Anda di halaman 1dari 18

Hadits 

secara harfiah berarti perkataan atau percakapan. Dalam terminologi Islam perkataan dimaksud adalah perkataan dari Nabi
Muhammad SAW. Namun sering kali kata ini mengalami perluasan makna sehingga disinonimkan dengan sunnah sehingga berarti segala
perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupunhukum dalam
agama. Hadits sebagai sumber hukum dalam agama Islam memiliki kedudukan kedua pada tingkatan sumber hukum dibawah Al Qur'an.

Struktur Hadits
Secara struktur hadits terdiri atas dua komponen utama yakni sanad/isnad (rantai penutur) dan matan (redaksi).

Contoh:Musaddad mengabari bahwa Yahyaa sebagaimana diberitakan oleh Syu'bah, dari Qatadah dari Anas dari Rasulullah
SAW bahwa beliau bersabda: "Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga ia cinta untuk saudaranya apa yang ia
cinta untuk dirinya sendiri" (Hadits riwayat Bukhari)

Sanad

Sanad ialah rantai penutur/perawi (periwayat) hadits. Sanad terdiri atas seluruh penutur mulai dari orang yang mencatat hadits tersebut
dalam bukunya (kitab hadits) hingga mencapai Rasulullah. Sanad, memberikan gambaran keaslian suatu riwayat. Jika diambil dari contoh
sebelumnya maka sanad hadits bersangkutan adalah

Al-Bukhari > Musaddad > Yahya > Syu’bah > Qatadah > Anas > Nabi Muhammad SAW

Sebuah hadits dapat memiliki beberapa sanad dengan jumlah penutur/perawi bervariasi dalam lapisan sanadnya, lapisan dalam sanad
disebut dengan thaqabah. Signifikansi jumlah sanad dan penutur dalam tiap thaqabah sanad akan menentukan derajat hadits tersebut, hal
ini dijelaskan lebih jauh pada klasifikasi hadits.

Jadi yang perlu dicermati dalam memahami Al Hadits terkait dengan sanadnya ialah :

 Keutuhan sanadnya

 Jumlahnya

 Perawi akhirnya

Sebenarnya, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam.Hal ini diterapkan di dalam mengutip berbagai buku dan
ilmu pengetahuan lainnya. Akan tetapi mayoritas penerapan sanad digunakan dalam mengutip hadits-hadits nabawi.

Matan

Matan ialah redaksi dari hadits. Dari contoh sebelumnya maka matan hadits bersangkutan ialah:

"Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga ia cinta untuk saudaranya apa yang ia cinta untuk dirinya sendiri"

Terkait dengan matan atau redaksi, maka yang perlu dicermati dalam mamahami hadist ialah:

 Ujung sanad sebagai sumber redaksi, apakah berujung pada Nabi Muhammad atau bukan,

 Matan hadist itu sendiri dalam hubungannya dengan hadist lain yang lebih kuat sanadnya (apakah ada yang melemahkan atau
menguatkan) dan selanjutnya dengan ayat dalam Al Quran (apakah ada yang bertolak belakang).

Klasifikasi Hadits
Hadits dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria yakni bermulanya ujung sanad, keutuhan rantai sanad, jumlah penutur
(periwayat) serta tingkat keaslian hadits (dapat diterima atau tidaknya hadits bersangkutan)

Berdasarkan ujung sanad


Berdasarkan klasifikasi ini hadits dibagi menjadi 3 golongan yakni marfu' (terangkat), mauquf (terhenti) dan maqtu' :

 Hadits Marfu' adalah hadits yang sanadnya berujung langsung pada Nabi Muhammad SAW (contoh:hadits sebelumnya)

 Hadits Mauquf adalah hadits yang sanadnya terhenti pada parasahabat nabi tanpa ada tanda-tanda baik secara perkataan
maupun perbuatan yang menunjukkan derajat marfu'. Contoh: Al Bukhari dalam kitab Al-Fara'id (hukum waris) menyampaikan bahwa
Abu Bakar, Ibnu Abbas dan Ibnu Al-Zubair mengatakan: "Kakek adalah (diperlakukan seperti) ayah". Namun jika ekspresi yang
digunakan sahabat seperti "Kami diperintahkan..", "Kami dilarang untuk...", "Kami terbiasa... jika sedang bersama rasulullah" maka
derajat hadits tersebut tidak lagi mauquf melainkan setara dengan marfu'.

 Hadits Maqtu' adalah hadits yang sanadnya berujung pada para Tabi'in (penerus). Contoh hadits ini adalah: Imam Muslim
meriwayatkan dalam pembukaan sahihnya bahwa Ibnu Sirin mengatakan: "Pengetahuan ini (hadits) adalah agama, maka berhati-
hatilah kamu darimana kamu mengambil agamamu".

Keaslian hadits yang terbagi atas golongan ini sangat bergantung pada beberapa faktor lain seperti keadaan rantai sanad maupun
penuturnya. Namun klasifikasi ini tetap sangat penting mengingat klasifikasi ini membedakan ucapan dan tindakan Rasulullah SAW dari
ucapan para sahabat maupun tabi'in dimana hal ini sangat membantu dalam area perdebatan dalam fikih ( Suhaib Hasan, Science of
Hadits).

Berdasarkan keutuhan rantai/lapisan sanad

Berdasarkan klasifikasi ini hadits terbagi menjadi beberapa golongan yakni Musnad, Munqati', Mu'allaq, Mu'dal dan Mursal. Keutuhan rantai
sanad maksudnya ialah setiap penutur pada tiap tingkatan dimungkinkan secara waktu dan kondisi untuk mendengar dari penutur diatasnya.

Ilustrasi sanad : Pencatat Hadits > penutur 4> penutur 3 > penutur 2 (tabi'in) > penutur 1(Para sahabat) > Rasulullah SAW

 Hadits Musnad, sebuah hadits tergolong musnad apabila urutan sanad yang dimiliki hadits tersebut tidak terpotong pada bagian
tertentu. Yakni urutan penutur memungkinkan terjadinya transfer hadits berdasarkan waktu dan kondisi.

 Hadits Mursal. Bila penutur 1 tidak dijumpai atau dengan kata lain seorang tabi'in menisbatkan langsung kepada Rasulullah SAW
(contoh: seorang tabi'in (penutur2) mengatakan "Rasulullah berkata" tanpa ia menjelaskan adanya sahabat yang menuturkan
kepadanya).

 Hadits Munqati' . Bila sanad putus pada salah satu penutur yakni penutur 4 atau 3

 Hadits Mu'dal bila sanad terputus pada dua generasi penutur berturut-turut.

 Hadits Mu'allaq bila sanad terputus pada penutur 4 hingga penutur 1 (Contoh: "Seorang pencatat hadits mengatakan, telah
sampai kepadaku bahwa Rasulullah mengatakan...." tanpa ia menjelaskan sanad antara dirinya hingga Rasulullah).

Berdasarkan jumlah penutur

Jumlah penutur yang dimaksud adalah jumlah penutur dalam tiap tingkatan dari sanad, atau ketersediaan beberapa jalur berbeda yang
menjadi sanad hadits tersebut. Berdasarkan klasifikasi ini hadits dibagi atas hadits Mutawatir dan hadits Ahad.

 Hadits mutawatir, adalah hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari beberapa sanad dan tidak terdapat kemungkinan
bahwa mereka semua sepakat untuk berdusta bersama akan hal itu. Jadi hadits mutawatir memiliki beberapa sanad dan jumlah
penutur pada tiap lapisan (thaqabah) berimbang. Para ulama berbeda pendapat mengenai jumlah sanad minimum hadits mutawatir
(sebagian menetapkan 20 dan 40 orang pada tiap lapisan sanad). Hadits mutawatir sendiri dapat dibedakan antara dua jenis yakni
mutawatir lafzhy (redaksional sama pada tiap riwayat) dan ma'nawy (pada redaksional terdapat perbedaan namun makna sama pada
tiap riwayat)

 Hadits ahad, hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang namun tidak mencapai tingkatan mutawatir. Hadits ahad kemudian
dibedakan atas tiga jenis antara lain :
o Gharib, bila hanya terdapat satu jalur sanad (pada salah satu lapisan terdapat hanya satu penutur, meski pada lapisan

lain terdapat banyak penutur)

o Aziz, bila terdapat dua jalur sanad (dua penutur pada salah satu lapisan)

o Mashur, bila terdapat lebih dari dua jalur sanad (tiga atau lebih penutur pada salah satu lapisan) namun tidak

mencapai derajat mutawatir.

Berdasarkan tingkat keaslian hadits

Kategorisasi tingkat keaslian hadits adalah klasifikasi yang paling penting dan merupakan kesimpulan terhadap tingkat penerimaan atau
penolakan terhadap hadits tersebut. Tingkatan hadits pada klasifikasi ini terbagi menjadi 4 tingkat yakni shahih, hasan, da'if dan maudu'

 Hadits Shahih, yakni tingkatan tertinggi penerimaan pada suatu hadits. Hadits shahih memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Sanadnya bersambung;

2. Diriwayatkan oleh penutur/perawi yg adil, memiliki sifat istiqomah, berakhlak baik, tidak fasik, terjaga
muruah(kehormatan)-nya, dan kuat ingatannya.

3. Matannya tidak mengandung kejanggalan/bertentangan (syadz) serta tidak ada sebab tersembunyi atau tidak nyata yg
mencacatkan hadits .

 Hadits Hasan, bila hadits yg tersebut sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh rawi yg adil namun tidak sempurna ingatannya,
serta matannya tidak syadz serta cacat.

 Hadits Dhaif (lemah), ialah hadits yang sanadnya tidak bersambung (dapat berupa mursal, mu’allaq, mudallas, munqati’ atau
mu’dal)dan diriwayatkan oleh orang yang tidak adil atau tidak kuat ingatannya, mengandung kejanggalan atau cacat.

 Hadits Maudu', bila hadits dicurigai palsu atau buatan karena dalam sanadnya dijumpai penutur yang memiliki kemungkinan
berdusta.

Jenis-jenis lain

Adapun beberapa jenis hadits lainnya yang tidak disebutkan dari klasifikasi di atas antara lain:

 Hadits Matruk, yang berarti hadits yang ditinggalkan yaitu Hadits yang hanya dirwayatkan oleh seorang perawi saja dan perawi itu
dituduh berdusta.

 Hadits Mungkar, yaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi yang lemah yang bertentangan dengan hadits yang
diriwayatkan oleh perawi yang terpercaya/jujur.

 Hadits Mu'allal, artinya hadits yang dinilai sakit atau cacat yaitu hadits yang didalamnya terdapat cacat yang tersembunyi.
MenurutIbnu Hajar Al Atsqalani bahwa hadis Mu'allal ialah hadits yang nampaknya baik tetapi setelah diselidiki ternyata ada
cacatnya. Hadits ini biasa juga disebut Hadits Ma'lul (yang dicacati) dan disebut Hadits Mu'tal (Hadits sakit atau cacat)

 Hadits Mudlthorib, artinya hadits yang kacau yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi dari beberapa sanad dengan
matan (isi) kacau atau tidaksama dan kontradiksi dengan yang dikompromikan

 Hadits Maqlub, yakni hadits yang terbalik yaitu hadits yang diriwayatkan ileh perawi yang dalamnya tertukar dengan
mendahulukan yang belakang atau sebaliknya baik berupa sanad (silsilah) maupun matan (isi)

 Hadits gholia, yaitu hadits yang terbalik sebagian lafalnya hingga pengertiannya berubah

 Hadits Mudraj, yaitu hadits yang mengalami penambahan isi oleh perawinya

 Hadits Syadz, Hadits yang jarang yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi orang yang terpercaya yang bertentangan dengan
hadits lain yang diriwayatkan dari perawi-perawi yang lain.
 Hadits Mudallas, disebut juga hadits yang disembunyikan cacatnya. Yaitu Hadits yang diriwayatkan oleh melalui sanad yang
memberikan kesan seolah-olah tidak ada cacatnya, padahal sebenarnya ada, baik dalam sanad atau pada gurunya. Jadi Hadits
Mudallas ini ialah hadits yang ditutup-tutupi kelemahan sanadnya

Periwayat Hadits

Sampul kitab haditsSahih Bukhari

Periwayat Hadits yang diterima oleh Muslim

1. Shahih Bukhari, disusun oleh Bukhari (194-256 H)

2. Shahih Muslim, disusun oleh Muslim (204-262 H)

3. Sunan Abu Daud, disusun oleh Abu Dawud (202-275 H)

4. Sunan at-Turmudzi, disusun oleh At-Turmudzi (209-279 H)

5. Sunan an-Nasa'i, disusun oleh an-Nasa'i (215-303 H)

6. Sunan Ibnu Majah, disusun oleh Ibnu Majah (209-273).

7. Imam Ahmad bin Hambal

8. Imam Malik

9. Ad-Darimi

Periwayat Hadits yang diterima oleh Muslim Syi'ah

Muslim Syi'ah hanya mempercayai hadits yang diriwayatkan oleh keturunan Muhammad saw, melalui Fatimah az-Zahra, atau oleh pemeluk
Islam awal yang memihak Ali bin Abi Thalib. Syi'ah tidak menggunakan hadits yang berasal atau diriwayatkan oleh mereka yang menurut
kaum Syi'ah diklaim memusuhi Ali, seperti Aisyah, istri Muhammad saw, yang melawan Ali pada Perang Jamal.

Ada beberapa sekte dalam Syi'ah, tetapi sebagian besar menggunakan:

 Ushul al-Kafi

 Al-Istibshar

 Al-Tahdzib

 Man La Yahduruhu al-Faqih


Pembentukan dan Sejarahnya
Hadits sebagai kitab berisi berita tentang sabda, perbuatan dan sikap Nabi Muhammad sebagai Rasul. Berita tersebut didapat dari para
sahabat pada saat bergaul dengan Nabi. Berita itu selanjutnya disampaikan kepada sahabat lain yang tidak mengetahui berita itu, atau
disampaikan kepada murid-muridnya dan diteruskan kepada murid-murid berikutnya lagi hingga sampai kepada pembuku Hadits. Itulah
pembentukan Hadits.

Masa Pembentukan Al Hadist

Masa pembentukan Hadits tiada lain masa kerasulan Nabi Muhammad itu sendiri, ialah lebih kurang 23 tahun. Pada masa ini Al Hadits
belum ditulis, dan hanya berada dalam benak atau hafalan para sahabat saja.

Masa Penggalian

Masa ini adalah masa pada sahabat besar dan tabi'in, dimulai sejak wafatnya Nabi Muhammad pada tahun 11 H atau 632 M. Pada masa ini
Al Hadits belum ditulis ataupun dibukukan. Seiring dengan perkembangan dakwah, mulailah bermunculan persoalan baru umat Islam yang
mendorong para sahabat saling bertukar Al Hadits dan menggali dari sumber-sumber utamanya.

Masa Penghimpunan

Masa ini ditandai dengan sikap para sahabat dan tabi'in yang mulai menolak menerima Al Hadits baru, seiring terjadinya tragedi perebutan
kedudukan kekhalifahan yang bergeser ke bidang syari'at dan 'aqidah dengan munculnya Al Hadits palsu. Para sahabat dan tabi'in ini
sangat mengenal betul pihak-pihak yang melibatkan diri dan yang terlibat dalam permusuhan tersebut, sehingga jika ada Al Hadits baru
yang belum pernah dimiliki sebelumnya diteliti secermat-cermatnya siapa-siapa yang menjadi sumber dan pembawa Al Hadits itu. Maka
pada masa pemerintahan Khalifah 'Umar bin 'Abdul 'Aziz sekaligus sebagai salah seorang tabi'in memerintahkan penghimpunan Al Hadits.
Masa ini terjadi pada abad 2 H, dan Al Hadits yang terhimpun belum dipisahkan mana yang merupakan Al Hadits marfu' dan mana yang
mauquf dan mana yang maqthu'.

Masa Pendiwanan dan Penyusunan

Abad 3 H merupakan masa pendiwanan (pembukuan) dan penyusunan Al Hadits. Guna menghindari salah pengertian bagi umat Islam
dalam memahami Hadits sebagai prilaku Nabi Muhammad, maka para ulama mulai mengelompokkan Hadits dan memisahkan kumpulan
Hadits yang termasuk marfu' (yang berisi perilaku Nabi Muhammad), mana yang mauquf (berisi prilaku sahabat) dan mana yang maqthu'
(berisi prilaku tabi'in). Usaha pembukuan Al Hadits pada masa ini selain telah dikelompokkan (sebagaimana dimaksud diatas) juga dilakukan
penelitian Sanad dan Rawi-rawi pembawa beritanya sebagai wujud tash-hih (koreksi/verifikasi) atas Al Hadits yang ada maupun yang
dihafal. Selanjutnya pada abad 4 H, usaha pembukuan Hadits terus dilanjutkan hingga dinyatakannya bahwa pada masa ini telah selesai
melakukan pembinaan maghligai Al Hadits. Sedangkan abad 5 hijriyah dan seterusnya adalah masa memperbaiki susunan kitab Al Hadits
seperti menghimpun yang terserakan atau menghimpun untuk memudahkan mempelajarinya dengan sumber utamanya kitab-kitab Al Hadits
abad 4 H.

Kitab-kitab Hadits
Berdasarkan masa penghimpunan Al Hadits

Abad ke 2 H

Beberapa kitab yang terkenal :

1. Al Muwaththa oleh Malik bin Anas

2. Al Musnad oleh As Syafi'i (tahun 150 - 204 H / 767 - 820 M)

3. Mukhtaliful Hadist oleh As Syafi'i

4. Al Jami' oleh Abdurrazzaq Ash Shan'ani

5. Mushannaf Syu'bah oleh Syu'bah bin Hajjaj (tahun 82 - 160 H / 701 - 776 M)
6. Mushannaf Sufyan oleh Sufyan bin Uyainah (tahun 107 - 190 H / 725 - 814 M)

7. Mushannaf Al Laist oleh Al Laist bin Sa'ad (tahun 94 - 175 / 713 - 792 M)

8. As Sunan Al Auza'i oleh Al Auza'i (tahun 88 - 157 / 707 - 773 M)

9. As Sunan Al Humaidi (wafat tahun 219 H / 834 M)


Dari kesembilan kitab tersebut yang sangat mendapat perhatian para 'lama hanya tiga, yaitu Al Muwaththa', Al Musnad dan
Mukhtaliful Hadist. Sedangkan selebihnya kurang mendapat perhatian akhirnya hilang ditelan zaman.

Abad ke 3 H

 Musnadul Kabir oleh Ahmad bin Hambal dan 3 macam lainnya yaitu Kitab Shahih, Kitab Sunan dan Kitab Musnad yang
selengkapnya :

1. Al Jami'ush Shahih Bukhari oleh Bukhari (194-256 H / 810-870 M)

2. Al Jami'ush Shahih Muslim oleh Muslim (204-261 H / 820-875 M)

3. As Sunan Ibnu Majah oleh Ibnu Majah (207-273 H / 824-887 M)

4. As Sunan Abu Dawud oleh Abu Dawud (202-275 H / 817-889 M)

5. As Sunan At Tirmidzi oleh At Tirmidzi (209-279 H / 825-892 M)

6. As Sunan Nasai oleh An Nasai (225-303 H / 839-915 M)

7. As Sunan Darimi oleh Darimi (181-255 H / 797-869 M)

Imam Malik imam Ahmad

Abad ke 4 H

1. Al Mu'jamul Kabir oleh Ath Thabarani (260-340 H / 873-952 M)

2. Al Mu'jamul Ausath oleh Ath Thabarani (260-340 H / 873-952 M)

3. Al Mu'jamush Shaghir oleh Ath Thabarani (260-340 H / 873-952 M)

4. Al Mustadrak oleh Al Hakim (321-405 H / 933-1014 M)

5. Ash Shahih oleh Ibnu Khuzaimah (233-311 H / 838-924 M)

6. At Taqasim wal Anwa' oleh Abu Awwanah (wafat 316 H / 928 M)

7. As Shahih oleh Abu Hatim bin Hibban (wafat 354 H/ 965 M)

8. Al Muntaqa oleh Ibnu Sakan (wafat 353 H / 964 M)

9. As Sunan oleh Ad Daruquthni (306-385 H / 919-995 M)

10. Al Mushannaf oleh Ath Thahawi (239-321 H / 853-933 M)

11. Al Musnad oleh Ibnu Nashar Ar Razi (wafat 301 H / 913 M)

Abad ke 5 H dan selanjutnya

 Hasil penghimpunan

 Bersumber dari kutubus sittah saja

1. Jami'ul Ushul oleh Ibnu Atsir Al Jazari (556-630 H / 1160-1233 M)

2. Tashiful Wushul oleh Al Fairuz Zabadi (? - ? H / ? - 1084 M)

 Bersumber dari kkutubus sittah dan kitab lainnya, yaitu Jami'ul Masanid oleh Ibnu Katsir (706-774 H / 1302-1373 M)
 Bersumber dari selain kutubus sittah, yaitu Jami'ush Shaghir oleh As Sayuthi (849-911 H / 1445-1505 M)

 Hasil pembidangan (mengelompokkan ke dalam bidang-bidang)

 Kitab Al Hadits Hukum, diantaranya :

1. Sunan oleh Ad Daruquthni (306-385 H / 919-995 M)

2. As Sunannul Kubra oleh Al Baihaqi (384-458 H / 994-1066 M)

3. Al Imam oleh Ibnul Daqiqil 'Id (625-702 H / 1228-1302 M)

4. Muntaqal Akhbar oleh Majduddin Al Hirani (? - 652 H / ? - 1254 M)

5. Bulughul Maram oleh Ibnu Hajar Al Asqalani (773-852 H / 1371-1448 M)

6. 'Umdatul Ahkam oleh 'Abdul Ghani Al Maqdisi (541-600 H / 1146-1203 M)

7. Al Muharrar oleh Ibnu Qadamah Al Maqdisi (675-744 H / 1276-1343 M)

 Kitab Al Hadits Akhlaq

1. At Targhib wat Tarhib oleh Al Mundziri (581-656 H / 1185-1258 M)

2. Riyadhus Shalihin oleh Imam Nawawi (631-676 H / 1233-1277 M)

 Syarah (semacam tafsir untuk Al Hadist)

1. Untuk Shahih Bukhari terdapat Fathul Bari oleh Ibnu Hajar Asqalani (773-852 H / 1371-1448 M)

2. Untuk Shahih Muslim terdapat Minhajul Muhadditsin oleh Imam Nawawi (631-676 H / 1233-1277 M)

3. Untuk Shahih Muslim terdapat Al Mu'allim oleh Al Maziri (wafat 536 H / 1142 M)

4. Untuk Muntaqal Akhbar terdapat Nailul Authar oleh As Syaukani (wafat 1250 H / 1834 M)

5. Untuk Bulughul Maram terdapat Subulussalam oleh Ash Shan'ani (wafat 1099 H / 1687 M)

 Mukhtashar (ringkasan)

1. Untuk Shahih Bukhari diantaranya Tajridush Shahih oleh Al Husain bin Mubarrak (546-631 H / 1152-1233 M)

2. Untuk Shahih Muslim diantaranya Mukhtashar oleh Al Mundziri (581-656 H / 1185-1258 M)

 Lain-lain

1. Kitab Al Kalimuth Thayyib oleh Ibnu Taimiyah (661-728 H / 1263-1328 M) berisi hadits-hadits tentang doa.

2. Kitab Al Mustadrak oleh Al Hakim (321-405 H / 933-1014 M) berisi Al Hadits yang dipandang shahih menurut syarat
Bukhari atau Muslim dan menurut dirinya sendiri.

Beberapa istilah dalam ilmu hadits


Berdasarkan siapa yang meriwayatkan, terdapat beberapa istilah yang dijumpai pada ilmu hadits antara lain:

 Muttafaq Alaih (disepakati atasnya) yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sumber sahabat
yang sama, dikenal dengan Hadits Bukhari dan Muslim

 As Sab'ah berarti tujuh perawi yaitu: Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Turmudzi, Imam Nasa'i
dan Imam Ibnu Majah

 As Sittah maksudnya enam perawi yakni mereka yang tersebut diatas selain Ahmad bin Hambal

 Al Khamsah maksudnya lima perawi yaitu mereka yang tersebut diatas selain Imam Bukhari dan Imam Muslim

 Al Arba'ah maksudnya empat perawi yaitu mereka yang tersebut di atas selain Ahmad, Imam Bukhari dan Imam Muslim
 Ats Tsalatsah maksudnya tiga perawi yaitu mereka yang tersebut di atas selain Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim dan Ibnu
Majah.

Referensi

 Introduction to the Science of Hadith Classification by Shaikh (Dr.) Suhaib Hassan

 Pengetahuan Dasar tentang Pokok-pokok Ajaran Islam (A/B) oleh Mh. Amin Jaiz

 Metodologi Kritik Matan Hadis oleh Dr. Salahudin ibn Ahmad al-Adlabi, terjamahan, ISBN 979-578-047-6

ARBA'IN NAWAWIYAH

HADIST KE - 1

PAHALA AMAL TERGANTUNG NIATNYA

Amirul Mukminin Abi Hafsh, Umar bin Khathab r.a. berkata : Saya mendengar Rasulullah Saw bersabda : " Sesungguhnya amal
perbuatan itu tergantung pada niatnya dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang ia niatkan. Barang siapa menuju Allah dan Rasul-Nya,
ia akan sampai kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa hijrah menuju dunia yang akan diperolehnya atau menuju wanita yang akan
dinikahinya, ia akan mendapatkan apa yang dituju." ( Diriwayatkan oleh dua orang ahli Hadist : Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin
Mughirah bin Bardaubah Al-buhari dan Abul Husain Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Quraisyi An-Naisaburi, dalam kedua kitab yang paling
sahih diantara semua kitab hadist)

HADIST KE - 2

IMAN, ISLAM DAN IHSAN

Umar r.a berkata : Kami sedang berada di majelis bersama Rasulullah Saw. pada suatu hari, tiba-tiba tampaklah dihadapan kami  seorang
laki-laki yang berpakaian sangat putih, berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan dan tidak seorangpun
diantara kami yang mengenalnya. Lalu duduklah ia dihadapan Rasulullah Saw, kemudian menyandarkan lututnya pada lutut Nabi dan
meletakkan tangannya diatas paha Nabi. selanjutnya ia berkata," Hai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam!" Rasulullah Saw.
menjawab," Islam itu engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan sesunnguhnya Muhammad itu utusan Allah,
engkau mendirikan shalat, mengeluarkan Zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengerjakan haji ke Baitullah jika engkau mampu
melakukannya." Orang itu berkata,"Engkau benar." Kamipun heran, ia bertanya lalu membenarkan.

Orang itu berkata lagi," Beritahukan kepadaku tentang iman!" Nabi Saw. menjawab, " Engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-
Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada utusan-utusanya, kepada hari kiamat, dan kepada takdir, yang baik maupun yang buruk. " Berkatalah
orang tadi,"Engkau benar."

Orang itu berkata lagi,"Beritahukan kepadaku tentang Ihsan!" Nabi Saw. berkata, " engkau beribadah kepada Allah, seakan-akan engaku
melihat-Nya. Jika engaku tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia pasti melihatmu."Orang itu berkata lagi,"Beritahukan kepadaku tentang
kiamat." Nabi Saw. menjawab," Orang yang ditanya tentang itu tidak lebih tahu daripada yang ditanya."

Selanjutnya orang itu berkata lagi," beritahukan kepadaku tentang tanda-tanda." Nabi Saw. menjawab," jika hamba perempuan telah
melahirkan tuan putrinya; jika engkau melihat orang-orang yang tak beralas kaki, tak berbaju, miskin, dan pengembala kambing, berlomba-
lomba dalam mendirikan bangunan."

Kemudian pergilah ia. Beberapa saat kemudian Nabi berkata kepadaku," Wahai Umar, tahukah engkau siapakah yang bertanya itu?" saya
menjawab, " Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Nabi berkata," Dia adalah Jibril. Ia datang kepadaku untuk mengajarkan kepadamu
agamamu." (diriwayatkan oleh Imam Muslim)

 
HADIST KE - 3

RUKUN ISLAM YANG LIMA 

Abu Abdurrahaman Abdullah bin Umar bin Khatab r.a berkata : Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda," Islam didirikan atas lima
perkara, yaitu Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat,
mengerjakan haji ke Baitullah dan berpuasa pada bulan Ramadhan." ( Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim).

HADIST KE - 4

TAHAP PENCIPTAAN MANUSIA DAN GARIS TAKDIRNYA

Abu Abdurrahaman Abdullah bin Mas'ud r.a.berkata bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda - dialah yang benar lagi dibenarkan," 
Sesungguhnya, tiap-tiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nuthfah,kemudian menjadi 'alaqah
selama itu juga, kemudian menjadi mudhghah selama itu juga, kemudian diutuslah malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya. Lalu
diperintahkan untuk menuliskan empat kata : rezekinya, amalnya, dan celaka atau bahagianya.

Maka demi Allah yang tiada Tuhan selain-Nya, ada seseorang diantara kalian mengerjakan amalan ahli surga, sehingga tiada jarak antara
dirinya dengan surga kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan (Allah), lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka, ia pun
masuk neraka.

Ada seseorang diantara kalian mengerjakan amalan ahli Neraka, sehingga tiada jarak antara dirinya dengan Neraka kecuali sehasta saja.
kemudian ia didahului oleh ketetapan (Allah), lalu ia melakukan perbuatan ahli Surga, ia pun masuk Surga. ( Diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Muslim).

HADIS KE - 5

AMALAN YANG TERTOLAK

Ummul Mukminin, Ummu Abdillah Aisyah r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda," Barang siapa membuat-buat dalam urusan
(agama) kami ini amalan yang bukan bagian dari dirinya, ia tertolak." ( Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat Muslim disebutkan," Barang siapa mengerjakan suatu amal yang bukan berdasar perintah kami, ia tertolak."

HADIS KE - 6

YANG HALAL DAN YANG HARAM 

Abu Abdullah Nu'man bin Basyir r.a. berkata Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda," Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang
haram itu jelas, dan diantara keduanya ada perkara yang samar-samar, kebanyakan akan manusia tidak mengetahuinya. Maka barang
siapa menjaga dirinya dari yang samar-samar itu, berarti ia telah membersihkan agama dan kehormatannya, dan barang siapa yang jatuh
dalam wilayah yang samar-samar, ia telah jatuh dalam wilayah yang haram; seperti pengembala yang berada disekeliling batas tanah
gembalaan, lalu masuk kedalamnya.

Ingatlah bahwa setiap raja memiliki padang gembalaan dan ingatlah bahwa 'padang gembalaan' Allah adalah apa-apa yang diharamkan-
Nya. Ingatlah bahwa dalam jasad ada segumpal daging, jika ia baik, baiklah jasad seluruhnya; jika ia rusak, rusaklah jasad seluruhnya.
Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati."( Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim).

HADIS KE -7

AGAMA ITU NASEHAT


Diriwayatkan dari Abu Ruqayah Tamim bin Aus Ad-Daari r.a.Sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda, " Agama itu nasehat." Kami
bertanya, 'Untuk siapa?" Beliau menjawab, untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan umumnya
mereka."(Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim)

HADIS KE - 8

KEHORMATAN SEORANG MUSLIM

Ibnu Umar r.a. berkata bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw.bersabda,"Saya diutus untuk memerangi manusia sehingga mereka bersaksi
bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan Shalat, dan mengeluarkan zakat. Apabila
mereka mengerjakan hal itu terpeliharalah dariku darah dan hartanya, kecuali dengan hak Islam, sedang perhitungan mereka terserah
kepada Allah Swt."( Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim)

ARBA'IN NAWAWIYAH - 2

HADITS KE – 9

JAUHI LARANGAN DAN TUNAIKAN PERINTAH

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a bahwa Abdurrahman bin Shakr berkata : Saya mendengar Rasulullah
Saw. Bersabda, “Apa pun yang saya larang untuk kalian lakukan, jauhilah; dan apapun yang saya
perintahkan untuk kalian lakukan, kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya yang membinasakan
orang-orang sebelum kalian adalah banyaknya pertanyaan dan perselisihan mereka terhadap nabi-nabi
mereka. “ (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim)

HADITS KE – 10

TIDAK DITERIMA KECUALI YANG BAIK

Abu Hurairah r.a berkata bahwa Rasulullah Saw. Bersabda, “Sesungguhnya Allah itu maha baik, tidak
menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin
sebagaimana Dia memerintahkan kepada para rasul. Allah Swt. Berfirman, ‘Hai para rasul, makanlah
segala sesuatu yang baik dan lakukanlah pekerjaan yang baik. ‘Dia juga berfirman, makanlah apa-apa
yang baik dari yang telah Kami rezekikan kepadamu. ‘Kemudian Rasulullah Saw. Menceritakan perihal
seseorang yang menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut masai dan penuh debu. Dia menadahkan
kedua tangannya ke langit sembari berkata, ‘Wahai Tuhan! Wahai Tuhan! Sedangkan makanannya
haram, dan perutnya dikenyangkan dengan makanan haram, maka bagaimana mungkin permohonannya
dikabulkan?’ ‘(Diriwayatkan oleh Imam Muslim)

HADITS KE – 11

TINGGALKAN YANG MERAGUKAN

Abu Muhammad Hasan bin Ali Bin Abi Thalib, cucu dan kesayangan Rasulullah Saw, berkata: Saya hafal
salah satu dari sabda Rasulullah Saw, “Tinggalkan apa yang meragukanmu dan kerjakanlah apa yang
tidak meragukanmu.’ “(Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Nasa’i. Tirmidzi berkata, “Ini Hadits hasan lagi
sahih.”)

HADITS KE – 12
KESEMPURNAAN ISLAM SESEORANG 

Abu Hurairah r.a berkata bahwa Rasulullah Saw. Telah bersabda, “Sebagian dari kebaikan keislaman
seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.” (Hadits hasan diriwayatkan oleh
Tirmidzi dan lainnya)

HADITS KE – 13

CINTA SAUDARA PERTANDA IMAN

Abu Hamzah Anas bin Malik r.a., pelayan Rasulullah Saw., bersabda, “Tidak beriman seseorang di
antara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri.” (Diriwayatkan oleh
Imam Bukhari dan Muslim)

HADITS KE – 14

HALALNYA DARAH SEORANG MUSLIM

Ibnu Mas’ud r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw. Bersabda, “Tidak halal darah seorang Muslim yang
bersaksi bahwa tidak ada sesembahan selain Allah dan aku adalah utusan Allah-kecuali karena salah
satu dari tiga hal: berzina padahal ia sudah menikah, membunuh orang, meninggalkan agamanya, dan
memisahkan diri dari jamaah.” (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim)

HADITS KE – 15

BERKATA YANG BAIK ATAU DIAM 

Abu Hurairah r.a. berkata bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw. Bersabda, “Barangsiapa beriman
kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam; barangsiapa beriman kepada Allah dan
hari akhir, hendaklah menghormati tetangganya; dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaklah menghormati tamunya.” (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim)

HADITS KE – 16

JANGAN MARAH 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa seorang laki-laki berkata kepada Nabi Saw., “Berilah wasiat
kepadaku.”Nabi Saw. Bersabda, “Jangan marah.”Beliau mengulanginya beberapa kali dan bersabda,
“Jangan marah.” (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari)

HADITS KE – 17

KEBAIKAN PADA SEGALA SESUATU

Abu Ya’la bin Aus r.a. meriwayatkan dari Rasulullah Saw. Bahwa beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah
telah menetapkan kebaikan atas segala sesuatu. Karena itu, jika engkau membunuh (dalam
peperangan), bunuhlah dengan baik; jika kamu menyembelih, sembelihlah dengan baik. Hendaklah
seseorang dari kalian menajamkan pisaunya dan menyenangkan (tidak menyiksa) hewan
sembelihannya.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim)

  
HADITS KE – 18

BERTAKWALAH DI MANA PUN KAU BERADA 

Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman Mu’adz bin Jabal r.a. meriwayatkan bahwa
Rasulullah Saw. Bersabda, “Bertakwalah kepada Allah dimana dan kapan pun engkau berada. Iringilah
segera kejahatan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu menghapusnya, dan pergaulilah sesama
manusia dengan budi pekerti yang baik” (Diriwayatkan oleh Tirmidzi, bahwa ia berkata, “Itu adalah hadits
hasan,” dan dalam sebagian kitab disebutkan sebagai hasan lagi sahih.)

  

HADITS KE – 19

JAGALAH ALLAH, ALLAH MENJAGAMU 

Abu Abbas, Abdullah bin Abbas r.a. berkata: Saya pernah berada di belakang Nabi Saw. Pada suatu
hari. Beliau besabda, “Wahai anak, saya hendak mengajarimu beberapa kalimat, ‘jagalah Allah niscaya
Allah menjagamu; jagalah Allah niscaya engkau mendapati-Nya bersamamu; jika engkau meminta,
mintalah kepada Allah; jika engkau minta tolong,minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah bahwasannya,
jika umat manusia bersatu untuk memberimu manfaat dengan sesuatu, mereka tidak dapat
melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka bersatu untuk
mencelakakanmu dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran-
lembaran telah mengering (tintanya).’” (Diriwayatkan oleh Tirmidzi. Ia berkata, “Itu hadits hasan lagi
shalih.”)

Dalam riwayat selain Tirmidzi disebutkan. “Jagalah Allah niscaya engkau mendapati-Nya di hadapanmu;
kenalilah Allah di waktu lapang niscaya Dia mengenalmu di saat sulit. Kethuilah bahwa apa yang luput
darimu tidak bakal mengenaimu, dan apa yang mengenaimu tidak bakal luput darimu. Ketahuilah bahwa
bersama kesabaran ada kemenangan; bersama kesusahan ada jalan keluar; dan bersama kesulitan ada
kemudahan.”

HADITS KE – 20

BERBUATLAH SESUKAMU 

Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al-Anshari Al-Badri berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda,
“Sesungguhnya sebagian dari apa yang telah dikenal orang dari ungkapan kenabian yang pertama
adalah, ‘Jika engkau tidak malu, berbuatlah sekehendakmu.” (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari)

HADITS KE – 21

ISTIQAMALAH

Abu Amr-ada yang menyebut Abu Amrah-Sufyan bin Abdullah Ats-Tsaqafi r.a. berkata, “Wahai
Rasulullah,katakanlah kepadaku satu ungkapan tentang Islam, yang saya tidak memintanya kepada
seorang pun kecuali kepadamu.”Rasulullah Saw. Bersabda, “Katakan, ‘Aku beriman kepada Allah.
‘Kemudian istiqamahlah. “(Diriwayatkan oleh Muslim)

HADITS KE – 22

APAKAH SAYA MASUK SURGA?


Diriwayatkan oleh Abu Abdullah Jabir bin Abdullah Al-Anshar r.a. bahwa seseorang bertanya kepada Ra-
sulullah Saw. Ia berkata, “Bagaimana pendapatmu jika saya melakukan shala-shalat fardhu, berpuasa
pada bulan Ramadhan, menghalalkan yang halal,dan mengharamkan yang haram, serta tidak
menambahkan selain itu sedikitpun, apakah saya masuk surga? “Nabi manjawab, “Ya.” (Diriwayatkan
oleh Muslim)

Makna “mangharamkan yang haram” adalah menjauhinya, sedangkan “menghalalkan yang halal” artinya
melaksanakannya dengan penuh keyakinan akan kehalalannya.

HADITS KE – 23

KESUCIAN SEBAGIAN DARI IMAN 

Abu Malik Al-Haritsi bin Ashim Al-Asy’ari r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw. Bersabda, “Kesucian itu
sebagian dari iman, ‘alhamdulillah’ memenuhi timbangan, ‘subhanallah walhamdulillah’ memenuhi ruang
antara langit dan bumi, shalat itu cahaya, sedekah itu bukti, sabar itu pantulan, Al-Quran itu hujah yang
membela atau menghujatmu. Setiap manusia bekerja. Ada yang menjual dirinya; ada yang
membebaskan dirinya; ada pula yang menghancurkan dirinya.”(Diriwayatkan oleh Imam Muslim)

HADITS KE – 24

WAHAI HAMBA-KU, KUHARAMKAN KEZALIMAN

Abu Dzar Al-Ghifari r.a. meriwayatkan dari Nabi Saw, menurut apa yang diriwayatkan dari Tuhannya
(Allah) ‘Azza wa Jalla, sesungguhnya Dia berfirman, “Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku
mangharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikannya haram atas kalian, maka janganlah kalian
saling menzalimi.

Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian adalah orang-orang lapar, kecuali yang telah Aku berikan, maka
mintalah makan kepada-Ku niscaya Kuberi.

Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian adalah orang-orang telanjang, kecuali yang telah Kuberi pakaian,
maka mintalah pakaian kepada-Ku niscaya Kuberi.

Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian selalu berbuat siang dan malam dan Aku mengampuni semua
dosa, maka mintalah ampun kepada-Ku niscaya Kuberi.

Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian mungkin dapat menimpahkan kecelakaan pada-Ku dan tidak
juga dapat memberi kemanfaatan.

Wahai hamba-Ku, jika orang-orang terdahulu dan orang-orang terkini kalian, juga umat manusia dan para
jin, semuanya bertakwa seperti setakwa-takwa seseorang diantara kalian, maka hal itu tidak menambah
keagungan-Ku sedikit pun.

Wahai hamba-Ku, jika orang-orang terdahulu dan orang-orang terkini kalian, juga umat manusia dan para
jin, semuanya berbuat jahat seperti sejahat-jahat seseorang di antara kalian maka hal itu tidak
mengurangi keagungan-Ku sedikit pun.

Wahai hamba-Ku, jika orang-orang terdahulu dan orang-orang terkini kalian, juga umat manusia dan para
jin, semuanya berada di satu tempat untuk meminta kepada-Ku, dan Aku penuhi permintaan setiap
mereka, hal itu tidaklah mengurangi milik-Ku sedikit pun, kecuali seperti sebatang jarum yang terkena air
tatkala dicelupkan di lautan.
Wahai hamba-Ku, sesungguhnya semua itu adalah perbuatanmu. Aku catat semuanya untukmu
kemudian Kubalas ia. Maka barangsiapa mendapat-kan kebaikan, hendaklah memuji Allah, dan barang-
siapa mendapatkan selain itu, janganlah menyalah-kan kecuali dirinya sendiri. “(Diriwayatkan oleh Imam
Muslim)

ARBA'IN NAWAWIYAH - 3

HADITS KE – 25

ORANG KAYA PERGI MEMBAWA BANYAK PAHALA

Abi Dzar r.a. berkata: Sekelompok sahabat berkata kepada Rasulullah Saw, “Wahai Rasulullah, orang-
orang kaya pergi membawa banyak pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa
sebagaimana kami berpuasa, namun mereka dapat bersedekah dengan kelebihan hartanya.”Nabi Saw.
Bersabda,”Bukankah Allah telah menjadikan untukmu sesuatu yang dapat disedekahkan? (Yakni) bahwa
setiap kali tasbih (bacaan subhnallah) adalah sedekah, setiap kali tahmid (bacaan alhamdulillah) adalah
sedekah,setiap kali tahlil (bacaan la ilaha ilallah) adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah
sedekah, melarang kemungkaran adalah sedekah, dan jimaknya salah seorang diantara kalian juga
adalah sedekah.”Mereka bertanya,”Wahai Rasulullah,apakah jika salah seorang dari kami memenuhi
hajat syahwatnya berpahala? “Rasulullah Saw. Menjawab, “Menurutmu ,bukanlah jika ia menyalurkan
syahwatnya pada yang haram berdosa? Maka demikian pula apabila ia menyalurkannya pada yang halal,
ia mendapatkan pahala.” (Diriwayatkan pada yang halal,ia mendapatkan pahala.” (Diriwayatkan oleh
Imam Muslim) 

HADITS KE – 26

SEDEKAH BAGI SETIAP RUAS TULANG 

Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw. Bersabda, “Setiap ruas tulang manusia harus dise-
dekahi setiap hari selama matahari masih terbit. Engkau mendamaikan dua orang (yang berselisih)
adalah sedekah,menolong sese-orang dengan mem-bantunya menaiki kendaraan atau mengangkatkan
barangnya ke atas kendaraan adalah sedekah,kata-kata yang baik adalah sedekah,setiap langkah kaki
yang kau ayunkan untuk shalat adalah sedekah,dan engkau menyingkirkan aral dari jalan adalah juga
sedekah. “(Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim)

HADITS KE – 27

KEBAIKAN DAN DOSA 

Nawas bin Sam’an r.a. meriwayatkan dari Nabi Saw., beliau bersabda, “Kebaikan adalah akhlak yang
baik, sedangkan dosa adalah segala hal yang mengusik jiwamu dan engkau tidak suka jika orang lain
meli-hatnya. “(Diriwayatkan oleh Imam Muslim)

Wabishah bin Ma’bad r.a. berkata: Saya datang kepada Rasulullah Saw., beliau bersabda, “Apakah
engkau da-tang untuk bertanya tentang kebaikan?” Saya menjawab, “Benar.”Beliau bersabda, “Mintalah
fatwa kepada hatimu sendiri. Kebaikan adalah apa-apa yang menente-ramkan jiwa dan hati, sedangkan
dosa adalah apa-apa yang mengusik jiwa dan meragukan hati, meskipun orang-orang memberi fatwa
yang mem-benarkanmu.”

Ini adalah hadits yang kami riwayatkan dari dua imam, yaitu Imam Ahmad bin Hambal dan Imam Ad-
Darami dengan sanad hasan.
HADITS KE – 28

NASIHAT PERPISAHAN 

Abu Najih Irbad bin Sariah r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw. Menasihati kita dengan nasihat
perpisahan yang menggetarkan hati dan mebuat air mata jatuh bercucuran. Kami bertanya, “Wahai
Rasulullah, sepertinya ini nasihat perpisahan, karenanya berilah kami wasiat. “Nabi Saw. Bersabda,
“Saya memberi wasiat kepadamu agar tetap bertaqwa kepada Allah ‘Azza wa jalla,mendengar,dan
taat,walaupun yang memerintahmu adalah seorang hamba sahaya. Sesungguhnya,barangsiapa di antara
kalian masih hidup niscaya bakal menyaksikan banyak perselisihan. Karena itu berpegangteguhlah
kepada Sunahku dan sunah khulufaurrasyidin yang lurus. Gigitlah ia dengan gerahammu. Jauhilah hal-
hal baru karena seseungguhnya semua bid’ah itu sesat. “(Diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tarmidzi,ia
berkata, “Hadits ini hasan lagi sahih.”)

HADITS KE – 29

AMALAN YANG MENGANTARKAN KE SURGA 

Mu’adz bin Jabal berkata, “Wahai Rasulullah,beritahukan kepadaku tentang suatu amal yang dapat
memasukkanku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka. “Nabi Saw. Menjawab, “Engkau
bertanya tentang perkara yang besar.Namun sesungguhnya ia mudah bagi orang yang dimudahkan oleh
Allah Swt. Sembahlah Allah dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, kerjakanlah
shalat,keluarkanlah zakat,berpuasalah pada bulan Ramadhan, dan kerjakanlah ibadah haji ke Baitullah.
“Kemudian beliau bersabda, “Inginkah engkau kuberi petunjuk akan pintu-pintu kebaikan? Puasa sebagai
perisai, sedekah sebagai amal yang menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api,dan
shalatnya seseorang di tengah malam.”Kemudian beliau membaca ayat di surat As-Sajdah:16 “Lambung
mereka jauh dari tempat tidurnya,sedangkan mereka berdoa kepada Tuhannya dengan harap-harap
cemas, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka”). Kemudian
beliau bersabda, “Maukah engkau kuberitahu tentang pokok urusan tiang,dan mahkotanya? “Saya
menjawab, “Mau,wahai Rasulullah. “Rasulullah Saw. Bersabda, Pokok urusan adalah Islam, tiangnya
adalah shalat,dan mahkotanya adalah jihad. “Kemudian beliau bersabda, “Maukah engkau kuberitahu
tentang kunci dari semua perkara itu?” Saya menjawab, “Mau, wahai Rasulullah.” Beliau lalu memegang
lidahnya dan bersabda, “Jagalah ini.”Saya berkata, “Wahai Nabi Allah,adakah kita dihisab atas apa yang
kita katakan?” Beliau bersabda, “Celakalah engkau. Bukankah tidak ada yang menjerumus-kan orang ke
dalam neraka selain buah dari ucapannya?”(Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan ia berkata, “Hadits ini hasan
lagi sahih.”) 

HADITS KE – 30

ALLAH TELAH MENETAPKAN KEWAJIBAN 

Abu Tsa’labah Al-Khusyani Jurtsum bin Nasyir r.a. meriwayatkan dari Rasulullah Saw., beliau bersabda,
“Sesungguhnya Allah Swt. Telah menetapkannya; telah menentukan sanksi-sanksi hukum, janganlah
engkau melanggar; telah pula mengharamkan bebe-rapa hal, maka janganlah engkau jatuh ke dalamnya.
Dia juga mendiamkan beberapa hal – karena kasih sayang kepada kalian bukannya karena lupa – maka
janganlah engkau mencari-carinya.”(Hadits hasan diriwayatkan oleh Ad-Daruquthni dan lain-lain)

HADITS KE – 31

BAGAIMANA DICINTAI ALLAH DAN ORANG LAIN 

Abu Al-Abbas Sahl bin Sa’d As-Sa’idi r.a. berkata bahwa seseorang datang kepada Nabi Saw. Seraya
berkata,”Wahai Rasulullah, tunjukkanlah saya pada suatu pekerjaan yang jika mengerjakannya niscaya
saya dicintai Allah dan dicintai umat manusia. “Rasulullah Saw. Bersabda, “Zuhudlah engkau akan
dunia,nis-caya Allah mencintaimu,dan zuhudlah engkau akan apa yang ada pada manusia,niscaya
mereka mencintaimu.” (Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan lain-lain denagn Sanad yang
baik.)

HADITS KE – 32

TIDAK BOLEH MENIMPAKAN BAHAYA

Abu Sa’id bin Malik bin Sinan Al-Khudri r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw. Bersabda, “Tidak boleh
menimpakan bahaya (kepada orang yang tidak bersalah) dan menimpakan balasan yang
membahayakan (melanggar syariat). “Ada pula yang memakai, “Tidak boleh menimpakan bahaya pada
diri sendiri dan kepada orang lain. “(Hadits hasan diriwa-yatkan oleh Ibnu Majah,Daruqhutni, dan lain-
lain, juga diriwayatkan oleh Malik dalam kitabnya Al-Muwattha’ sebagai hadits mursal, dari Amr bin
Yahya, dari bapaknya,dari Nabi Saw. Dengan begitu dia meniadakan Abi Sa’id. Hadits ini mempunyai
beberapa jalur, tiap-tiap jalur menguatkan jalur yang lain).

HADITS KE – 33

BUKTI BAGI YANG MENUDUH DAN SUMPAH BAGI YANG MENGINGKARI

Ibnu Abbas r.a. meriwayatkan bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda, “Jika semua orang
dipenuhi tuntutannya,niscaya akan ada orang yang menuntut harta benda dan darah satu kaum. Akan
tetapi hendaknya ada bukti bagi orang yang menuduh dan ada sumpah bagi yang mengingkari. “(Hadits
hasan diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dan lain-lain, dan sebagiannya dalam Ash-Shahihain)

HADITS KE – 34

KEHARUSAN MENGUBAH KEMUNGKARAN 

Abu Sa’id Al-Khudri r.a. berkata: Saya mendengar Rasulullah Saw. Bersabda, “Barangsiapa
diantara kalian melihat kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika tidak sanggup
maka dengan lisannya; dan jika tidak sanggup juga maka dengan hatinya. Itu adalah selemah-lemah
iman. “(Diriwa-yatkan oleh Imam Muslim)

ARBA'IN NAWAWIYAH -4

HADITS KE – 35

JANGAN SALING MENDENGKI 

Dari Abu Hurairah r.a berkata : Rasulullah Saw. Bersabda, “Janganlah saling mendengki, saling
menipu,saling membenci,saling membelakangi,dan janganlah sebagian kalian membeli barang yang
telah dibeli orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim adalah
saudara bagi muslim yang lain. Ia tidak patut menzalimi,membohongi,dan merendahkannya. Takwa itu
disini (beliau menunjuk dadanya tiga kali). Cukuplah seseorang dikatakan buruk jika sampai menghina
saudaranya sesama Muslim. Darah,harta,dan ke-hormatan setiap Muslim adalah haram bagi Muslim
yang lain. “(Diriwayatkan oleh Imam Muslim)

HADITS KE -36
BALASAN BAGI ORANG YANG MERINGANKAN BEBAN ORANG LAIN

Abu Hurairah r.a. meriwayatkan dari Nabi Saw. Beliau bersabda, “Barangsiapa melepaskan salah satu
kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allah akan melepaskan salah satu kesusahan hari kiamat
darinya. Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan maka Allah akan
memudahkannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutup aib seorang Muslim maka Allah akan
menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong
saudaranya. Barangsipa menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah;
membaca kitab Allah; dan mempelajarinya bersama-sama,kecuali bahwa ketentraman akan turun kepada
mereka,rahmat (Allah) memenuhi mereka,malaikat menaungi mereka, dan Allah menyebut-nyebut
mereka di hadapan makhluk yang berada di sisi-Nya. Barang siapa cacat amalnya maka nasabnya tidak
akan menyempurnakannya. “(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dengan lafal seperti ini)

HADITS KE -37

PAHALA KEBAIKAN BEERLIPAT GANDA

Ibnu Abas r.a. meriwayatkan dari Rasulullah Saw., beliau meriwaytkan wahyu dari Allah swt., Dia
berfirman, “Sesungguhnya Allah menerapkan kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan kemudian
menerangkannya; barangsiapa berhasrat mengerjakan kebaikan namun tidak jadi mengerjakannya, Allah
mencatat di sisi-Nya satu kebaikan seutuhnya. Jika ia berhasrat mengerjakan kebaikan lalu benar-benar
mengerjaknnya, Allah mencatat nilai kebaikan itu sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat, bahkan
berlipat ganda lagi. Dan barangsiapa berhasrat mengerjakan keburukan namun tidak jadi mengerjaknnya,
Allah mencatat di sisi-Nya kebaikan seutuhnya. Jika ia berhasrat mengerjakan keburukan lalu benar-
benar mengerjakannya, Allah hanya mencatat satu keburukan untuknya.” (Diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Muslim)

HADITS KE – 38

KUIZINKAN IA DIPERANGI 

Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah Saw. Bersabda bahwa Allah Swt. Berfirman, “Barangsiapa
memusuhi wali-Ku, maka Kuizinkan ia diperangi. Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepadaku dengan
sua-tu amal lebih Kusukai daripada jika ia mengerjakan amal yang Kuwajibkan kepadanya. Hamba-Ku
senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika
Aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengaran yang ia mendengar  dengannya, menjadi penglihatan
yang ia melihat dengannya,menjadi tangan yang ia memukul dengannya,sebagai kaki yang ia berjalan
dengannya. Jika ia meminta kepada-Ku pasti Kuberi dan jika ia minta perlindungan kepada-Ku pasti
kulindungi. “(Diriwayatkan oleh Imam Bukhari)

HADITS KE – 39

PERILAKU YANG DIAMPUNI

Ibnu Abbas r.a berkata bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw. Bersabda, “Sesungguhnya Alah
mengampuni beberapa perilaku umatku, yakni keliru, lupa, dan terpaksa. “(Hadits hasan diriwayatkan
oleh Ibnu Majah, Baihaqi, dan lain-lain)

HADITS KE – 40

ORANG ASING DAN PENYEBERANG JALAN 


Ibnu Umar r.a berkata : Suatu saat Rasulullah Saw. Memegang pundakku sembari bersabda, “Jadilah
engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau penye-berang jalan.”

Selanjutnya Ibnu Umar r.a berkata, “Jika engkau di waktu sore janganlah menunggu hingga pagi; jika
engkau di waktu pagi janganlah menunggu hingga sore; pergunakanlah waktu sehatmu sebelum engkau
sakit dan pergunakanlah waktu hidupmu sebelum engkau mati.”(Diriwayatkan oleh Imam Bukhari)

HADITS KE 41

MENGIKUTI AJARAN RASUL 

Abu Muhammad Abdullah bin Amr bin Ash r.a. ber-kata bahwa Rasulullah Saw. Bersabda, “Tidak
beriman seseorang sehingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.”(Hadits sahih,kami
riwayatkan dalam kitab Al-Hujjah dengan sanad yang sahih)

HADITS KE – 42

AKU PENGAMPUN SEGALA DOSA

Anas bin Malik r.a. berkata bahwa ia mendengar Rasulullah Saw. Bersabda bahwa Allah Swt. Berfirman,
“Wahai anak Adam,selagi engkau meminta dan berharap kepada-Ku maka Aku mengampuni segala
dosamu yang telah lalu, dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, jika dosamu sampai setinggi langit lalu
engkau minta ampun kepada-Ku dengan kesalahan seluas bumi lalu engkau menemui-Ku tanpa
menyekutukan sesuatu pun dengan-Ku, niscaya Aku datang padamu dengan ampunan seluas bumi
pula.’ “(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia berkata bahwa hadits ini hasan sahih)

RENUNGAN AYAT DAN HADIST

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. Dan
memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya “ (QS. Ath-Thalaq: 2)

“….Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam
urusannya.” (QS. Ath-Thalaq: 3)

“….Dan Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-
kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya. (QS. Ath-Thalaq: 5 )

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-
Mujadalah:11)

“Barangsiapa yang Allah akan berikan kebaikan kepada seseorang, maka Allah memberi kefahaman
dalam ilmu agama.”(HR. Bukhari Muslim)

”Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan membuka baginya satu jalan
dari jalan-jalan Syurga.” (Hadits hasan)

Anda mungkin juga menyukai