Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
IV.1.1. Aktivitas
Aktivitas pemakai.
Pemakai Museum dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu:
A. Aktivitas Penyewa
B. Aktivitas Pengelola.
Penyelenggaraan operasional museum perlu ditunjang oleh pengelolaan
yang efektif. Susunan dan tugas pengelola biasanya sebagai berikut:
2. Penerangan / Resepsionis
Bertugas menerima pesan, menerima pengaduan dan informasi dari
pengunjung museum. Menjadi perantara untuk menerima tamu pengunjung.
5. House Keeping.
Bertanggung-jawab atas pengaturan seperti cleaning dan laundry.
6. Pelayanan kesehatan
Melayani kebutuhan pelayanan kesehatan bagi para pengunjung museum
bila dibutuhkan.
7. Security
Bertanggung jawab atas keamanan pengunjung bangunan.
R. Kegiatan Service.
R. Mekanikal/Elektrikal 20
R. Housekeeping 0,4 /unit publik
Gudang 60
Laundry/Linen 0,4
R, Keamanan 12
R. Makan Karyawan 5,9 / meja
R. Istirahat karyawan 0,77 m /orang
R. Ganti / Locker karyawan 0,80 / orang
Dapur
Fasilitas Non-formal
ZONING
Hal-hal yang berpengaruh bagi penentuan pembagian zoning meliputi:
- Pencapaian
- Hierarki Kegiatan
- Pengelompokkan Kegiatan
- Jenis Kegiatan
- View/arah pandangan
- Peruntukkan lingkungan
a. Zoning Publik
merupakan daerah yang dipergunakan baik oleh pengunjung, tamu maupun
pengelola, daaerah ini antara lain meliputi: lobby, ruang serbaguna,
pertokoan, minimarket, restaurant dsb.
c. Zoning Prvate
merupakan area yang terpenting dan bersifat pribadi dan hanya
digunakan oleh orang-orang berkepentingan saja.
d. Zoning service
merupakan tempat pelayanan museum, misalnya : dapur. laundry dan
linen, ruang elektrikal dan mekanikal, lift service dsb.
4. Tower on Podium
- Sirkulasi pencapaian cukup mudah dan singkat
- Bentuk memindahkan kegiatan pada podium dan tower.
- Lahan yang diperlukan tidak luas.
- Mudah membentuk ruang yang besar.
- Mudah menjadi vocal point.
IV.3.4. Bahan
IV.3.5. Utilitas
a. Penghawaan
- Praktis
- Tidak memerlukan perawatan khusus.
C. SANITASI
D. Penanggulangan kebakaran.
Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api
yang tidak terkendali sehingga dapat mengancam keselamatan jiwa
manusia maupun harta benda. Pencegahan bahaya kebakaran merupakan
segala usaha yang dilakukan agar tidak terjadi penyalaan api yang
tidak terkendali. Ada beberapa macam sistem pemadam api, yaitu
sebagai berikut :
E. Sistem Komunikasi
Sistem Komunikasi didalam bangunan museum terbagi 2, yaitu:
a. Untuk komunikasi keluar/extern.
Setiap unit publik memiliki satu sambungan keluar dengan
fasilitas IDD (International Direct Dialing) untuk sambungan langsung
secara internasional.
b. Komunikasi di dalam bangunan/intern.
Setiap unit memiliki fasilitas intercom untuk dapat memantau
tamu yang datang dari luas serta sistem sambungan telepon untuk
berhubungan secara intern antar pengunjung atau dengan reception,
operator dll.
Sistim Pengawasan
Sistim pengawasan yang diterapkan meliputi pengawasan di
dalam dan di luar bangunan.
Di luar bangunan.
Di dalam bangunan
- Dengan satpam pada ruang-ruang strategis.
- Dengan CCTV (Closed Circuit Television) pada tempat-tempat yang
rawan.
- Seluruh pengawasan, baik di luar maupun di daam bangunan dipantau
di ruang kontrol pusat.
- Untuk fasilitas pelayanan berupa telex dan facsmile disediakan
ruangan khusus yang melayani kebutuhan-kebutuhan tersebut.
F. Penangkal Petir..
Instalasi penangkal petir ialah instalasi atau komponen-komponen dan
peralatan-peralatan yang secara keseluruhan berfungsi untuk menangkap
petir dan menayalurkannya ke tanah sehingga semua bagian dari
bangunan beserta isinya atau benda-benda yang dilindunginya terhindar
dari bahaya sambaran petir. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan
dalam merencanakan sistem penangkal petir:
- Keamanan secara teknis.
- Penampang hantaran-hantaran pertanahan yang digunakan.
- Ketahanan mekanis.
- Ketahanan terhadap korosi.
- Bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi.
- Faktor ekonomis.
Jadi penangkal petir yang digunakan : Sistem konvensional, yaitu
model Franklin Rod.
H. Pembuangan sampah.
Dua macam sistem pembuangan sampah dapat digunakan:
- melalui shaft sampah.
Dari tiap-tiap lantai terdapat shaft-shaft pembuangan sampah yang
kemudian ditampung di penampungan utama di bagian bawah bangunan.
Setelah dipadatkan lalu diangkut oleh truk sampah.
- Ditampung
dimana sampah ditampung oleh masing-masing unit publik untuk kemudian
diangkut oleh petugas kebersihan.
PERNYATAAN MASALAH:
- Karena tujuan sebagai sarana pelayanan akomodasi berupa sarana
publik baik bagi pengunjung museum kelas menengah maupun penduduk
sekitar, maka perencanaan bangunan campuran museum untuk golongan
menengah dengan fasilitas "non-formal" lingkungan perumahan ini
mementingjkan kenyamanan dan keamanan yang optimum untuk melayani
aktivitas.
- Karena kebutuhan luasan yang cukup besar sedangkan luasan yang
diperkenankan menurut peraturan yang diijinkan cukup rendah, sehingga
keefektifan perencanaan ruang perlu mendapat perhatian dan pengaturan
letak ruang sesuai berdasarkan fungsinya.
- Karena perencanaan ini memikirkan faktor privacy yang tinggi
sehingga pengaturan sirkulasi baik bagi pengunjung, pengelola maupun
tamu perlu pemisahan yang jelas.
- Memadukan bangunan museum dengan lingkungan perumahan.
- Menentukan suasana yang menyenangkan yang tidak bisa terlepas dari
perancangan kegiatan yang saling menunjang antara museum dan kegiatan
non formal lingkungan, tanpa mengabaikan fungsi museum yang
memerlukan privacy tersendiri.
- Memikirkan kemungkinan perluasan museum di kemudian hari.
1. Lobby
2. Kantor Pengelola
3. Service (Toilet Umum ,gudang dan Room Boy).
4. Unit Publik
5. Link ke fasilitas "non-publik"
1. Analisa Manusia
Merupakan proses analisa yang meninjau jenis kegiatan, pelaku
kegiatan
III.1.a. Jenis Kegiatan
-
III.2. Analisa Bangunan