Oleh:
Nama : Enggal prasetyo
NIM : S1TIS100084
Dosen : Purwanto s.com
Pendahuluan
VoIP yang disebut juga internet telephony merupakan teknologi yang menawarkan solusi
teleponi melalui jaringan paket (IP Network). Teknologi menyimpang dari kelaziman
tetapi menjanjikan suatu kelebihan, sehingga banyak pihak yang ikut melibatkan diri.
VoIP mereduksi biaya mereduksi biaya percakapan sampai 60%. Sebagai contoh, tarif
percakapan lewat telepon kabel di Amerika Serikat Rp 6.000/menit atau US$ 66 sen,
sementara tarif VoIP hanya Rp 1.300/menit atau sekitar US$ 14 sen. Selain Reduksi
biaya, VoIP juga menyederhanakan sistem, memudahkan OAM dan mendukung aplikasi
multimedia.
Konfigurasi Jaringan
Untuk melewatkan voice melalui jaringan internet (IP), memerlukan gateway. Gateway
mengubah format sinyal suara (analog, T1/E1, BRI maupun PRI) ke paket IP, begitu juga
sebaliknya. Beberapa vendor menyediakan gateway berkapasitas kecil (SOHO Gateway)
yang berbentuk card yang harus diinstal ke sebuah PC, atau berbentuk smart terminal
(tidak memerlukan PC). Bahkan terminal telepon yang dapat langsung dihubungkan
dengan jaringan internet (IP Phone) juga tersedia.
• Standar ITU
mengeluarkan standar resmi H.323. Komponen yang disyaratkan oleh H.323 lebih
lengkap dan mendukung layanan multimedia. selain H.323, terdapat protokol lain seperti
MGCP (Media Gateway Control Protol), SIP (Session Inisialization Protocol), SGCP
(Simple Gateway Control Protocol), MMUSIC Multiparty (MUltimedia SessIon Control)
dll. Akibat belum matangnya protokol-protokol di atas, terdapat banyak produk yang
memiliki standar yang berbeda.
• Trend
Meski VoIP masih terkendala oleh kualitas suara, overhead, standarisasi, skalabilitas dan
penggunaan bandwith, pertumbuhannya mencapai 132%/tahun. Beberapa prediksi yang
menunjukkan besarnya pasar VoIP antara lain :
Pertumbuhan trafik VoIP mencapai 3.6 triliun menit selama tahun 1999 sampai hampir
82 triliun menit di tahun 2003. Presentase trafik VoIP mencapai 0.5 % dari total trafik
pada tahun 1998 dan akan mencapai 6.1 % di tahun 2003 (Piper Jaffray Inc. Minneapolis,
Charting Ahead, Tele.Com, May 3 1999 www.teledotcom.com ).
IP Network based Service menghasilkan revenue dari $74 juta pada tahun 2000 sampai
$40 triliun pada tahun 2006 (Ovum, London, Hitching a Ride, Global Telephony march
2000).
Market size VoIP mencapai $19.8 juta pada tahun 1996 dan tahun 2001 mencapai $1.89
triliun, melibatkan 70% dari Fortune 1000 companies (Frost & Sullivan)
Trafik world-wide FoIP yang masih mendekati nol pada 1996 namun pada tahun 2001
mencapai 1.75 triliun menit (US Domestic), inter-country FoIP mencapai 1.1 triliun
menit (Probe research).
• Market Player
Segmen bisnis yang terlibat bukan hanya mereka yang terlibat langsung dengan internet
tetapi juga meliputi Carrier PSTN , private network atau intranet, WAN atau extranet,
dan enterprise network. AT&T misalnya, merupakan InterExchange Company (IEC)
yang menggunakan VoIP untuk jaringannya. Beberapa perusahaan yang menjadi Internet
Telephony Service Provider (ITSP) dapat dilihat pada lampiran. AT&T juga bergabung
dengan British Telecom dalam Concert sebagai managed VoIP services provider
(Interconnectivity Provider). Beberapa Coopetitor lain juga melakukan hal yang sama.
• Pendekatan pasar
Untuk new entants atau pendatang baru, ada tiga pendekatan masuk ke bisnis VoIP, yakni
membangun jaringan sendiri, bergabung dengan jaringan yang telah exist, atau menjadi
reseller. Ketiga pendekatan tersebut memiliki sifat investasi modal, kompleksitas dan
keuntungan yang berbeda. Beberapa produk yang dapat ditawarkan dari VoIP dengan
cara calling account, ,calling card, atau bundled service. Calling account dilakukan
dengan mendaftarkan nomor telepon rumah atau kantor pelanggan, dimana pembayaran
dilakukan secara prepaid maupun postpaid. Calling card memasarkan produk VoIP lebih
fleksibel karena dapat di akses dari mana saja hanya dengan menggunakan PIN tertentu.
Cara terakhir menggunakan bundled service, dimana layanan langsung ditawarkan ke
pelanggan dengan sekali bayar dan dapat dipergunakan kapan saja. Pelanggan utama
bundled service adalah dunia usaha.
• Pricing
Masalah pricing telah dibahas dalam beberapa literatur. Dua metode yang sering
digunakan adalah menyamakan pricing dengan ISP atau membuat pricing tersendiri
untuk internet telephony. Pricing dengan pendekatan ISP diasumsikan bahwa penggunaan
VoIP hanya sebatas web voice atau PC to PC telephony. Sedangkan pricing dengan
internet telephony jika penggunaannya untuk general communication.
Regulasi
VoIP berkembang karena adanya persaingan yang bebas dan dukungan pemerintah,
setidaknya inilah yang terjadi di Amerika. Monopoli perusahaan besar dihindari
(misalnya monopoli AT&T diakhiri pada tahun 1984) dan pengawasan ketat pada
persaingan yang sehat (misalnya saat dua internet backbone service provider terbesar,
MCI dan WorldCom merger pada tahun 1998, pemerintah tetap berusaha agar tidak ada
perusahaan yang mendominasi dengan mewajibka
Voice over Internet Protocol (VoIP) melewatkan trafik suara, video dan
data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. jaringan IP adalah jaringan
komunikasi data yang berbasis packet switch. Trafik VoIP dibagi menjadi dua
bagian transmisi jaringan yaitu transmisi untuk signaling dan untuk RTP
(Realtime Transfer Protocol). Protokol yang digunakan unuk signaling selalu
berbasis TCP (Transfer Control Protocol) sedang untuk RTP yang digunakan
adalah protocol berbasis UDP (User Datagram Protocol). Signaling dilakukan
diantara port TCP yang sudah umum diketahui, misalkan untuk H323
menggunakan port 1720, SIP (session Initiation Protocol) menggunakan port
5060, IAX (Inter Asterisk Exchange) menggunakan port 4569.
2.1.2 Komponen VoIP
1. Protocol
2. VoIP Server
3. Soft Switch
4. SoftPhone (Software)
5. VoIP Gateway
2.1.2.1 Protocol
Secara umum, terdapat dua teknologi yang digunakan untuk VoIP, yaitu
H.323 dan SIP. H323 merupakan teknologi yang dikembangkan oleh ITU
(International Telecommunication Union). SIP (Session Initiation Protocol)
merupakan teknologi yang dikembangkan IETF (Internet Enggineering Task
Force).
a. TCP/IP
TCP/IP (Transfer Control Protocol/Internet Protocol) merupakan sebuah
protokol yang digunakan pada jaringan Internet. Protokol ini terdiri dari dua
bagian besar, yaitu TCP dan IP. Ilustrasi pemrosesan data untuk dikirimkan
dengan menggunakan protokol TCP/IP diberikan pada gambar dibawah ini.
Application
plic
atio
TCP/UDP TCP/UDP
IP IP
Physical Physical
Tabel 1
b. Application layer
Fungsi utama lapisan ini adalah pemindahan file. Perpindahan file dari
sebuah sistem ke sistem lainnya yang berbeda memerlukan suatu sistem
pengendalian untuk menangatasi adanya ketidak kompatibelan sistem file
yang berbeda - beda. Protokol ini berhubungan dengan aplikasi. Salah satu
contoh aplikasi yang telah dikenal misalnya HTTP (Hypertext Transfer
Protocol) untuk web, FTP (File Transfer Protocol) untuk perpindahan file,
dan TELNET untuk terminal maya jarak jauh.
c. TCP (Transmission Control Protocol)
Dalam mentransmisikan data pada layer Transpor ada dua protokol yang
berperan yaitu TCP dan UDP. TCP merupakan protokol yang connection-
oriented yang artinya menjaga reliabilitas hubungan komunikadasi end-to-
end. Konsep dasar cara kerja TCP adalah mengirm dan menerima segment
- segment informasi dengan panjang data bervariasi pada suatu datagram
internet. TCP menjamin realibilitas hubungan komunikasi karena melakukan
perbaikan terhadap data yang rusak, hilang atau kesalahan kirim. Hal ini
dilakukan dengan memberikan nomor urut pada setiap yang dikirimkan dan
membutuhkan sinyal jawaban positif dari penerima berupa sinyal ACK
(acknoledgment). Jika sinyal ACK ini tidak diterima pada interval pada waktu
tertentu, maka data akan dikirikmkan kembali. Pada sisi penerima, nomor
urut tadi berguna untuk mencegah kesalahan urutan data dan duplikasi
data. TCP juga memiliki mekanisme fllow control dengan cara
mencantumkan informasi dalam sinyal ACK mengenai batas jumlah oktet
data yang masih boleh ditransmisikan pada setiap segment yang diterima
dengan sukses. Dalam hubungan VoIP, TCP digunakan pada saat signaling,
TCP digunakan untuk menjamin setup suatu call pada sesi signaling. TCP
tidak digunakan dalam pengiriman data suara pada VoIP karena pada suatu
komunikasi data VoIP penanganan data yang mengalami keterlambatan
lebih penting daripada penanganan paket yang hilang.
e. H.323
H.323 adalah salah satu dari rekomendasi ITU-t (International
Telecommunications Union – Telecommunications). H.323 merupakan
standar yang menentukan komponen, protokol, dan prosedur yang
menyediakan layanan komunikasi multimedia. Layanan tersebut adalah
komunikasi audio, video , dan data real-time, melalui jaringan berbasis paket
(packet-based network). (Tabratas Tharom, 2001;64) H.323 berjalan pada
jaringan intranet dan jaringan packet-switched tanpa mengatur media
jaringan yang di gunakan sebagai sarana transportasi maupun protokol
networ layer. Karakteristik terminal H.323 dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Protokol lain yang juga sempat populer adalah MGCP (Media Gateway
Control Protocol). Protokol ini lebih sering digunakan untuk mengontrol
titik komunikasi di VoIP. MGCP memiliki feature tambahan yang unik,
yakni Call Waiting.
Coder-decoder (Codec)
Ketiga metode di atas adalah metode yang dapat dipakai oleh pengguna
untuk melakukan / menggunakan layanan VOIP
2.1.3.1 ATA
ATA adalah metode paling umum untuk menggunakan layanan VOIP yaitu
menggunakan alat yang bernama ATA yang memungkinkan kita
menyambungkan telepon konvensional ke PC atau internet untuk melakukan
VOIP
2.1.3.2 IP PHONES
IP PHONES yaitu telepon yang sudah memiliki port RJ-45 untuk langsung di
sambungkan ke router guna melakukan panggilan VOIP.
2.1.3.3 PC to PC
Saat ini permasalahan VoIP di Tanah Air, bukan terletak pada sisi
teknologinya malainkan pada sisi bisnis semata. Karena, bisnis ini sangat
menguntungkan. Sesuai Kepdirjenpostel No.159/Dirjen/2001,pemerintah
memang hanya menunjuk lima pihak yang berhak menyelenggarakan jasa
internet teleponi alias VoIP untuk keperluan publik. Masing-masing adalah PT
Telkom, Indosat, Satelindo, PT Atlasat Solusindo, dan PT Gaharu Sejahtera.
Padahal, pengusaha VoIP yang tergabung dalam Asosiasi Penyelenggara
Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebut sudah ada sekitar 35 pelaku usaha
yang menyelenggarakan bisnis jasa ini. Kalau Kepdirjenpostel itu jadi
dilaksanakan, berarti sekian banyak pengusaha harus tutup operasi atau
menempuh jalan kerja sama dengan operator resmi. Para pengusaha VoIP di
luar kelima nama tadi memang seolah berpacu dengan waktu. Pasal 86
Kepmenhub No.21/2001 menegaskan tenggat waktu adalah 31 Mei 2002
untuk penyelenggaraan VoIP. Selanjutnya hanya pihak yang telah memiliki
izin resmi yang boleh beroperasi.Penyelenggara VoIP yang masih eksis
selanjutnya dianggap ilegal, dan jika masih beroperasi maka fasilitas
telekomunikasi yang berhubungan dengan VoIP seperti sambungan E-1
dicabut.Sulit dibendung.
KESIMPULAN
http://www.theopalgroup.com/newsletter/Spring2006/techtalk.htm
http://www.krist-ha.blogspot.com/2006/07/quo-vadis-regulasi-voip-di-
indonesia.html
http://www.yehu.or.id/teknologi-informasi.htm
http://www.sby.dnet.net.id/post-menanti masa keemasan voip.htm