Anda di halaman 1dari 8

Bahan Ajar Pengantar Sosiologi

Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si./ Program Studi Ilmu Komunikasi Unikom


BAB X PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan sosial dapat diartikan sebagai segala perubahan pada lembaga-lembaga
sosial dalam suatu masyarakat. Perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial
itu selanjutnya mempunyai pengaruhnya pada sistem-sistem sosialnya, termasuk di
dalamnya nilai-nilai, pola-pola perilaku ataupun sikap-sikap dalam masyarakat itu
yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Masih banyak faktor-faktor penyebab
perubahan sosial yang dapat disebutkan, ataupun mempengaruhi proses suatu
perubahan sosial. Kontak-kontak dengan kebudayaan lain yang kemudian
memberikan pengaruhnya, perubahan pendidikan, ketidakpuasan masyarakat terhadap
bidang-bidang kehidupan tertentu, penduduk yang heterogen, tolerasi terhadap
perbuatan-perbuatan yang semula dianggap menyimpang dan melanggar tetapi yang
lambat laun menjadi norma-norma, bahkan peraturan-peraturan atau hukum-hukum
yang bersifat formal. Perubahan itu dapat mengenai lingkungan hidup dalam arti
lebih luas lagi, mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola
keperilakuan, struktur-struktur, organisasi, lembaga-lembaga, lapisan-lapisan
masyarakat, relasi-relasi sosial, sistem-sistem komunikasi itu sendiri. Juga perihal
kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, kemajuan teknologi dan seterusnya. Ada
pandangan yang menyatakan bahwa perubahan sosial itu merupakan suatu respons
ataupun jawaban dialami terhadap perubahan-perubahan tiga unsur utama : 1.

Faktor alam 2.

Faktor teknologi 3.

Faktor kebudayaan Kalau ada perubahan daripada salah satu faktor tadi, ataupun
kombinasi dua diantaranya, atau bersama-sama, maka terjadilah perubahan sosial.
Faktor alam apabila yang dimaksudkan adalah perubahan jasmaniah, kurang sekali
menentukan perubahan sosial. Hubungan korelatif antara perubahan slam dan
perubahan sosial atau masyarakat tidak begitu kelihatan, karena jarang sekali alam
mengalami Bahan Ajar Pengantar Sosiologi
Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si./ Program Studi Ilmu Komunikasi Unikom
perubahan yang menentukan, kalaupun ada maka prosesnya itu adalah lambat.
Dengan demikian masyarakat jauh lebih cepat berubahnya daripada perubahan alam.
Praktis tak ada hubungan langsung antara kedua perubahan tersebut. Tetapi kalau
faktor alam ini diartikan juga faktor biologis, hubungan itu bisa di lihat nyata.
Misalnya saja pertambahan penduduk yang demikian pesat, yang mengubah dan
memerlukan pola relasi ataupun sistem komunikasi lain yang baru. Dalam masyarakat
modern, faktor teknologi dapat mengubah sistem komunikasi ataupun relasi sosial.
Apalagi teknologi komunikasi yang demikian pesat majunya sudah pasti sangat
menentukan dalam perubahan sosial itu. Perubahan kebudayaan seperti telah di sebut
di atas, dapat menimbulkan perubahan sosial, meskipun tidak merupakan suatu
keharusan. Kebudayaan itu berakumulasi. Sebab kebudayaan berkembang, makin
bertambah secara berangsur-angsur,. Selalu ada yang baru, di tambahkan kepada yang
telah ada. Jadi bukan menghilangkan yang lama, tetapi dalam perkembangannya
dengan selalu adanya penemuanpenemuan baru dalam berbagai bidang (invention),
akan selalu menambah yang lama dengan yang baru. Dan seiring dengan pertambahan
unsur-unsur kebudayaan tersebut, maka berubah pula kehidupan sosial-ekonomi
ataupun kebudayaan itu sendiri. Paham determinisme, memberi pandangan yang
deterministik menganggap hanya ada satu faktor yang paling menentukan perubahan
sosial. Terhadap paham determinis ini dapat diadakan penggolongan besar menjadi
dua. Pertama yang menganggap bahwa faktor yang paling menentukan tadi bersifat
sosial, sedangkan yang kedua bersifat non-social. Untuk contoh golongan yang
pertama, dapatlah di kemukakan misalnya pendapat Karl Marx dalam bidang
ekonomi. la salah seorang tokoh yang terkenal dengan pendapat, bahwa
perkembangan suatu masyarakat dapat dikatakan di tentukan seluruhnya oleh struktur
atau perubahan-perubahan struktur ekonomi masyarakat tersebut. Keadaan demikian
dapat dikatakan sebagai suatu determinisme ekonomi. Contoh golongan kedua,
misalnya adanya pandangan bahwa iklimlah yang paling berpengaruh terhadap
perubahan sosial. Contoh lain adalah McLuhan yang menganggap bahwa inovasi-
inovasi dalam bidang teknologilah yang lebih banyak pengaruhnya terhadap
perkembangan di dalam masyarakat. McLuhan memilih teknologi informasi sebagai
teknologi yang terpenting, yang paling mampu menyebabkan perubahan di dalam
masyarakat. Jika teknologi atau cara-cara Bahan Ajar Pengantar Sosiologi
Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si./ Program Studi Ilmu Komunikasi Unikom
berkomunikasi masyarakat banyak mengalami perubahan, maka sudah pasti pula akan
terjadi perubahan-perubahan sosial. McLuhan lebih maju satu Iangkah lagi dengan
hipotesisnya yaitu "Societies have been shaped more by the nature of the media by
which men communicate than by the content of the communication".

(Masyarakat lebih banyak terbentuk oleh sifat-sifat alamiah dari media yang dipakai
untuk berkomunikasi, daripada siaran atau isi berita itu sendiri) "The media is the
message" adalah perumusan McLuhan yang terkenal. Salah satu alasan McLuhan
adalah karena media yang baru tidak saja hanya menyebabkan 'perubahan dalam
kesanggupan manusia menggunakan'pence inderanya. Dalam keseluruhannya, baik
yang bersifat sosial maupun yang non-sosial, kaum determines ini menganggap
manusia itu hanya responsif belaka, reaktif saja. Padahal, manusia juga aktif membuat
aksi agar pihak lain bereaksi. Juga dalam hal perubahan kebudayaan, manusia dengan
pendangan hidupnya dan tingkahlakunya bukan saja merupakan suatu hasil dari
pengaruh budaya, tetapi manusia sendiri menghasilkan dan menciptakan kebudayaan.
Itulah sebabnya perubahan kebudayaan tidak boleh di pisah-pisahkan dari para
individu ataupun masyarakat pendukung kebudayaan itu. Unsur-unsur kebudayaan
jangan dijadikan suatu kesatuan atau unit-unit yang berdiri sendiri lepas dare manusia.
10.1. Proses Perubahan Sosial
Proses perubahan sosial terdiri dari tiga tahap barurutan : (1)

invensi yaitu proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan, (2)

difusi, ialah proses di mans ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam Sistem sosial,
dan (3)

konsekwensi yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai


akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika penggunaan atau
penolakan ide baru itu mempunysi akibat. Karena itu perubahan sosial adalah akibat
komunikasi sosial. Beberapa pengamat terutama ahli anthropologi memerinci dua
tahap tambahan dalam urutan proses di atas. Salah satunya ialah pengembangan
inovasi yang terjadi se-Bahan Ajar Pengantar Sosiologi
Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si./ Program Studi Ilmu Komunikasi Unikom
telah invensi sebelum terjadi difusi. Yang dimaksud ialah proses terbentuknya ide
baru dari suatu bentuk hingga menjadi suatu bentuk yang memenuhi kebutuhan
audiens penerima yang menghendaki. Kami tidak memaaukkan tahap ini karena ia
tidak selalu ada. Misalnya, jika inovasi itu dalam bentuk yang siap pakai. Tahap
terakhir yang terjadi setelah konsekwensi, adalah menyusutnya inovasi, ini menjadi
bagian dari konsekwensi.
Apakah perubahan sosial itu ?
Perubahan sosial adalah proses di mana terjadi perubahan struktur dan fungi suatu
sistem social. Revolusi nasional, pembentukan suatu lembaga pembangunan desa,
pengadopsian metode keluarga berencana oleh suatu keluarga, adalah merupakan
contoh-contoh perubahan sosial Perubahan, baik pada fungi maupun struktur sosial
adalah terjadi sebagai akibat dari kegiatan-kegiatan tersebut di atas. Struktur suatu
sistem terdiri dari berbagai status individu dan status kelompok-kelompok yang
teratur. Berfungsinya struktur status-status itu merupakan seperangkat peranan atau
perilaku nyata seseorang dalam status tertentu. Status dan peranan saling
mempengaruhi satu sama lain. Status guru sekolah misalnya, menghendaki perilaku-
perilaku tertentu bagi seseorang yang menduduki posisi itu, dan mempengaruhi
tingkah laku orang tersebut. Mungkin saja seseorang menyimpang jauh dari
seperangkat tingkah laku yang diharapkan (karena dia menduduki posisi status
tertentu), tetapi statusnya mungkin berubah. Fungsi sosial dan struktur sosial
berhubungan sangat erat dan saling mempe-ngaruhi satu sama lain. Dalam proses
perubahan social, jika salah satu berubah, maka yang lain akan berubah juga.
Berdirinya atau ditetapkannya organisasi kampus yang baru, mempengaruhi struktur
social universitas karena didefinisikannya seperangkat fungsi baru di sana. Jika
seseorang (pejabat) ";mulai berfungsi dalam status baru itu, mereka mungkin
mempengaruhi fungsi universitas secara keseluruhan.
10.2. Macam-macam Perubahan Sosial
Salah.satu cara yang berguna dalam meninjau perubahan sosial ialah dengan
memperhatikan darimana sumber terjadinya perubahan itu. Jika sumber perubahan itu
Bahan Ajar Pengantar Sosiologi

Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si./ Program Studi Ilmu Komunikasi Unikom


dari dalam sistem sosial itu sendiri, dinamakannya perubahan imanen. Jika sumber ide
baru itu berasal dari luar sistem social, yang demikian itu disebut
Perubahan kontak.

Paradigma Perubahan Sosial


Sumber/asal ide baru
Sumber kebutuhan terhadap perubahan Dari dalam Dari luar
Dari dalam : kebutuhan dirasakan oleh anggota sistem sosial
Perubahan Imanen
Perubahan Kontak Selektif
Dari luar : Kebutuhan diamati oleh agen pembaru atau orang luar sistem
Perubahan imanen yang diinduksi
Perubahan kontak terarah
Perubahan imanen terjadi jika anggota sistem sosial menciptakan dan
mengembangkan ide baru dengan sedikit atau tanpa pengaruh sama sekali dari pihak
luar dan kemudian ide baru itu menyebar ke seluruh sistem sosial. Seorang petani di
Iowa menemukan alat sederhana untuk pengumpil jagung. Penemuan itu
memudahkan pekerjaan dan tidak banyak memakan waktu. Dalam waktu singkat
banyak tetangga penemu itu yang menggunakan alat tersebut. Dengan demikian
perubahan imanen adalah suatu gejala "dari dalam sistem" Perubahan kontak terjadi
jika sumber dari luar sistem sosial memperkenalkan ide baru. Perubahan kontak
adalah gejala "antar sistem". Ada dua macam perubahan kontak, yaitu perubahan
selektif dan perubahan kontak terarah. Perbedaan perubahan ini tergantung dart mana
kita mengamati datangnya kebutuhan untuk berubah itu, dari dalamkah atau dari luar
sistem sosial. Perubahan kontak selektif terjadi jika anggota sistem sosial terbuka
pada pengaruh dari luar dan menerima atau menolak ide baru itu berdasarkan
kebutuhan yang mereka rasakan sendiri. Tersajinya inovasi itu sendiri secara spontan
atau kebetulan; penerima babas memilih, menafsir atau menolak ide baru itu. Suatu
ilustrasi mengenai perubahan kontak selektif ialah ketika para guru sekolah tertentu
mengunjungi sekolah lain yang telah mengadopsi inovasi. Setelah mereka kembali ke
sekolahnya sendiri, mungkin Bahan Ajar Pengantar Sosiologi

Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si./ Program Studi Ilmu Komunikasi Unikom


mereka menerapkan metode meugajar yang baru.
,
tetapi tindakan nya itu dilakukan tanpa adanya paksaan atau kesengajaan dari kepala
sekolah untuk mencari atau menerima inovasi itu. Perubahan kontak terarah atau
perubahan terencana adalah perubahan yang disengaja dengan adanya orang luar atau
sebagian anggota sistem yang bertindak sebagai agen pembaru yang secara intensif
berusaha memperkenalkan ide-ide baru untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
oleh lembaga dart luar. Inovasi dan kebutuhan untuk berubah datang dari luar sistem.
Banyak pemerintahan national yang mensponsori program-program pembangunan
yang direncanakan untuk memperkenalkan inovasi-inovasi teknologis di bidang-
bidang pertanian, pendidikan, kesehatan, perindustrian dan sebagainya. Semua itu
merupakan contoh perubahan kontak terarah yang kontemporer. Ada teoritikus besar
perubahan sosial yang menganggap perubahan kontak terarah (= pembangunan) itu
tidal perlu. Akan tetapi August Comte tetap mempertahankan pendapat bahwa
perubahan terarah itu berguna, sebagai kebalikan dari teori Darwinisme-sosialnya
Herbert Spencer. Ini berarti Comte membantah teori taken-fair komplit dan survival
of the fittest yang evolusioner. Pada abad sekarang ini sebagian besar pemerintahan
nasional menunjukkan kecenderungan yang jelas mengikuti pendekatan Comte.
Pemerintah-pemerintah nasional itu ingin lebih meningkatkan taraf kehidupan
rakyatnya, suatu tujuan yang hanya dapat dicapai dengan program-program yang
betel-betul terencana. Program perubahan yang terencana ini merupakan reaksi
ketidakpuasan terhadap lambannya perubahan yang dihasilkan oleh perubahan imanen
maupun perubahan kontak selektif. Dalam arti luas mungkin benar bahwa sebagian
besar perubahan sosial yang terjadi lebih banyak bertipe epontan daripada yang
berencana. Jika penduduk secara teknis su-dah lebih ahli dan lebih pandai
mendiagnose perubahan mereka sendiri, maka perubahan kontak selektif akan dapat
terjadi lebih cepat dan lebih efisien. Dalam hal ini agen pem-baru mungkin akan
bekerja di luar tugasnya atau setidaktidaknya dalam peranan yang barbeda. Agen
pembaru harus memenuhi permintaan-permintaan inovasi dari kliennya. Tetapi pada
umumnya para klien itu belum tahu apa kebutuhan mereka dan inovasi mana yang
cocok untuk kebutuhan tersebut, sehingga perubahan yang lebih tepat diterapkan
adalah perubahan terencana. Jika agen pembaru juga berusaha untuk meningkatkan
Bahan Ajar Pengantar Sosiologi

Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si./ Program Studi Ilmu Komunikasi Unikom


kemampuan dan keahlian kliennya untuk menganalisis
kebutuhannya, make pada masa mendatang mungkin akan lebih mudah terjadi
perubahan imanen atau perubahan kontak selektif yang lebih cepat dan efisien.
Umumnya perubahan terencana tidak selalu identik dengan keberhasilan. Keinginan
untuk mempercepat perubahan telah menyebabkan lebih cepat laju peranan ilmu pe-
ngetahuan tentang bagaimana memperkenalkan inovasi ke masyarakat.. Jika hasil-
hasil penelitian komunikasi yang dilakukan dalam penyebaran ide-ide baru itu
dikumpulkan dengan baik, kita akan dapat menggunakannya untuk merencanakan
program perubahan terencana secara lebih efektif.

10.3. Perubahan individual dan perubahan sistem.


Kita telah membahas perubahan sosial dari sudut datangnya inovasi. Sudut tinjauan
lainnya bisa dilakukan dengan melihat perubahan itu dan unit pengadopsi atau yang
menerima ide-ide baru itu. Dalam hal ini ada dua macam yaitu perubahan individual
dan perubahan sistem- sosial. Banyak perubahan yang terjadi pada level individual,
dimana seseorang bertindak sebagai individu yang menerima atau menolak inovasi.
Perubahan pada level ini disebut dengan bermacam-macam nama, antara lain difusi,
adopsi, modernisasi, akulturasi, belajar atau sosialisasi. Kami menggunakan istilah
perubahan mikro untuk menyebut perubahan yang demikian ini karena ia
memfokuskan
,
perhatian pada perilaku perubahan individual. Perubahan juga terjadi pada level
sistem social. Ada berbagai istilah yang dipakai untuk perubahan macam ini, misalnya
pembangunan, sosialisasi , integrasi atau adaptasi. Disini perhatian kita terarah pada
level sistem sosial, karena itu kami pergunakan istilah perubahan makro. Tentu saja
perubahan pada kedua level itu berhubungan erat. Jika kita menganggap sekolah
sebagai suatu sistem sosial, make pengadopsian suatu metode mengajar baru yang
dilakukan oleh sekolah tersebut akan membawa kita pada proses pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh para guru sebagai pribadi untuk mengubah-metode
mengajar mereka. Sama halnya, perubahan pada sebagian besar individu dalam sistem
Bahan Ajar Pengantar Sosiologi

Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si./ Program Studi Ilmu Komunikasi Unikom


sosial akan mengaklbatkan pula perubahan pada sistem. itu sendiri. Keputusan para
petani untuk mengadopsi varietas kopi yang lebih unggul mungkin akan me
nyebabkan perubahan pada perimbangan perdagangan negara-negara di dunia
internasional. Dibalik semua itu, barangkali semua analisa perubahan sosial harus
memusatkan perhatiannya terutama pada proses komunikasi. Nyatanya semua
penjelasan mengenai perilaku manusia berpangkal pada penyelidikan Mengenai
bagaimana orang-orang itu memperoleh dan merubah ide-idenya melalui komunikasi
dengan orang lain. Proses belajar, proses difusi dan proses perubahan pada dasarnya
merupakan proses pengkomunikasian gagasan baru.

Anda mungkin juga menyukai