Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat


bimbingan dan kemudahan yang Allah anugerahkan kepada saya, sehingga mendapat
kesempatan untuk menyelesaikan Laporan Hasil Training sebagai konstribusi saya
untuk memajukan dan meningkatkan kualitas pelayanan pada Rabbani Hypnofashion
Story.
Laporan ini saya sajikan semata-mata atas dasar permintaan pihak perusahaan
untuk mencari dan melaporkan kejadian-kejadian yang dialami semasa mengikuti
training. Sehingga, dalam laporan ini akan saya kemukakan beberapa masalah atau
kendala yang saya hadapi semasa mengikuti traning di Rabbani Hypnofashion Story.
Maka dari itu, laporan disusun dengan bahasa yang sangat sederhana, agar lebih
mudah dipelajari dan dicerna makna essensi yang terkandung di dalamnya.
Dari kesederhanaan laporan ini, saya membuka tangan selebar-lebarnya, guna
menerima teguran dan saran juga bimbingan dari pembaca, demi kesempurnaan
laporan ini.
Akhirnya semoga usaha ini mendapat ridha Allah SWT, dan merupakan amal
sholeh bagi saya. Amin.

Penulis,
ELIS DIANAWATI
PENDAHULUAN

Pertama-tama saya panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang
mana atas berkat rahmat dan karunia-Nya laporan ini akhirnya dapat saya selesaikan.
Tak lupa shalawat serta salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada
para keluarganya, para sahabat-sahabatnya hingga kepada kita semua selaku umatnya
hingga akhir jaman. Amin.

Selanjutnya saya ucapkan terima kasih kepada pihak perusahaan terutama


untuk Manager HRD, yang telah memberikan saya kesempatan untuk mengikuti
Training di Hypnofashion Story Rabbani. Juga kepada seluruh pihak yang telah
membantu melalui dukungan dan support atas terselesaikannya laporan ini.

Pada kesempatan ini akan saya sampaikan beberapa masalah atau kendala
yang saya temui ketika mengikuti training di Hypnofashion Story Rabbani. Untuk
itu, saya mohon maaf apabila ada kesalahan baik dalam penulisan maupun cara
penyampaian kepada semua pihak atas apa yang saya paparkan. Karena
sesungguhnya saya melakukan ini semata-mata untuk mendapatkan keridhoan dari
Allah SWT dan demi kemajuan kita bersama.
PENGALAMAN DAN MASALAH/KENDALA YANG DITEMUKAN
SAAT MELAKSANAKAN TRAINING DI HYPNOFASHION STORY
RABBANI.

1. Pertama kali saya mulai diterjunkan ke lapangan yaitu pada hari Sabtu di cabang
Rabbani Buahbatu. Saya ditempatkan di counter 1 yaitu kerudung. Di sana saya
diajarkan bagaimana cara melipat kerudung standar. Dan Alhamdulillah saya
bisa melakukannya. Saya mulai beres-beres dan melipat kerudung. Saya pun
melayani banyak customer. Dari semua customer yang saya layani ada satu
customer, dia seorang laki-laki yang sengaja datang ke Bandung untuk
berkunjung ke Rabbani. Dia bertanya pada saya,
Customer : Mbak…kerudung mana yang model terbaru?
Saya : Oh…ada mas, ini kerudung terbaru kami, modelnya GT, ada GT
1, GT 2 dan GT 3.
( sambil membawa contoh masing-masing model )
Yang ini GT 1, yang ini GT 2 dan yang ini GT 3. Mas mau pilih
yang mana?
Customer : Aduh mbak saya bingung! Saya tidak tahu model kerudung yang
mana yang cocok buat ibu saya!
Saya : Ya sudah mas, sekarang begini saja, saya ambilkan model-
model kerudung yang paling bagus, lalu mas tinggal pilih mana
yang cocok buat ibu mas!
Sebentar yam as, saya ambilkan dulu! ( sambil membawa model
terbaru ) Ini mas model-modelnya…
Customer : Mbak, kayanya saya suka yang ini! Saya minta warna hitam dan
putih size M.
Saya : ini mas barangnya,… mau pakai tas belanja? Ini tas belanjanya.
Ada yang lainnya mas?
Customer : Oh, tidak, cukup mbak! Sebenarnya saya datang ke Rabbani
bukan untuk belanja tapi saya suka dengan arsitektur Rabbani.
Saya : Oh, ya, terima kasih!

Alhamdulillah hari pertama saya terjun ke lapangan saya dapat menjual banyak
model kerudung.
Itulah pengalaman pertama saya di Rabbani cabang Buahbatu.
 Ada satu masalah yang saya temukan di sana yaitu ketika saya sedang
melipat-lipat kerudung, saya menemukan satu kerudung yang kotor dan tidak
layak jual. Menurut saya itu masalah, karena tidak seharusnya kerudung yang
kotor itu ada di FO Rabbani yang terkenal dan go international.
 Saran saya, melipat-lipat atau beres-beres alangkah baiknya lebih teliti lagi.
Tidak asal-asalan, memeriksa barang kemungkinan ada barang yang cacat
atau kotor.

2. Hari Minggu adalah hari kedua saya berada di Rabbani cabang Buahbatu. Saat
itu saya masuk shift pagi dan lagi-lagi saya ditempatkan di counter 1 (kerudung).
Seperti biasanya, sebelum mulai kerja kita melaksanakan SP, setelah itu semua
SCM mulai melaksanakan aktivitas seperti biasanya. Saya sendiri mulai
membereskan rak kerudung dan saya melayani banyak customer, karena pada
saat itu Rabbani sedang banyak dikunjungi customer dari berbagai kalangan.
Dari semua customer yang saya layani, ada satu orang customer, dia orang
Malaysia. Dia membeli banyak kerudung. Tapi dia sedikit kecewa karena
beberapa kerudung yang dia pilih yang dia suka tida ada ukurannya. Saya sudah
berusaha mencari, tapi ukuran tersebut tidak ada, lalu saya sampaikan kepada
customernya,
Saya : Maaf, pak, kerudung yang bapak pilih tidak ada size M,
mungkin kalau bapak ingin size M, bapak bisa ambil model lain!
Customer : Mbak saya itu ingin kerudung ini size M buat istri saya, bukan
kerudung model lain, saya tak butuh model lain!

Ketika saya dimarahi oleh customer, sejujurnya saya merasa sakit hati. Tapi,
saya berusaha ikhlas dan saya pun mengerti, dimarahi oleh customer adalah
konsekuensi dari pekerjaan seorang SCM, karena seorang SCM setiap harinya
sering berinteraksi dengan customer yang memiliki perbedaan karakter.

Ada beberapa masalah yang saya temukan.


 Saya menemukan pada rak kerudung GT 1, 2 dan 3, yang seharusnya kotak
atas ukuran L, kotak tengah ukuran M dan kotak bawah ukuran S, itu
berantakan tidak sesuai penempatan ukurannya.
Saran : pada saat membereskan kerudung supaya ukurannya dilihat dan
disimpat sesuai dengan kotak masing-masing ukuran agar pada saat seorang
SCM melayani customer dan mencarikan ukurannya bisa dengan cepat
menemukannya sehingga customer tidak menunggu terlalu lama.
 Karena pada hari itu sedang rame (banyak dikunjungi customer). Jadi rak
kerudung sedikit berantakan. Ketika saya sedang melayani, saya melihat
teteh SCM sedang beres-beres kerudung di bawah, dipinggir sebelah kanan
ada customer sedang memilih kerudung seperti orang kebingungan. Tapi
teteh SCM tersebut tidak menghiraukannya, dan tetap memilih membereskan
kerudung. Ketika customer tersebut bertanya, baru teteh SCM tersebut
meninggalkan pekerjaannya. Menurut saya perlakuan tersebut tidak sopan
dan tidak pantas dilakukan seorang SCM.
Saran : membiarkan dulu pekerjaan dan layani customer dengan baik. Karena
customer is the king.

3. Pada hari kamis, tepatnya tanggal 28 Januari 2010 merupakan hari pertama saya
training di Rabbani cabang Ujungberung. Seperti biasa kita melaksanakan SP
dan saya mulai memperkenalkan diri. Setelah itu, saya mulai melakukan
pekerjaan, menyapu lantai, lap-lap rak dan melipat-lipat kerudung.

Hari itu di Rabbani Ujungberung tidak terlalu ramai dikunjungi, sehingga saya
tidak banyak melayani customer. Saya tidak dapat memperinci berapa kerudung
yang telah terjual, tapi yang saya ingat saya banyak mengeluarkan kerudung
yang sedang discount yang harganya mulai dari Rp 20.000,- dan Rp 25.000,-.
Atas pelayanan dan penjualan kerudung, saya dapat mengumpulkan omzet
penjualan sebesar Rp 486.800,-

 Saya menemukan masalah di Rabbani Ujungberung, yaitu di sana saya lagi-


lagi mendapatkan kerudung yang kotor dan tidak layak jual, seperti yang
saya temukan di Rabbani cabang Buahbatu.
 Saran saya, melipat-lipat atau beres-beres alangkah baiknya lebih teliti lagi.
Tidak asal-asalan, memeriksa barang kemungkinan ada barang yang cacat
atau kotor.

4. Pada hari jumat tanggal 29 hari ke 2 saya training di rabbani ujung berung. Hari
itu saya masuk pagi. Seperti biasa saya dan scm lainnya melakukan sp pagi
setelah itu saya beres-beres seperti nyapu, ngepel, dan lap-lap rak. Hari itu di
toko tidak terlalu rame dan saya pun tidak terlalu banyak melayani customer,
sehingga tidank banyak kerudung yang terjual sehingga saya hanya mendapatkan
omzet sebesar Rp. 468.900.- dari semua customer yang saya layani. Dari
beberapa customer yang saya layani ada satu customer ketika saya tawarkan
kerudung model terbaru yaitu GT customer itu langsung tertarik dan ingin
mencobanya,setelah di coba dia cocok tapi sayangnya tidak ada ukuran yang
customer inginkan tidak ada, dia merasa kecewa, ketika saya tawarkan model lain
customer itu tidak mau dan customer itu pun kecewa terhadap rabbani! “kenapa
produk terbaru tidak lengkap ukurannya?” akhirnya customer itu pulang dengan
tidak membeli satu kerudung pun.

 Saya menemukan masalah: kurangnya stok ukuran, menurut saya itu


masalah karena yang tadinya customer itu akan membeli jadi tidak beli
karena ukuran nya tiadak ada yang cocok.
 Saran saya: semua jenis kerudung ukuranya lebih di lengkapi, jadi nantinya
tidak ada lagi customer yang kecewa karena yang di inginkan tidak ada.
 Kendalanya: ketika ada customer yang bertanya “kapan mbak ada barang
nya lagi?” saya bingung harus menjawab apa dan kapan sedangkan
customer itu membutuhkan jawaban yang pasti.

5. Pada hari sabtu tanggal 30 hari ke 3 saya training di rabbani ujung berung, hari
itu saya masuk siang. Ketika saya masuk toko keadaan toko sedang sepi, tapi
setelah sholat duhur sekitar jam 13.00 WIB mulai banyak customer. Dari
beberapa customer yang saya layani ada satu customer dia seorang ibu yang
datang dengan cucunya untuk mencari kerudung, setelah dapat model yang di
inginkan, lalu saya tawarkan model yang lain dan ibu itu pun tertarik untuk
membelinya, saya pun menawarkan kerudung anak ternyata tertarik dan
menganbil 2 pcs,selain kerudung yang saya tawarkan saya pun menawarkan
gamis dan ibu itu pun tertarik dan membeli 2 pcs gamis dengan model yang
berbeda. Setelah selesai belanja saya antar ibu itu ke kasir untuk membayar
belanjaanya. Alhamdulilah perjuangan saya tidak sia-sia untuk menawarkan
barang ternyata ibu itu belanja sebesar Rp. 646.650.-. dan alhamdulilah juga hari
itu saya mendapatkan omzet sebesar Rp.1.042.550 dari semua customer yang
saya layani.

 Masalah yang saya temukan: di pakaian gamis terdapat yang cacat, dan yang
cacat itu di temukan oleh customer.
 Saran saya: setiap melipat gamis tolong lebih teliti lagi kemungkinan ada
barang yang cacat atau kotor.
 Kendalanya: susah mencari size gamis dan kastun karena kurangnya stok
ukuran.
6. Pada hari Minggu tanggal 31 Januari 2010, saya dan seorang calon SM
melaksanakan Mobile Store/Bazzar.

Saya dan calon SM tersebut berangkat pukul 6.30 pagi. Pasar yang pertama saya
kunjungi adalah pasar induk Gedebage. Di sana kami tidak dapat tempat, setelah
menemukan tempat beberapa menit kemudian kami di usir oleh tukang parkir.
Kami pun pergi melanjutkan perjalanan ke pasar yang lain dan kami pun tiba di
pasar Minggu Metro dan menemukan tempat di dekat Superindo Metro.
Meskipun becek, kami tetap berjualan di sana. Alhamdulillah, kerudung yang
kami bawa pun banyak terjual terutama oleh kalangan ibu-ibu. Ketika sedang
ramai-ramainya, polisi datang menghampiri kami dan mengusir kami supaya
tidak berjualan di sana. Kami pun pergi dan mencari tempat yang lain. Setelah
menemukan tempat yang baru, dan baru menjual satu kerudung, kami pun diusir
oleh ibu-ibu katanya mengganggu pemandangan dan tidak enak dilihat.

Setelah itu, kami pun pergi mencari tempat berjualan yang lebih strategis, dan
kami tidak menemukannya. Akhirnya kami pergi dan melanjutkan perjalanan
menuju Cijerah. Kami pun mendapatkan tempat yang lumayan strategis yaitu
dekat TK dan kebetulan di sana sedang banyak ibu-ibu. Lalu saya pun mulai
menawarkan kerudung yang kami bawa kepada ibu-ibu tersebut. Ternyata
mereka welcome atas kedatangan kami. Dan Alhamdulillah, beberapa barang
yang kami bawa terutama kerudung laris terjual meski tidak banyak.

Hari semakin sore, akhirnya kami pun melanjutkan perjalan untuk pulang dan
kembali ke toko. Alhamdulillah, perjuangan saya tidak sia-sia, omzet yang saya
dapatkan pada saat itu mencapai Rp 800.000,-. Setelah sampai di toko, ketika
sedang memeriksa barcode kerudung yang terjual, ternyata ada beberapa barcode
tidak tercantum kode warnanya, sehingga saya harus melakukan SO ulang.

 Masalah : berangkat bazzarnya kurang pagi.


 Saran : seharusnya kalau berangkat bazzar subuh, jadi bisa mendapat
tempat untuk berjualan.
 Kendala : pada saat ramai dikunjungi pembeli, barang dagangan tidak
terkontrol dan warna yang harusnya ditulis dibarcode tidak ditulis karena
terlalu ramainya pembeli. Seharusnya kita pergi beberapa orang supaya
tidak akan terlalu sibuk, satu orang untuk mengontrol barang dagangan
takut-takut ada yang mengambil dan satu orang menuliskan kode warna
pada barcode.

7. Pada tanggal 2 Februari 2010 saya tidak mengikuti training karena sakit. Kondisi
badan saya tidak memungkinkan untuk bekerja. Saya merasa menyesal karena
tidak mengikuti training karena sakit. Tapi saya bersyukur, saya mendapat
beberapa pengalaman baru setelah kondisi saya baik.

8. Pada tanggal 3 Februari 2010 hari Rabu, saya masuk training, meski kondisi
badan masih terasa lemas dan letih tetapi saya memaksanakan diri untuk masuk.
Seperti hari-hari biasanya, kami melakukan SP dan beres-beres toko seperti
menyapu, mengepel serta lap-lap dan merapikan rak. Hari itu toko tdak terlalu
rame sehingga saya tidak terlalu banyak melayani customer saya lebih banyak
melipat dan saya belajar kasir mulai dari cara bertransaksi, menggunakan
member dan bagaimana cara memasukan kode warna. Tapi pada sore harinya
alhamdulilah ada customer, dari beberapa customer yang saya layani ada satu
customer yang membeli kerudung dia sudah mendapatkan warna kerudung yang
customer itu inginkan, tapi setelah di kasir ada customer lain membeli kerudung
yang warnanya sama lalu customer itu ingin keridung yang itu tapi stok
kerudung itu habis customer itu memaksa dan akhirnya saya harus mencari di
gudang tapi di gudang pun tidak ada. Dan akhirnya customer itu kelur dari toko
sambil marah-marah.

 Masalah yang saya temukan: kurangnya stok kerudung yang banyak


dinikmati semua customer.
 Saran saya: apabila ada kerudung yang banyak di nikmati semua para ibu-
ibu seharusnya stok lebih di perbanyak, lebih baik stok lebih dari pada
kurang.
 Kendalanya: susahnya untuk membuat customer itu ngerti bahwa kerudung
yang customer inginkan tidak ada.

9. Pada hari kamis hari terakhir saya training di rabbani ujung berung karena
besoknya saya harus melaksanakan training class lagi dipatiukur. Hari itu saya
masuk pagi seperti biasa saya melaksanakan sp pagi dan beres-beres seperti
nyapu, ngepel, dan lap-lap rak. Setelah itu saya membereskan rak kerudung. Hari
itu keadaan toko tidak terlalu ramai.dan hari itu pun saya tidak terlalu banyak
melayani customer karena saya menggantikan teh pipeh untuk jadi kasir karena
teh pipeh dan teh purna sedang sibuk mempersiapkan buka puasa bareng anak
yatim piatu. Ketika saya di kasir saya harus bulak balik ke luar untuk
menukarkan uang receh untuk kembalian. Nah itulah cerita dan pengalaman saya
di hari terakhir training di rabbani ujung berung.

 Masalah yang saya temukan: tidak adanya persiapan uang receh.


 Saran saya: sebelum buka toko siapkan uang receh sebanyak mungkin,
sehingga ketika sedang melayani customer tidak harus lari-lari mencari
uang receh dan customerpun tidak lama menuggu.
 Kendalanya: sulit mencari warung untuk menukarkan uang dan kesulitan
ketika ada penukaran barang.

10. Training Class yang dilakukan oleh Rabbani sebelum menjadi karyawan, sangat
membantu para calon karyawan-karyawannya. Karena di sini kami bisa
menemukan pengalaman dan pengetahuan baru melalui presentasi dan diskusi,
dan yang saya rasakan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai pedoman
ketika di terjunkan langsung ke lapangan.

11. Mengenai kualitas barang yang ditawarkan Rabbani, menurut saya sangat bagus
dan dimata masyarakat Rabbani sudah sangat terkenal. Hanya saja ada beberapa
hal yang masih menjadi kendala :
1. Penyediaan stok barang masih kurang memenuhi kebutuhan customer.
Sebagai contoh stok size XL masih kurang banyak. Karena beberapa orang
mungkin memiliki kelebihan ukuran badan dan Rabbani masih belum
memenuhi kebutuhan tersebut, meskipun ada belum tentu cocok dengan apa
yang diinginkan oleh customer tersebut. (Ujungberung dan Buahbatu)
2. Sumber daya manusia terutama SCM sebagai pondasi sebuah Fashion
House merupakan titik kritis. Karena sesungguhnya merekalah yang
behubungan langsung dengan customer. Tutur kata, perilaku dan sikap
diharapkan agar tetap terjaga supaya customer merasa senang, nyaman
berbelanja dan merasa betah berada di outlet. Tidak menutup kemungkinan
omzetpun akan bertambah besar. Mungkin beberapa customer ada yang
merasa tidak nyaman atas pelayanan dari para SCM Rabbani. Dan
diharapkan tetap menjaga hubungan baik antara sesama karyawan.
3. Diharapkan untuk SCM selalu menomor satukan customer. Apabila sedang
melakukan pekerjaan, lebih baik ditunda terlebih dahulu dan layani
customer dengan baik. Setelah itu kita bisa melanjutkan pekerjaan kembali.
PENUTUP

Akhirnya dapat saya simpulkan, pertama bahwa dibeberapa fashion house


selalu menomor satukan customer. Karena merekalah yang memberikan sumbangsih
yang sangat besar. Coba bayangkan, apa jadinya jika tidak ada customer?

Kedua, pelayanan menjadi hal kedua yang harus dilakukan oleh fashion
house. Baik buruknya citra sebuah fashion house tergantung dari pelayanan para
SPG/SCM-nya.

Ketiga, infrastruktur ruangan mulai dari penempatan jenis, ukuran, dan tata
ruang dilakukan supaya customer merasa nyaman dan betah berada di outlet dan
tidak sulit untuk mencari barang dan ukuran yang diinginkan.

Keempat, melengkapi barang jenis/model baru dan ukurannya sesuai dengan


permintaan customer.

Kelima, fasilitas yang disediakan untuk karyawannya agar lebih dilengkapi.


Contoh : penyediaan fasilitas loker untuk karyawan.

Demikian yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai