSP), Internet Fax Service Provider (IFSP),
Interconectivity Provider, Testing Facilities Provider, Directory Service Provider dan
Integrator. ITSP dan IFSP menyediakan layanan voice dan fax kepada end user,
sedangkan Interconectivity Provider menyediakan Manage IP Network.

• Contoh Jaringan VoIP


Contoh sederhana implementasi jaringan VoIP menggunakan produk DSG Technologies
Inc. Produknya terdiri dari Gateway (IP2000), SOHO Gateway (IPStar) dan IP Phone
(Interphone). Layanan yang diberikan adalah phone to phone dengan konfigurasi.
InterPhone dapat langsung dihubungkan ke jalur internet ataupun melalui IP PBX atau
router. Sedangkan IPStar sebagai media yang menghubungkan telepon biasa dengan jalur
internet. Gateway IP2000 dapat menghubungkan 32 jalur telepon analog atau sampai 96
jalur digital E1. Untuk penggunaan sebagai ITSP, IP2000 dilengkapi dengan billing
system. Tiap perangkat DSG memiliki ID tersendiri, sehingga perangkat satu dengan
yang lain dapat saling berhubungan. Kelemahan produk DSG ini adalah tidak kompatibel
dengan standar H.323, sehingga hanya dapat berhubungan dengan produk sejenis. Produk
DSG telah dipakai di 20 negara dengan jumlah gateway lebih dari 50. Jaringan internet
yang dipakai berupa publik internet atau intranet, sedangkan koneksi melalui
Interconnectivity Provider belum tersedia.
Segmen Bisnis

• Trend
Meski VoIP masih terkendala oleh kualitas suara, overhead, standarisasi, skalabilitas dan
penggunaan bandwith, pertumbuhannya mencapai 132%/tahun. Beberapa prediksi yang
menunjukkan besarnya pasar VoIP antara lain :
Pertumbuhan trafik VoIP mencapai 3.6 triliun menit selama tahun 1999 sampai hampir
82 triliun menit di tahun 2003. Presentase trafik VoIP mencapai 0.5 % dari total trafik
pada tahun 1998 dan akan mencapai 6.1 % di tahun 2003 (Piper Jaffray Inc. Minneapolis,
Charting Ahead, Tele.Com, May 3 1999 www.teledotcom.com ).
IP Network based Service menghasilkan revenue dari $74 juta pada tahun 2000 sampai
$40 triliun pada tahun 2006 (Ovum, London, Hitching a Ride, Global Telephony march
2000).
Market size VoIP mencapai $19.8 juta pada tahun 1996 dan tahun 2001 mencapai $1.89
triliun, melibatkan 70% dari Fortune 1000 companies (Frost & Sullivan)
Trafik world-wide FoIP yang masih mendekati nol pada 1996 namun pada tahun 2001
mencapai 1.75 triliun menit (US Domestic), inter-country FoIP mencapai 1.1 triliun
menit (Probe research).

• Market Player
Segmen bisnis yang terlibat bukan hanya mereka yang terlibat langsung dengan internet
tetapi juga meliputi Carrier PSTN , private network atau intranet, WAN atau extranet,
dan enterprise network. AT&T misalnya, merupakan InterExchange Company (IEC)
yang menggunakan VoIP untuk jaringannya. Beberapa perusahaan yang menjadi Internet
Telephony Service Provider (ITSP) dapat dilihat pada lampiran. AT&T juga bergabung
dengan British Telecom dalam Concert sebagai managed VoIP services provider
(Interconnectivity Provider). Beberapa Coopetitor lain juga melakukan hal yang sama.

• Pendekatan pasar
Untuk new entants atau pendatang baru, ada tiga pendekatan masuk ke bisnis VoIP, yakni
membangun jaringan sendiri, bergabung dengan jaringan yang telah exist, atau menjadi
reseller. Ketiga pendekatan tersebut memiliki sifat investasi modal, kompleksitas dan
keuntungan yang berbeda. Beberapa produk yang dapat ditawarkan dari VoIP dengan
cara calling account, ,calling card, atau bundled service. Calling account dilakukan
dengan mendaftarkan nomor telepon rumah atau kantor pelanggan, dimana pembayaran
dilakukan secara prepaid maupun postpaid. Calling card memasarkan produk VoIP lebih
fleksibel karena dapat di akses dari mana saja hanya dengan menggunakan PIN tertentu.
Cara terakhir menggunakan bundled service, dimana layanan langsung ditawarkan ke
pelanggan dengan sekali bayar dan dapat dipergunakan kapan saja. Pelanggan utama
bundled service adalah dunia usaha.

• Pricing
Masalah pricing telah dibahas dalam beberapa literatur. Dua metode yang sering
digunakan adalah menyamakan pricing dengan ISP atau membuat pricing tersendiri
untuk internet telephony. Pricing dengan pendekatan ISP diasumsikan bahwa penggunaan
VoIP hanya sebatas web voice atau PC to PC telephony. Sedangkan pricing dengan
internet telephony jika penggunaannya untuk general communication.

Regulasi

VoIP berkembang karena adanya persaingan yang bebas dan dukungan pemerintah,
setidaknya inilah yang terjadi di Amerika. Monopoli perusahaan besar dihindari
(misalnya monopoli AT&T diakhiri pada tahun 1984) dan pengawasan ketat pada
persaingan yang sehat (misalnya saat dua internet backbone service provider terbesar,
MCI dan WorldCom merger pada tahun 1998, pemerintah tetap berusaha agar tidak ada
perusahaan yang mendominasi dengan mewajibka

2.1 Voice over Internet Protokol


2.1.1 Pengertian

VoIP adalah teknologi yang memanfaatkan Internet Protocol untuk


menyediakan komunikasi suara secara elektronis dan real-time. VoIP mulai
dikenal di Indonesia semenjak tahun 2000 dimana saat itu sedang marak-
maraknya teknologi internet. Saat itu dikenal dengan fasilitas telepon gratis
via internet dengan pengguna internet lainnya.

       Voice over Internet Protocol (VoIP) melewatkan trafik suara, video dan
data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. jaringan IP adalah jaringan
komunikasi data yang berbasis packet switch. Trafik VoIP dibagi menjadi dua
bagian transmisi jaringan yaitu transmisi untuk signaling dan untuk RTP
(Realtime Transfer Protocol). Protokol yang digunakan unuk signaling selalu
berbasis TCP (Transfer Control Protocol) sedang untuk RTP yang digunakan
adalah protocol berbasis UDP (User Datagram Protocol). Signaling dilakukan
diantara port TCP yang sudah umum diketahui, misalkan untuk H323
menggunakan port 1720, SIP (session Initiation Protocol) menggunakan port
5060, IAX (Inter Asterisk Exchange) menggunakan port 4569.

      Menelepon dengan menggunakan VoIP banyak keuntungannya,


diantaranya adalah dari segi biaya jelas lebih murah dari tarif telepon
tradisional, karena jaringan IP bersifat global. Sehingga untuk hubungan
Internasional dapat ditekan hingga 70%. Selain itu, biaya maintenance dapat
ditekan karena voice dan data network terpisah, sehingga IP Phone dapat
ditambah, dipindah, dan diubah dengan mudah. Hal ini karena VoIP dapat
dipasang di sembarang ethernet dan IP address, tidak seperti telepon
tradisional yang harus mempunyai port tersendiri di Sentral atau PBX.  

    

Gambar 1 : Diagram VOIP

Untuk membuat sistem VoIP, ada beberapa variasi penyambungan. Ada


koneksi dari komputer ke komputer dengan berbekal sound card dan head-
set melalui jaringan LAN maupun internet merupakan solusi paling murah
tetapi cukup merepotkan, karena kedua sisi harus memiliki komputer dan
perangkat lunak (Softphone) yang sama. Ada juga melalui komunikasi suara
dari komputer ke pesawat telepon IP (IP Phone) maupun pesawat telepon
biasa yang menggunakan gateway atau perangkat yang disediakan oleh
suatu perusahaan untuk dapat mengakses jaringan PSTN (Public Switched
Telephone Network)setempat.  
 
Gambar 2 : Topologi jaringan VoIP . 

2.1.2 Komponen VoIP

Untuk dapat melakukan komunikasi menggunakan VoIP dibutuhkan


beberapa komponen pendukung. Beberapa komponen yang harus ada
dalam VoIP, yaitu :

   1. Protocol

   2. VoIP Server

   3. Soft Switch

   4. SoftPhone (Software)

5. VoIP Gateway

 2.1.2.1  Protocol
      Secara umum, terdapat dua teknologi yang digunakan untuk VoIP, yaitu
H.323 dan SIP. H323 merupakan teknologi yang dikembangkan oleh ITU
(International Telecommunication Union). SIP (Session Initiation Protocol)
merupakan teknologi yang dikembangkan IETF (Internet Enggineering Task
Force).

a. TCP/IP
TCP/IP (Transfer Control Protocol/Internet Protocol) merupakan sebuah
protokol yang digunakan pada jaringan Internet. Protokol ini terdiri dari dua
bagian besar, yaitu TCP dan IP. Ilustrasi pemrosesan data untuk dikirimkan
dengan menggunakan protokol TCP/IP diberikan pada gambar dibawah ini.

Application
plic
atio

TCP/UDP TCP/UDP
IP IP
Physical Physical

Tabel 1

b. Application layer
Fungsi utama lapisan ini adalah pemindahan file. Perpindahan file dari
sebuah sistem ke sistem lainnya yang berbeda memerlukan suatu sistem
pengendalian untuk menangatasi adanya ketidak kompatibelan sistem file
yang berbeda - beda. Protokol ini berhubungan dengan aplikasi. Salah satu
contoh aplikasi yang telah dikenal misalnya HTTP (Hypertext Transfer
Protocol) untuk web, FTP (File Transfer Protocol) untuk perpindahan file,
dan TELNET untuk terminal maya jarak jauh.
c. TCP (Transmission Control Protocol)
Dalam mentransmisikan data pada layer Transpor ada dua protokol yang
berperan yaitu TCP dan UDP. TCP merupakan protokol yang connection-
oriented yang artinya menjaga reliabilitas hubungan komunikadasi end-to-
end. Konsep dasar cara kerja TCP adalah mengirm dan menerima segment
- segment informasi dengan panjang data bervariasi pada suatu datagram
internet. TCP menjamin realibilitas hubungan komunikasi karena melakukan
perbaikan terhadap data yang rusak, hilang atau kesalahan kirim. Hal ini
dilakukan dengan memberikan nomor urut pada setiap yang dikirimkan dan
membutuhkan sinyal jawaban positif dari penerima berupa sinyal ACK
(acknoledgment). Jika sinyal ACK ini tidak diterima pada interval pada waktu
tertentu, maka data akan dikirikmkan kembali. Pada sisi penerima, nomor
urut tadi berguna untuk mencegah kesalahan urutan data dan duplikasi
data. TCP juga memiliki mekanisme fllow control dengan cara
mencantumkan informasi dalam sinyal ACK mengenai batas jumlah oktet
data yang masih boleh ditransmisikan pada setiap segment yang diterima
dengan sukses. Dalam hubungan VoIP, TCP digunakan pada saat signaling,
TCP digunakan untuk menjamin setup suatu call pada sesi signaling. TCP
tidak digunakan dalam pengiriman data suara pada VoIP karena pada suatu
komunikasi data VoIP penanganan data yang mengalami keterlambatan
lebih penting daripada penanganan paket yang hilang.

d. User Datagram Protocol (UDP)


UDP yang merupakan salah satu protocol utama diatas IP merupakan
transport protocol yang lebih sederhana dibandingkan dengan TCP. UDP
digunakan untuk situasi yang tidak mementingkan mekanisme reliabilitas.
Header UDP hanya berisi empat field yaitu source port, destination port,
length dan UDP checksum dimana fungsinya hampir sama dengan TCP,
namun fasilitas checksum pada UDP bersifat opsional.
UDP pada VoIP digunakan untuk mengirimkan audio stream yang dikrimkan
secara terus menerus. UDP digunakan pada VoIP karena pada
pengiriman audio streaming yang berlangsung terus menerus lebih
mementingkan kecepatan pengiriman data agar tiba di tujuan tanpa
memperhatikan adanya paket yang hilang walaupun mencapai 50% dari
jumlah paket yang dikirimkan. (VoIP fundamental, Davidson Peters, Cisco
System, 163). Karena UDP mampu mengirimkan data streaming dengan
cepat, maka dalam teknologi VoIP UDP merupakan salah satu protokol
penting yang digunakan sebagai header pada pengiriman data selain RTP
dan IP. Untuk mengurangi jumlah paket yang hilang saat pengiriman
data (karena tidak terdapat mekanisme pengiriman ulang) maka pada
teknolgi VoIP pengiriman data banyak dilakukan pada private network.

e. H.323
H.323 adalah salah satu dari rekomendasi ITU-t (International
Telecommunications Union – Telecommunications). H.323 merupakan
standar yang menentukan komponen, protokol, dan prosedur yang
menyediakan layanan komunikasi multimedia. Layanan tersebut adalah
komunikasi audio, video , dan data real-time, melalui jaringan berbasis paket
(packet-based network). (Tabratas Tharom, 2001;64) H.323 berjalan pada
jaringan intranet dan jaringan packet-switched tanpa mengatur media
jaringan yang di gunakan sebagai sarana transportasi maupun protokol
networ layer. Karakteristik terminal H.323 dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2 Diagram blok terminal berbasis H.323


Standar H.323 mengatur hal-hal sebagai berikut :
1. Video Codec (H.261 dan H.263). Video Codec bertugas mengkodekan
data dari sumber video untuk dikirimkan dan mendekodekan sinyal kode
yang diterima untuk di tampilkan di layar penerima.
2. Audio Codec (G.711, G.722, G723, G728 dan G.729). Audio codec
betugas mengkodekan data dari sumber suara untuk dikirimkan dan
mendekodekan sinyal kode yang diterima untuk didengarkan oleh
penerima.
3. Data channel mendukung aplikasi-aplikasi seperti electronic whiteboard,
dan kolaborasi aplikasi. Sttandar untuk aplikasi-aplikasi seperti ini adalah
standar T.120 . Aplikasi dan protokol yang berbeda tetap dapat dijalankan
dengan negosiasi menggunakan standar H.245
4. Sistem control unit (H.245 dan H.225.0) menyediakan signalling yang
berkaitan  dengan komunikasi antar terminal H.323.
5. H.225.0 layer memformat data video, suara, data , dan informasi kontrol
lain sehingga dapat dikirimkan melalui LAN Interface sekaligus menerima
data yang telah diformat melalui LAN Interface. Sebagai tambahan, layer
ini juga bertugas melakukan error detection, error correction , dan frame
sequencing agar data dapat mencapai tujuan sesuai denagn kondisi saat
data dikirimkan. LAN interface harus menyediakan koneksi yang handal.
Untuk flow control dan unreliable data channel connection (misal: UDP)
dapat digunakan untuk pengiriman audio dan video channel.

c. SIP (Session Initiation Protocol)


SIP adalah suatu signalling protocol pada layer aplikasi yang
berfungsi untuk membangun, memodifikasi, dan mengakhiri suatu sesi
multimedia yang melibatkan satu atau beberapa pengguna. Sesi
multimedia adalah pertukaran data antar pengguna yangbisa meliputi
suara, video, dan text. SIP tidak menyediakan layanan secara langsung ,
tetapi menyediakan pondasi yangdapat digunakan oleh protokol aplikasi
lainnya untuk memberikan layanan yang lebih lengkap bagi pengguna,
misalnya dengan RTP (Real Time Transport Protocol) untuk transfer data
secara real-time, dengan SDP (Session Description Protocol) untuk
mendiskripsikan sesi multimedia , dengan MEGACO (Media Gateway
Control Protocol) untuk komunikasi dengan PSTN (Public Switch
Telephone Network).
Meskipun demikian, fungsi dan operasi dasar SIP tidak tergantung pada
protocol tersebut. SIP juga tidak tergantung pada protokol layer transport
yang digunakan. Pembangunan suatu komunikasi multimedia dengan SIP
dilakukan melalui beberapatahap :
1. User Location adalah menentukan lokasi pengguna yang akan
berkomunikasi.
2. User Availabilityi adalah menentukan tingkat keinginan pihak yang
dipanggil untuk terlibat dalam komunikasi.
3. User Capability adalah menentukan media maupun parameter yang
berhubungan dengan media yang digunakan untuk komunikasi.
4. Session Setup adalah pembentukan hubungan antara pihak
pemanggildengan pihak yang dipanggil.
5. Session management yaitu meliputi transfer, modifikasi, dan
pemutusan sesi. Secara garis besar SIP merupakan protokol yang
digunakan dalam untuk membangun, memodifikasi, dan mengakhiri
suatu sesi. Penggunaan protokol codec video , audio dan Real-time
Protocol dengan H.323 tetap sama, hanya berbeda dalam sesi
signallingsambungan VoIP

    Protokol lain yang juga sempat populer adalah MGCP (Media Gateway
Control Protocol). Protokol ini lebih sering digunakan untuk mengontrol
titik komunikasi di VoIP. MGCP memiliki feature tambahan yang unik,
yakni Call Waiting.  

2.1.2.2 VoIP Server


     VoIP Server adalah bagian utama dalam jaringan VoIP. Perangkat ini
memang tidak wajib ada di jaringan VoIP, tetapi sangat dibutuhkan untuk
dapat menghubungkan banyak titik komunikasi server. Perangkat ini dapat
digunakan untuk mendefinisikan jalur dan aturan antar terminal. Selain itu
VoIP server juga bisa menyediakan layanan-layanan yang biasa ada di
perangkat PBX (Private Branch Exchange), voice mail, Interactive Voice
Response (IVR), dan lain-lain. Beberapa jenis SoftSwitch juga menyediakan
fasilitas tambahan untuk dapat berkomunikasi dengan SoftSwitch lain di
internet. Ada beberapa SoftSwitch yang dapat anda pilih untuk membangun
jaringan VoIP sendiri, semuanya memiliki lisensi gratis. Contoh dari VoIP
server ini adalah Asterisk. 

2.1.2.3 Packet Switch

      Telepon analog yang biasa digunakan di rumah menggunakan teknologi


Circuit Switching. teknologi ini masih digunakan sebagai standar baku
jaringan telepon di beberapa negara termasuk indonesia meskipun jauh dari
efisien.

      Konsep dasar penggunaan Circuit Switching yaitu sebuah jalur


komunikasi akan dibuka dan dipesan selama terjadi komunikasi. Jalur
komunikasi yang ada akhirnya menjadi eklusif dimiliki oleh dua titik yang
menggunakannya. Contoh, anda tinggal di Jakarta dan hendak menelepon
kerabat yang berada di Surabaya. Selama proses komunikasi antara anda
dan kerabat terjadi, jalur telepon dari jakarta ke surabaya adalah eklusif milik
anda dan lawan bicara. Alhasil biaya pun memebengkak karena anda harus
membayar jalur telepon tadi.

      Konsep berbeda ditawarkan VoIP. Seluruh data yang lalu-lalang di


Internet menggunakan konsep Packet Switching. artinya jalur yang anda
gunakan untuk berselancar di internet bukan eklusif milik sendiri. Packet
Switching memungkinkan  jalur data digunakan oleh banyak pengguna. Agar
tidak salah alamat, paket data diberi identitas khusus sehingga perangkat
pendukung seperti router dapat meneruskannya (switched) ke tujuan akhir.
Packet Switch menjadi alasan utama mengapa komunikasi suara
menggunakan Internet Protocol (IP) memiliki perbedaan biaya yang jauh lebih
rendah.  

Coder-decoder (Codec)

      Agar apat melewati jalur Packet Switch dengan baik, VoIP


memebutuhkan proses coder dan decoder. Proses ini mengkonversi sinyal
audio menjadi data digital yang dipadatkan (kompresi) untuk kemudian dikirim
lewat jalur internet. Di titik lain, data dikembangkan lagi (dekompresi), dan
diubah menjadi sinyal analog.

      Konversi codec bekerja dengan cara memotong bagian sinyal (sampling)


audio dalam jumlah tertentu perdetiknya. Sebagai contoh, codec G.711
melakukan sampling audio sebanyak 64.000 kali per detiknya. Jika data hasil
kompresi berhasil diterima di titik lain, proses selanjutnya adalah melakukan
perakitan ulang. Data yang dirakit tidak selengkap data saat pertama kali
dikirim, ada beberapa bagian yang hilang. Akan tetapi bagian yang hilang
sangat kecil sehingga tidak terdeteksi oleh telinga manusia.

      Codec juga bekerja menggunakan alogaritma tertentu untuk


membantunya memecah, mengurutkan, mngkompresi, dan merakit ulang
audio data yang ditransmisikan. Salah satu alogaritma yang populer
digunakan dalam teknologi VoIP adalah CS-ACELP (Conjugate-Structure
Algebraic-Code-Excited Linear Prediction).

      Pemilihan codec sangat berpengaruh pada penggunaan bandwidth


jaringan nantinya. Makin baik codec melakukan sampling, makin efisien juga
jalur yang digunakan. Kualitas akhir suara juga harus diperhatikan agar tidak
sekadar cepat, codec juga harus menghasilkan sinyal audio yang baik.
Beberapa codec lainnya : G.723.1, G.729, G.726, G.728, GSM, iLBC 
2.1.2.4  SoftPhone

      Selain berupa telepon utuh (hardware), perangkat telepon juga bisa


berbentuk software. Di dunia VoIP, perangkat ini disebut SoftPhone.
Softphone memiliki jenis yang beragam baik dari kemampuan dan lisensi.
Saat ini banyak Softphone yang disebarkan dengan lisensi gratis. Bahkan
ada yang menyediakan lisensi software gratis sekalligus layanan jaringan
VoIP -nya. SkyPe salah satu penyedia Softphone Cuma-Cuma, sekaligus
layanan PC-to-PC call yang prima. SoftPhone Skype ini hanya bisa bekerja di
jaringan milik Skype. Jika ingin membuat jaringan sendiri harus
menggunakan Softphone jenis lain. Softphone lain diantaranya adalah X-Lite,
IAX-Lite, MyPhone. X-Lite merupakan softphone untuk VoIP yang berjalan
melalui protokol SIP. Selain suara, X-Lite juga bisa digunakana untuk saling
berkirim text dan video.

      IAX-Lite merupakan softphone yang berjalan melalui protokol IAX. IAX


merupakan protokol signaling yang dikembangkan oleh pembuat Asterisk (IP
PBX). Untuk protokol H323 dapat menggunakan MyPhone. 

2.1.2.5 VoIP Gateway

Gateway digunakan untuk menghubungkan dua j aringan yang berbeda yaitu


antara j aringan H.323 dan jaringan non H.323, sebagai contoh gateway
dapat menghubungkan dan menyediakan komunikasi antara terminal
H.233 dengan jaringan telepon , misalnya: PSTN. Dalam menghubungkan
dua bentuk jaringan yang berbeda dilakukan dengan menterjemankan
protokol-protokol untuk call setup dan release serta mengirimkan informasi
antara jaringan yang terhubung dengan gateway. Namun demikian gateway
tidak dibutuhkan untuk komunikasi antara dua terminal H.323.

2.1.3 Jenis Metode Layanan VOIP

1. Analog Telephone Adaptor (ATA)


2. IP Phones
3. PC to PC

Ketiga metode di atas adalah metode yang dapat dipakai oleh pengguna
untuk melakukan / menggunakan layanan VOIP

2.1.3.1 ATA 

ATA adalah metode paling umum untuk menggunakan layanan VOIP yaitu
menggunakan alat yang bernama ATA yang memungkinkan kita
menyambungkan telepon konvensional ke PC atau internet untuk melakukan
VOIP

2.1.3.2 IP PHONES

IP PHONES yaitu telepon yang sudah memiliki port RJ-45 untuk langsung di
sambungkan ke router guna melakukan panggilan VOIP.

2.1.3.3 PC to PC

PC to PC seperti namanya saja kita sudah dapat membayangkan, yaitu


panggilan VOIP yang dilakukan menggunakan PC dengan perlengkapan
microphone, speaker, dan software yang di sediakan para developer
komunikasi VOIP ini contoh : Skype dan InterVoip. User tidak membayar satu
sen pun dalam melakukan panggilan antarpengguna sesama layanan.
Gambar ini disadur dari : www.foundry.net

Kelebihan dan Kekurangan VoIP


BAB III
PEMBAHASAN

Perkembangan teknologi Voice over Internet Protocol (VoIP) sejak


dikembangkan pada tahun 1995 sudah semakin pesat. Awalnya dianggap
“nyeleneh” tapi sekarang menjadi harapan pengguna sebagai alternatif
telepon murah. Pemakaian VoIP di beberapa negara maju mampu menekan
biaya SLI dan SLJJ sebesar 70 %. Namun di Indonesia masih ribut pada
masalah regulasinya. Mulai dari substansinya sampai siapa yang berwenang
membuat regulasinya. “Ketakutan” akan penuruan pendapatan oleh operator
telokomunikasi juga mempengaruhi regulasi pemerintah.
VoIP sebenarnya adalah aplikasi internet biasa seperti layanan www dan
email. VoIP sebagai layanan Internet biasa disebut IP Telephony.
Infrastruktur internet dibutuhkan agar dapat menggunakan dann atau
menyediakan layanan VoIP. VoIP secara umum berarti mengirimkan
informasi suara secara digital dalam bentuk paket data. Dibandingkan secara
tradisional, pengiriman informasi suara melalui saluran analog PSTN (Public
Switching Telephone Network). VoIP yang disebut juga internet telephony
merupakan teknologi yang menawarkan solusi telepon melalui jaringan paket
(IP Network). Teknologi yang awalnya dianggap menyimpang dari kelaziman
ternyata saat ini menjanjikan suatu kelebihan, sehingga banyak pihak yang
ikut melibatkan diri. Secara umum, VoIP didefinisikan sebagai suatu sistem
yang menggunakan jaringan internet untuk mengirimkan data paket suara
dari suatu tempat ke tempat yang lain menggunakan perantara protokol IP.

Perkembangan VoIP di Indonesia dan Regulasinya

Di Indonesia, teknologi VoIP sebenarnya sudah digunakan sejak beberapa


tahun lalu. Untuk komunitas pengguna atau pengembang VoIP di
masyarakat, berkembang di tahun 2000. Komunitas awal pengguna atau
pengembang VoIP adalah VoIP Merdeka yang dicetuskan oleh pakar
internet Indonesia, Onno W. Purbo. Teknologi yang digunakan adalah H.323
yang merupakan teknologi awal VoIP. Sentral VoIP Merdeka di hosting di
Indonesia Internet Exchange (IIX) atas dukungan beberapa ISP dan
Asossiasi Penyelenggara Jaringan Internet (APJII). Di tahun 2005, Anton
Raharja dan tim dari ICT Center Jakarta mulai mengembangkan VoIP jenis
baru berbasis Session Initiation Protocol (SIP). Teknologi SIP merupakan
teknologi pengganti H.323 yang sulit menembus proxy server. Di tahun 2006,
infrastruktur VoIP SIP dikenal sebagai VoIP Raky.

Kini, pemakaian VoIP sudah semakin luas. Namun, pemanfaatannya


masih menimbulkan pro dan kontra. Tentu kita bertanya mengapa
memberikan layanan yang lebih murah dari Telkom dianggap sebagai sebuah
hal yang tabu. Padahal, Telkom tidak lagi memonopoli pasar
penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia. Kondisi ini memprihatinkan
karena perkembangan teknologi tidak diselaraskan dengan regulasi yang
mengaturnya. Pertanyaannya, mengapa pemerintah tidak begitu responsif
dalam menanggapi perkembangan teknologi telekomunikasi, khususnya
dalam bidang VoIP ini.

Saat ini permasalahan VoIP di Tanah Air, bukan terletak pada sisi
teknologinya malainkan pada sisi bisnis semata. Karena, bisnis ini sangat
menguntungkan. Sesuai Kepdirjenpostel No.159/Dirjen/2001,pemerintah
memang hanya menunjuk lima pihak yang berhak menyelenggarakan jasa
internet teleponi alias VoIP untuk keperluan publik. Masing-masing adalah PT
Telkom, Indosat, Satelindo, PT Atlasat Solusindo, dan PT Gaharu Sejahtera.
Padahal, pengusaha VoIP yang tergabung dalam Asosiasi Penyelenggara
Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebut sudah ada sekitar 35 pelaku usaha
yang menyelenggarakan bisnis jasa ini. Kalau Kepdirjenpostel itu jadi
dilaksanakan, berarti sekian banyak pengusaha harus tutup operasi atau
menempuh jalan kerja sama dengan operator resmi. Para pengusaha VoIP di
luar kelima nama tadi memang seolah berpacu dengan waktu. Pasal 86
Kepmenhub No.21/2001 menegaskan tenggat waktu adalah 31 Mei 2002
untuk penyelenggaraan VoIP. Selanjutnya hanya pihak yang telah memiliki
izin resmi yang boleh beroperasi.Penyelenggara VoIP yang masih eksis
selanjutnya dianggap ilegal, dan jika masih beroperasi maka fasilitas
telekomunikasi yang berhubungan dengan VoIP seperti sambungan E-1
dicabut.Sulit dibendung.

TINJAUAN HUKUM LAYANAN VoIP

 Telekomunikasi termasuk cabang produksi yang penting dan strategis


dalam perekonomian nasional sehingga penguasaannya dilakukan oleh
negara yang dimanfaatkan sebesar-besarnya demi kepentingan dan
kemakmuran rakyat. Hal ini dengan tegas dinyatakan dalam Pasal 4 Undang-
Undang No. 36 Tahun 1996 tentang elekomunikasi. Pembinaan
penyelenggaraan telekomunikasi dilakukan oleh pemerintah. Pasal ini
memberikan wewenang yang mutlak kepada pemerintah atas nama negara
untuk mengembangkan segi-segi kehidupan terkait dengan bidang
telekomunikasi. Terkait dengan hukum administrasi publik, wewenang di sini
merupakan suatu keharusan yang lakukan oleh pemerintah, bukan lagi
merupakan hak yang dapat dilakukan ataupun tidak. Pemerintah memiliki
tanggung jawab dalam memberikan sarana-sarana bertelekomunikasi yang
efektif, efisien dan terjangkau oleh segala lapisan masyarakat.
Di sisi lain, Pasal 28F Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen
memberikan  kepastian hukum kepada setiap orang untuk dapat
berkomunikasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
Landasan konstitutif ini merupakan modal dasar bagi pengguna layanan
telekomunikasi yang di dalamnya termasuk sarana komunikasi melalui VoIP.
Dalam Undang-Undang Telekomunikasi ini, belum disinggung
mengenai VoIP. Walau tidak tegas disebut dalam pasal, ketentuan mengenai
VoIP dapat dilihat dalam Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Telekomunikasi. Sebuah Peraturan Pemerintah dibentuk
oleh Presiden berdasarkan wewenang yang diberikan oleh Pasal 5 (2)
Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen. Peraturan Pemerintah ini
berfungsi untuk menyelenggarakan ketentuan dalam Undang-Undang, baik
yang secara tegas-tegas maupun secara tidak tegas menyebutkannya.
Dalam Pasal 14 Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 2000, penyelenggaraan
jasa telekomunikasi diklasifikasikan dalam tiga jenis, yaitu:
1. Penyelenggaraan jasa teleponi dasar
2. Penyelenggaraan jasa nilai tambah teleponi
3. Penyelenggaraan jasa multimedia
Dalam hal ini, yang dimaksud dengan jasa telekomunikasi adalah layanan
telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan bertelekomunikasi dengan
menggunakan jaringan telekomunikasi. Di dalam Penjelasan Pasal 14 huruf c
dalam Peraturan Pemerintah tersebut, yang dimaksud dengan penyelenggaraan
jasa multimedia adalah penyelenggaraan jasa telekomunikasi yang menawarkan
layanan berbasis teknologi informasi, termasuk di dalamnya antara lain:
penyelenggaraan jasa Voice over Internet Protocol (VoIP), internet dan intranet,
komunikasi data, konperensi video dan jasa video hiburan. Penyelenggaraan
jasa multimedia dapat dilakukan secara jual kembali. Jadi, layanan VoIP
digolongkan sebagai penyelenggaraan jasa multimedia. Permasalahannya,
apakah layanan VoIP berbasis Phone-to-Phone masih merupakan jasa
multimedia atau termasuk jasa teleponi dasar. Banyak pihak yang beranggapan
bahwa ketentuan mengenai VoIP tidak jelas pengaturannya karena tidak ada
disebutkan baik dalam Undang-Undang maupun dalam Peraturan Pemerintah
dan bahkan Undang-Undang dianggap tidak mampu mengikuti perkembangan
teknologi informasi. Penjelasan seringkali diperlukan dalam menafsirkan suatu
peraturan perundang-undangan. Penjelasan dalam sebuah perundang-
undangan merupakan suatu kesatuan penjelasan resmi dari pembentuk
peraturan perundang-undangan tersebut. Dalam hal ini, penjelasan berfungsi
untuk dapat membantu dalam mengetahui maksud dan latar belakang
diadakannya suatu peraturan perundang-undangan serta untuk menjelaskan
ketentuan-ketentuan yang masih memerlukan sebuah kejelasan. Jadi, walaupun
mengenai VoIP hanya dijelaskan dalam lembaran Penjelasan, tetap saja materi
ini dianggap sebagai muatan dalam Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 2000
yang merupakan penjabaran atau untuk menjalankan ketentuan Undang-
Undang. Oleh sebab itu, sangatlah tidak beralasan bahwa aturan mengenai
penyelenggaraan jasa VoIP belum jelas atau tidak ada dasar hukumnya.
Alasan adanya ketidakjelasan mengenai pengaturan VoIP ini seringkali
dijadikan sebagai kambing hitam maupun sebagai celah untuk
menyelenggarakan layanan VoIP. Salah satu perdebatan adalah mengenai
apakah yang dikirim melalui Internet itu dapat disebut suara atau data.
Penyelenggara VoIP bersikeras yang dikirim adalah data, bukan suara. Jadi,
mereka tidak merebut lahan dari Telkom. Namun, anggapan ini juga tidak
sepenuhnya benar. Dalam Penjelasan Pasal 14 huruf c Peraturan Pemerintah
No. 52 Tahun 2000,  penyelenggaraan komunikasi data juga termasuk sebagai
penyelenggaraan jasa multimedia. Jadi, tetap saja menjadi lingkup kewenangan
Undang-Undang Telekomunikasi.
Untuk dapat memberikan layanan VoIP, penyelenggara jasa VoIP
diwajibkan untuk bekerja sama dengan penyelenggara jaringan telekomunikasi
dalam bentuk kerjasama operasi, seperti yang tertuang dalam Pasal 13
Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 2000. Ini menjadi kendala bagi
penyelenggara VoIP karena mau tidak mau harus bekerja sama dengan Telkom
yang memiliki pasar di atas 50 %. Walaupun Undang-Undang membolehkan
penyelenggara  VoIP menggunakan jaringan sendiri, namun cara ini tentu
menjadi tidak efisien karena harus membangun jaringan baru.
Pengaturan penyelenggaraan jasa VoIP dijabarkan oleh Keputusan
Menteri Perhubungan No. 23 tahun 2002. Di sini, pengaturan hanya mencakup
jasa VoIP untuk keperluan publik. Batasan untuk keperluan publik di sini adalah
sangatlah luas. Dalam Keputusan Menteri ini, yang dimaksud dengan keperluan
publik adalah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Bila bukan untuk keperluan
pribadi, semua penyelenggaraaan jasa VoIP harus mendapat izin Menteri. Bila
siapa saja yang tidak memenuhi ketentuan ini, Undang-Undang No. 36 Tahun
1996 dalam Pasal 47 memberikan sanksi pidana paling lama 6 tahun penjara
dan/atau denda sampai Rp 600 juta.  Jadi, dalam kasus penyelenggaraaan jasa
VoIP yang tidak memiliki izin dari Menteri, secara yuridis memang dapat diancam
dengan sanksi pidana ini.
 
  REFORMASI REGULASI
Keengganan pemerintah untuk mempermudah pengembangan dan
perluasan VoIP jelas-jelas bertentangan dengan konstitusi Indonesia. Sebagai
sebuah negara yang berdasarkan hukum material/sosial, Indonesia menganut
prinsip perlindungan hak-hak asasi manusia dan prinsip pemerintahan yang
menciptakan kemakmuran rakyat. Hak warga negara untuk dapat menikmati
layanan telekomunikasi yang sesuai dengan kemampuan mereka dijamin oleh
Undang-Undang Dasar sebagai hak yang paling mendasar. Bila hak ini tidak
dapat dinikmati karena peraturan perundang-undangan di bawahnya berusaha
menghambat perkembangan VoIP yang jelas-jelas lebih murah, sudah
seharusnya pemerintah melakukan perbaikan-perbaikan. Selain dapat
menghambat perluasan layanan VoIP, ketentuan yang mengharuskan adanya
kerjasama operasi hanya akan mengakibatkan inefisiensi, baik yang merugikan
negara maupun yang langsung merugikan masyarakat.
Salah satu yang menjadi alasan pembatasan layanan VoIP adalah untuk
melindungi industri telekomunikasi dalam negeri. Alasan ini dapat dimengerti
karena 65 % pendapatan Telkom sendiri berasal dari sambungan jarak jauh.
Dengan adanya layanan VoIP, pendapatan mereka bisa menurun drastis yang
juga akan menurunkan pendapatan negara. Konflik kepentingan ini harus dapat
diatasi oleh pemerintah. Mempertahankan teknologi yang memberikan ongkos
yang besar  perlu dipertimbangkan kembali. Membatasi layanan telekomunikasi
yang murah merupakan proses pembodohan kepada masyarakat. Adanya
kepentingan pemerintah untuk melakukan pembinaan, pembatasan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan telekomunikasi pada dasarnya
merupakan realisasi dari kewajiban negara dalam menjamin hak
bertelekomunikasi warga negara. Dilihat dari kewajiban negara 
menyelenggarakan kesejahteraan rakyat, pemerintah seharusnya mendukung
pengembangan jasa layanan VoIP yang nantinya dapat memeratakan hasil-hasil
pembangunan dan sekaligus meningkatkan ekenomi rakyat sebagai hasil dari
efisiensi. Bukan tidak mungkin, hasil dari efisiensi dalam masyarakat ini
memberikan keuntungan yang lebih baik daripada harus mempertahankan
kepentingan industri telekomunikasi dalam negeri. Kehendak konsititusi harus
selalu diutamakan daripada pertimbangan untung-rugi.
Masyarakat sangat membutuhkan teknologi VoIP, terutama di daerah-
daerah yang tidak terjangkau oleh jaringan konvensional dari Telkom. Dari
sekitar 72.000 desa yang ada di Indonesia, sekitar 43.000 desa belum mendapat
sambungan telepon dasar. Melihat kondisi ini, pemerintah harus bergerak cepat
dan responsif dalam melakukan pemerataan pembangunan, terutama di bidang
telekomunikasi. Teknologinya sudah tersedia, yang dibutuhkan hanyalah
kemauan dari pemerintah untuk memberikan kemudahan-kemudahan, baik
pengaturan hukum maupun pelaksanaannya.
  Selain membatasi layanan VoIP dengan mengharuskan adanya izin dari
Menteri,  awalnya penyelenggara jasa VoIP juga diharuskan menyertakan
deposit tunai sebesar Rp. 10 Milliar  sebagai jaminan kelangsungan pelayanan
kepada publik, seperti yang tertuang dalam Keputusan Dirjen Postel
No.199/Dirjen/2001 tentang Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Internet Telepon
untuk Keperluan Publik tertanggal 6 September 2001.  Belakangan, Keputusan
Dirjen ini ditunda berlakunya. Paling tidak, regulasi ini menggambarkan rumitnya
sistem birokrasi. Sudah waktunya bagi pemerintah untuk melakukan deregulasi
secara komprehensif agar tidak ada lagi penafsiran-penafsiran yang berbeda di
dalam masyarakat dan sekaligus mempertajam arah pembangunan di bidang
telekomunikasi. Adanya kebutuhan yang besar terhadap VoIP harus dilihat
sebagai sebuah urgensi untuk mengatur lahan bidang telekomunikasi ini.
Regulasi yang ada saat ini tidaklah memadai untuk pengaturan sebuah jasa
VoIP yang sangat berkembang cepat. Untuk masa transisi, sebaiknya
pemerintah memberikan kelonggaran-kelonggaran yang dapat memudahkan
pengembangan VoIP sampai ke pelosok-pelosok negeri yang sebelumnya
kurang dapat menikmati layanan telekomunikasi yang masih mahal.
 
BAB IV

KESIMPULAN

Hadirnya VoIP, memberikan banyak keuntungan dari sisi pengguna yaitu :


1. keuntungan yang dapat diambil diantaranya adalah dari segi biaya jelas
lebih murah dari tarif telepon tradisional, karena jaringan IP bersifat global.
Sehingga untuk hubungan SLI dan SLJJ dapat ditekan hingga 70%.
2. biaya maintenance dapat ditekan karena voice dan data network terpisah,
sehingga IP Phone dapat di tambah, dipindah dan di ubah. Hal ini karena
VoIP dapat dipasang di sembarang ethernet dan IP address, tidak seperti
telepon tradisional yang harus mempunyai port tersendiri di Sentral atau
PBX.

Selain keuntungannya VoIP perlu juga dicermati masalah securitynya. Karena


berjalan pada IP (internet) yang memiliki sifat global dan tidak ekslusif maka
masalah keamanan harus juga dipikirkan. Bagaimana dengan penyadapan
pembicaraan? atau mungkin juga jalur VoIP dimanfaatkan sebagai batu loncatan
untuk kegiatan meerusak (cracking).
Untuk masalah regulasi, perlu dibuat sesegera mungkin oleh pejabat yang
berwenang sesuai jobdescriptionnya. Kalau itu memang wewenang menkominfo
yang harus dibuat oleh menkominfo bukan oleh Ditjen Postel. Untuk substansi
regulasinya bisa melibatkan para praktisi dan pakar IT yang memang sudah
bergelut dengan VoIP ini. Jika ini bisa diwujudkan teknologi VoIP yang kabar-
kabarnya adalah teknologi generasi keempat ini segera akan terwujud di negara
Indonesia. 
DAFTAR PUSTAKA

Iskandarsyah, M.H.., Dasar-dasar Jaringan VoIP, Ilmu Komputer,


http://www.ilmukomputer.com

Purbo, W. Onno, Panduan Singkat Untuk Pembangunan Jaringan VoIP


Perjuangan di Indonesia, Ilmu Komputer, http://www.ilmukomputer.com

R. Anton Raharja, VoIP Rakyat, Jaringan VoIP berbasiskan protokol SIP


(Session Initiation Protocol), PowerPoint Presentation. November 2004 (rev.
May 2006)

______________, VoIP Teknologi untuk Komunikasi yang lebih murah,


Majalah InfoKomputer, Edisi Juni 2006, hal 82.

______________, Teleponi Internet Loncatan Tinggi Konvergensi Teknologi,


Senin 11 April 2005, http://www.kompas.com/kompas-
cetak/0504/11/tekno/1674965.htm

______________, Info Iptek: Polemik VoIP Bukti Kesemerawutan Pembuat


Regulasi, Jumat 26 Juli 2002, http://www.ristek.go.id/index.php?
mod=News&conf=v&id=443

http://www.theopalgroup.com/newsletter/Spring2006/techtalk.htm
http://www.krist-ha.blogspot.com/2006/07/quo-vadis-regulasi-voip-di-
indonesia.html

http://www.yehu.or.id/teknologi-informasi.htm
http://www.sby.dnet.net.id/post-menanti masa keemasan voip.htm

Anda mungkin juga menyukai