Pertemuan 4
Pengantar
c (columm)
Dihitung secara vertikal
s (sum)
Jumlah r + c
Maksimum 28
Menghitung Konsistensi
Deference
+ : Kemauan untuk menyesuaikan diri
- : Kecenderungan suggestible, kurang kritis
Order
+ : Kebutuhan untuk keteraturan
- : Mengurangi kreativitas dan takut menyimpang
Exhibition
+ : Mampu menunjukkan diri, PD, optimis, extraversi
- : Mengurangi kontrol diri dan disiplin diri,
memamerkan diri
Autonomi
+ : Keinginan untuk mandiri, tidak tergantung
- : Kurang mampu adaptasi, fanatik
Afiliation
+ : Kebutuhan terhadap perhatian orang lain yg
harmonis, pengertian dan toleransi
- : Kurang tegas
Intraception
+ :Mampu menganalisa perasaan diri dan orang lain
- :Kurang dapat mengambil jarak
Succorance
+ :Kebutuhan untuk menerima bantuan dari orang lain
- :Pasif, manja
Dominace
+ :Keinginan untuk memimpin, mempengaruhi,
membimbing, mengarahkan.
- :Otoriter
Abasement
+ : Merendahkan diri untuk menyesuaikan diri,
kompromi, toleransi
- : Labilitas emosi, merasa bersalah
Nurturance
+ : Kehangatan perasaan
- : Kurang rasional
Change
+ : Fleksibel, melakukan perubahan
- : Tidak tetap pada pendirian
Endurance
+ : Keuletan, kegigihan dalam menyelesaikan
pekerjaan
- : Rigid, asal tahan tidak didasari pertimbangan lain
Heterosexual
+ : Kehidupan sex sehari-hari dalam batas normal
- : Overacting dalam kehidupan sex atau justru tidak
sama sekali
Aggression
+ : Progresif, mampu mengontrol agresi, berani
- : Nekad, perbuatan destruktif dalam segala bentuk
LOVE (Kebutuhan Halus) HATE (Kebutuhan Kasar)
Deference Achievement
Order Exhibition
Affiliation Autonomy
Intraception Dominance
Succorance Change
Abasement Heterosexual
Nurturance Aggression
Endurance
KRITIK TERHADAP EPPS
Skor Epsaptif
◦ Skor mutlak tapi relatif
◦ Tingginya skor dalam suatu need
diikuti dengan rendahnya skor pada
need yang lain.
Interpretasi tidak bisa interpersonal,
melainkan intrapersonal
Ada kekacauan metodologis yaitu norma
yang dibuat dengan menggunakan skor
secara absolut
Administrasi melelahkan dan
membosankan
Norma out of date