Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH PENGADAAN ALAT TULIS KANTOR

(ATK) TERHADAP PERSEDIAAN KAS KECIL


(PETTY CASH) PADA PT. BANK MANDIRI
(PERSERO)CABANG JAKARTA
CIMANGGIS

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Diploma III

NESSIA DAMAYANTI
NIM : 22060098

Jurusan Manajemen Administrasi


Akademi Sekretari dan Manajemen Bina Sarana Informatika
Jakarta
2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
Didalam dunia perbankan, setiap pelaksanaannya perlu adanya sarana pendukung untuk menjalankan segala
aktivitas dan kegiatan operasional. Salah satu sarana atau barang pendukung tersebut adalah harus adanya
pengadaan Alat Tulis Kantor ( ATK ).
Pengadaan Alat Tulis Kantor dalam penyelenggaraannya perlu mendapatkan perhatian khusus. Hal ini timbul
karena didalam kegiatan operasional perbankan sangat dibutuhkannya Alat Tulis Kantor ( ATK ), sebab Alat Tulis
Kantor merupakan sarana penunjang bagi kelancaran semua kegiatan perbankan. Disamping itu, setiap
pembelian barang-barang Alat Tulis Kantor harus dilakukan pendataan atau pengadministrasian. Karena setiap
pembelian barang-barang seperti Alat Tulis Kantor setiap unit kerja biasanya membeli barang-barang Alat Tulis
Kantor mengambil uang dalam kas kecil (petty cash).
Dalam pengelolaan kas kecil (petty cash) pada PT. Bank Mandiri (Persero) biasanya dikelola oleh seorang
General affair. Maka pada kesempatan kali ini penulis mencoba untuk menuliskan Tugas Akhir dengan judul
“Pengaruh Pengadaan Alat Tulis Kantor (ATK) Terhadap Persediaan Kas Kecil (Petty Cash) Pada PT. Bank
Mandiri (Persero),Tbk cabang Jakarta-Cimanggis”

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari penulisan Laporan Tugas Akhir (TA) ini adalah :
1. Ingin mengetahui pengadaan barang alat tulis kantor pada PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk Cabang Jakarta-
Cimanggis .
2. Ingin mengetahui pengelolaan uang dalam kas kecil (petty cash).
3. Ingin mengetahui hubungan antara pengadaan Alat Tulis Kantor terhadap persediaan kas kecil (petty cash).
4. Untuk memperluas wawasan dalam dunia kerja dan dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata.

Sedangkan tujuan laporan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi mata kuliah wajib yang harus diambil sebagai
salah satu syarat kelulusan Diploma Tiga (D.III) Jurusan Manajemen Administrasi di Akademi Sekretari dan
Manajemen Administrasi Akademi Bina Sarana Informatika.
1.3. Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan Laporan TA ini penulis melakukan penelitian dan pengumpulan data – data
dari berbagai literatur sehingga terbentuknya suatu laporan TA dengan menggunakan metode –
metode antara lain :
1. Metode Observasi
Metode Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap
obyek – obyek yang jelas tentang pengadaan Alat Tulis Kantor dan persediaan kas kecil petty cash PT. Bank Mandiri di
wilayah cabang Jakarta-Cimanggis.
2. Metode Wawancara
Metode wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada pihak
– pihak yang terlibat dalam pengadaan Alat Tulis Kantor dan Persediaan kas kecil (Petty Cash). Dalam hal ini penulis
mengadakan wawancara secara langsung kepada General Affair PT. Bank Mandiri cabang Jakarta-Cimanggis.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mempelajari buku dan sumber–sumber lain yang berkenaan
dengan TA. Dengan tujuan untuk mendapatkan data ataupun gambar mengenai materi yang akan digunakan dalam
menyusun TA.

1.4. Ruang Lingkup


Penulis hanya membahas tentang pengadaan Alat Tulis Kantor dan persediaan kas kecil (petty cash) pada PT. Bank
Mandiri cabang Jakarta-Cimanggis Untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan dan menjamin kelancaran kegiatan
operasionalnya.
1.5. Permasalahan Pokok
Dari judul laporan TA diatas, penulis menemukan beberapa kendala yang timbul dalam pengadaan dan persediaan petty
cash Alat Tulis Kantor. Kendala –kendala tersebut adalah :
1. Sering terjadi kekeliruan pada proses pengadaan Alat Tulis Kantor.
2. Sering terjadi pemborosan dalam penggunaan Alat Tulis Kantor.
3. Kurangnya kesadaran para karyawan Bank Mandiri akan nilai suatu barang, khususnya Alat Tulis Kantor.
4. Sering terjadi keterlambatan dalam pengisian kas kecil (petty cash) .
5. Sering terjadi keterlambatan petugas General Affair dalam memosting reimbust voucher-voucher pembelian barang ke
kantor area .
1.6. Sistematika penulisan
untuk lebih memudahkan pembahasan dan pengertian masalah, maka penulis menguraikan
pembahasannya dengan menggunakan sistematika penulisan yang berhubungan antara satu dengan
lainnya secara berurutan. Mulai dari bab pertama dilanjutkan sampai bab terakhir dari tugas laporan
TA ini. Sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini membahas tentang maksud dan tujuan, metode penelitian, ruang lingkup dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini membahas tentang teori menunjang proses penerapan pengadaan Alat Tulis
Kantor dan persediaan kas kecil (petty cash). Adapun penjelasan dari teori – teori pendukung ini,
penulis sampaikan secara umum dengan tujuan untuk memperjelas pembahasan yang penulis
ambil.
BAB III PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi tentang sejarah dan struktur organisasi dari PT. Bank Mandiri
(Persero),Tbk cabang Jakarta-Cimanggis serta berisi data – data hasil penelitian / observasi dan
alternatif penyelesaian dari masalah yang ada pada bab I yang terkait dengan judul laporan TA.
BAB IV PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang akhir dari proses penyusunan laporan TA, yang terdiri dari
kesimpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengadaan Alat Tulis Kantor
2.1.1. Pengertian Pengadaan Alat Tulis Kantor
Menurut Suganda (2000:29) Pengadaan Alat Tulis Kantor adalah segala kegiatan dan
usaha untuk menambah dan memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan
yang berlaku, dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada yang terdiri
dari semua fasilitas/barang-barang yang ada didalam kantor baik langsung maupun tidak
langsung digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan kantor, sehingga menghasilkan sesuatu
yang diharapkan.

2.1.2. Fungsi Pengadaan Alat Tulis Kantor


Menurut Suganda (2000:21) Fungsi Pengadaan adalah usaha-usaha dan kegiatan-
kegiatan untuk memenuhi kebutuhan operasional, sehingga segala aktifitas berjalan dengan
lancar seefisien dan seefektif mungkin.

2.1.3. Jenis Peralatan Kantor


Menurut Suganda (2000: 32) ada 2 macam jenis peralatan kantor, yaitu :
1. Barang yang habis pakai yaitu Barang-barang kantor yang hanya dapat di pakai 1 kali
pakai/tidak tahan lama. Misalnya kertas, amplop, tinta, karbon, klip/penjempit kertas, dan
sebagainya.
2. Barang yang tidak habis pakai yaitu Barang-barang yang dapat dipakai berulang kali/tahan
lama. Misalnya penggaris, hecter/stepler, gunting, dll.
2.1.4. Langkah-langkah Pengadaan Peralatan Kantor ( ATK )
Menurut Suganda (2000:40) Langkah-langkah yang ada dalam pengadaan perlatan
kantor, khusunya Alat Tulis Kantor adalah:
1. Unit pemakai mengajukan bon permintaan kepada bagian gudang dengan bon permintaan peralatan /
perlengkapan.
2. Bagian administrasi gudang meneliti baik luar (apakah permintaan tersebut benar-benar harus
dipenuhi) maupun kedalam (apakah barang yang diminta ada dalam gudang).
3. Apabila pemintaanya memenuhi syarat selanjutnya disetujui dan persetujuan tersebut diserahkan ke
pengurus peralatan / perlengkapan.
4. Persetujuan yang diterima oleh pengurus dijadikan pedoman untuk mengeluarkan peralatan /
perlengkapan dan disampaikan kepada unit pemakaian.
5. Bagian administrasi gudang selanjutnya membukukan perlatan / perlengkapan yang dikeluarkan
tersebut.
6. Bagian gudang menghitung persediaan peralatan / perlengkapan baik secara administrasi maupun
secara fisik.
7. Bagian administrasi bersama bagian peralatan/perlengkapan mengecek fisik persediaan peralatan /
perlengkapan secara bersama-sama apakah sesuai antara yang tecatat dengan keadaan sebenarnya.
8. Pihak gudang selanjutnya melaporkan kepada pimpinan/bendaharawan.

2.1.5. Identifikasi Kebutuhan Pengadaan Alat Tulis Kantor


Menurut Mustafa (2002:56) untuk dapat memilih peralatan kantor dengan tepat maka harus tahu
tentang kebutuhannya, karena pada dasarnya tepat tidaknya pemilihan peralatan tergantung dengan
kesesuaian kebuthan.
Untuk menentukan peralatan apa yang akan dipilih / digunakan maka harus didaftar dahulu kebutuhan
peralatan yang dibutuhkan. Biasanya daftar kebutuhan barang dibuat untuk 1 tahun dan diajukan oleh
bagian perlengkapan kepada pimpinan melalui bendaharawan.

2.1.6. Syarat Administrasi pengadaan Alat Tulis Kantor


Syarat-Syarat administrasi yang harus dipenuhi dalam pengadaan Alat Tulis Kantor menurut Suganda
(2000:58) adalah :
1. Tanggal dan penyerahan barang yang dibeli
2. Syarat-Syarat pembayaran
3. Harus adanya jaminan barang yang dibeli
4. Denda atas keterlambatan barang yang datang
2.2 Pengertian Kas Kecil (Petty Cash)
2.2.1. Pengertian Persediaan Kas Kecil (Petty Cash)
Menurut Baridwan (2004:86) mengemukakan bahwa kas kecil (petty cash) adalah uang
kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan
tidak ekonomis bila dibayar dengan cek.
2.2.2. Langkah-Langkah Pengelolaan Dana Kas Kecil (Petty Cash)
Menurut Cashin dan Lerner (2000:155) mengemukakan langkah-langkah pengelolaan dana
kas kecil (petty cash), yaitu :
1. Membuat taksiran jumlah pengeluaran-pengeluaran selama periode tertentu misalnya, satu
minggu,dua minggu,atau satu bulan.
2. Kemudian cek dikeluarkan sebesar jumlah taksiran tersebut dan dimasukkan sebagai dana
kas
3. Pengawasan terhadap kas kecil dapat dilaksanakan dengan menghitung sisa dana yang
adadan menambahkannya dengan jumlah yang sesuai dengan bukti-bukti pengeluaran kas
kecil atau menambahnya sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

2.2.3. Pembentukan Dana Kas Kecil (Petty Cash)


Menurut Nuraida (2008:136) dalam pembentukan dana kas kecil (petty cash), ada 3 hal yang
harus diperhatikan, yaitu:
1. Penetapan jumlah dana tergantung pada banyaknya pengeluaran dan besar kecilnya
perusahaan.
2. Menunjuk orang yang bertanggung jawab untuk pengolaha kas kecil (petty cash).
3. Menarik cek untuk dana kas kecil (petty cash).

2.2.4 Sistem Kas Kecil (Petty Cash)


Menurut Baridwan (2004:86) dalam sistem kas kecil (petty cash) ada dua metode yang dapat
digunakan, yaitu :
1. Sistem Imprest
Adalah metode untuk memegang kas kecil dengan menggunakan jumlah dana dan waktu
tertentu, atau secara detail yaitu suatu dana kas kecil yang telah ditetapkan besarnya dengan
jumlah tertentu, secara periodik dana kas kecil diisi kembali sebesar dana yang tidak
dipergunakan.
2. Sistem Fluktuasi
Adalah sistem penetapan dana kas kecil dimana dana tersebut secara periodik selalu
berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan dan kebijaksanaan perusahaan. Perbedaan dengan sistem
imprest terletak pada pengisian kembali dana petty cash. Dalam sistem fluktuasi jumlah dana kas
kecil tidak tetap tetapi berfluktuasi.

2.2.4. Pengisian Kembali Kas Kecil (Petty Cash)


Menurut Nuraida (2008:137) pengisian dana kas kecil tergantung dari kebijaksanaan
masing-masing perusahaan dan dapat dilakukan per periode. Bila jumlah dana kas kecil baik
sebelum akhir periode maupun pada akhir periode telah menipis maka dapat dilakukan pengisian
kembali dengan sistem imprest, yaitu sebesar jumlah yang dikeluarkan kas kecil sehingga jumlah
uang dalam kas kecil kembali seperti semula.

2.2.5. Format Kas Kecil (Petty Cash) Voucher dan Advance Kas kecil (Petty Cash)
Voucher
Menurut Nuraida (2008 : 137) setiap pengeluaran dana dari kas kecil harus menyertakan
bukti yang sah berupa tanda terima yang telah disetujui oleh staf yang berwenang. Bukti tersebut
berupa formulir yang merupakan tanda terima dan memperlihatkan nama si penerima,tujuan
pembayaran,perkiraan yang dibebankan tersebut sebagai bukti pembayaran kas kecil atau petty
cash voucher.
Jika pembayaran dilakukan terlebih dahulu sebaiknya advance petty cash voucher.
Formulir petty cash selanjutnya digunakan sebagai dasar pencatatan dalam buku Petty Cash.

2.2.6. Prosedur Pengeluaran Kas Kecil (Petty Cash)


Menurut Nuraida (2008:138) apabila seorang staf meminta sejumlah uang untuk membeli
barang yang diperlukan perusahaan dengan jumlah dana yang kecil, maka staf meminta dana
tersebut melalui kas kecil dengan cara mengisi formulir advance petty cash secara detail,
kemudian fornat tersebut akan disetujui oleh pihak yang berwenang dalam pengeluaran dana kas
kecil.
2.2.7. Buku Kas Kecil (Petty Cash)
Menurut Nuraida (2008:139) adalah buku catatan yang diselenggarakan oleh pemegang
kas kecil untuk mengklasifikasikan pengeluaran-pengeluaran dari kas kecil. Buku ini berfungsi
sebagai memorandum dan bukan merupakan bagian dari sistem kas kecil,artinya jika perusahaan
menyelenggarakan kas kecil maka tidak menjadi keharusan untuk menyelenggarakan buku kas kecil
ini.

2.3.1 Hubungan Antara Pengadaan Alat Tulis Kantor Terhadap Persediaan Kas
Kecil (Petty Cash)
Menurut Nuraida (2008:138), untuk membiayai semua pengeluaran Alat Tulis Kantor,
biasanya setiap perusahaan selalu mengambil uang dalam kas kecil (petty cash). Sehingga
perlu adanya penanganan terhadap persediaan kas kecil (petty cash) dalam pengadaan alat
tulis kantor. Oleh karena itu, untuk mengelola kas kecil (petty cash) setiap perusahaan
biasanya menunjuk staf yang berwenang. Sejumlah uang yang digunakan, harus
dikembalikan ke dalam kas kecil (petty cash)dengan jumlah yang sama,lebih besar atau lebih
kecil dari jumlah yang telah digunakan, sehingga alokasi dana yang digunakan dapat
dikembalikan ke dana kas kecil (petty cash) seperti jumlah semula.
Uang kas yang dibatasi penggunaaanya, biasanya tidak dimasukkan dalam waktu 1
tahun,maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika tidak dapat digunakan untuk
pengeluaran-pengeluaran dalam waktu satu tahun, maka dilaporkan dalam kelompok aktiva
tidak lancar. Sehingga dalam administrasi pengadaan alat tulis kantor, persediaan kas kecil
(petty cash) sangatlah penting untuk mendukung kegiatan operasional kantor.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Tinjauan Umum Organisasi


3.1.1. Sejarah Dan Perkembangan Organisasi
Bank Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program
restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999,
empat Bank milik pemerintah Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Ekspor impor, dan
Bank Pembangunan Indonesia, bergabung menjadi Bank Mandiri. Keempat bank tersebut telah
turut membentuk riwayat perbankan di Indonesia dimana sejarahnya berawal pada lebih dari 140
tahun yang lalu.

3.1.2. Struktur Dan Tata Kerja Organisasi


RETAIL BRANCH MANAGER
Adapun Tata Kerja organisasinya terdiri dari :
1.Spoke Manager
2.Customer Service Representative atau Greeter
3.Customer Relationship Representative
4.Head Teller
5.TELLER
6.Priority Banking manager
7.Priority Banking Officer
8.Verifikator
9.Human Resources dan General Affairs Clerk

3.1.3. Kegiatan Usaha


Kegiatan-Kegiatan Perbankan yang ada di Bank Mandiri Cabang Jakarta-Cimanggis adalah
sebagai berikut :
1. Menghimpun Dana
2. Menyalurkan Dana
3. Memberikan Jasa Bank Lainnya

3.2 Data Penelitian


3.2.1. Pengadaan Alat Tulis Kantor Pada PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk Cabang Jakarta-
Cimanggis
1. Prosedur Pengadaan Alat Tulis Kantor
a. Penyediaan Alat Tulis Kantor
b. Pembelian Alat Tulis Kantor
c. Melakukan Pemesanan Barang Alat Tulis Kantor
d. Pengisian Formulir Permintaan Alat Tulis Kantor
e. Barang-barang Alat Tulis Kantor Di Update Ke Dalam Kartu Stock Ke Masing-masing
Jenis Barang

f. Melakukan Stock Op Name


3.2.2. Persediaan Kas kecil (Petty Cash) PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk Cabang Jakarta -
Cimanggis

1. Persediaan Kas kecil (Petty Cash)


Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam persediaan kas kecil (petty cash) pada
Bank Mandiri Cabang Jakarta-Cimanggis adalah :
a. Plafond/limit kas kecil (petty cash) ditentukan oleh kepala unit kerja sesuai dengan
kebutuhan perbulan masing-masing unit kerja yang bersangkutan.
b. Setiap unit kerja wajib menyerahkan Surat Kewenagan Pembayaran dan contoh tanda
tangan maupun paraf pejabat yang berwenang kepada General Affair.
c. Setiap permintaan dan atau pertanggung jawaban kas kecil (petty cash) harus ditanda
tangani oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan kewenangan pembayaran yang
telah disampaikan kepada General Affair.
d. Pertanggung jawaban penggunaan kas kecil (petty cash) harus disampaikan pada tanggal
2 bulan berikutnya, atau saat saldo persediaan kas kecil (petty cash) dirasakan oleh unit
kerja sudah menipis dan perlu diajukan pengisian kembali.
e. Setiap pertanggung jawaban penggunaan kas kecil (petty cash) harus didukung oleh
bukti-bukti yang diatur secara rapi (diusahakan bukti yang berukuran kecil ditempel
dikertas folio). Bukti-bukti yang disampaikan kepada General Affair harus sesuai
dengan ketentuan bea materai yang berlaku.
f. Dokumen atau bukti-bukti yang harus disampaikan dalam permintaan pembukuan dan
pengisian kas kecil (petty cash) sebagai berikut :
1) Asli kwitansi/invoice/ faktur yang bermaterai cukup
2) Asli Faktur pajak yang mempunyai kode nomor faktur pajak
3) Asli permintaan pengisian petty cash yang telah ditanda tangani oleh pejabat unit kerja
terkait.
Berikut hasil data Rekapitulasi Persediaan kas kecil (Petty Cash) pada PT. Bank Mandiri (Persero)
Cabang Jakarta-Cimanggis:
2. Formulir Permintaan Petty Cash

Formulir yang digunakan dalam permintaan petty cash adalah Formulir Pengisian Petty Cash
(FPP). Petunjuk pengisian FPP adalah sebagai berikut :
a. Cabang pembuat Formulir permintaan pengisian kas petty cash adalah cabang yang mengelola
kas kecil (petty cash).
b. Formulir Permintaan Pengisian petty cash yang harus dicantumkan adalah nomor permintaan
pengisian kas kecil (petty cash), URC dan business Area Cabang pengelola Kas kecil (Petty
cash), nomor rekening GNC penampungan kas kecil (petty cash) pada cabang pengelola, bukti
pengeluaran kas kecil (petty cash) yang telah dilakukan serta URC atau Business Area cabang
terbeban, dan formulir pengisian kas kecil (petty cash) ditanda tangani oleh kepala cabang atau
pejabat dibawahnya sesuai dengan kewenangan pembayarannya.

3. Penanganan Kas Kecil (Petty Cash)


Yang harus ditangani dalam pengisian awal kaas kecil (petty cash) adalah General Affair
masing- masing cabang harus mengajukan permintaan limit kas kecil (petty cash). Setelah itu
setiap akhir bulan selambat-lambatnya pada tanggal 2 (dua) bulan berikutnya, atau saat saldo
persediaan kas kecil (petty cash) dirasakan oleh masing-masing unit kerja sudah menipis dan
perlu untuk diajukan pengisian kembali hingga saldo kembali ke limit.
Setiap permintaan pengisian petty cash dan pertanggung jawabannya agar disertai bukti asli
pengeluaran, namun khusus untuk cabang berbeda kota dengan Hub (Kantor Cabang) cukup
mengirim faximile dan bukti asli pertanggung jawaban di file dicabang masing-masing.

3.3. Analisis
3.3.1. Analisis Pengaruh Pengadaan Alat Tulis Kantor Terhadap Persediaan Petty Cash
Pada PT. Bank Mandiri Cabang Jakarta Cimanggis
Pengadaan Alat Tulis Kantor sangatlah penting bagi kegiatan operasional kantor,
khusunya pada Bank Mandiri Cabang Jakarta-Cimanggis. Maka setiap pembelian Alat
Tulis Kantor, biasanya petugas General Affair mengambil uang dalam petty cash. Tiap-tiap
voucher atau bon bukti pembelian barang disimpan oleh petugas General Affair dan
dicatat dalam buku administrasi petty cash.
Jika persediaan uang dalam petty cash sudah menipis, petugas General Affair
melakukan klaim ke kantor Area biaya umum tersebut dengan membuat rekapitulasinya
dan nota, lalu dimasukkan ke kartu obligo (kartu kontrol) ke masing-masing buku besar.
Setelah itu Spoke Manager mengetahui dan menyetujuinya. Kantor Hub (Kantor Cabang)
memposting /membuku nota-nota tersebut berdasarkan Buku besar dan mengkreditir Rekening Petty
Cash dan ada pula yang dikreditir ke rekening vendor/rekanan,untuk yang dikreditir ke rekening
vendor,rekapitulasinya tersandiri yaitu berdasarkan kwitansi/invoice dari vendor seperti pembelian
Alat Tulis Kantor (Pulpen,kertas foto copy,dan lain-lain).
Jadi pengadaan Alat Tulis Kantor sangatlah mempengaruhi persediaan petty cash.
Karena jika persediaan uang di petty cash habis, maka petugas General Affair tidak dapat membeli
barang, khususnya Alat Tulis Kantor.

3.3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Pokok


Dari Hasil analisa dan pengamatan Praktek Kerja Lapangan penulis di Bank Mandiri
Cabang Jakarta-Cimanggis, penulis dapat mengemukakan beberapa permasalahan yang
terjadi pada pengadaan Alat Tulis Kantor dan persediaan Petty Cash. Beberapa
permasalahan tersebut adalah:
1. Sering terjadi kekeliruan pada proses pengadaan Alat Tulis Kantor.
Pemecahan masalahnya adalah pemeriksaan data-data barang Alat Tulis Kantor yang lebih
intensif dapat meminimalkan kekeliruan.
2. Sering terjadi pemborosan dalam penggunaan Alat Tulis Kantor.
Penggunaan Alat Tulis Kantor harus digunakan dengan sebaik-baiknya agar tidak terjadi
pemborosan.
3. Kurangnya kesadaran para karyawan Bank Mandiri akan nilai suatu barang, khususnya Alat
Tulis Kantor. Pemecahan masalahnya adalah Harus adanya pengarahan kepada karyawan
akan pentingnya nilai suatu barang.
4. Sering terjadi keterlambatan dalam pengisian petty cash. Pemecahan masalahnya adalah
seharusnya dalam pengisian petty cash tidak boleh terlambat. Karena dapat menghambat
pembelian barang.
5. Sering terjadi keterlambatan petugas General Affair dalam memosting reimbust voucher-
voucher pembelian barang ke kantor area. Pemecahan masalahnya adalah sebaiknya
petugas General Affair tidak boleh terlambat. Agar uang yang ada dalam petty cash dapat
terisi kembali sesuai tanggal pengisian petty cash.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Prosedur yang harus dipenuhi dalam proses pengadaan Alat Tulis Kantor adalah, Penyediaan
Alat Tulis Kantor, Pembelian Alat Tulis Kantor, Pemesanan Alat Tulis Kantor ke
rekanan/vendor PT.Bank Mandiri, Pengupdatean barang-barang Alat Tulis Kantor kedalam
kartu stock, Pengisian formulir permintaan barang Alat Tulis Kantor dan Melakukan Stock Op
Name.
2. Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam persediaan kas kecil (petty cash) pada PT.
Bank Mandiri Cabang Jakarta-Cimanggis adalah Digunakan Plafond/limit petty cash
ditentukan oleh kepala unit kerja sesuai dengan kebutuhan perbulan.
3. Pengaruh Pengadaan Alat Tulis Kantor Terhadap Persediaan Kas Kecil (Petty Cash) adalah,
Pengadaan Alat Tulis Kantor sangatlah penting bagi kegiatan operasional kantor, khusunya
pada Bank Mandiri Cabang Jakarta-Cimanggis.
4. Pada proses pengadaan Alat Tulis Kantor dan Persediaan Kas Kecil (Petty Cash) pada PT.
Bank Mandiri (Persero) cabang Jakarta – Cimanggis terdapat permasalahan yang ditemukan
seperti Sering terjadi kekeliruan pada proses pengadaan Alat Tulis Kantor, Sering terjadi
pemborosan dalam penggunaan Alat Tulis Kantor, Kurangnya kesadaran para karyawan
Bank Mandiri akan nilai suatu barang, khususnya Alat Tulis Kantor,Sering terjadi
keterlambatan dalam pengisian petty cash,Sering terjadi keterlambatan petugas General
Affair dalam memosting reimbust voucher-voucher pembelian barang ke kantor area.

4.2. Saran-Saran
1. Harus adanya pemeriksaan data-data barang Alat Tulis Kantor yang lebih intensif, agar tidak
terjadi kesimpang siuran terhadap pengadaan Alat Tulis Kantor.
2. Penggunaan Alat Tulis Kantor harus digunakan dengan sebaik-baiknya, agar tidak terjadi
pemborosan, sehingga biaya untuk Alat Tulis Kantor dapat diminimalkan.
3. Harus adanya pengarahan kepada karyawan akan pentingnya nilai suatu barang, khususnya
Alat Tulis Kantor.
4. Sebaiknya, dalam pengisian kas kecil (petty cash) tidak boleh terlambat. Karena dapat
menghambat pembelian barang.
5. Dalam pemostingan reimbust voucher-voucher pembelian barang, sebaiknya petugas
General Affair tidak boleh terlambat. Agar uang yang ada dalam kas kecil (petty cash) dapat
terisi kembali sesuai tanggal pengisian kas kecil (petty cash).
DAFTAR PUSTAKA

Aljian, W. 2003. Purchasing Handbook.Jakarta : Widya Utama


Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Cetakan
Kedelapan. Yogyakarta : BPFE
James A, Cashin. & Joel j. Lerner. 2000. Accounting MC- Graw
Hill Bookco.
Nuraida,Ida.2008. Manajemen Administrasi Perkantoran.
Yogyakarta:
KANISIUS
Malaya Suganda, Subagya. 2000. Manajemen Logistik. Jakarta : CV.
Haji Masagung
Mustafa, Khalid. 2002. Dasar-Dasar Logistik . Jakarta : Widya Utama

Anda mungkin juga menyukai